Rendra yang selesai mandi, turun ke bawah untuk makan malam.
“Bi Sri Kayla sudah makan?” tanya Rendra
“Non Kayla sudah makan tuan tapi non Kayla tidak keluar kamar, tadi saya yang mengantarkan tuan” Jawab Sri
“Oh ya sudah, terima kasih bi”
“Iya tuan sama-sama”
Selesai mengiapkan makanan Sri kembali ke dapur untuk mencuci piring yang kotor. Sri sudah bekerja lama di rumah Rendra, sebelum Kayla lahir Sri sudah bekerja. Rendra mencari pembantu di yayasan ternama, ia tak mau salah ambil orang untuk tinggal di rumahnya. Wajar saja bila Sri sangat dipercaya oleh keluarga Rendra. Sri lebih tua dari Rendra jadi tak mungkin untuknya bisa bermain dengan Sri di belakang istrinya, itulah khawatir istrinya dulu.
Sri yang memang datang dari desa dan niatnya hanya untuk bekerja, Sri pernah menikah namun pernikahannya gagal dan semenjak saat itu Sri enggan untuk menikah lagi. Entah apa yang membuatnya tidak ingin menikah lagi.
Pagi-pagi sekali Rendra berangkat ke Bandung untuk mengecek masalah yang saat ini sedang dialami perusahaannya. Tadi malam sudah berpamitan kepada Kayla untuk berangkat ke Bandung beberapa hari dan Kayla mengizinkan, mungkin karena Kayla sudah terbiasa ditinggal oleh Rendra sehingga membuat ia tak pernah merengek untuk ikut.
Sesampainya di Bandung Rendra langsung menemui asistennya yang sudah menunggunya di sana.
“Selamat pagi pak” sapa Erik asisten Rendra
“Pagi juga Rik,, bagaimana apakah sudah disiapkan berkas-berkas yang sudah saya minta kemarin?”
“Sudah pak, ini berkas-berkas yang pak Rendra minta kemarin. Semuanya sudah ada di sini”
“Baik kalau begitu kamu boleh keluar, saya mau mengecek berkas-berkas dulu”
“Baik pak”
Erik keluar dari ruangan Rendra, meninggalkan Rendra yang sedang membaca dan mencermati berkas-berkas yang ada di hadapannya. Rendra membaca sedetail mungkin dan mencari tahu masalah yang saat ini dialami perusahaannya.
Beberapa menit Rendra membaca laporan itu dan kini Rendra sudah menemui masalah yang sedang dialami oleh perusahaannya. Ternyata ada karyawan yang korupsi, sehingga membuat perusahaannya tidak stabil dan laporan keuangan tidak sesuai.
Rendra menghela nafasnya setelah tahu masalah perusahaannya, dan membuat ia harus turun tangan dan pergi ke Bandung. Rendra mengambil Hpnya dan menelepon seseorang.
“Halo, ke ruangan saya” titah Rendra, dan langsung memutuskan sambungan teleponnya
“Ada apa pak?” tanya Erik
“Kamu panggil bagian keuangan ke sini”
“Baik pak” Erik ke luar dari ruangan Rendra
Orang itu tampak gugup ketika sudah ada di hadapan Rendra.
“Kamu tahu mengapa saya panggil ke sini?” tanya Rendra
Toni menggeleng dan menjawab “Tidak pak”
“Apa perlu saya jelaskan” Rendra menatapnya sengit “Sebaiknya kamu jujur saja”
Toni diam tidak menjawab Rendra, sedangkan Erik yang belum memahami kenapa bosnya memanggil Toni ke sini hanya memperhatikan saja.
“Baik kalau kamu tidak mau mengaku juga” Rendra memberi jeda untuk Toni menjawab
“Ampun pak, saya salah jangan penjarakan saya” Toni yang bersimpuh di hadapan Rendra sambil memohon
“Saya terpaksa melakukan semua itu pak, istri saya sedang sakit dan dia harus segera dioperasi kalau tidak nyawanya tidak akan tertolong” sambungnya
“Kenapa harus mengambil uang perusahaan? Kamu bisa meminjam pada perusahaan dulu jika memang sedang membutuhkan bukan dengan cara seperti ini” Rendra tak habis pikir mengapa Toni bisa melakukan semua itu
“Saya kalut pak, saya sudah tidak tahu harus bagaimana lagi. Saya mohon pak jangan penjarakan saya, kasihan istri saya” Toni memohon di kaki Rendra
Rendra kasihan dengan Toni tapi sikapnya tidak bisa dimaafkan begitu saja, bagaimana jika sewaktu-waktu Toni mengulangi lagi, lalu dengan mudahkan meminta maaf.
“Saya tidak akan memenjarakan kamu, tapi kamu saya pecat. Tindakan kamu yang seperti ini membuat saya tidak bisa memaafkan begitu saja, dan jangan sampai karyawan yang lain tahu kalau kamu dipecat karena masalah ini”
“Terima kasih pak, terima kasih pak. Tapi saya harus kerja di mana pak”
“Itu terserah kamu, saya sudah memaafkan kamu dan tidak memenjarakan kamu, sebaiknya kamu mencari pekerjaan di tempat lain” “Kamu boleh pergi” sambung Rendra
Toni keluar dari ruangan Rendra, hanya tinggal Erik dan Rendra saja di sana.
“Jangan sampai ada yang tahu tentang kejadian ini, kamu urus dia kasih uang untuk perawatan istrinya”
“Baik pak, saya permisi”
Rendra mengangguk dan Erik langsung ke luar dari ruangan Rendra.
Sebelum balik ke Jakarta pada malam harinya, Rendra menyempatkan untuk pergi ke restoran. Rendra mengisi perutnya, dengan memesan shushi dan ice tea. Ketika Rendra menikmati makanannya ada seorang yang tidak sengaja menyenggol minumannya sampai tumpah ke lantai.
“Maaf saya tidak sengaja, saya pesankan lagi” ucapnya merasa bersalah
“Tidak apa, lain kali hati-hati” ucap Rendra datar
“Saya pesankan lagi tunggu di sini” wanita itu berlalu dan mengganti minuman yang sudah ditumpahkannya.
“Ini” Sembari meletakkan minuman
“Tidak perlu repot-repot saya bisa memesan sendiri”
“Tidak repot, sudah seharusnya saya yang bertanggung jawab karena sudah menumpahkan minuman Anda. Kalau begitu saya permisi” wanita itu melangkah pergi meninggalkan Rendra yang menyantap makanannya kembali.
“Ceroboh banget sih, untung aja tumpah ke lantai” ucap wanita itu menepuk-nepuk jidatnya
Rendra sudah menghabiskan makanannya dan pergi ke kasir untuk membayar makanan yang sudah dipesannya.
“Berapa mbak?” tanya Rendra
“Semua sudah dibayar sama mbak yang memesan minum tadi” jawab kasir itu
“Dibayar semua?”
“Iya pak, mbak tadi sudah membayar semua yang dipesan bapak”
“Ya sudah kalau gitu bak, terima kasih ya”
“Sama-sama pak”
Rendra keluar dari restoran menuju parkiran mobil. Rendra berjalan tanpa memerhatikan jalan, menabrak seseorang.
“Aduuh” ucapnya
“Sorry-sorry saya tidak sengaja” Rendra melihat orang yang ditabraknya
“Kamu” ucap mereka bersama-sama
“Huh kenapa hari ini sial banget rasanya” ucap wanita itu
“Sial? Maksud kamu apa sial yang ada saya yang sial, sudah menumpahkan minuman orang lalu pergi begitu saja” ucap Rendra merasa kesal pada wanita itu
“Maksud Anda apa ya? Saya sudah bertanggung jawab loh, saya sudah mengganti minuman Anda dan membayar makanan Anda. Apa itu belum cukup” ucapnya tak mau kalah
“Saya tidak pernah minta untuk dibayarkan” ucap Rendra dengan santai
“Dasar orang aneh, ah sudahlah bisa-bisa saya ikutan aneh kalau bicara lama-lama sama kamu, saya mau pulang” wanita itu berlalu tanpa menghiraukan Rendra
“Dasar wanita tidak waras” ucap Rendra sedikit berteriak
Rendra masuk ke dalam mobilnya dan menjalankan mobilnya, malam ini Rendra langsung pulang karena pekerjaannya sudah selesai dan masalah di perusahaannya sudah teratasi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments