Dari sini, Aku pergi ya!

"Bagaimana jika pantai?" Brian begitu riang mengusulkan idenya.

"Pantai?" Tanya Bella, tak terlalu yakin dengan apa yang ia dengan. Brian mengangguk menanggapi hal itu.

"Pantai yang mana?" Tanya Bella lagi.

"Pantai, yang mempertemukan kita berdua! Bukankah sudah lama sekali kita tak mengunjunginya?"

Benar, sudah lama sekali Bella tak mengunjungi tempat itu. Tempat indah yang begitu santai, dimana untuk pertama kalinya dirinya bertemu dengan seorang pemuda yang begitu ia cintai.

Pemuda pertama yang membuat hatinya tertarik, pemuda dingin yang sangat menyebalkan namun sangat menawan. Bagi kalangan lain, sosok Brian dulu mungkin bukanlah sosok yang di harapkan. Matanya yang buta akan ambisi, membuat sorot matanya begitu ditakuti.

Tetapi hari ini, seakan badai tak lagi ada dalam diri Brian. Sosok itu pergi! Ya, benar sosok itu pergi! Pemuda yang dulunya buta akan ambisi, berubah menjadi sosok yang begitu hangat, penuh cinta juga kasih.

Pemuda itu sekarang adalah kekasihnya, yang sedang mengayuh sepeda yang ia tumpangi dengan riang. Memang seperti inilah yang Bella harapkan, sosok Brian yang begitu hangat.

Tetapi apalah yang sedang takdir rencanakan saat ini, misteri takdir memanglah tak muda dipecahkan oleh seorang manusia biasa. Takdir, seakan menjadi sebuah kejutan, yang datang secara tiba-tiba tanpa tau isinya.

Ketika sang penerima kejutan itu membukanya, akan ada suka setelahnya juga akan ada duka setelahnya. Kedua hal itu tak pasti! Namun beginilah kehidupan, akan ada kejutan takdir setiap harinya. Manusia hanya mampu menerima itu dan menjalaninya bukan? Mengelak, diluar batas kemampuan kita.

Kayuhan sepeda itu mulai melambat, tak terasa menit berlalu begitu cepat.

Laju sepeda itu mulai berhenti, tepat di tepi pantai yang cukup sepi itu. Kicauan burung, deru ombak, pasir putih yang lembut rasanya masih sama bagi Bella. Sepoi angin berhempus cukup kencang, membuat rambut panjang Bella tertiup angin dan berkibar anggun. Mereka turun dari sepedanya, Brian mengajak Bella duduk bersandar pada sebuah batu karang besar.

"Nostalgia apakah yang kau ingat disini Bella?" Tanya Brian.

"Tentu saja banyak sekali!" Ujar Bella.

"Mari sebutkan lagi nostalgia itu, aku ingin mengingatnya lagi disini bersamamu!" Lembut sekali, nada bicara yang jarang sekali Bella dengar. Sambil menikmati suasana pantai, perlahan Bella mulai mengingat satu persatu nostalgia indah yang terjadi di pantai itu. Brian mendengarkan hal itu dengan seksama.

...Suatu saat nanti ...

...kita bisa saja bertemu lagi ...

...Dalam karakter cerita yang berbeda...

...semoga saja kita tetap bisa berbagi seumur hidup...

_____0_____

Beberapa mobil militer mulai berhenti, tepat di depan rumah sakit. Eddie yang sedang ada disana faham, untuk siapakah mobil-mobil itu datang kemari. Hari ini, adalah hari terakhir! Dimana dirinya mampu melihat saudaranya, sebelum eksekusi mati di jatuhkan. Seorang pria bertubuh besar berpakaian seragam militer lengkap, perlahan mulai menghampiri Eddie, raut mukanya begitu serius.

"Apa benar saudara Brian ada disini?" Tanya Pria itu.

"Benar, hanya saja Brian sedang menikmati sisa waktunya sejenak! Mohon berikan belas kasih anda padanya, setidaknya dua jam lagi ia akan kembali!" Pria itu melotot mendengar jawaban dari Eddie.

"Bagaimana mungkin seorang buronan di beri kebebasan macam itu!" Ujarnya pedas.

"Ingat, sebelum menyebutnya buronan, negaramu pun juga berhutang padanya. Atas apa yang ia lakukan! Dia yang menyerahkan Shawn, tepat di hadapan negaramu! Apa negaramu mampu melakukan hal itu? Bukan malah kabur atau mengelak, bahkan orang yang sempat kau panggil buronan itu pun berani menjemput mautnya dengan mengakui semua kesalahannya di depan negaramu, sambil berlutut! Bukankah ia begitu bijaksana!" Pria itu mengepalkan tangannya kuat mendengar jawaban Eddie, ia bungkam tak mampu berkata lagi.

Di sela-sela waktu itupun, dua insan ini sedang menikmati waktunya dengan senang. Perlahan cahaya sang surya mulai redup, keduanya mulai memperhatikan hal itu. Brian memberikan isyarat pada Bella untuk menghitung mundur, waktu dimana sang surya mulai lelah dengan tugasnya. Mereka berdua menghitung detik dimana matahari mulai tenggelam, hitungan terakhir adalah ketika sang surya tak lagi bersinar cerah.

"Wah, sepertinya sudah cukup lama kita berdua disini ya?" Ujar Brian seraya berdiri. Bella memperhatikan Brian yang berdiri dihadapannya, rasanya kakinya lemas sekali untuk hanya sekedar berdiri.

Bukan karena ia sakit, tetapi karena hari ini adalah hari terakhir, ya, benar! Hari ini terakhir kalinya, pemuda yang ia cintai itu bersamanya! Hari ini untuk yang terakhir kalinya tawanya ia dengarkan, senyumnya, tingkahnya, sifatnya yang dingin.

Sungguh sangat disayangkan, realita tentangnya datang paling akhir. Dimana saat itu Bella sedkit membenci Brian, namun sebuah kenyataan, dengan hitungan detik merubah kebencian itu menjadi cinta kembali.

Bella berdiri menghampiri Brian dan ikut berdiri di sisinya. Langit malam tanpa taburan bintang, mengapa? Tidakkah taburan bintang begitu indah di atas sana? Lalu mengapa hari ini sama sekali bintang tak ada? Apakah langit sedang mendukung suasana hati Bella, yang sangat kacau? Brian melirik kecil gadis disampingnya, yang sedang termenung memandang langit. Sedikit air mata keluar dari mata Bella, hal itupun terjadi pada Brian.

Tetapi Brian mencoba tegar saat ini, jika dirinya rapuh, lalu siapakah orang yang akan menguatkan gadisnya. Langkahnya begitu berat melangkah pergi meninggalkan gadis disampingnya itu, gadis yang teramat ia kasihi.

"Sepertinya sudah waktunya ya?" Ujar Bella , nada bicaranya sedikit bergetar.

"Ya, sudah waktunya! Sebelumnya, boleh aku mengatakan sesuatu sebelum aku pergi?" Tanya Brian berbalik menghadap Bella, begitupun dengan Bella. Satu anggukan kepala Bella berikan.

"Meskipun lisanku tak pernah berucap mengungkapkan perasaanya, kau harus tau. Bahwasannya, dari dalam lubuk hati yang paling dalam hati ini begitu mencintaimu. Kau adalah cahaya pertama, yang masuk menembus badaiku. Menjungkir balikkan duniaku, menundukkan pemuda bodoh ini padamu! Hanya seorang gadis, kau tau awalnya aku menganggap dirimu adalah sebuah beban bagiku, benalu yang mengusik hidupku. Tetapi, karena tantangan yang kau ajukan, lambat laun hatiku mulai memberikan simpatinya Bella. Jika bukan karenamu, mungkin akan selamanya aku berada dalam jalan yang salah! Jika saat ini takdir begitu jahat padaku, aku menerimanya! Karena aku pun tau, setiap perbuatan akan menemui balasannya nantinya. Jika balasan untukku adalah kematian, aku akan menerimanya sebagai penebusan dosa! Jika saja ada keajaiban disini, maka pada saat inilah aku akan meminta, untuk Tuhan memutar waktu. Aku ingin memperbaiki kehidupanku yang berantakan, aku tau satu hal! Orang tua ku pasti sedang menangis di atas sana, aku memang tidak berguna!"

Hari ini, Brian menangis dihadapan Bella, Bella begitu iba melihat hal itu. Tutur katanya yang begitu menyentuh hatinya, membuatnya juga menitikkan air mata. Perlahan Brian menghapus air matanya, tersenyum menatap penuh ke arah gadisnya.

...Terkadang saat satu orang hilang...

...Maka seluruh dunia akan tampak kosong...

"Terima kasih!" Ucap Brian lagi, Bella masih tetap diam. Ketika Brian selesai berucap, barulah Bella mulai berucap.

"Apa kau ingat sesuatu?" Lirih Bella, Brian mendengar apa yang Bella ucapkan meskipun itu pelan.

"Apa?"

"Mengenai sebuah janji? Buah dari hasil tantangan, yang ku ajukan?" Brian mengingat sedikit, hal apa yang Bella ucapkan, pada akhirnya Brian mengingatnya.

"Ya, aku ingat!"

"Bisa ku minta hal itu sekarang?"

"Mintalah selagi aku masih mampu memenuhinya!"

"Esok adalah sidang terakhir di Amerika, dimana kau akan di eksekusi! Biasanya, mereka mengajukan permintaan terakhir sebelum tahanan akan dihukum mati. Brian hari ini, aku ingin kau berjanji padaku. Kau akan melakukan apapun yang ku inginkan!"

"Selama itu masuk akal, aku akan memenuhinya Bella!"

"Mintalah perpanjangan hidup dalam satu tahun, jadikan aku milikmu!" Brian terkejut mendengar apa yang Bella bicarakan.

"Kau sadar apa yang kau katakan? Kau berharap pada seseorang yang akan mati! Menghindari kematianku sekarang pun percuma, esok kematian itu akan datang lagi padaku!" Tegas Brian.

"Kenapa kau tidak akan menurutinya?"

"Aku tidak ingin berdebat Bella! Tidak, selama itu menyangkut keadilan! Dan inilah keadilan untukku, mati setelah menghabisi banyak nyawa! Jangan hancurkan masa depanmu sendiri Bella, masih ada cinta yang datang padamu setelah ini kau gadis baik, kau pantas mendapatkan yang terbaik!"

Bella tak mampu membalas perkataan Brian, dirinya benar-benar tak kuasa lagi. Brian menarik Bella masuk kedalam dekapannya. Gadisnya itu menangis, terisak disana, ini terlalu perih untuk di deskripsikan.

"Aku yakin akan ada tawa setelah ini untukmu! Jadilah kuat, meskipun kakiku tak lagi melangkah bersamamu. Percayalah, bahwa disampingmu aku tetap mengawasimu meskipun tak terlihat!"

Hari itu adalah hari penuh duka yang Bella alami. Guncangan batin yang sangat menyiksanya. Malam tak lagi malam, perjalan Brian dari Tokyo ke Amerika pun usai. Kini dirinya, sedang berada dalam ruang eksekusi. Pagi di Amerika, begitu mencengkam bagi Bella juga Eddie, mereka terpisah oleh ruangan kaca.

Dimana didalamnya Brian sedang duduk disana, sambil memandang penuh ke arah orang-orang yang sangat ia sayangi. Jika Brian tak memintanya, mungkin Bella tak akan datang kemari, hatinya sungguh tak mampu menyaksikan akhir dari kisah cintanya, melihat pemuda yang ia cintai mati hadapannya.

...'Surya terakhir adalah ketika mataku melihatmu menitikkan air matanya untukku, apakah setelah ini hidupku akan benar berakhir? Meninggalkan dirimu adalah hal terberat bagiku, jika saja aku mampu merubah takdir hari ini juga akan ku rubah hidupku pada panutanku yang terkasih ayah dan ibu, maafkan aku yang bodoh ini pada adikku yang ku sayangi, ku mohon setelah ini berilah dirinya kebahagiaan Tuhan! Pada Bella gadisku, seandainya memang ada keajaiban, aku berjanji akan kembali selamat tinggal dunia yang fana ini, kisahku berakhir disini!' Batin Brian....

...Persiapan pun usai, mesin mulai dinyalakan. Kali pertama kursi listrik dinyalakan, hari itu seakan adalah akhir yang menyakitkan bagi Brian juga Bella....

...Apakah Tuhan mendengar jeritan hatinya, sebelum pergi? Ya, Tuhan selalu mendengar jeritan hati hambanya, suara pengikutnya yang tersiksa. True Love adalah cinta sejati, dimana hal itu melambangkan dua insan yang saling mencintai. Akhir adalah sebuah awal baru. Dimana ketika kata Hello datang kemudian akan datang juga kata Goodbye. Mereka adalah dua kalimat komplementer, yang tidak dapat di pisahkan. ...

The End

Cooming Soon Season 2

.

.

.

Terpopuler

Comments

@Ani Nur Meilan

@Ani Nur Meilan

Bagaimana nasib Brian loloskah dari hukuman itu🤔🤔🤔

2023-02-22

0

☠ᵏᵋᶜᶟ Fiqrie Nafaz Cinta🦂

☠ᵏᵋᶜᶟ Fiqrie Nafaz Cinta🦂

hantu donk... tak terlihat tapi bisa di rasakan

2023-02-22

0

🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦𝐀⃝🥀𝑰voᷠnͦeͮℛᵉˣ

🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦𝐀⃝🥀𝑰voᷠnͦeͮℛᵉˣ

Pagi-pagi dah sesak sekali hatiku,nyeri teriris, takdir cinta yang "mungkin" berakhir tragis,kematian didepan mata kekasihnya dan kata2 terakhir yang pasti akan selalu terngiang 🥺🥺🥺

2023-02-15

0

lihat semua
Episodes
1 Manusia Berhati Batu
2 Neraka dan Kebebasan
3 Iblis Baik Hati
4 Menaklukan Iblis Kota
5 Iblis yang Melarikan Diri
6 Renungan Cahaya
7 Iblis Dengan Bunga di Hatinya (Chapter 1)
8 Iblis Dengan Bunga di Hatinya (Chapter 2)
9 Iblis Dengan Bunga di Hatinya (Chapter 3)
10 Iblis Dengan Bunga di Hatinya (Chapter 4)
11 Nuansa Samudra Asmara
12 Sesuatu yang Berharga
13 Mencintai Seorang Pembunuh
14 Penebusan Dosa
15 Manusia yang Membawa Kabar
16 Ucapan yang Menamparku
17 Menerima Fakta dan Konsekuensi
18 Menit yang Menghitung Mundur
19 Pencipta yang Menyuruhku Kembali
20 Dari sini, Aku pergi ya!
21 Jembatan Dosa (Trailer) #2
22 Malaikat yang Membuang-ku
23 Pertobatan Pertama
24 Berdetak untuk Satu Nama
25 Sebuah Panggilan Asing
26 Limosin dan Perancis
27 Pejalan Kaki dan Kenangannya
28 Effiel dan Kamu
29 Satu Waktu dan Sakura
30 Rombongan Bodyguard Pengantar
31 Kamu dan Sakura-sakura itu
32 Selamat Datang Pria-ku
33 Butik dan Ambisi
34 Pria dari Masa Lalu
35 Konspirasi Kecil #1
36 Konspirasi Kecil #2
37 Konspirasi Kecil #3
38 Profesi yang Kembali
39 Manusia Bermata Satu
40 Surat atas Namamu
41 Ambisi Berdarah
42 Kedua Ambisi Gelap
43 Sisi Gelap Manusia
44 Wanitaku,Hatiku, Nyawaku
45 Pagi di Rumah Pinggir Pantai
46 Bersamamu
47 Ketenangan dan Kedatangan
48 Durasi Karmamu
49 Menit Pertama Perselisihan
50 Berada di Pelukanmu
51 Menjelang Pernikahan
52 Sosok Penguntit
53 Runyam
54 Peresmian dan Penguakan
55 Pemberantasan dan Misi
56 Jauh namun Dekat
57 Hai Negaraku
58 Seluk Beluk Alcatraz
59 Sebuah Ponsel dan Konspirasi
60 Gengster Penjara Al Capone
61 Hitungan Mundur 3
62 Hitungan Mundur 2
63 Hitungan Mundur 1
64 Sidang Kelicikan
65 Fakta yang Kalah
66 Manusia Dalam Jeruji
67 Manusia yang Curang
68 Perancis dan Dirimu
69 Es Krim
70 Mengantar Kado
71 Pertengkaran dan Lelucon
72 Manusia Kecil
73 Pagi ini
74 Manusia Penyangkal
75 Sebuah Pengakuan
76 Pesta Dansa
77 Pesta Dansa #2
78 Wine dan Dekapan
79 Pagi dan Sepasang Mata
80 Stevan Drew
81 Sebuah Seringai dari Balik Kaca
82 Perjanjian Kecil
83 Mengungkap Fakta
84 Konspirasi Baru
85 Pelukan Malam Ini
86 Manusia yang Diliputi Amarah
87 Manusia Cacing
88 Petang ini dan Sebuah Seringai
89 Tahap Kasus Pertama
90 Ini adalah Sebuah Konspirasi
91 Sebuah Kabar Bahagia
92 Calon Penerus
93 Konspirasi Baru
94 Satu Kali Tangkap
95 Mengenai Satu Ciuman
96 Konspirasi yang Berjalan
97 Memulai Konspirasi
98 Koneksi Pertama
99 Koneksi Pertama #2 (Problem)
100 Kesalahan Fatal
101 Cari Mati
102 Kelicikan Masih Berlanjut
103 Kemarahan Sepihak
104 Satu Sisi Menarik Satu Sisi Suram
105 Meredam Sisi Buruknya
106 Menjalankan Satu Rencana
107 Pada Kenyataannya
108 Sebenarnya ada apa?
109 Mencoba Melupakannya
110 Sebuah Fakta Lain
111 Hal yang Membahagiakan
112 Sedikit Membuat Lupa
113 Mengingat Kembali
114 Kemarilah
115 Sayang Tetaplah Bersamaku
116 Tetap Diam Namun Baik
117 Mata yang Masih Memantau
118 Bolehkah Aku Mengenalmu Lebih Jauh
119 Antara Suram dan Getir
120 Mencoba Menahan Luka
121 Secercah Kesempatan
122 Menjebaknya
123 Pulang Sebentar
124 Pemancar
125 Kita Ringkus Dia Sekarang
126 Penyergapan Malam Ini
127 Mengejarmu
128 Kembalilah
129 Berusaha Membawamu Pulang
130 Pada Akhirnya
131 Arogansi Manusia
132 Negara Orang
133 Waktu Bersamamu
134 Tasya Sialan!
135 Kami Akan Pulang
136 Satu Hal Lagi
137 Lagi-lagi
138 Hukuman apa yang pantas?
139 Ambisi Tasya
140 Aku ingin bertemu!
141 Mencoba Mencari Celah
142 Konspirasi Kedua Dendam
143 Mencoba memecah belah
144 Kembali Berulah
145 Memulainya
146 Sebuah Pesan
147 Bertindak Sendiri
148 Bertindak Sendiri
149 Meringkusnya
150 Keputusan
151 Sebuah Keputusan
152 Setelah Saat Itu
153 Daddy, Bolehkah?
154 Di Sekolahnya
155 Sebuah Panggilan Telepon
156 Kalian ini kenapa?
157 Singgah Sebentar
158 Perbedaan Semacam Apa Ini?
159 Sebenarnya Ada Apa?
160 Tentang Perbedaan Di antara Kami
161 Daddy Aku Mohon!
162 Mata-mata
163 Sebuah Pesan
164 Kebaikan
165 Berbagi itu indah
166 Berat Namun Akan Ku Coba
167 Awal Mulanya
168 Sebuah Kenyataan Pahit
169 Aku Melihatnya
170 Sebelum Rencana Dimulai
171 Menata Rencana
172 Jadi Sebenarnya
173 Hallo Sienna!
174 Pembicaraan Malam Ini
175 Siapa Kau? #1
176 Siapa Kau #2
177 Bernafas Sejenak
178 Valentine Days
179 Aku milikku
180 Mengapa Kami Bersama mu
181 Family Time 1
182 Family Time 2
183 Liburan di Hawai
184 Mereka Pewaris Kami
185 Calon Pewaris
186 Pewaris Kami (Ending)
Episodes

Updated 186 Episodes

1
Manusia Berhati Batu
2
Neraka dan Kebebasan
3
Iblis Baik Hati
4
Menaklukan Iblis Kota
5
Iblis yang Melarikan Diri
6
Renungan Cahaya
7
Iblis Dengan Bunga di Hatinya (Chapter 1)
8
Iblis Dengan Bunga di Hatinya (Chapter 2)
9
Iblis Dengan Bunga di Hatinya (Chapter 3)
10
Iblis Dengan Bunga di Hatinya (Chapter 4)
11
Nuansa Samudra Asmara
12
Sesuatu yang Berharga
13
Mencintai Seorang Pembunuh
14
Penebusan Dosa
15
Manusia yang Membawa Kabar
16
Ucapan yang Menamparku
17
Menerima Fakta dan Konsekuensi
18
Menit yang Menghitung Mundur
19
Pencipta yang Menyuruhku Kembali
20
Dari sini, Aku pergi ya!
21
Jembatan Dosa (Trailer) #2
22
Malaikat yang Membuang-ku
23
Pertobatan Pertama
24
Berdetak untuk Satu Nama
25
Sebuah Panggilan Asing
26
Limosin dan Perancis
27
Pejalan Kaki dan Kenangannya
28
Effiel dan Kamu
29
Satu Waktu dan Sakura
30
Rombongan Bodyguard Pengantar
31
Kamu dan Sakura-sakura itu
32
Selamat Datang Pria-ku
33
Butik dan Ambisi
34
Pria dari Masa Lalu
35
Konspirasi Kecil #1
36
Konspirasi Kecil #2
37
Konspirasi Kecil #3
38
Profesi yang Kembali
39
Manusia Bermata Satu
40
Surat atas Namamu
41
Ambisi Berdarah
42
Kedua Ambisi Gelap
43
Sisi Gelap Manusia
44
Wanitaku,Hatiku, Nyawaku
45
Pagi di Rumah Pinggir Pantai
46
Bersamamu
47
Ketenangan dan Kedatangan
48
Durasi Karmamu
49
Menit Pertama Perselisihan
50
Berada di Pelukanmu
51
Menjelang Pernikahan
52
Sosok Penguntit
53
Runyam
54
Peresmian dan Penguakan
55
Pemberantasan dan Misi
56
Jauh namun Dekat
57
Hai Negaraku
58
Seluk Beluk Alcatraz
59
Sebuah Ponsel dan Konspirasi
60
Gengster Penjara Al Capone
61
Hitungan Mundur 3
62
Hitungan Mundur 2
63
Hitungan Mundur 1
64
Sidang Kelicikan
65
Fakta yang Kalah
66
Manusia Dalam Jeruji
67
Manusia yang Curang
68
Perancis dan Dirimu
69
Es Krim
70
Mengantar Kado
71
Pertengkaran dan Lelucon
72
Manusia Kecil
73
Pagi ini
74
Manusia Penyangkal
75
Sebuah Pengakuan
76
Pesta Dansa
77
Pesta Dansa #2
78
Wine dan Dekapan
79
Pagi dan Sepasang Mata
80
Stevan Drew
81
Sebuah Seringai dari Balik Kaca
82
Perjanjian Kecil
83
Mengungkap Fakta
84
Konspirasi Baru
85
Pelukan Malam Ini
86
Manusia yang Diliputi Amarah
87
Manusia Cacing
88
Petang ini dan Sebuah Seringai
89
Tahap Kasus Pertama
90
Ini adalah Sebuah Konspirasi
91
Sebuah Kabar Bahagia
92
Calon Penerus
93
Konspirasi Baru
94
Satu Kali Tangkap
95
Mengenai Satu Ciuman
96
Konspirasi yang Berjalan
97
Memulai Konspirasi
98
Koneksi Pertama
99
Koneksi Pertama #2 (Problem)
100
Kesalahan Fatal
101
Cari Mati
102
Kelicikan Masih Berlanjut
103
Kemarahan Sepihak
104
Satu Sisi Menarik Satu Sisi Suram
105
Meredam Sisi Buruknya
106
Menjalankan Satu Rencana
107
Pada Kenyataannya
108
Sebenarnya ada apa?
109
Mencoba Melupakannya
110
Sebuah Fakta Lain
111
Hal yang Membahagiakan
112
Sedikit Membuat Lupa
113
Mengingat Kembali
114
Kemarilah
115
Sayang Tetaplah Bersamaku
116
Tetap Diam Namun Baik
117
Mata yang Masih Memantau
118
Bolehkah Aku Mengenalmu Lebih Jauh
119
Antara Suram dan Getir
120
Mencoba Menahan Luka
121
Secercah Kesempatan
122
Menjebaknya
123
Pulang Sebentar
124
Pemancar
125
Kita Ringkus Dia Sekarang
126
Penyergapan Malam Ini
127
Mengejarmu
128
Kembalilah
129
Berusaha Membawamu Pulang
130
Pada Akhirnya
131
Arogansi Manusia
132
Negara Orang
133
Waktu Bersamamu
134
Tasya Sialan!
135
Kami Akan Pulang
136
Satu Hal Lagi
137
Lagi-lagi
138
Hukuman apa yang pantas?
139
Ambisi Tasya
140
Aku ingin bertemu!
141
Mencoba Mencari Celah
142
Konspirasi Kedua Dendam
143
Mencoba memecah belah
144
Kembali Berulah
145
Memulainya
146
Sebuah Pesan
147
Bertindak Sendiri
148
Bertindak Sendiri
149
Meringkusnya
150
Keputusan
151
Sebuah Keputusan
152
Setelah Saat Itu
153
Daddy, Bolehkah?
154
Di Sekolahnya
155
Sebuah Panggilan Telepon
156
Kalian ini kenapa?
157
Singgah Sebentar
158
Perbedaan Semacam Apa Ini?
159
Sebenarnya Ada Apa?
160
Tentang Perbedaan Di antara Kami
161
Daddy Aku Mohon!
162
Mata-mata
163
Sebuah Pesan
164
Kebaikan
165
Berbagi itu indah
166
Berat Namun Akan Ku Coba
167
Awal Mulanya
168
Sebuah Kenyataan Pahit
169
Aku Melihatnya
170
Sebelum Rencana Dimulai
171
Menata Rencana
172
Jadi Sebenarnya
173
Hallo Sienna!
174
Pembicaraan Malam Ini
175
Siapa Kau? #1
176
Siapa Kau #2
177
Bernafas Sejenak
178
Valentine Days
179
Aku milikku
180
Mengapa Kami Bersama mu
181
Family Time 1
182
Family Time 2
183
Liburan di Hawai
184
Mereka Pewaris Kami
185
Calon Pewaris
186
Pewaris Kami (Ending)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!