"Silakan masuk Kayla dan pak eh mas" ucap Bela
Rendra dan Kayla masuk ke dalam mengikuti Bela.
"Tante kok sepi sih, memang tante tinggal sendiri?" Tanya Kayla
"Iya tante tinggal sendiri, orang tua tante sudah meninggal" jawab Bela
"Sama dong kayak mamah Kayla, mamah juga sudah meninggal tapi Kayla punya nenek yang baik dan sayang sama Kayla, jadi Kayla merasa punya mamah" ucap Kayla
Bela yang mendengar cerita Kayla langsung melihat ke arah Rendra, pertanyaannya sudah terjawab sekarang. Bahwa Rendra sudah menikah dan istrinya sudah meninggal.
"Tante kapan-kapan main ke rumah Kayla, nanti Kayla kenalkan sama nenek Kayla" ujar Kayla
"Iya nanti tante main ke rumah Kayla” Bela mengusap rambut Kayla
"Kayla duduk dulu ya sama papah, tante mau ambil minuman dulu"
Kayla mengangguk dan duduk di kursi bersama Rendra.
"Di minum mas, Kayla ayo di minum" ujar Bela
"Tante duduk di sini" ucap Kayla menepuk kursi di sebelahnya.
"Tante, tante belum jawab pertanyaan Kayla tadi"
"Memang Kayla tanya apa?"
"Tante maukan Kayla panggil mamah"
"Aduuh kenapa masih ingat, aku bingung harus jawab apa" ucap Bela dalam hati
Bela melihat ke arah Rendra meminta jawaban dari pertanyaan putrinya, karena Bela bingung mau menjawab apa.
"Memang sama papah boleh" ujar Bela
"Cari aman sajalah" ucap Bela dalam hati
Bela takut salah jika mengiyakan permintaan Kayla, namun Bela tak tega kalau harus menolak permintaan Kayla.
"Boleh pah" Kayla melihat ke arah Rendra yang dari tadi hanya diam saja tidak ikut berbicara
"Terserah Kayla saja" jawab Rendra
"Berarti boleh ya, asiiik Kayla punya mamah” ucap Kayla dengan girangnya
Rendra dan Bela hanya diam saja melihat Kayla yang senang dan melompat-lompat.
Tiba-tiba Kayla memeluk Bela membuatnya terkejut dan hampir saja menumpahkan gelas yang ada di depannya.
"Kayla akan cerita sama nenek nanti, pasti nenek juga senang dengarnya." Ujar Kayla
Rendra tersenyum melihat Kayla seperti ini, karena Rendra jarang melihat Kayla sebahagia itu. Rendra tak mau membuat Kayla sedih, meskipun permintaannya sangat konyol dan membuat Rendra pusing. Tapi demi Kayla apa pun akan ia lakukan agar putrinya selalu bahagia.
"Kayla, sudah hampir gelap ayo pulang" ajak Rendra
"Iya pah, mamah Kayla pulang dulu ya besok kita main dan cerita-cerita lagi ya"
"Iya, Kayla hati-hati ya" ujar Bela
"Kan yang menyetir papah, mamah bilang hati-hati papah" ucap Bela
Seketika Bela melototkan matanya. "Bisa-bisanya Kayla menyuruhku berkata seperti itu sama papahnya, aduh mati aku kalo gini terus" ucap Bela dam hati
"Gak apa-apa meski bukan Kayla yang menyetir, kan mamah bilangnya hati-hati, misalnya hati-hati yang jalan, hati-hati yang naik ke dalam mobil" ucap Bela
"Ya sudah ayo pulang Kayla" Rendra menggandeng tangan Kayla
"Saya pamit ya, Assalamualaikum"
"Iya mas, Waalaikumsalam" jawab Bela
Rendra dan Kayla sudah pulang dan Bela masuk ke dalam rumahnya.
"Mimpi apa semalam bisa ada kejadian hari ini, mas mas" ucap Bela manja
"Iih jijik kalo harus bilang mas sama bos galak itu" sambungnya
Bela membersihkan badannya, karena tadi ada Kayla dan Rendra ia tak sempat memasak untuk makan malam. Bela memutuskan untuk mencari makanan di luar, karena sudah malas jika harus memasak.
"Bang nasi gorengnya 1 ya, makan di sini" ujar Bela
"Iya neng" jawab abang penjual nasi goreng
Beberapa menit menunggu, nasi goreng yang dipesan Bela sudah siap, Bela pun langsung memakan dengan lahap. Setelah memakan nasi goreng Bela langsung pulang ke rumahnya, ia sudah lelah dan ingin istirahat di atas kasurnya.
Rendra menemani Kayla tidur, tak sadar Rendra juga ikut terlelap. Mungkin Rendra lelah karena seharian di kantor, tadi pun meeting dan harus mengantar Bela pulang ke rumahnya. Jaraknya cukup jauh dari apartemennya, tapi itu semua permintaan Kayla.
Pagi harinya di rumah Rio yang sudah bangun dan selesai sholat, Ningsih menyiapkan makanan. Surya dari pagi sedang di luar untuk melihat dan mengecek sepedanya, takutnya bannya kempes atau lainnya.
"Ayah ayo makan, makanannya sudah siap" ajak Rio yang menghampiri ayahnya di depan rumah
"Iya nak" jawab Surya
"Ayo yah duduk" ujar Ningsih
"Rio mau ayah antar?" tanya Surya sambil menikmati makanan yang sudah di hidangkan oleh Ningsih
"Tidak usah yah, Rio sudah sembuh jadi kuat jalannya. Rio juga mau jualan nanti, boleh kan yah bu?" tanya Rio
"Kamu benar sudah sehat dan tidak merasa pusing atau lemas?" tanya Ningsih
"Iya bu, Rio sudah benar-benar sehat, ibu tidak usah khawatir kalo semisal nanti Rio merasa pusing Rio akan langsung pulang kok" jawab Rio
"Ya sudah, kamu boleh jualan tapi jangan lama-lama pulangnya ya, kalau bisa pukul 3 sudah di rumah nanti kamu terlalu capek malah sakit lagi" ucap Ningsih
"Iya bu, nanti pukul 3 Rio sudah di rumah" jawab Rio
"Dihabiskan makanannya, biar tenaganya penuh" ucap Surya
Mereka melanjutkan makanannya dan menghabiskannya. Selesai makan, Rio membawa semua piring kotor ke dapur dan mencucinya, sedangkan Surya sudah pamit berangkat karena matahari sudah mulai muncul dan orang-orang akan pergi ke pasar.
Rio juga menyiapkan semua keperluan sekolahnya dan berganti pakaian.
"Bu, Rio berangkat dulu ya" ujar Rio
"Iya nak, hati-hati ya. Ingat kata ibu tadi" ucap Ningsih
"Iya bu, Rio ingat kok, Rio berangkat bu Assalamualaikum" Rio mencium tangan Ningsih
"Iya, Waalaikumsalam" jawab Ningsih
Di pangkalan Surya bersama tukang becak lainnya sedang menunggu penumpang yang keluar dari pasar.
"Kayak ada yang beda nih pak Surya" ujar salah satu tukang becak melirik ke sepatu Surya
"Eh ini pak, dibelikan Rio kemarin" ucap Surya
"Rio anaknya pengertian ya pak, sampai membelikan sepatu baru untuk pak Surya"
"Alhamdulillah pak, Rio anaknya baik"
"Apalagi Rio jualan buat bantu pak Surya, beda sama anak saya palingan kalau bantu cuma bantu ibunya saja" ucapnya
"Rio memang semangat anaknya pak, meski disuruh jangan jualan tetap mau jualan, kalau anak bapak juga pasti rajin dia kan suka bantu ibunya bedanya Rio jualan sendiri kalau anak bapak suka bantu ibunya" jawab Surya
"Iya pak, yang penting anak-anak kita paham sama kita, tidak minta yang aneh-aneh dan merepotkan apalagi minta mainan yang mahal. Pasti tidak mampu kalo belinya"
"Benar pak, anak sudah dapat mengerti keadaan kita sudah sangat bersyukur, apalagi mau membantu" ujar Surya
"Pak antarkan ke rumah ya" ujar ibu-ibu yang baru saja keluar dari pasar membawa belanjaan
"Iya bisa bu, saya antar ibu ini dulu ya pak” ujar Surya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments