Sesuatu yang Berharga

"Nic, bangun!!! Ya Tuhan, bangun! Maafkan aku, ku fikir kau bercanda, buka matamu kumohon!" Bella menangis terisak melihat itu, Brian melirik kecil kekasihnya itu tak lama ia pun membuka matanya dan tersenyum ke arah Bella.

"Kau menangis untukku? Lalu mengapa kau begitu jahat padaku?" Bella terkejut melihat Brian yang tersenyum ke arahnya.

"Bodoh!!! Kau fikir ini lucu hah? Mempermainkan kematian?" Brian mulai bangkit begitu pun Bella.

"Lalu aku harus bagaimana? Masih untung aku tidak mendobrak pintu ini dan merusaknya!"

"Tapi tidak menggunakan cara itu!" Brian tersenyum mendengar penuturan itu.

"Baiklah aku minta maaf, saatnya tidur lebih baik kita istirahat!" Ujar Brian seraya menggendong Bella dan membawanya masuk. Brian membaringkan Bella di ranjangnya, bukan malah tidur Bella justru menghampiri jendela membelakangi Brian yang sedang duduk di tepi ranjang. Sepatah katapun tak Bella lontarkan, pemuda yang sedang ada di belakangnya itu harusnya menghargai perasaannya tapi tidak dengan Brian, sama sekali tak ada penyesalan dalam matanya.

"Hei, kau ini kenapa bukankah berulang kali sudah aku minta maaf?" Ujar Brian seraya menghampiri Bella, namun tetap saja Bella tetap diam.

"Baiklah, sepertinya hari ini aku sudah keterlaluan terhadapmu... Maafkan aku jika memang masih mungkin, apa kau mau memaafkanku?" Ujar Brian, namun tetap saja Bella masih terdiam. Perlahan Brian memutar tubuh Bella menghadapnya, Brian meraih tangan Bella menuntunnya ke arah telinganya.

"Jangan begini, aku benci melihatmu diam seperti ini! Berapa kali harus kukatakan? Usahakan selama kau bersamaku tawamu akan tetap ada!"

"Dasar...." Bella hendak ingin menyumpah pada Brian, namun Brian memotongnya.

"Berhentilah menyumpah. Aku sudah menyesali perbuatanku, apa kau mau memaafkanku?"

"Apa jaminannya jika aku memaafkanmu?"

"Apapun yang kau minta!" Mendengar hal itu Bella merasa kemenangan berada di pihaknya kali ini.

"Berjanjilah kau akan membuang sifat dinginmu itu! Aku tidak suka!"

"Kau ini kenapa? Sifat itu memanglah dasar diriku? Membuangnya sama saja menjadikanku orang lain, bukan aku yang sesungguhnya!"

"Jika dengan menjadi orang lain kau bisa jadi lebih baik kenapa tidak?" Brian membuang nafasnya kasar, gadisnya memanglah sulit di tentang dengan berat hati Brian pun mengangguk. Bella tersenyum penuh kemenangan pada Brian.

"Kau senang?" Bella mengangguk kecil mendengar itu.

"Baiklah, ayo kita tidur!" Brian berlalu dari hadapan Bella, namun ia menahannya menatap Brian penuh harap.

"Aku lapar, bisa kita makan malam di luar?" Brian tertawa kecil mendengar hal itu, tangan kekarnya mengacak kecil pucuk kepala Bella.

"Baiklah, ayo!"

"Kita jalan kaki saja ya?"

Anggukan kecil Brian berikan pada Bella. Sebelum pergi Brian mengganti pakaiannya terlebih dahulu, karena bercak darah disana membuatnya kotor Mereka berdua pun keluar dari dalam hotel untuk mencari makanan.

Langkah kaki mereka berjalan diantara pemandangan malam indah Kota Saporo, tak jarang obrolan hangat terlontar begitu saja dari mulut mereka untuk menghilangkan kesunyian yang ada. Malam ini cuaca cukup dingin Brian melihat gadisnya menggosok - gosokkan tangannya mencoba mengurangi rasa dingin yang yang menghinggap. Brian menarik lembut tangan Bella, mengajaknya duduk di sebuah halte bis yang sedang sepi.

"Kenapa kita disini ?" Tanya Bella lugu, Brian tidak menjawab itu. Ia meraih kedua tangan Bella menggosok kedua telapak tangannya dengan lembut, mendekatkan ke arah bibirnya dan meniupnya, Bella tersenyum melihat itu Kali ini sebaliknya Brian menggosok telapak tangannya, setelah merasa cukup hangat Brian menempelkannya pada wajah Bella, tangan Bella menyentuh tangan Brian seraya tersenyum dan memejamkan matanya.

"Apa sudah tidak dingin ?" Perlahan Bella membuka matanya dan menggeleng kecil.

"Tidak, tapi terima kasih sudah mengurangi sedikit dingin yang sudah mengusikku."

"Tentu, apa kau ingin pulang?"

"Tidak aku ingin ke restoran!"

"Baiklah."

..._____0_____...

Brian melihat Bella makan dengan lahap senang sekali bisa membuatnya bahagia seperti ini, sama sepertinya Brian pun juga mulai menikmati makanannya.

"Nic, buka mulutmu!" ucap Bella sambil menyodorkan makanan ke arah Brian, Brian hanya menatapnya dingin.

"Selesaikan makanmu dan segera pulang!" Bella tersenyum dan menggeleng kecil.

"Tidak, tapi jika kau membuka mulutmu kita akan segera pulang!" Brian tidak menggubrisnya dan terus menyantap makanannya.

"Kau tidak mencintaiku. Kau kejam"Protes Bella.

"Aku hanya memintamu membuka mulut, apa itu salah?" Protesnya lagi.

"Kalimat konyol macam apa itu? Kau tidak yakin padaku? Kau menyukaiku?" Tanyanya kesal.

"Kalau begitu buktikan!" Mendegar itu Brian pun diam membisu.

"Nic jadilah laki laki sejati dan buktikan!" Mendegar ungkapan itu membuat Brian cukup kesal dan menatap tajam ke arahnya.

"Jika aku bisa membuktikannya maka kau harus memenuhi keinginanku!"

"Baiklah!"

Mendengar jawaban kecil itu membuat Brian bahagia ia semakin bertekad unutk melakukan sesuatu, Brian berdiri meninggalkan Bella, berjalan ke arah panggung kecil yang disediakan di restoran itu untuk bermain musik. Brian mengambil sebuah mich. Bella memperhatikan hal itu, gerak gerik pemuda yang baru saja ia tantang.

"Baiklah semuanya. Untuk tuan dan nyonya yang sedang menikmati hidangan dan sajian lezat Tolong berikan perhatian kalian sebentar pada saya!" Mendengar ucapan Brian para pengunjung di restoran itu mengalihkan pandangan mereka sepenuhnya pada Brian termasuk Bella.

"Aku berdiri disini untuk sebuah alasan khusus, untuk gadis yang sedang ada disana!" Brian menunjuk Bella yang sedang duduk tak jauh dari tempatnya berdiri.

"Hey sayang Kau bertanya padaku apakah aku benar mencintaimu ataukah tidak? Baiklah, tapi sebelum kujawab itu, biarkan aku mempersembahkan sebuah lagu Dengar baik baik ini untukmu."

Brian Bibirnya yang sudah lama tak bernyayi, kini mulai mengalunkan sebuah lagu. Dengan iringan dari sebuah gitar yang yang dimainkannya. Lagu berjudul True Love mulai dialunkan dengan penuh perasaan, petikan terakhir dari gitar yang dimainkan Brian, disambut hangat dengan tepuk tangan dan sorakan.

"True Love itu adalah judul lagu yang baru kumainkan. Apa kalian percaya cinta sejati itu ada ? Dulu aku tidak mengenal apa itu cinta, namun karena kepedulian yang diberikan seorang gadis, yang masuk secara tiba tiba dalam hidupku yang berantakan. Aku sadar satu hal bahwa yang kubutuhkan hanyalah sebuah kasih sayang, dan itu terbukti dengan rasa sayang yang ia mililki, sudah menjebakku dalam sebuah perasaan. Cinta namanya, aku yang diliputi kebencian, bisa menemukan sebuah ketenangan karenanya. Perlahan benang merah mulai merajut kepingan hati kami, dan menyatukannya seiring bergantinya waktu, hatiku memilihnya sebagai seorang kekasih. Takdir yang menyatukan kami. Dan Aku begitu bersyukur karena dipertemukan dengannya, aku sangat menyayangimu, Bella!"

Air mata turun dari kelopak mata Bella ketika Brian mengutarakan perasaan untuknya, Brian pun tersenyum manis padanya.

"Sekian dariku Terima kasih atas perhatiannya!" ucap Brian yang disambut dengan tepuk tangan, Brian kini menghampiri Bella gadisnya yang masih meneteskan air mata.

"Kenapa?" Tanya Brian, yang sekarang sudah duduk di depannya dan menatapnya, Bella menggeleng dan tersenyum.

"Tidak, hanya saja aku tidak percaya kau bisa melakukannya!" Brian menarik sudut bibirnya membentuk sebuah senyuman. Tangannya bergerak mengusap lembut kepala Bella yang sedang tersenyum senang. Mereka pun melanjutkan menyantap makanannya yang sempat tertunda.

..._____0_____...

Penat menghinggapi tubuh Brian, tapi obrolan kecil dan beberapa candaan yang terlontar dari bibir Bella membuat penat itu tak lagi terasa, ini mungkin sudah terlalu larut, jalanan menuju penginapan pun sudah sepi sunyi, hanya ada suara langkah kaki kami yang terdengar dan obrolan hangat kami yang mengusir kesunyian. Dinginnya malam masih tetap sama begitu menusuk.

"Jadi, apa permintaan yang akan kau ajukan untukku?" Lirih Bella, senyuman tercipta pada wajah Brian kala indra pendengarannya mendengar pertanyaan lembut dari gadisnya.

"Apa harus aku memintanya sekarang?"

"Tentu saja, jika kau ingin."

"Tentu saja tidak sekarang Bella, kita berdua memiliki satu kesempatan akan itukan? Dengan kesempatan itu juga, tidak ada yang boleh menolak apa yang di ajukan nantinya, kesempatan emas itu akan kugunakan tepat pada waktunya... Dan ketika hal itu terjadi, baik kau dan aku sama sama akan pasrah menurutinya, tidak ada penolakan!"

"Baiklah, hal itupun juga berlaku padaku! Kau tidak boleh curang!" Ujar Bella, Brian menatap lembut gadisnya itu nada bicaranya yang cukup renyah itu membuatnya sangat gemas. Rambut panjang Bella yang tergerai itu sungguh sangat menawan untuknya. Entah ada apa dengan Bella, jalannya yang cukup santai itu mendadak berhenti, mungkin karena kakinya yang cukup lelah ia pun terjatuh. Brian terkejut melihat hal itu ia pun juga ikut berhenti.

"Awhh,,,, batu sial darimanakah ini astaga!" Brian terkikik mendengar itu.

"Kenapa kau tertawa! Setidaknya bantulah aku!"

"Kau bisa bangun sendirikan?" Ujar Brian seraya menatapnya dengan penuh seringai, Bella mendengus kesal dengan cepat ia pun bangkit dan berjalan meninggalkan Brian namun baru saja beberapa langkah ia berjalan Brian dengan cepat menggendongnya.

"Setelah kecerobahan itu, mana mungkin aku membiarkanmu berjalan lagi?" Tutur kata yang cukup lembut bagi Bella mendengar hal itu dari Brian.

"Kenapa bukannya tadi kau tak peduli?" Namun Brian tetap diam mendengar itu, ia tetap berjalan tanpa mempedulikan apa yang Bella katakan.

...'Jika bagian dari diriku terluka, apa aku tidak akan peduli? Kau bagian dari hidupku yang paling penting, tindakanku yang kadang acuh padamu tidak akan merubah ketulusan hatiku yang begitu mencintaimu Bella.' Batin Brian....

Terpopuler

Comments

✪⃟𝔄ʀ ησƒяιтα 🅾︎🅵︎🅵 ⍣⃝కꫝ🎸

✪⃟𝔄ʀ ησƒяιтα 🅾︎🅵︎🅵 ⍣⃝కꫝ🎸

ungkaoan yg daoam hati itu kalau diungkapkan dengan lantang akan membuat hati mu lega brian

2023-02-22

0

✪⃟𝔄ʀ ησƒяιтα 🅾︎🅵︎🅵 ⍣⃝కꫝ🎸

✪⃟𝔄ʀ ησƒяιтα 🅾︎🅵︎🅵 ⍣⃝కꫝ🎸

brian keren,berani mengungkapkan isi hati didepan keramaian makin maju ni brian

2023-02-22

0

Isty.n gbye😴

Isty.n gbye😴

hmm khawatir kan, Bella ini kena Frank dah hihi

2023-02-22

1

lihat semua
Episodes
1 Manusia Berhati Batu
2 Neraka dan Kebebasan
3 Iblis Baik Hati
4 Menaklukan Iblis Kota
5 Iblis yang Melarikan Diri
6 Renungan Cahaya
7 Iblis Dengan Bunga di Hatinya (Chapter 1)
8 Iblis Dengan Bunga di Hatinya (Chapter 2)
9 Iblis Dengan Bunga di Hatinya (Chapter 3)
10 Iblis Dengan Bunga di Hatinya (Chapter 4)
11 Nuansa Samudra Asmara
12 Sesuatu yang Berharga
13 Mencintai Seorang Pembunuh
14 Penebusan Dosa
15 Manusia yang Membawa Kabar
16 Ucapan yang Menamparku
17 Menerima Fakta dan Konsekuensi
18 Menit yang Menghitung Mundur
19 Pencipta yang Menyuruhku Kembali
20 Dari sini, Aku pergi ya!
21 Jembatan Dosa (Trailer) #2
22 Malaikat yang Membuang-ku
23 Pertobatan Pertama
24 Berdetak untuk Satu Nama
25 Sebuah Panggilan Asing
26 Limosin dan Perancis
27 Pejalan Kaki dan Kenangannya
28 Effiel dan Kamu
29 Satu Waktu dan Sakura
30 Rombongan Bodyguard Pengantar
31 Kamu dan Sakura-sakura itu
32 Selamat Datang Pria-ku
33 Butik dan Ambisi
34 Pria dari Masa Lalu
35 Konspirasi Kecil #1
36 Konspirasi Kecil #2
37 Konspirasi Kecil #3
38 Profesi yang Kembali
39 Manusia Bermata Satu
40 Surat atas Namamu
41 Ambisi Berdarah
42 Kedua Ambisi Gelap
43 Sisi Gelap Manusia
44 Wanitaku,Hatiku, Nyawaku
45 Pagi di Rumah Pinggir Pantai
46 Bersamamu
47 Ketenangan dan Kedatangan
48 Durasi Karmamu
49 Menit Pertama Perselisihan
50 Berada di Pelukanmu
51 Menjelang Pernikahan
52 Sosok Penguntit
53 Runyam
54 Peresmian dan Penguakan
55 Pemberantasan dan Misi
56 Jauh namun Dekat
57 Hai Negaraku
58 Seluk Beluk Alcatraz
59 Sebuah Ponsel dan Konspirasi
60 Gengster Penjara Al Capone
61 Hitungan Mundur 3
62 Hitungan Mundur 2
63 Hitungan Mundur 1
64 Sidang Kelicikan
65 Fakta yang Kalah
66 Manusia Dalam Jeruji
67 Manusia yang Curang
68 Perancis dan Dirimu
69 Es Krim
70 Mengantar Kado
71 Pertengkaran dan Lelucon
72 Manusia Kecil
73 Pagi ini
74 Manusia Penyangkal
75 Sebuah Pengakuan
76 Pesta Dansa
77 Pesta Dansa #2
78 Wine dan Dekapan
79 Pagi dan Sepasang Mata
80 Stevan Drew
81 Sebuah Seringai dari Balik Kaca
82 Perjanjian Kecil
83 Mengungkap Fakta
84 Konspirasi Baru
85 Pelukan Malam Ini
86 Manusia yang Diliputi Amarah
87 Manusia Cacing
88 Petang ini dan Sebuah Seringai
89 Tahap Kasus Pertama
90 Ini adalah Sebuah Konspirasi
91 Sebuah Kabar Bahagia
92 Calon Penerus
93 Konspirasi Baru
94 Satu Kali Tangkap
95 Mengenai Satu Ciuman
96 Konspirasi yang Berjalan
97 Memulai Konspirasi
98 Koneksi Pertama
99 Koneksi Pertama #2 (Problem)
100 Kesalahan Fatal
101 Cari Mati
102 Kelicikan Masih Berlanjut
103 Kemarahan Sepihak
104 Satu Sisi Menarik Satu Sisi Suram
105 Meredam Sisi Buruknya
106 Menjalankan Satu Rencana
107 Pada Kenyataannya
108 Sebenarnya ada apa?
109 Mencoba Melupakannya
110 Sebuah Fakta Lain
111 Hal yang Membahagiakan
112 Sedikit Membuat Lupa
113 Mengingat Kembali
114 Kemarilah
115 Sayang Tetaplah Bersamaku
116 Tetap Diam Namun Baik
117 Mata yang Masih Memantau
118 Bolehkah Aku Mengenalmu Lebih Jauh
119 Antara Suram dan Getir
120 Mencoba Menahan Luka
121 Secercah Kesempatan
122 Menjebaknya
123 Pulang Sebentar
124 Pemancar
125 Kita Ringkus Dia Sekarang
126 Penyergapan Malam Ini
127 Mengejarmu
128 Kembalilah
129 Berusaha Membawamu Pulang
130 Pada Akhirnya
131 Arogansi Manusia
132 Negara Orang
133 Waktu Bersamamu
134 Tasya Sialan!
135 Kami Akan Pulang
136 Satu Hal Lagi
137 Lagi-lagi
138 Hukuman apa yang pantas?
139 Ambisi Tasya
140 Aku ingin bertemu!
141 Mencoba Mencari Celah
142 Konspirasi Kedua Dendam
143 Mencoba memecah belah
144 Kembali Berulah
145 Memulainya
146 Sebuah Pesan
147 Bertindak Sendiri
148 Bertindak Sendiri
149 Meringkusnya
150 Keputusan
151 Sebuah Keputusan
152 Setelah Saat Itu
153 Daddy, Bolehkah?
154 Di Sekolahnya
155 Sebuah Panggilan Telepon
156 Kalian ini kenapa?
157 Singgah Sebentar
158 Perbedaan Semacam Apa Ini?
159 Sebenarnya Ada Apa?
160 Tentang Perbedaan Di antara Kami
161 Daddy Aku Mohon!
162 Mata-mata
163 Sebuah Pesan
164 Kebaikan
165 Berbagi itu indah
166 Berat Namun Akan Ku Coba
167 Awal Mulanya
168 Sebuah Kenyataan Pahit
169 Aku Melihatnya
170 Sebelum Rencana Dimulai
171 Menata Rencana
172 Jadi Sebenarnya
173 Hallo Sienna!
174 Pembicaraan Malam Ini
175 Siapa Kau? #1
176 Siapa Kau #2
177 Bernafas Sejenak
178 Valentine Days
179 Aku milikku
180 Mengapa Kami Bersama mu
181 Family Time 1
182 Family Time 2
183 Liburan di Hawai
184 Mereka Pewaris Kami
185 Calon Pewaris
186 Pewaris Kami (Ending)
Episodes

Updated 186 Episodes

1
Manusia Berhati Batu
2
Neraka dan Kebebasan
3
Iblis Baik Hati
4
Menaklukan Iblis Kota
5
Iblis yang Melarikan Diri
6
Renungan Cahaya
7
Iblis Dengan Bunga di Hatinya (Chapter 1)
8
Iblis Dengan Bunga di Hatinya (Chapter 2)
9
Iblis Dengan Bunga di Hatinya (Chapter 3)
10
Iblis Dengan Bunga di Hatinya (Chapter 4)
11
Nuansa Samudra Asmara
12
Sesuatu yang Berharga
13
Mencintai Seorang Pembunuh
14
Penebusan Dosa
15
Manusia yang Membawa Kabar
16
Ucapan yang Menamparku
17
Menerima Fakta dan Konsekuensi
18
Menit yang Menghitung Mundur
19
Pencipta yang Menyuruhku Kembali
20
Dari sini, Aku pergi ya!
21
Jembatan Dosa (Trailer) #2
22
Malaikat yang Membuang-ku
23
Pertobatan Pertama
24
Berdetak untuk Satu Nama
25
Sebuah Panggilan Asing
26
Limosin dan Perancis
27
Pejalan Kaki dan Kenangannya
28
Effiel dan Kamu
29
Satu Waktu dan Sakura
30
Rombongan Bodyguard Pengantar
31
Kamu dan Sakura-sakura itu
32
Selamat Datang Pria-ku
33
Butik dan Ambisi
34
Pria dari Masa Lalu
35
Konspirasi Kecil #1
36
Konspirasi Kecil #2
37
Konspirasi Kecil #3
38
Profesi yang Kembali
39
Manusia Bermata Satu
40
Surat atas Namamu
41
Ambisi Berdarah
42
Kedua Ambisi Gelap
43
Sisi Gelap Manusia
44
Wanitaku,Hatiku, Nyawaku
45
Pagi di Rumah Pinggir Pantai
46
Bersamamu
47
Ketenangan dan Kedatangan
48
Durasi Karmamu
49
Menit Pertama Perselisihan
50
Berada di Pelukanmu
51
Menjelang Pernikahan
52
Sosok Penguntit
53
Runyam
54
Peresmian dan Penguakan
55
Pemberantasan dan Misi
56
Jauh namun Dekat
57
Hai Negaraku
58
Seluk Beluk Alcatraz
59
Sebuah Ponsel dan Konspirasi
60
Gengster Penjara Al Capone
61
Hitungan Mundur 3
62
Hitungan Mundur 2
63
Hitungan Mundur 1
64
Sidang Kelicikan
65
Fakta yang Kalah
66
Manusia Dalam Jeruji
67
Manusia yang Curang
68
Perancis dan Dirimu
69
Es Krim
70
Mengantar Kado
71
Pertengkaran dan Lelucon
72
Manusia Kecil
73
Pagi ini
74
Manusia Penyangkal
75
Sebuah Pengakuan
76
Pesta Dansa
77
Pesta Dansa #2
78
Wine dan Dekapan
79
Pagi dan Sepasang Mata
80
Stevan Drew
81
Sebuah Seringai dari Balik Kaca
82
Perjanjian Kecil
83
Mengungkap Fakta
84
Konspirasi Baru
85
Pelukan Malam Ini
86
Manusia yang Diliputi Amarah
87
Manusia Cacing
88
Petang ini dan Sebuah Seringai
89
Tahap Kasus Pertama
90
Ini adalah Sebuah Konspirasi
91
Sebuah Kabar Bahagia
92
Calon Penerus
93
Konspirasi Baru
94
Satu Kali Tangkap
95
Mengenai Satu Ciuman
96
Konspirasi yang Berjalan
97
Memulai Konspirasi
98
Koneksi Pertama
99
Koneksi Pertama #2 (Problem)
100
Kesalahan Fatal
101
Cari Mati
102
Kelicikan Masih Berlanjut
103
Kemarahan Sepihak
104
Satu Sisi Menarik Satu Sisi Suram
105
Meredam Sisi Buruknya
106
Menjalankan Satu Rencana
107
Pada Kenyataannya
108
Sebenarnya ada apa?
109
Mencoba Melupakannya
110
Sebuah Fakta Lain
111
Hal yang Membahagiakan
112
Sedikit Membuat Lupa
113
Mengingat Kembali
114
Kemarilah
115
Sayang Tetaplah Bersamaku
116
Tetap Diam Namun Baik
117
Mata yang Masih Memantau
118
Bolehkah Aku Mengenalmu Lebih Jauh
119
Antara Suram dan Getir
120
Mencoba Menahan Luka
121
Secercah Kesempatan
122
Menjebaknya
123
Pulang Sebentar
124
Pemancar
125
Kita Ringkus Dia Sekarang
126
Penyergapan Malam Ini
127
Mengejarmu
128
Kembalilah
129
Berusaha Membawamu Pulang
130
Pada Akhirnya
131
Arogansi Manusia
132
Negara Orang
133
Waktu Bersamamu
134
Tasya Sialan!
135
Kami Akan Pulang
136
Satu Hal Lagi
137
Lagi-lagi
138
Hukuman apa yang pantas?
139
Ambisi Tasya
140
Aku ingin bertemu!
141
Mencoba Mencari Celah
142
Konspirasi Kedua Dendam
143
Mencoba memecah belah
144
Kembali Berulah
145
Memulainya
146
Sebuah Pesan
147
Bertindak Sendiri
148
Bertindak Sendiri
149
Meringkusnya
150
Keputusan
151
Sebuah Keputusan
152
Setelah Saat Itu
153
Daddy, Bolehkah?
154
Di Sekolahnya
155
Sebuah Panggilan Telepon
156
Kalian ini kenapa?
157
Singgah Sebentar
158
Perbedaan Semacam Apa Ini?
159
Sebenarnya Ada Apa?
160
Tentang Perbedaan Di antara Kami
161
Daddy Aku Mohon!
162
Mata-mata
163
Sebuah Pesan
164
Kebaikan
165
Berbagi itu indah
166
Berat Namun Akan Ku Coba
167
Awal Mulanya
168
Sebuah Kenyataan Pahit
169
Aku Melihatnya
170
Sebelum Rencana Dimulai
171
Menata Rencana
172
Jadi Sebenarnya
173
Hallo Sienna!
174
Pembicaraan Malam Ini
175
Siapa Kau? #1
176
Siapa Kau #2
177
Bernafas Sejenak
178
Valentine Days
179
Aku milikku
180
Mengapa Kami Bersama mu
181
Family Time 1
182
Family Time 2
183
Liburan di Hawai
184
Mereka Pewaris Kami
185
Calon Pewaris
186
Pewaris Kami (Ending)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!