6

Ningsih dan Surya percaya pada Rio, karena itu mereka mengizinkan Rio untuk berjualan. Pernah waktu dulu Rio tidak berjualan karena badannya demam, jadi sepulang sekolah ia langsung pulang ke rumahnya. Dan itu membuat Ningsih dan Surya khawatir padanya, untung saja Rio langsung pulang dan sampai di rumah dengan selamat. Jika Rio memaksa untuk jualan mungkin ia akan pingsan di jalan.

“Ya sudah kamu siap-siap lalu kita sarapan ya”

“Iya bu”

Rio kembali ke kamarnya untuk berganti pakaian seragam sekolah, selesai memakai seragam Rio kembali ke dapur untuk mengambil makanan yang sudah dihangatkan tadi. Ningsih dan Surya membantu Rio membawa makanan di ruang tamu yang beralas tikar untuk makan bersama.

Setelah sarapan, Surya langsung berangkat dan mengayuh becaknya. Rio masuk ke kamarnya dan memasukkan buku pelajaran. Semalam Rio tak sempat belajar karena pulang dari masjid sudah malam dan ia sudah sangat lelah jadi ia tak sempat belajar.

“Rio berangkat sekolah ya Bu, nanti Rio pulang dulu ambil dagangan. Biar gak usah bawa ke sekolah”

“Iya kamu hati-hati ya”

“Assalamualaikum”

“Waalaikumsalam”

Rio keluar dari rumah, ia berjalan menyusuri jalanan yang mulai ramai menikmati pagi yang cerah. Matahari yang menjadi teman setiap Rio berangkat ke sekolah, menyapa setiap makhluk di bumi ini. Memancarkan sinar yang bisa dinikmati setiap insan.

“Sudah sampai” gumam Rio

Ia pun langsung duduk di tempatnya menunggu guru datang, Rio masih kelas 4 SD. Sebentar lagi ujian kenaikan kelas, ia harus bisa memanfaatkan waktunya. Disela-sela istirahat Rio belajar untuk mempersiapkan dirinya ketika ujian nanti. Agar ia bisa naik kelas dan mendapatkan juara, karena dengan ini Rio bisa mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan pendidikannya di SMP. Ia bisa meringankan beban ayahnya, meski pun ia tidak masuk sekolah ternama melanjutkan sekolahnya saja ia sudah sangat senang, karena cita-citanya bisa tercapai.

Rio ingin sekali punya usaha nantinya ia akan membangun sebuah toko agar ibunya tak perlu lagi berjualan keliling, dan ayahnya juga tidak perlu kepanasan mengayuh becak. Meski cita-citanya tinggi dan orang selalu mustahil tapi tekad Rio dan semangatnya tidak pernah berkurang sedikit pun. Ia akan menjadi pengusaha yang sukses dan bisa membuat rumah yang nyaman untuk borang tuanya.

“Assalamualaikum” sapa guru

“Waalaikjmsalam Bu” jawab murid-murid

“Karena sebentar lagi ujian kenaikan kelas, jadi hari ini tidak ada pelajaran. Kalian semua belajar materi yang sudah ibu jelaskan. Paham semua”

“Paham bu”

“Ibu keluar, dan kalian tidak boleh rame kalo sampai terdengar ke kantor ibu akan memberi ulangan dadakan paham?”

“Paham bu”

Guru IPA pun keluar dari kelas dan murid-murid belajar, kecuali anak-anak yang memang acuh dengan ujian termasuk Kevin dan teman-temannya. Kevin malah bermain, tapi ia tidak ramai karena ia juga tidak suka jika harus ulangan.

“Ngapain sih pada belajar, palingan juga nilainya rendah” ucap Kevin pada teman-temannya

“Setidaknya kita sudah usaha” ucap temannya

“Halah, mending main saja lah”

“Sudah jangan rame, nanti Bu guru dengar lagi” ucap Rio

Kevin tak menanggapi ucapan Rio, ia meneruskan bermain dengan teman sebangkunya

Bel istirahat sudah berbunyi, semua murid keluar dari kelasnya dan berlari ke kantin untuk membeli jajanan kecuali Rio. Rio masih meneruskan belajarnya, ia jarang sekali jajan di kantin. Rio lebih memilih menyimpan uangnya daripada harus membeli jajan, sesekali temannya ada yang memberinya jajan. Jika sudah sarapan di rumah itu sudah cukup buat Rio, palingan ia akan membeli roti jika perutnya sudah sangat lapar, itu pun kalau jualannya sudah ada yang membeli.

Bel masuk berbunyi, semuanya berlari menuju kelasnya masing-masing dan pelajaran akan dimulai lagi. Di kelas Rio juga sudah ada guru yang menjelaskan pelajaran.

Setelah 1 jam lebih, bel pulang sudah berbunyi para guru mengakhiri pelajarannya dan keluar dari kelas. Termasuk Rio, ia langsung bergegas pulang untuk mengambil jualannya.

“Assalamualaikum”

“Waalaikumsalam, sudah pulang nak?”

“Iya bu, Rio mau ambil dagangan Rio sekalian mau naruh tas”

“Kamu makan dulu, ibu sudah masak biar jualannya semangat”

“Iya bu”

Rio memakan dengan lahap makanan masakan ibunya, makanan yang dimakannya habis Rio langsung berpamitan pada ibunya untuk berjualan.

Sesekali Rio berteriak menjajakan tissu dan kacang. Rio menuju taman dan berharap bisa bertemu Kayla dan mendengar alasan mengapa kemarin ia tak datang ke taman, apa ia lupa atau ia memang tidak berniat membantunya. Rio ingin tahu jawaban itu langsung dari Kayla.

Rio sudah sampai di taman, ia berkeliling taman menjual tissu dan kacang sambil mencari Kayla. Hampir satu jam Rio di taman namun Kayla tak muncul juga, mungkin Kayla memang gak mau membantu, itulah yang ada di pikiran Rio. Padahal ia sudah sangat senang bisa dapat teman baru, tapi Kayla membohongi Rio dan tak pernah datang lagi.

Hari ini taman tidak terlalu ramai, Rio memilih tempat lain ia pergi dari taman itu. Kayla pun juga tidak datang ke taman itu, Rio menjajakan tissu di lampu merah di sana banyak orang yang mobil dan motor kemungkinan banyak yang beli.

Beberapa menit berjalan dan menawarkan pada pengendara mobil dan motor.

“Alhamdulillah sudah laku 3 tisu dan kacangnya juga tinggal sedikit” ucap Rio “Besok jualan di sini saja, sepertinya di sini rame jadi daganganku cepat laku” imbuhnya

Sedangkan di taman anak perempuan sedang menunggu temannya, ia mencari keliling taman namun tak kunjung menemukan. Itu adalah Kayla, ia datang untuk menepati janjinya pada Rio untuk membantu berjualan. Tapi sayangnya, Kayla tak menemukan keberadaan Rio padahal ini masih jam 2 siang. Tak mungkin Rio sudah pulang ke rumahnya, Rio akan pulang kalau sudah sore paling lambat jam 5 sore.

“Rio tidak jualan atau dia marah sama Kayla ya, karena kemarin tidak datang ke taman” Kayla berbicara sendiri sambil terus mencari Rio.

Namun, ia juga tak menemukan Rio. Kayla pulang dengan perasaan sedih, ia sudah tak punya teman untuk diajak bermain lagi. Teman-teman di dekat rumahnya jarang yang mau bermain karena neneknya melarang Kayla untuk bermain terlalu jauh dan neneknya akan memarahi jika anak-anak itu nakal dan merebut mainan Kayla. Itulah sebabnya kemarin Kayla tak datang ke taman karena neneknya tak mengizinkannya. Kayla akan senang jika papahnya di rumahnya, karena Kayla bisa meminta izin untuk pergi bermain, jika neneknya melarang papahnya akan membela Kayla dan memperbolehkan Kayla bermain.

Seperti hari ini papahnya tidak bekerja karena tidak enak badan, jadi Kayla bisa keluar untuk bermain dan menemui Rio, tapi Rio tak ada di taman ini.

“Sudah mainnya sayang?” tanya papahnya

“Kayla tidak jadi mainnya pah, teman Kayla tidak ada mungkin dia marah karena Kayla tidak datang ke taman kemarin” ucap Kayla menundukkan wajahnya.

“Kok sedih begitu, mungkin dia lagi ada urusan jadi tidak datang ke taman jangan sedih begitu dong nanti tidak cantik lagi anak papah” Rendra mengelus rambut Kayla dan menghiburnya agar tidak sedih lagi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!