Bi Sri dan Kayla sedang memasukkan semua keperluan yang nantinya dibutuhkan Kayla ketika di Bandung.
“Bi, tidak usah bawa baju banyak-banyak ya, palingan Cuma 2 atau 3 hari di sana” ujar Kayla
“Iya non, apa non mau bawa sesuatu lagi? Biar bibi masukkan ke dalam tasnya”
“Heemmm” Kayla tampak berpikir apa yang akan ia perlukan di sana selain pakaian
“Kayaknya sudah bi” jawab Kayla
“Ya sudah bibi bawa tasnya ke bawah ya, bibi masukkan ke mobil”
“Iya bi”
Bi Sri membawa tas yang berisi pakaian Kayla ke bawah untuk dimasukkan ke bagasi mobil.
“Sudah selesai beres-beresnya bi?”
“Sudah tuan, ini perlengkapan non Kayla”
“Langsung dimasukkan ke bagasi ya bi”
“Iya tuan” jawab bi Sri
“Kayla ayo kita berangkat biar nanti tidak terlalu macet “ ajak Rendra
“Iya pah, aku pamit ke nenek dulu” jawab Kayla
“Nek, Kayla berangkat sama papah ya” ujar Kayla
“Iya sayang, nanti kalau sudah sampai telepon ya, nenek pasti kangen sama Kayla”
“Kayla kan cuma 2 atau 3 hari di sana nek, jadi nenek jangan khawatir ya”
“Ya sudah hati-hati ya Rendra, bawa mobilnya pelan-pelan saja”
“Iya bu, kami berangkat ya, ibu baik-baik kalau ada apa-apa langsung telepon Rendra”
“Iya, kan di sini ada Bi Sri, ibu tidak sendiri jadi kamu tenang saja. Kamu jaga Kayla ya”
“Kami berangkat bu”
Rendra dan Kayla masuk ke dalam mobilnya dan berlalu meninggalkan rumah. Beberapa jam perjalanan Rendra dari Jakarta ke Bandung. Jalanan tidak macet karena pekerja sudah berangkat dan belum waktunya makan siang, sehingga tak banyak pengendara.
“Kayla mau ikut ke kantor atau mau di apartemen, tapi papah khawatir kalau meninggalkan Kayla di apartemen sendirian” ucap Rendra sambil berpikir membawa Kayla atau meninggalkan di apartemennya.
“Kayla ikut aja ya, nanti istirahat di kantor papah saja”
“Iya pah” jawab Kayla
Setelah Rendra menaruh barang-barangnya, Rendra menggandeng Kayla menuju parkiran dan membawanya ke kantornya. Di ruangan Rendra ada tempat beristirahat yang memang sengaja ia buat untuk beristirahat jika sudah lelah atau tak sempat pulang ke rumahnya. Meskipun ada apartemen, kalau Rendra sudah sangat lelah dan malas untuk ke apartemen.
Sesampainya di kantor, Rendra dan Kayla langsung ke ruangannya. Rendra ingin segera membawa Kayla untuk segera beristirahat karena perjalanan yang lumayan jauh, pastinya Kayla sudah lelah.
“Kamu istirahat di sini ya sayang, kalau mau apa-apa bilang sama papah, papah ada di luar” ujar Rendra
“Iya pah”
Rendra meninggalkan Kayla dan duduk di kursinya. Erik yang sudah tahu kedatangan bosnya itu, langsung menghampirinya di ruangannya.
“Selamat siang bos” sapa Erik
“Siang Rik, bagaimana perusahaan apakah ada masalah?”
“Perusahaan aman bos, saat ini perusahaan tidak ada masalah”
“Bagus, hari ini jadwal saya apa?” tanya Rendra
“Hari ini bos ada meeting dengan pak Miko, dan akan ditemani oleh sekretaris”
“Sekretaris?” Rendra heran kenapa ada sekretaris padahal ia tak pernah menerima bagian itu
“Maaf bos, saya tidak memberitahu terlebih dahulu. Sebenarnya dia hanya karyawan biasa dulunya, namun karena kinerjanya bagus dan saya juga kualahan jika harus sendirian, jadi saya mengangkatnya menjadi sekretaris” ucap Erik menundukkan kepalanya
“Ya sudah terserah kamu, saya percayakan semuanya sama kamu. Tapi jika nanti saya melihat dia tidak bekerja dengan baik, maka saya akan turunkan jabatannya lagi”
“Baik bos”
“Kamu boleh keluar” ucap Rendra
“Saya permisi bos”
“Tunggu Erik” Rendra melupakan mengatakan kalau dirinya membawa anaknya
“Saat saya meeting nanti, kamu jaga anak saya. Takutnya nanti keluar dari ruangan ini, kamu bisa mengawasi dari luar kalau anak saya keluar tahan dia”
“Baik bos, kalau begitu saya ke luar”
Erik keluar dari ruangan Rendra, untuk menyampaikan pada Bela bahwa ia akan menemani bosnya rapat.
“Bela, hari ini kamu yang temani bos untuk meeting ya” ujar Erik
“Kenapa tidak pak Erik saja”
“Hari ini aku ada urusan, jadi gak bisa”
“Ya sudah pak, saya siapkan berkas-berkasnya dulu”
Erik meninggalkan Bela yang mulai menyiapkan keperluan untuk meeting nanti.
“Aku kan belum pernah ketemu sama bos, kayak apa wajahnya. Semoga saja yang digosipkan memang benar kalau si bos tampan dan ramah” ujar Bela membayangkan wajah bosnya
Sudah pukul 3 siang, dan Erik membawa Bela untuk bertemu dengan Rendra agar mereka berkenalan terlebih dahulu sebelum nanti meeting.
"Permisi pak, saya ke sini membawa sekretaris saya yang nantinya akan menemani bapak pergi meeting" ujar Erik
Bela yang masih menunduk, sedangkan Rendra sudah melihat ke arah Bela dan Erik.
"Jangan menunduk, coba lihat pak bosnya tidak usah gugup begitu" bisik Erik
Bela mengangkat kepalanya dan melihat Rendra.
"Kamu" teriak Rendra dan Bela bersama-sama
"Jadi ini sekretaris yang kamu bilang kinerjanya bagus Erik?" Ujar Rendra sedikit menyindir
Bela tak berani berkata-kata, ternyata bos yang digosipkan tampan dan juga ramah itu tidak benar.
"Iya pak, apa bapak dan Bela sudah saling mengenal?" Tanya Erik penasaran karena ketika mereka berpandangan seperti bukan kali pertamanya bertemu.
"Tidak, aku tidak mengenalnya, mungkin dia yang mengenal saya, betul Bela" ujar Rendra menyunggingkan bibirnya
"Emm iya pak Erik, kami tidak sengaja bertemu, tapi kami tidak saling mengenal" ucap Bela gugup
"Ya sudah kalau begitu saya permisi pak, dan Bela silakan kamu berkenalan dengan pak Rendra sedikit membicarakan materi saat meeting nanti" ucap Erik sebelum keluar dari ruangan Rendra.
"Kenapa diam saja, perkenalkan dirimu" ucap Rendra dengan tegas
"Nama saya Naura Salsabila pak, biasa dipanggil Bela" jawab Bela
Rendra masih memperhatikan Bela, sedangkan Bela hanya menunduk ketika Rendra memperhatikannya.
"Kenapa kamu tidak cerewet sekarang?"
"Emm anu pak, saya minta maaf untuk kejadian waktu itu, saya bersalah" ucap Bela
"Kenapa minta maaf sekarang, memang kamu punya salah?" Ucap Rendra memainkan alisnya
"Kenapa diam saja, ayo bicara" sambungnya
"Begini ya pak, saya minta maaf karena kejadian waktu itu, saya tidak sengaja saya juga sudah ganti minuman bapak jadi saya rasa semuanya impas" ucap Bela dengan tegas
"Saya rasa percuma berdebat dengan kamu, kamu ingat ya jika nanti saat meeting kamu bikin ulah atau meetingnya jadi kacau gara-gara kamu, saya akan memberi sanksi tegas sama kamu" ucap Rendra dengan tegas
"Kamu boleh keluar dari ruangan saya"
Bela keluar dari ruangan Rendra karena ia juga sudah malas mendengar omongannya.
"Katanya ramah, ramah dari mana galak kayak anjing mau gigit begitu, karyawan di sini memang buta kali ya" gerutu Bela
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments