Setelah menghabiskan makanannya Rio masuk ke kamarnya, ia langsung merebahkan tubuhnya. Setiap hari Rio harus berkeliling membuat kakinya kadang sakit, tapi dengan istirahat dan tidur bisa menyembuhkan kakinya. Rio tak pernah mengeluh ketika ada di depan orang tuanya, kalau Rio mengeluh pasti orang tuanya tidak akan mengizinkan untuk berjualan dan ia tidak bisa menabung untuk membelikan sepatu baru untuk ayahnya.
“Aku masukkan uang ini ke dalam celengan dulu” Rio bergegas bangun mengambil celengan untuk memasukkan uang 5 ribu yang ia dapat dari jualannya, yang 2 ribu ia simpan takutnya ia lapar atau ingin membeli jajan. Rio kembali menyimpan celengannya lalu ia tidur, karena besok harus bangun pagi, jika masih ada waktu ia akan pergi ke warung untuk menyetor uang dan mengambil tissu dan kacang. Namun jika akan telat ke sekolah, pulang sekolah ia akan pulang terlebih dahulu.
Rio bangun ketika mendengar adzan subuh, ia langsung ke kamar mandi untuk mandi dan mengambil wudhu. Rio sudah terbiasa bangun saat adzan subuh berkumandang. Jika anak seumurnya masih tertidur pulas, Rio sudah bangun untuk melaksanakan sholat subuh.
Selesai sholat subuh Rio langsung ke dapur, seperti biasa ayahnya sudah ada di sana. Ia sibuk menanak nasi juga menggoreng ikan.
“Sudah bangun nak?”
“Sudah yah, ayah goreng ikan? Biar Rio bantu” ujar Rio
“Kamu lanjutkan gorengnya ya, ayah mau ke kamar mandi dulu”
“Iya yah” Rio duduk dan menggoreng ikan
Semua sudah siap, nasi sudah matang dan ikan juga sudah selesai digoreng. Rio langsung membawa nasi dan ikan ke ruang tamu yang hanya beralas tikar. Ruang tamu yang sederhana tapi di ruang tamu itu kebahagiaan tercipta, Rio menatap kedua orang tuanya yang sudah menua.
“Jika Rio besar, Rio akan berjuang agar kalian tidak perlu susah payah dan makan seadanya. Ibu juga bisa berobat dan sembuh. Ayah juga tidak perlu narik becak lagi, tidak kepanasan juga kehujanan” ucap Rio dalam hati.
Anak kecil itu didewasakan oleh keadaan, anak seusianya biasanya sedang asik bermain tapi Rio harus menghabiskan waktunya untuk berjualan. Ia tidak jualan kalau sedang tidak enak badan saja, kalau hanya hujan ia pasti akan tetap jualan.
Jika musim hujan Rio akan menjadi tukang ojek payung, pendapatannya lumayan. Kalau dagangannya sepi, ia bisa dapat uang dari ojek payungnya. Uangnya selalu diberikan pada ayahnya, Rio menyisihkan uang itu sedikit untuk ditaruh di celengannya.
Matahari mulai bersinar, waktunya untuk Rio pergi ke sekolah. Sebelum ke sekolah ia ingin pergi ke warung untuk mengambil barang-barang untuk dijual kembali. Rio berpamitan pada ibunya, karena ayahnya sudah berangkat. Biasanya kalau pagi banyak orang yang pergi ke pasar jadi ayah Rio berangkat agar dapat banyak penumpang becaknya.
“Rio berangkat ya bu, sekalian mau ke warung ambil tisu dan kacang” pamit Rio
“Iya, kamu hati-hati ya, jangan terlalu capek nanti sakit”
“Iya bu, Assalamualaikum”
“Waalaikumsalam”
Rio keluar dari rumahnya dan berjalan ke arah warung.
“Assalamualaikum bu, aku mau ambil tissu sama kacang”
“Waalaikumsalam Rio, sudah habis ya?” tanya ibu pemilik warung
Iya bu alhamdulillah, dan ini uang yang kemarin” Rio menyerahkan uang itu
“Oh iya, itu tissunya dan itu kacangnya” menunjukkan tempat tissu dan kacang
Rio mengambil beberapa kotak tisu kecil dan tisu yang berukuran besar, Rio juga mengambil beberapa kacang, ia menaruh di keranjangnya dan menyusun.
“Aku pamit ya bu, Assalamualaikum”
“Sudah ya, iya hati-hati Rio waalaikumsalam”
Rio membawa keranjangnya, dan berjalan ke arah sekolah. Tetangga Rio banyak yang kasihan padanya, ia harus ikut bekerja membantu ayahnya. Padahal ia masih kecil dan harus sekolah, banyak tetangganya yang iba, jika ada lebihan dari ikan ataupun makanan diberikan pada Rio dan keluarga. Tetangga di sana memang baik-baik, hanya ada beberapa yang memang acuh apalagi pada orang miskin, karena lebih mampu jadi merasa sombong.
Sesampai di sekolah Rio langsung masuk ke dalam kelasnya untuk menunggu gurunya. Bel sudah berbunyi waktunya masuk. Seperti biasa Rio belajar dengan fokus dan memerhatikan gurunya ketika menjelaskan.
Bel pulang sudah berbunyi, Rio langsung merapikan bukunya dan memasukkan ke dalam tasnya. Rio langsung ke luar dari kelas, ketika ia hendak berjalan keluar pagar ada yang memanggilnya.
“Rio” panggil gurunya
“Iya pak ada apa?” jawab Rio
“Bapak mau beli tisunya 1 ya”
“Iya pak, yang besar atau kecil?”
“Yang besar, di meja bapak sudah habis, sama kacangnya 2 ya”
“Iya pak, semuanya jadi 10 ribu pak” Rio memberikan tisu dan kacang
“Ini uangnya, terima kasih ya Rio” ucap pak guru
“Iya pak sama-sama”
Rio keluar dari sekolah dan berjalan menuju taman, ia sudah janji pada Kayla untuk berjualan di sana. Kayla akan membantunya tentu saja Rio senang, ia punya teman. Setelah berjalan hampir 30 menit dari sekolah ke taman, Rio berjualan sambil menunggu Kayla. Rio sudah menunggu hampir 2 jam tapi Kayla tak datang juga.
“Apa Kayla lupa ya kalo sudah janji. Ya sudah aku jualan lagi saja” Rio berjualan mengelilingi taman.
Hari ini tidak banyak yang membeli jualannya, tapi Rio tetap bersyukur karena ada yang membeli meski hanya beberapa tisu dan kacang.
Waktu sudah sore Rio menyudahi jualannya, ia masih memikirkan Kayla, apa mungkin dia lupa atau dia hanya bohong bilang mau membantunya tapi tidak ada di taman itu. Kayla kan anak orang kaya mana mungkin mau berjualan apalagi sampai panas-panasan pasti orang tuanya tidak akan membolehkan, pikir Rio.
“Assalamualaikum” Rio masuk ke dalam rumahnya
“Waalaikumsalam, sudah pulang nak”
“Iya bu”
“Kamu sudah makan?” tanya ibunya
“Belum bu, hari ini tidak banyak yang terjual jadi tidak sempat beli makanan” jawab Rio
“Ya sudah kamu makan dulu, itu ada makanan di kasih tetangga tadi. Katanya buat hajatan kecil-kecilan dan ada sisa makanan jadi dikasih ke sini daripada mubazir”
“Iya bu”
Rio mengambil makanan yang terbungkus, Rio sangat menikmati makanannya karena ia jarang makan enak dengan lauk yang lengkap. Paling ikan yang biasa dimakan ikan asin atau hanya dengan kerupuk, telur saja harus menunggu sampai jualannya atau ayahnya banyak penumpang jadi ada uang lebih untuk beli telur.
Makanan yang dimakan Rio habis, ia langsung ke kamarnya mengambil handuk.
“Assalamualaikum”
“Waalaikumsalam, ayah sudah makan?”
“Belum bu”
“Ayah makan dulu setelah itu baru mandi, ada makanan dikasih tetangga tadi”
“Rio sudah makan bu?:
“Sudah yah, ayah habiskan saja ibu juga sudah makan kok”
Surya menuju tempat makan dan menghabiskan semua makanannya. Kalau dimakan besok sudah basi, jadi lebih baik dihabiskan sekarang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments