Kayla pernah menangis karena diejek temannya, temannya bilang ibunya meninggal karena Kayla jadi ibunya tak mau melihat Kayla makanya ibunya meninggal. Rendra sangat marah mendengar semua itu, ia langsung menghampiri anak itu ke rumahnya dan menemui orang tuanya agar menasihati anaknya untuk tidak berbicara seperti itu lagi. Kata-kata itu membuat Kayla merasa bersalah dan tidak mau sekolah beberapa hari.
Flash back on
“Halo tuan, Non Kayla dari tadi menangis dan tidak mau makan” ucap bibi
“Kenapa bi? Apa ibu memarahi Kayla?” tebak Rendra
“Tidak non, nyonya dari pagi keluar”
“Ya sudah aku pulang bi”
Rendra mematikan sambungan teleponnya dan bergegas pulang ke rumahnya.
“Di mana Kayla bi?” tanya Rendra
“Non Kayla di kamarnya tuan, pulang sekolah non Kayla menangis sampai sekarang”
Tok tok tok
“Kayla sayang, kamu kenapa? Kata bi Sri kamu tidak mau makan?”
“Kayla tidak mau makan”
“Kenapa Kayla tidak mau makan? Kalau sakit bagaimana? Ada masalah di sekolah? Coba cerita sama papah” Bujuk Rendra
“Kata teman Kayla, mamah Kayla meninggal karena Kayla. Kayla nakal jadi mamah tidak mau liat Kayla hiks hiks” jawab Kayla
“Siapa yang bilang seperti itu sayang?” Rendra menahan amarahnya ketika mendengar penjelasan Kayla.
“Tino pah”
“Kamu tunggu di sini ya, kamu makan dulu biar tidak sakit” bujuk Rendra
Kayla mengangguk.
“Bi, suapi Kayla ya aku mau keluar sebentar”
“Baik tuan”
Rendra masuk ke dalam mobilnya dan melajukan mobilnya ke rumah seseorang.
Setibanya di rumah itu Rendra langsung keluar dan mengetuk pintu.
Tok tok tok
“Iya tunggu sebentar” terdengar jawaban dari dalam
“Assalamualaikum bu” sapa Rendra dengan sopan
“Waalaikumsalam, eh pak Rendra. Mari masuk pak” “Silakan duduk pak, ada apa ya tumben pak Rendra bertamu ke sini?” tanya ibu Tino
“Saya ke sini hanya ingin menyampaikan sesuatu bu”
“Sesuatu apa pak? Sepertinya penting, saya buatkan minum dulu ya pak”
“Tidak perlu bu, saya hanya sebentar. Langsung saja pada intinya, anak saya Kayla menangis dari pulang sekolah, katanya anak ibu bilang kalau mamahnya meninggal karena Kayla. Tentu saya merasa kaget mendengar itu, saya ke sini hanya ingin meminta ibu agar menasihati Tino untuk tidak berkata tentang mamahnya, apalagi sampai menyakiti hati anak saya.”
“Benarkah pak? Saya mewakili anak saya Tino meminta maaf yang sebesar-besarnya pak, atas ucapan anak saya yang menyakiti hati anak bapak dan juga bapak. Saya akan menasihati anak saya untuk tidak berkata seperti itu lagi pak. Saya mohon maaf pak” ucap ibu Tino merasa bersalah.
“Iya bu, saya memaklumi ucapan anak-anak, tapi mungkin Kayla sensitif dengan hal-hal yang mengenai mamahnya, jadi apa pun yang menyangkut mamahnya akan melukai hatinya, apalagi Kayla tidak tahu apa-apa jadi wajar dia menangis, saya harap kejadian seperti ini tidak terulang lagi bu. Kalau begitu saya permisi bu”
“Iya pak, sekali lagi saya meminta maaf pak”
“Iya bu asal jangan diulangi lagi, saya pamit Assalamualaikum”
“Iya pak, Waalaikumsalam”
Flash back off
Semenjak kejadian itu Rendra harus menjaga Kayla, dan memberikan apa yang seharusnya dia rasakan. Seperti perhatian yang harus selalu di dapat Kayla, jika ibunya melarang Kayla untuk pergi jauh dan menjaga pertemanan Kayla itu karena kejadian yang pernah dialaminya membuat ibu Rendra over protektif pada Kayla.
“Sudah sore, ayo kita pulang nanti nenek cari kita” ajak Rendra pada Kayla
“Ayok pah”
Rendra menggandeng tangan Kayla sampai ke mobil.
“Pah, besok Kayla boleh ke taman lagi?” tanya Kayla
“Boleh sayang, tapi kalo teman kamu tidak datang juga kamu harus langsung pulang ya. Biar bi Sri yang menemani kamu, oke” Rendra masih fokus menyetir
“Iya pah, Kayla langsung pulang kalo Rio gak datang. Tapi kalo nenek melarang bagaimana?” ucap Kayla sambil menundukkan wajahnya
“Nanti papah yang bilang ke nenek ya” Rendra mengelus rambut Kayla
“Terima kasih ya pah, Kayla dayang banget sama papah” Kayla memeluk papahnya
“Sama-sama sayang”
“Apa pun akan papah lakukan asal kamu bahagia Kayla” ucap Rendra dalam hatinya.
Rendra kembali fokus menyetir, hampir setengah jam Rendra mengendarai mobil dan kini sudah tiba di rumahnya.
“Habis dari mana Rendra?” tanya ibunya
“Aku mengajak Kayla main di mall bu, biar Kayla tidak bosan hanya main di rumah saja” jawab Rendra
“Oh Kayla main apa tadi di mall?”
“Banyak nek, Kayla sama papah main mobil-mobilan juga”
“Kayla senang ya?”
“Senang banget nek, oh iya nek besok pulang sekolah Kayla boleh tidak ke taman?” tanya Kayla
“Memang Kayla mau ngapain ke taman?”
“Kayla mau main di sana, Kayla juga ingin jajanan yang ada di taman nek”
“Boleh saja bu, nanti aku suruh Bi Sri buat temani Kayla”
“Ya sudah boleh, tapi jangan lama-lama ya, dan jangan banyak-banyak jajannya takut sakit perut kalo jajan sembarangan”
“Benaran nek? Sayang nenek” Kayla memeluk neneknya
“Nenek juga sayang sama Kayla” ia membalas pelukan Kayla
“Kayla mandi dulu ya, setelah itu tidur kan besok sekolah” ujar Rendra
“Iya pah” jawab Kayla
Kayla pergi ke kamarnya, di ruang tamu hanya ada Rendra dan ibunya.
“Apa kamu tidak ingin memberi Kayla ibu baru, agar dia tidak kesepian lagi. Setidaknya bisa menemani dia ketika kamu tidak di rumah” ujar ibunya
“Aku belum ke pikiran ke arah situ bu, lagian ada ibu yang selalu ada jika Rendra tidak di rumah”
“Kalau ibu keluar, atau sedang arisan”
“Ada bi Sri yang bisa menemani Kayla”
Ibu Rendra menghela nafasnya, ia sadar kalau anaknya masih belum bisa melupakan almarhum istrinya.
“Ibu tidak memaksa kamu, tapi jika kamu mau ibu akan merestui asal dia mau menerima Kayla” nasehat ibunya
“Iya bu, Rendra mau ke kamar dulu, ibu sebaiknya istirahat juga” ia pun berdiri dan meninggalkan ibunya sendiri.
“Aku kasihan sama Rendra kalo harus mengurus Kayla sendiri, tapi dia selalu menolak kalo aku menyuruh mencari istri baru untuknya” ujar ibu Rendra
Suasana nampak sunyi, hanya suara jangkrik yang terdengar. Bulan bersinar dengan sempurna malam ini, memberikan cahaya indahnya. Bintang-bintang berkelip tak ingin kalah dengan sang bulan, malam ini sinar merekalah yang menjadi penerang malam ini bagi jangkrik-jangkrik itu.
Di rumah Rio semuanya sudah terlelap dalam tidurnya, wajah Rio sangat kelelahan setelah seharian berjualan di lampu merah. Begitu pun Surya, ia juga sangat kelelahan setelah seharian mengayuh sepedanya membawa penumpang. Ningsih yang juga ikut terlelap, wajahnya terlihat lesu dan bibirnya pucat. Mungkin karena ia selalu batuk-batuk membuat wajahnya lemas.
Kuk kuruyyuuk
Ayam berbunyi karena sudah pukul 3 pagi, Surya terbangun karena melihat istrinya sudah tidak ada di ranjangnya. Surya mengerjapkan matanya dan mencari keberadaan istrinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments