Nuansa Samudra Asmara

Sembilan bulan sudah berlalu ketika Brian menjadikan Bella sebagai kekasihnya, hari yang begitu berkesan itu tak sedikitpun hilang dalam ingatannya. Sembilan bulan cukup panjang serasa berlalu begitu cepat setiap kali Bella bersamanya. Bella, gadis pertama yang berani berpaling ke arahnya menatapnya tegas menantangnya dengan lantang, saat itu Brian hanyalah seorang pemuda yang buta akan ambisi, tak sedikitpun memahami tentang apa itu hidup yang sesungguhnya. Pemuda kejam yang tak mengenal belas kasih, kegelapan benar benar mengusai Brian saat itu. Berubah, semua seakan berubah ketika Bella gadis yang begitu ia cintai itu dengan baik hati mengulurkan tangannya membebaskannya dari badai. Bella, satu satunya gadis yang mampu menarik simpati seorang Brian yang sudah ia buang bertahun tahun lamanya. Baginya Bella benar benar mampu mengembalikan cahayanya yang hilang.

Dunia itu ilusi, sudah bukan lagi prinsip Brian dengan mudah tanpa ragu ia buang begitu saja prinsipnya. Bella gadis dengan tawanya yang mengalun merdu, ciptaan Tuhan paling indah namanya terukir jelas dalam hati Brian. Cukup, saat ini Brian tak ingin kegelapan hadir dalam hidupnya. Saat ini hanya ada satu dalam hidupnya, gadis yang teramat ia cintai adalah segalanya untuknya. Dunia Nya serasa berpusat pada Bella seorang, Brian sempat berfikir mengenai masa depannya, jika dirinya masih seorang mafia maka tidak akan pernah pantas ia bersanding bersama Bella, menggenggam tangannya dan bermimpi akan bagaimanakah hidup mereka esok? Ambisi mulai mengusai hatinya, tekadnya bulat! Bebas dari organisasi keji adalah tujuan utama yang akan di capainya saat ini.

Saat ini, keduanya sedang berada di Saporo kurang lebih sudah dua minggu Brian dan Bella berada disini. Sengaja memang Brian membawa Bella kemari sebelum misi pembrontakan untuk keluar dari organisasi ia jalankan. Tepat musim semi mereka disini, indahnya sakura berjatuhan menyambut langkah kaki mereka di sisi sisi mereka pohon sakura tumbuh begitu indah daunnya yang gugur seakan menghujani sepasang kekasih yang berjalan santai ini. Tiba tiba Bella melepas genggaman tangannya pada Brian, berlari ke arah salah satu pohon sakura yang mengugurkan daunnya, tangannya terentang matanya terpejam, tubuhnya mulai berputar kecil menikmati guyuran daun sakura yang jatuh. Brian memperhatikan hal itu, satu kata terlintas dalam benaknya "Cantik" kekasihnya itu begitu anggun saat ini dimatanya.

"Kenapa kau hanya diam disana? Kenapa tidak kemari?" Ujar Bella seraya tersenyum pada Brian.

"Kau seperti anak kecil dengan tingkahmu yang seperti itu!" Brian mendekat ke arah Bella.

"Kau bilang apa tadi?"

"Tidak ada, hanya jika kau lakukan itu! Kau harus mengajakku!" Tepat ketika Brian berada tepat dihadapan Bella, tangan kekarnya mengangkat tubuh Bella dan membawanya berputar bersamanya. Tawa bahagia mengalun begitu syahdu diantara mereka.

"Aaa... Turunkan aku sekarang!" Mendengar permintaan kecil itu Brian pun menurunkannya menatapnya lembut.

"Apa kau senang?" Tanya Brian, Bella berfikir kecil sejenak.

"Tidak!"

"Oh ya, kenapa?"

"Karena kebahagiaan yang kurasakan disini, sepertinya kau sama sekali tak merasakannya?"

"Aku bahagia." Bella menautkan satu alisnya mendengar itu.

"Lalu kenapa aku tidak melihat kebahagian itu?"

"Karena sepertinya hatimu belum sepenuhnya milikku!"

"Kenapa begitu?"

"Dasar! Jika aku tidak bahagia, tidak akan pernah aku berusaha mendapatkan tiket kemari untukmu! Kebahagiaan yang aku rasakan, ada pada kebahagiaanmu jika kau ingin aku bahagia, maka usahakan tawa ini tetap ada!" Ujar Brian, tangannya menarik kecil sudut bibir Bella mengakibatkan Bella tersenyum begitu tulus padanya.

"Manis sekali, aku mencintaimu!" Brian tersenyum mendengar ungkapan hati yang begitu manis itu.

"Sebelum kemari, aku membeli sesuatu untukmu." Brian merogoh sakunya mengeluarkan sesuatu dari sana, kotak berwarna merah Brian bersimpuh dihadapan Bella seraya membuka kotak itu, Bella memperhatikan hal itu.

Nampak sebuah cincin bermata berlian yang sangat indah, Brian meraih lembut tangan Bella memakaikan cincin itu tepat pada jari manisnya. Brian berdiri setelah memakaikan cincin itu.

"Kau melamarku?" Ujar Bella.

"Aku tidak memiliki keinginan untuk menikah muda denganmu!"

"Lalu cincin ini?"

"Jaga saja, setidaknya setelah ini aku tidak tau apakah aku akan kembali atau tidak?" Bella sama sekali tak mengerti mengenai apa yang Brian katakan saat ini.

"Ayo kita pulang!" Kali ini Bella benar benar sangat marah, baru saja Brian membuat hatinya begitu khawatir dengan ucapannya yang terlalu frontal, namun sama sekali Brian tak peduli ia justru berjalan menjauhi Bella.

"Berhenti!" Brian berhenti mendengar ucapan Bella dan berbalik, dilihatnya gadisnya itu yang sedang gelap mata menatapnya.

"Pemuda bodoh!" Bella menghampiri Brian yang berada sedikit jauh darinya.

"Apa yang kau katakan tadi? Apakah setelah ini kau ingin melakukan percobaan bunuh diri? Atau, kau berharap ingin menemui maut dengan sangat cepat? Kau bodoh atau apa hah? Sekejap kau bersikap manis, tetapi setelahnya kau seakan akan berkata akan pergi meninggalkanku setelah ini!" Amarah yang jarang sekali Brian lihat, Brian sedikit merasa bersalah bukan karena Bella memarahinya tetapi karena setitik air mata jatuh dari kelopak mata Bella, dengan cepat tangannya terulur air mata itu jatuh tepat di atas telapak tangan Brian.

"Dasar cengeng! Memangnya kenapa jika aku akan pergi setelah ini? Bukankah kau senang bebas dari manusia menyebalkan sepertiku?" Bella benar benar kesal pada Brian saat ini, dengan cepat ia pun berlalu dari hadapan Brian. Tepat ketika Bella melewatinya Brian menarik kecil pergelangan tangannya membawanya masuk ke dalam dekapannya.

"Hanya aku yang boleh pergi dengan wajah acuh seperti itu, kau tidak pantas pergi dengan wajah acuh meninggalkanku! Tidak akan ada yang pergi, tidak akan ku tinggalkan kau yang begitu ceroboh masuk dalam hidupku dan merubahnya sesuka hatimu!" Bella menjauhkan tubuhnya dari Brian mencoba melepas rengkuhannya.

"Bodoh! Pemuda bodoh!!!" Bella pergi meninggalkan Brian setelah itu, Brian tersenyum kecil melihat itu.

"Pelankan langkahmu!" Tutur Brian yang mengikuti Bella dari belakang, namun Bella tetap saja mengacuhkan Brian.

..._____0_____...

Malam pun tiba, Brian berada didepan pintu kamar hotel saat ini Bella baru saja masuk ke kamarnya dan mengunci pintunya, mereka memang satu kamar tetapi tidak seranjang. Brian sangat frustasi saat ini pasalnya ini sudah satu jam dia berdiri didepan pintu itu sambil mengetuknya namun sama sekali tak ada jawaban dari Bella.

"Dasar, kesalahan apa lagi yang ku perbuat saat ini?" Gerutu Brian, tangannya mencoba mengetuk lagi pintu kamar itu namun nihil tak ada jawaban.

"Gadis macam apa yang kujadikan kekasih saat ini? Bisa bisanya membiarkanku berdiri disini selama satu jam!" Gerutu Brian lagi.

"Terus saja kau menyumpah seperti itu! Tidak akan kubukan pintu ini sampai besok pagi!" Teriak Bella dari balik pintu. Brian membuang nafasnya kasar.

"Ya sudah, maafkan aku... Aku salah! Bisa kau bukakan pintu ini sekarang mataku sangat lelah sayang, kumohon!" Ujar Brian pasrah.

"Tidak mau!!!" Teriak Bella. Brian membuang nafasnya kasar sekali lagi, ia mencoba berfikir sejenak. Ide licik tiba tiba terlintas begitu saja, suasana saat ini juga mendukungnya dengan lorong hotel yang cukup sepi. Brian mengeluarkan sebuah pisau lipat menggores kecil tangannya darah segar pun bercucuran, dengan cepat ia usapkan darah itu didadanya yanf terbalut kemeja putih, tak lama Brian mengeluarkan sebuah pistol kecil.

"Bella, ku mohon buka sekarang!!! Ada beberapa orang mencurigakan yang mendekat!!! Kumohon buka pintu ini, aku tidak ingin mati!!!" Brian histeris.

"Bodoh!!! Kau bohong!!!" Teriak Bella.

Dorrr

Bunyi tembakan kecil itu membuat Bella membulatkan matanya, setelah tembakan itu suara Brian sama sekali tak terdengar.

"Nicolas?" Ucap Bella mencoba memastikan bahwa pemuda dibalik itu masih mampu menjawabnya, namun tetap sama sekali tak ada jawaban. Bella bangkit dari duduknya dengan cepat membuka pintu kamar hotelnya, terlihat Brian yang tergeletak disana dengan darah di dadanya, Bella syok melihat itu dengan cepat Bella menepuk pelan pipi Brian.

Terpopuler

Comments

Embun

Embun

ketika cinta mengubah segalanya.. luluh juga pada akhirnya

2023-02-22

0

Isty.n gbye😴

Isty.n gbye😴

hmmm apa ya maksud dari ucapan Brian barusan.

2023-02-22

1

die forever

die forever

dramamu berhasil Briaaan😄😄lalu apakah Bella akan marsh setelah kena prank Brian🤔🤭

2023-02-15

0

lihat semua
Episodes
1 Manusia Berhati Batu
2 Neraka dan Kebebasan
3 Iblis Baik Hati
4 Menaklukan Iblis Kota
5 Iblis yang Melarikan Diri
6 Renungan Cahaya
7 Iblis Dengan Bunga di Hatinya (Chapter 1)
8 Iblis Dengan Bunga di Hatinya (Chapter 2)
9 Iblis Dengan Bunga di Hatinya (Chapter 3)
10 Iblis Dengan Bunga di Hatinya (Chapter 4)
11 Nuansa Samudra Asmara
12 Sesuatu yang Berharga
13 Mencintai Seorang Pembunuh
14 Penebusan Dosa
15 Manusia yang Membawa Kabar
16 Ucapan yang Menamparku
17 Menerima Fakta dan Konsekuensi
18 Menit yang Menghitung Mundur
19 Pencipta yang Menyuruhku Kembali
20 Dari sini, Aku pergi ya!
21 Jembatan Dosa (Trailer) #2
22 Malaikat yang Membuang-ku
23 Pertobatan Pertama
24 Berdetak untuk Satu Nama
25 Sebuah Panggilan Asing
26 Limosin dan Perancis
27 Pejalan Kaki dan Kenangannya
28 Effiel dan Kamu
29 Satu Waktu dan Sakura
30 Rombongan Bodyguard Pengantar
31 Kamu dan Sakura-sakura itu
32 Selamat Datang Pria-ku
33 Butik dan Ambisi
34 Pria dari Masa Lalu
35 Konspirasi Kecil #1
36 Konspirasi Kecil #2
37 Konspirasi Kecil #3
38 Profesi yang Kembali
39 Manusia Bermata Satu
40 Surat atas Namamu
41 Ambisi Berdarah
42 Kedua Ambisi Gelap
43 Sisi Gelap Manusia
44 Wanitaku,Hatiku, Nyawaku
45 Pagi di Rumah Pinggir Pantai
46 Bersamamu
47 Ketenangan dan Kedatangan
48 Durasi Karmamu
49 Menit Pertama Perselisihan
50 Berada di Pelukanmu
51 Menjelang Pernikahan
52 Sosok Penguntit
53 Runyam
54 Peresmian dan Penguakan
55 Pemberantasan dan Misi
56 Jauh namun Dekat
57 Hai Negaraku
58 Seluk Beluk Alcatraz
59 Sebuah Ponsel dan Konspirasi
60 Gengster Penjara Al Capone
61 Hitungan Mundur 3
62 Hitungan Mundur 2
63 Hitungan Mundur 1
64 Sidang Kelicikan
65 Fakta yang Kalah
66 Manusia Dalam Jeruji
67 Manusia yang Curang
68 Perancis dan Dirimu
69 Es Krim
70 Mengantar Kado
71 Pertengkaran dan Lelucon
72 Manusia Kecil
73 Pagi ini
74 Manusia Penyangkal
75 Sebuah Pengakuan
76 Pesta Dansa
77 Pesta Dansa #2
78 Wine dan Dekapan
79 Pagi dan Sepasang Mata
80 Stevan Drew
81 Sebuah Seringai dari Balik Kaca
82 Perjanjian Kecil
83 Mengungkap Fakta
84 Konspirasi Baru
85 Pelukan Malam Ini
86 Manusia yang Diliputi Amarah
87 Manusia Cacing
88 Petang ini dan Sebuah Seringai
89 Tahap Kasus Pertama
90 Ini adalah Sebuah Konspirasi
91 Sebuah Kabar Bahagia
92 Calon Penerus
93 Konspirasi Baru
94 Satu Kali Tangkap
95 Mengenai Satu Ciuman
96 Konspirasi yang Berjalan
97 Memulai Konspirasi
98 Koneksi Pertama
99 Koneksi Pertama #2 (Problem)
100 Kesalahan Fatal
101 Cari Mati
102 Kelicikan Masih Berlanjut
103 Kemarahan Sepihak
104 Satu Sisi Menarik Satu Sisi Suram
105 Meredam Sisi Buruknya
106 Menjalankan Satu Rencana
107 Pada Kenyataannya
108 Sebenarnya ada apa?
109 Mencoba Melupakannya
110 Sebuah Fakta Lain
111 Hal yang Membahagiakan
112 Sedikit Membuat Lupa
113 Mengingat Kembali
114 Kemarilah
115 Sayang Tetaplah Bersamaku
116 Tetap Diam Namun Baik
117 Mata yang Masih Memantau
118 Bolehkah Aku Mengenalmu Lebih Jauh
119 Antara Suram dan Getir
120 Mencoba Menahan Luka
121 Secercah Kesempatan
122 Menjebaknya
123 Pulang Sebentar
124 Pemancar
125 Kita Ringkus Dia Sekarang
126 Penyergapan Malam Ini
127 Mengejarmu
128 Kembalilah
129 Berusaha Membawamu Pulang
130 Pada Akhirnya
131 Arogansi Manusia
132 Negara Orang
133 Waktu Bersamamu
134 Tasya Sialan!
135 Kami Akan Pulang
136 Satu Hal Lagi
137 Lagi-lagi
138 Hukuman apa yang pantas?
139 Ambisi Tasya
140 Aku ingin bertemu!
141 Mencoba Mencari Celah
142 Konspirasi Kedua Dendam
143 Mencoba memecah belah
144 Kembali Berulah
145 Memulainya
146 Sebuah Pesan
147 Bertindak Sendiri
148 Bertindak Sendiri
149 Meringkusnya
150 Keputusan
151 Sebuah Keputusan
152 Setelah Saat Itu
153 Daddy, Bolehkah?
154 Di Sekolahnya
155 Sebuah Panggilan Telepon
156 Kalian ini kenapa?
157 Singgah Sebentar
158 Perbedaan Semacam Apa Ini?
159 Sebenarnya Ada Apa?
160 Tentang Perbedaan Di antara Kami
161 Daddy Aku Mohon!
162 Mata-mata
163 Sebuah Pesan
164 Kebaikan
165 Berbagi itu indah
166 Berat Namun Akan Ku Coba
167 Awal Mulanya
168 Sebuah Kenyataan Pahit
169 Aku Melihatnya
170 Sebelum Rencana Dimulai
171 Menata Rencana
172 Jadi Sebenarnya
173 Hallo Sienna!
174 Pembicaraan Malam Ini
175 Siapa Kau? #1
176 Siapa Kau #2
177 Bernafas Sejenak
178 Valentine Days
179 Aku milikku
180 Mengapa Kami Bersama mu
181 Family Time 1
182 Family Time 2
183 Liburan di Hawai
184 Mereka Pewaris Kami
185 Calon Pewaris
186 Pewaris Kami (Ending)
Episodes

Updated 186 Episodes

1
Manusia Berhati Batu
2
Neraka dan Kebebasan
3
Iblis Baik Hati
4
Menaklukan Iblis Kota
5
Iblis yang Melarikan Diri
6
Renungan Cahaya
7
Iblis Dengan Bunga di Hatinya (Chapter 1)
8
Iblis Dengan Bunga di Hatinya (Chapter 2)
9
Iblis Dengan Bunga di Hatinya (Chapter 3)
10
Iblis Dengan Bunga di Hatinya (Chapter 4)
11
Nuansa Samudra Asmara
12
Sesuatu yang Berharga
13
Mencintai Seorang Pembunuh
14
Penebusan Dosa
15
Manusia yang Membawa Kabar
16
Ucapan yang Menamparku
17
Menerima Fakta dan Konsekuensi
18
Menit yang Menghitung Mundur
19
Pencipta yang Menyuruhku Kembali
20
Dari sini, Aku pergi ya!
21
Jembatan Dosa (Trailer) #2
22
Malaikat yang Membuang-ku
23
Pertobatan Pertama
24
Berdetak untuk Satu Nama
25
Sebuah Panggilan Asing
26
Limosin dan Perancis
27
Pejalan Kaki dan Kenangannya
28
Effiel dan Kamu
29
Satu Waktu dan Sakura
30
Rombongan Bodyguard Pengantar
31
Kamu dan Sakura-sakura itu
32
Selamat Datang Pria-ku
33
Butik dan Ambisi
34
Pria dari Masa Lalu
35
Konspirasi Kecil #1
36
Konspirasi Kecil #2
37
Konspirasi Kecil #3
38
Profesi yang Kembali
39
Manusia Bermata Satu
40
Surat atas Namamu
41
Ambisi Berdarah
42
Kedua Ambisi Gelap
43
Sisi Gelap Manusia
44
Wanitaku,Hatiku, Nyawaku
45
Pagi di Rumah Pinggir Pantai
46
Bersamamu
47
Ketenangan dan Kedatangan
48
Durasi Karmamu
49
Menit Pertama Perselisihan
50
Berada di Pelukanmu
51
Menjelang Pernikahan
52
Sosok Penguntit
53
Runyam
54
Peresmian dan Penguakan
55
Pemberantasan dan Misi
56
Jauh namun Dekat
57
Hai Negaraku
58
Seluk Beluk Alcatraz
59
Sebuah Ponsel dan Konspirasi
60
Gengster Penjara Al Capone
61
Hitungan Mundur 3
62
Hitungan Mundur 2
63
Hitungan Mundur 1
64
Sidang Kelicikan
65
Fakta yang Kalah
66
Manusia Dalam Jeruji
67
Manusia yang Curang
68
Perancis dan Dirimu
69
Es Krim
70
Mengantar Kado
71
Pertengkaran dan Lelucon
72
Manusia Kecil
73
Pagi ini
74
Manusia Penyangkal
75
Sebuah Pengakuan
76
Pesta Dansa
77
Pesta Dansa #2
78
Wine dan Dekapan
79
Pagi dan Sepasang Mata
80
Stevan Drew
81
Sebuah Seringai dari Balik Kaca
82
Perjanjian Kecil
83
Mengungkap Fakta
84
Konspirasi Baru
85
Pelukan Malam Ini
86
Manusia yang Diliputi Amarah
87
Manusia Cacing
88
Petang ini dan Sebuah Seringai
89
Tahap Kasus Pertama
90
Ini adalah Sebuah Konspirasi
91
Sebuah Kabar Bahagia
92
Calon Penerus
93
Konspirasi Baru
94
Satu Kali Tangkap
95
Mengenai Satu Ciuman
96
Konspirasi yang Berjalan
97
Memulai Konspirasi
98
Koneksi Pertama
99
Koneksi Pertama #2 (Problem)
100
Kesalahan Fatal
101
Cari Mati
102
Kelicikan Masih Berlanjut
103
Kemarahan Sepihak
104
Satu Sisi Menarik Satu Sisi Suram
105
Meredam Sisi Buruknya
106
Menjalankan Satu Rencana
107
Pada Kenyataannya
108
Sebenarnya ada apa?
109
Mencoba Melupakannya
110
Sebuah Fakta Lain
111
Hal yang Membahagiakan
112
Sedikit Membuat Lupa
113
Mengingat Kembali
114
Kemarilah
115
Sayang Tetaplah Bersamaku
116
Tetap Diam Namun Baik
117
Mata yang Masih Memantau
118
Bolehkah Aku Mengenalmu Lebih Jauh
119
Antara Suram dan Getir
120
Mencoba Menahan Luka
121
Secercah Kesempatan
122
Menjebaknya
123
Pulang Sebentar
124
Pemancar
125
Kita Ringkus Dia Sekarang
126
Penyergapan Malam Ini
127
Mengejarmu
128
Kembalilah
129
Berusaha Membawamu Pulang
130
Pada Akhirnya
131
Arogansi Manusia
132
Negara Orang
133
Waktu Bersamamu
134
Tasya Sialan!
135
Kami Akan Pulang
136
Satu Hal Lagi
137
Lagi-lagi
138
Hukuman apa yang pantas?
139
Ambisi Tasya
140
Aku ingin bertemu!
141
Mencoba Mencari Celah
142
Konspirasi Kedua Dendam
143
Mencoba memecah belah
144
Kembali Berulah
145
Memulainya
146
Sebuah Pesan
147
Bertindak Sendiri
148
Bertindak Sendiri
149
Meringkusnya
150
Keputusan
151
Sebuah Keputusan
152
Setelah Saat Itu
153
Daddy, Bolehkah?
154
Di Sekolahnya
155
Sebuah Panggilan Telepon
156
Kalian ini kenapa?
157
Singgah Sebentar
158
Perbedaan Semacam Apa Ini?
159
Sebenarnya Ada Apa?
160
Tentang Perbedaan Di antara Kami
161
Daddy Aku Mohon!
162
Mata-mata
163
Sebuah Pesan
164
Kebaikan
165
Berbagi itu indah
166
Berat Namun Akan Ku Coba
167
Awal Mulanya
168
Sebuah Kenyataan Pahit
169
Aku Melihatnya
170
Sebelum Rencana Dimulai
171
Menata Rencana
172
Jadi Sebenarnya
173
Hallo Sienna!
174
Pembicaraan Malam Ini
175
Siapa Kau? #1
176
Siapa Kau #2
177
Bernafas Sejenak
178
Valentine Days
179
Aku milikku
180
Mengapa Kami Bersama mu
181
Family Time 1
182
Family Time 2
183
Liburan di Hawai
184
Mereka Pewaris Kami
185
Calon Pewaris
186
Pewaris Kami (Ending)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!