Setelah melihat sekeliling kamarnya, Surya melihat istrinya sedang sholat.
“Ya Allah, cukup lama engkau berikan penyakit ini pada hamba. Engkau menguji hamba dan keluarga, sampai kapan penyakit ini ada di dalam tubuh hamba. Hamba lelah ya Allah, hamba sudah sangat menyusahkan suami dan anak hamba, hamba gagal menjadi seorang istri yang bisa melayani suami hamba ya Allah” Ningsih menangis sejadi-jadinya.
“Bu” sapa Surya dengan suara seraknya
“Ayah?” seketika Ningsih menoleh dan terkejut karena suaminya sudah bangun, apa ia mendengar semuanya, pikir Ningsih.
Surya menghampiri Ningsih yang masih duduk di atas sajadah.
“Kenapa ibu berbicara seperti itu” tanya Surya
“Kamu dengar semuanya mas?”
“Ya, aku dengar semuanya”
Ningsih kembali menangis.
“Sudahlah jangan menangis, ini semua ujian dari Allah. Aku gak pernah merasa direpotkan apalagi disusahkan, jangan pernah bilang kalau kamu hanya merepotkan. Ingat, Allah tidak akan pernah menguji hamba-Nya di luar batas kemampuannya” ujar Surya menenangkan istrinya, ia pun memeluk Ningsih
“Tapi mas” Ningsih belum selesai berbicara
“Sudah, ayo kita ambil wudhu lagi setelah itu kita sholat subuh berjamaah. Sebentar lagi adzan”
“Iya mas”
Ningsih membuka mukenanya, dan mengikuti suaminya ke kamar mandi untuk wudhu. Benar saja tak lama kemudian adzan berkumandang, Surya dan Ningsih sholat subuh berjamaah.
Selesai sholat Surya membangunkan Rio, sepertinya ia kelelahan jadi belum bangun.
“Rio ayo bangun, sholat subuh dulu. Kamu kan hari ini ujian kenaikan kelas” ujar Surya
Rio membuka matanya dan segera duduk.
“Rio kecapean ya? Tumben belum bangun” ucap Ningsih yang baru masuk ke kamarnya
“Iya bu, Rio kecapean sampai tidak bangun. Kemarin Rio terlalu bersemangat jadinya tenaga Rio sedikit berkurang” ucapnya
“Ya sudah kamu mandi sekalian sana biar tubuhnya jadi segar” ujar Surya
“Iya yah”
Rio berjalan keluar dari kamar membawa handuk, menuju kamar mandi.
“Bu, hari ini mau nyari ubi di belakang. Lauknya sudah habis bu” ujar Surya
“Iya yah” jawab Ningsih
Rio sudah selesai sholat, menghampiri ibunya.
“Ayah ke mana bu?” tanya Rio
“Ayah ada di belakang lagi cari ubi, lauknya habis nak. Tidak apa-apa kan kita makan ubi sekarang?”
“Tidak apa-apa kok bu, lagian kan ubi juga enak dan bikin kenyang” jawab Rio
“Nanti biar ayah beli ikan di pasar ya, jadi bisa makan nasi nanti” ucap Ningsih merasa bersalah
“Iya bu”
Surya sudah mendapatkan ubinya dan Ningsih memasak air untuk merebus ubinya.
Ubi yang dimasak sudah matang, Rio, Surya dan Ningsih memakan ubi itu. Selesai makan semuanya kembali beraktivitas seperti biasanya.
Seminggu berlalu Rio sudah selesai ujian dan Rio dinyatakan naik kelas. Rio kini kelas 5 SD. Sebentar lagi ia akan lulus, Rio berharap ia bisa mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan sekolahnya.
Rio menjalani hari-harinya dengan kegiatan yang sama, ia bersekolah lalu berjualan dan selesai berjualan ia akan pulang. Sampai sekarang Rio dan Kayla tidak pernah bertemu lagi, karena Rio sudah tidak berjualan di taman lagi. Rio berjualan di lampu merah, di sana banyak penumpang yang kasihan dengannya sehingga para pengendara membeli dagangannya.
Di rumah, Kayla bermain ditemani bi Sri, papahnya sedang berada di kantor sedangkan neneknya arisan.
“Kayla bosan bi, ingin main di luar” ujar Kayla
“Tapi kata nenek kan tidak boleh keluar” jawab bi Sri
“Jangan kasih tahu nenek bi, Kayla mau izin sama papah. Pasti papah membolehkan Kayla main keluar”
Kayla mengambil Hp dan menelepon Kayla.
“Halo pah, Kayla boleh main di taman? Kayla bosan di rumah terus” ujar Kayla
“Boleh sayang, tapi sama bi Sri ya” jawab papahnya
“Benaran pah?”
“Iya sayang, mana bi Sri papah mau bicara”
“Bi Sri papah mau bicara nih” Kayla memberikan Hpnya pada bi Sri
“Bi, jaga Kayla ya sebentar saja kalo mau main ke taman”
“Baik tuan” jawab bi Sri
Rendra mematikan sambungan teleponnya.
“Ayo bi, nanti nenek keburu datang” Kayla menarik tangan bi Sri
“Iya non, tapi kata papah tidak boleh lama-lama”
“Iya bi”
Kayla dan bi Sri keluar dari rumahnya menuju taman.
“Ayo bi kejar aku” Kayla berlari
“Jangan lari-lari non, nanti jatuh” bi Sri mengejar Kayla
“Wlee gak bisa, ayo bi kejar Kayla”
“Haduh bibi capek non, sudah ya” seru bi Sri
“Nggak, ayo kejar bi” Kayla masih berlari
Tiba-tiba Kayla menabrak orang dan terjatuh.
“Aduuh, sakit” Kayla memegang lututnya yang merah
“Non Kayla” bi Sri langsung berlari ke arah Kayla
“Aduh non, bibi kan sudah bilang jangan lari-lari jatuh kan” ucap bi Sri
“Maaf aku tidak sengaja, aku tidak liat” ucap anak laki-laki itu
“Sudah non, jangan menangis ayo bibi gendong kita pulang” ajak bi Sri
Kayla menoleh ke sumber suara
“Rio” ujar Kayla
“Kayla”
Yang menabrak tadi adalah Rio, ia sengaja berjualan di taman karena di lampu merah sedang ada polisi, dan Rio dilarang berjualan di sana lagi karena bisa membahayakan dirinya juga pengendara mobil atau motor.
“Kayla tidak apa-apa kan?” tanya Rio
“Tidak apa-apa kok” Kayla berhenti menangis
“Ayo kita pulang non, kita obati lutut non di rumah” ajak bi Sri
“Jangan pulang dulu ya bi” Kayla memohon
“Kalo nenek non tahu bisa habis bibi dimarahi”
“Jangan kasih tahu nenek, lagian sudah tidak sakit kok” ujar Kayla
“Tapi non”
“Boleh ya bi” Kayla memegang tangan bi Sri
“Kayla mau mengobrol dulu sama Rio, sebentar saja. Setelah itu kita pulang” ujar Kayla
“Ya sudah, bibi tunggu di sana ya, sebentar ya non”
“Iya bi”
BI Sri meninggalkan Kayla dan Rio.
“Rio kok tidak jualan di taman waktu itu, padahal Kayla sudah cari loh tapi Rio tidak ada”
“Aku ke sini kok, aku cari kamu katanya kamu mau bantu aku jualan tapi tidak ada aku menunggu kamu berjam-jam tapi tidak datang juga” jawab Rio
“Maafkan Kayla, nenek Kayla melarang Kayla keluar rumah. Jadi Kayla tidak ke sini, setelah esok harinya Kayla ke sini sama papah cari Rio tapi Rionya tidak ada”
“Aku memang tidak jualan di sini waktu itu, aku jualan di lampu merah” menunjuk lampu merah yang tidak jauh dari taman itu “Di sana banyak yang beli, jadi aku jualan di sana deh.”
“Terus sekarang kok jualan di sini lagi?”
“Tidak boleh sama pak polisi jadi aku jualan di taman lagi”
“Jadi Rio jualan di sini seterusnya, aku boleh bantu kapan-kapan”
“Boleh, tapi kalo nenek kamu melarang bagaimana?”
“Aku izin sama papah, pasti papah membolehkan Kayla”
“Iya aku tunggu di sini yah”
“Siap”
“Non ayo pulang, nanti keburu neneknya non datang, pasti dimarahi” Bi Sri menghampiri Kayla
“Ya sudah Kayla pulang dulu ya” Kayla melambaikan tangannya dan Rio membalas lambaian tangan Kayla.
Kayla dan bi Sri pulang meninggalkan Rio sendiri di taman.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments