“Rumah kamu di mana?” tanya Kayla
“Rumah aku di sana, tidak terlalu jauh dari sini. Tapi kalo jalan kaki lumayan buat tubuh jadi sehat” ujar Rio setengah bercanda
“Kamu gak capek jalan ke sini? Terus sekolah kamu gimana?”
“Kamu kayak wartawan ya, aku kayak orang di televisi ditanya-tanya hehehe”
“Aku ingin tahu saja” “jawab dong” sambungnya
“Kalo capek pasti capek, tapi kalo tidak begini tidak bisa dapat uang tambahan untuk uang jajan juga mau mengumpuli uang, biar bisa bantu pengobatan ibu dan meringankan biaya sekolah, jadi ayah gak terlalu capek buat kasih uang jajan. Kalo sekolahnya ya biasa sekolah biasa, pulang sekolah aku langsung jualan jadi tidak ganggu sekolah deh” Rio menjelaskan kesehariannya
Tiba-tiba ada pembeli yang menghampirinya
“Dek mau beli tisunya, mau beli 7 yang besar ya” ucapnya sambil menunjuk tissu yang ukurannya besar
“Eh iya bak, ini tisunya semua jadi 49 ribu bak”
“Ini uangnya, kembaliannya ambil aja” ia berlalu pergi meninggalkan Rio dan Kayla
“Tuh kan apa aku bilang tadi, kalo kita baik sama orang pasti ada orang yang baik sama kita. Meskipun bukan orang yang itu yang membalas, ada saja balasan dari Tuhan” ucap Rio pada Kayla
“Iya aku percaya kok, sekarang kita teman ya” mengulurkan tangannya
“Kamu mau jadi teman aku?”
“Iya, memang kenapa? Tidak mau ya” Kayla menundukkan wajahnya
“Boleh banget, Cuma kamu yakin mau temanan sama orang miskin” ucap Rio
“Memang kenapa, kan yang penting baik bukan kaya atau miskinnya kan”
“Ya kamu benar, mulai sekarang kita teman” Rio mengulurkan tangannya dan Kayla menerima uluran tangan Rio
“Aku pulang dulu ya, takut dicari sama papah, pasti papah khawatir karena aku Cuma bilang main sebentar” Kayla berpamitan pada Rio
“Iya, kamu hati-hati nanti jatuh lagi. Aku juga mau lanjut jualan”
“Besok kamu jualan ke sini lagi kan? Aku mau bantu boleh?” tanya Kayla
“Kamu serius mau bantu aku?”
“Iya aku serius, ya sudah sampai ketemu besok ya” Kayla melambaikan tangan dan pergi meninggalkan Rio
Rio kembali berkeliling di taman itu.
“Sudah sore, aku harus pulang. Alhamdulillah hari ini banyak yang terjual, jadi aku bisa kasih ke ayah buat beli beras.”
Rio sangat senang, karena hari ini ia bisa memberikan uang pada ayahnya dan ia juga bisa menabung. Rio menabung untuk membelikan sepatu untuk ayahnya, jika uangnya lebih ia akan gunakan untuk membantu membayar biaya sekolahnya. Ia menyimpan uangnya takut nanti ada keperluan, setidaknya ia tak perlu meminta pada ayahnya karena ada uang tabungannya.
Setibanya di rumah Rio langsung memberikan uang hasil jualannya. Barang yang dijual Rio mengambil dari toko di dekat rumahnya, lalu ia menjajakan dan hasilnya bisa diambil. Untung yang diperoleh Rio 1000-2500, dan hasilnya diberikan pada pemilik warung. Biasanya Rio ke warung itu 2/3 hari sekali, bergantung barangnya jika sudah banyak yang laku ia ke warung untuk mengambil tissu dan kacang lagi. Besok Rio harus ke warung karena jualannya sudah tinggal sedikit.
“Assalamualaikum yah bu”
“Waalaikumsalam”
“Sudah pulang nak, mandilah dulu biar badanmu lebih segar”
“Iya bu”
Rio masuk ke kamarnya menaruh tas dan mengambil handuk, lalu ia pergi ke kamar mandi untuk menghilangkan bau keringat dan membuat tubuhnya lebih segar.
“Sini nak” Panggil sang ayah
“Oiya ini uang jualan Rio yah, alhamdulillah tadi ada yang beli tissu banyak jadi dapat banyak hari ini. Ayah beli beras pakai uang ini aja” ujar Rio
“Kamu simpan saja untuk jajan, kalo untuk beli beras ayah ada”
“Gak pa-apa yah, aku juga punya kok uang untuk jajan, lagian aku juga jarang jajan mending buat beli beras aja. Terima ya yah”
“Ya sudah ayah ambil ya, nanti pulang dari masjid kita beli beras”
“Iya yah”
“Sekarang kamu siap-siap pakai sarung dan peci, lalu ke masjid. Ayah mandi dulu”
Rio mengangguk.
Dari kecil Rio sudah diajarkan tentang agama, agar nanti ketika sudah dewasa tidak kekurangan ilmu dan tidak hilang arah karena pergaulan. Ketika jualan pun Rio selalu ingat sholat, jika sudah masuk waktu dzuhur ia akan mencari masjid yang dekat untuk sholat dzuhur atau ashar.
Rio dan ayahnya sudah siap untuk pergi ke masjid. Kebiasaan Rio atau pun ayahnya, sebelum pulang dari masjid atau selesai sholat berjamaah, ia pasti menghampiri tetangga atau warga untuk mengobrol atau hanya silaturahmi.
Sebelum pulang ke rumahnya Rio dan ayahnya mampir ke warung untuk membeli beras.
“Bu beli beras satu kilo ya, berapa bu?”
“Satu kilo saja ini? Gak kurang pak?” tanya ibu penjaga warung
“Enggak bu, nanti kalo kurang beli lagi” jawab ayah Rio
“Oh iya pak, satu kilonya 9 ribu pak”
“Ini bu” Ayah Rio memberikan uang 9 ribu
“Ini berasnya”
“Terima kasih bu”
“Iya sama-sama pak”
Rio dan ayahnya pulang ke rumahnya dengan membawa beras tadi yang sudah dibelinya. Biasanya mereka hanya membeli setengah kilo saja, cukup untuk 2 hari kalo siang atau malamnya makan ubi. Karena hari ini dapat rezeki jadi belinya 1 kilo.
“Assalamualaikum bu” panggil ayah Rio
“Waalaikumsalam, sudah pulang ya” jawab ibu Rio “Apa itu yang dibawa yah?” sambung ibu Rio
“Ini beras bu, tadi beli di warung”
“Oh, beli berapa yah?”
“Saru kilo, karena tadi Rio jualannya dapat banyak jadi buat beli beras. Ikannya masih ada kan bu, ayah gak beli ikannya uangnya tidak cukup.”
“Iya ada yah, telurnya sisa dua butir dan ada sisa ikan asin dikasih tetangga kemarin”
“Ya sudah ibu istirahat aja, biar ayah yang masak”
“Ibu bantu yah”
“Tidak usah bu, nanti kalo sudah ayah panggil kita sarapan sama-sama. Kamu belajar dulu Rio, ayah masak dulu”
“Iya yah”
Rio masuk ke kamarnya, ia mengambil tas dan mengeluarkan buku untuk belajar.
Setelah hampir setengah jam ayah Rio memanggil.
“Bu, Rio ayo makan. Sudah masak semua” panggilnya
“Iya yah, ibu keluar”
“Ayo makan, setelah itu kita sholat isya dan kamu bisa istirahat Rio. Tadi kan sudah jualan pasti capek keliling-keliling kan” ujar sang ayah
“Iya yah, ayah makan yang banyak, ibu juga”
“Kamu juga makan yang banyak biar cepat besar dan kuat belajar juga jualannya”
Ningsih bangga pada putranya, ia tidak pernah mengeluh dengan keadaan yang dijalaninya. Bahkan ia tak pernah meminta sesuatu yang membuat orang tuanya susah. Ia bersyukur putranya tumbuh menjadi anak laki-laki yang kuat. Sebenarnya ia tak tega harus melihat Rio yang masih kecil harus bekerja, tapi dirinya juga tidak bisa apa-apa. Semoga nanti ada keajaiban yang bisa merubah nasib keluarganya, itulah harapan Ningsih setiap saat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments