...Lama setelah aku menyerah...
...hatiku masih mencarimu tanpa seizinku...
Eddie, pemuda ini berlari kecil menuju sebuah ruang rawat VIP. Tepat ketika pintu rawat dibuka, terlihat seorang pemuda. Terbujur lemah di atas ranjang, pemuda yang berjuang, satu tahun lalu dengan kekuatannya mengalahkan Shawn.
Pemuda yang mengajak beberapa anak buah Shawn, bersamanya untuk melakukan pembrontakan. Berkat pembrontakan itulah, Shawn berhasil dikalahkan.
Kekalahan Shawn, bukanlah sebuah piala atau kemenangan baginya. Meski sudah mengalahkan mafia internasional itu. Setelah dirinya pulih, dia tetap akan menghadap maut lagi. Karena kursi listrik, sedang menantinya, untuk dijatuhi hukuman mati. Karena pengeboman, yang ia lakukan di kantor polisi Tokyo. Pemuda yang sedang terbujur lemah itu, tak lain adalah Brian.
"Kau harus bangun dan menemui gadismu." Gumam Eddie, ia mengingat kecil moment dimana Brian saat itu, begitu bahagia menceritakan tentang Bella padanya. Gadis itu, benar-benar malaikat yang datang dalam hidup Brian kakaknya. Cahaya yang mampu menembus badai, dalam diri Brian. Usai mengingat hal itu, Eddie pun berlalu dari hadapan Brian.
Ditempat lain, Bella sedang berjalan santai diantara pohon sakura, yang berada di sisi jalan. Sepoi angin bertiup, membuat salah satu bunga pohon itu, jatuh di hadapannya. Sebelum bunga itu menyentuh tanah, Bella menangkapnya. Ia memperhatikan daun itu, tak lama, ia pun tersenyum dan memejamkan matanya.
Memori seorang pemuda di masa lalunya, mulai muncul, seorang pemuda yang begitu ia cintai.
Momen indah bersamanya, terlintas begitu saja dalam ingatannya. Dia juga mengingat ketika pemuda itu meninggalkannya sendiri, didepan pemakaman keluarganya.
...Aku tidak mengerti apa itu namanya...
...Jarak di antara detik...
...Namun aku justru selalu memikirkan dirimu...
...dalam sebuah interval...
...Di sini sepi dan aku merindukan cahayamu...
"Ini sudah satu tahun, bagaimana kabarnya?" Pikir Bella, perlahan ia mulai membuka matanya. Dihadapannya terlihat seorang pemuda yang tersenyum ke arahnya.
"Hei, bisa kita bicara sebentar?" Ucap pemuda itu ramah, Bella mengernyitkan keningnya bingung. Pemuda yang sedang berdiri dihadapannya, itu adalah Inspektur Han.
"Apa yang ingin kau bicarakan?"
"Mengenai para Mafia itu!"
Mendengar nama Mafia disebutkan, membuat niatnya untuk mendengarkan Han, tak lagi ada.
"Aku tidak ingin mengungkit masa lalu!" Bella berlalu dari hadapan Han, baru beberapa langkah Bella melangkah, Han pun mulai bicara.
"Ini tentang Brian." Nama itu membuat Bella berhenti, Bella berbalik menatap Han.
"Kenapa kita membicarakan seseorang yang mengingkari janjinya? Dia pasti sedang bersembunyi saat ini, karena takut kejahatannya terkuak!"
"Sebegitu bencinya kah kau padanya? Tidakkah kau mencintainya?"
"Tidak, ketika aku tau dia pembunuh keluargaku!"
"Sebenarnya, Brian sama sekali tidak mengingkari janjinya Bella."
"Oh ya, lalu dimana dia saat ini?"
"Dia pasti kembali, jika saja waktu itu salah seorang anak buah Shawn tidak menembaknya. dia koma selama ini! Benar memang setelah mengalahkan Shawn dia menemuimu, namun upaya itu di gagalkan anak buah Shawn."
Bella terkejut mendengar itu, benar memang lisannya selalu mengatakan bahwa tak ada satupun perasaannya pada Brian. Tetapi bagaimana dengan, hatinya yang masih setia mencintainya? Bella membulatkan matanya, Han mendekati Bella. Mencoba memberi kekuatan, dengan menyentuh bahu Bella.
"Kau mencintainya, tapi dia seorang mafia yang dengan keji membunuh kekuargamu, membantai seluruhnya tanpa belas kasih! Apa kau sanggup membunuhnya dengan tanganmu sendiri, atau menyaksikan kematiannya?"
Hatinya begitu sesak mendengar itu, memang benar Brian adalah seorang mafia, tetapi disisi lain Brian adalah orang pertama yang menguasai hatinya. Memenuhi setiap detik waktu, yang ia lalui dengan kebahagiaan. Brian adalah pemuda pertama, yang membuatnya jatuh dalam kharismanya yang menawan. Brian pemuda yang membuat Bella berani, menyerahkan hatinya padanya, Bella tidak bisa menyangkal bahwa hatinya masih sangat mencintai Brian.
"Bagaimana keadaannya Han?" Tanya Bella khawatir.
"Baru saja dia keluar dari kematian yang hampir merampas jiwanya, tetapi setelah ini kematian kembali menjemputnya!"
"Apa maksudmu?"
"Hukum yang berlaku di negaramu, adalah nyawa di bayar dengan nyawa. Eksekusi hukuman mati, bagi Brian masih berlaku, dia haris menjalani hukuman mati kursi listrik." Bella membulatkan matanya lagi, sungguh ia tak percaya hal ini. Mampukah ia kehilangan cintanya?
"Apa? Tapi ia bertindak atas perintah dari Shawn! Seharusnya Shawn yang di hukum!"
"Lalu kenapa dia tidak menolak itu? Kenapa dia masih tetap berjalan diantara kegelapan meskipun dia tau itu salah?"
"Aku tidak tau apa alasan Brian melakukan hal itu! Tapi, bagaimana bisa mereka tau? Bahwa Brian lah dalang dari ledakan kantor polisi Tokyo, satu tahun lalu?"
Han sedikit membuang nafasnya sebelum menjelaskan sesuatu, pada Bella. Tentang apa yang terjadi sebelum ini.
"Dia mungkin penjahat, tapi dia mengakui semua kesalahannya sendiri, dihadapan kami para polisi dan FBI. Dengan tegas dan suara yang lantang, sambil menyerahkan Shawn dihadapan kami, dia juga bersimpuh merendahkan dirinya, mengakui semua kesalahannya! Dia bilang, dia bersedia menerima hukuman apapun itu, jika memang hukumannya adalah mati, dia ingin mati dihadapanmu Bella! Sepertinya ada alasan mengapa Brian melakukan ini, dan lebih memilih kegelapan."
"Dia tidak pernah mengatakannya." Ujar Bella.
"Tanyakan!"
"Aku tidak bisa!"
"Jika kau tidak menemuinya sekarang, kesempatan untuk bertemu Brian nanti hanyalah sebuah angan-angan belaka. Kau akan kehilangan dia selamanya!"
"Tinggalkan aku sendiri Han!" Han membuang nafasnya kasar.
'Menenangkan Bella bukanlah hal yang mudah' Pikir han.
Dengan berat hati Han mulai melangkah pergi meninggalkan Bella sendiri.
_____0_____
Cahaya matanya bersinar kembali, kelopak mata yang tertidur lama itu mulai mengerjap. Sudah satu tahun ia tertidur di atas kasur putih rumah sakit. Teringat akan sesuatu, pemuda yang tak lain adalah Brian ini pun bangkit dari tidurnya. Untuk menyelasaikan sebuah janji, yang ia berikan pada gadisnya Bella. Selang infus yang melekat di tangannya, di lepasnya begitu saja.
Kakinya mulai memijak lantai rumah sakit, berjalan mendekati pintu. Langkahnya gontai, kondisinya belum cukup pulih memang. Brian membuka pintu itu perlahan, lorong rumah sakit cukup sepi kali ini, cukup lama berjalan, Brian pun menghentikan langkahnya, ketika seorang pemuda berdiri menghalangi jalannya.
Brian kenal betul siapa pemuda itu, pemuda itu adalah Inspektur Han, yang sedang tersenyum ke arahnya.
"Kenapa kau tersenyum?" Brian sedikit bingung, melihat senyuman yang terukir di wajah Han.
"Bagaimana kau melakukannya? Untuk gadis sejenius Bella, kau bisa memenangkan hatinya? Meskipun kau telah membunuh keluarganya, dan meninggalkannya! Hatinya tetap mencintaimu, meskipun berulang kali lisannya menyangkal hal itu." Brian menaikkan satu alisnya sambil menatap Han.
"Kau menemuinya?" Tanya Brian.
"Tentu, tapi Brian ada hal penting yang harus ku tanyakan padamu."
"Apa itu?"
"Apa alasanmu melakukan semua ini?" Brian tersenyum kecil menanggapi pertanyaan Han.
"Kau polisi, kau sudah melaksanakan tugasmu dengan menangkapku dan Shawn. Lalu apa yang ingin kau ketahui sekarang? Masa laluku? Aku tidak memiliki waktu untuk menceritakannya!"
Tanpa mempedulikan apa yang Han katakan, Brian mengacuhkannya dan meninggalkannya sendiri.
"Waktumu hanya saat ini Brian! Sebagai polisi, tugasku belum selesai. Kau belum di introgasi, kali ini sebagai polisi aku akan mengintrogasimu!" Brian menghentikan langkahnya mendengar itu, Brian berbalik menatap Han, dingin.
"Kenapa kau tidak menyerahkanku pada negaraku saja sekarang?"
"Tolong, jangan merubah topik pembicaraan tuan Brian." Brian mengepalkan tangannya kuat.
"Tuan Vero, apa kau mengenalnya? Tuan Alexander Brad Drew tidak mungkin berdiri di atas kemewahan dan ketenaran. Jika bukan karena sebuah pengorbanan juga kelicikan!" Han sedikit familiar dengan nama itu, ia mencoba mengingatnya.
"Nama itu? Bukankah tuan Vero adalah kakek Bella? Tapi apa hubungannya ini denganmu juga Bella?" Brian terkekeh mendengar itu.
"Apa kau mengenal tuan William?" Han mencoba mengingat lagi nama yang disebutkan Brian, kali ini ia ingat nama itu. Kapten pasukan tentara Amerika, yang tangguh dan cerdas.
"Bukankah dia pejuang tangguh, yang gugur beberapa tahun lalu? Lalu apa hubungannya dia denganmu juga Bella?"
"Tuan William adalah ayahku! Tuan Vero adalah orang yang berkuasa saat itu, ia merencanakan konspirasi keji untuk membunuh ayahku. demi untuk membuat keturunannya, yakni tuan Brad mendapatkan jabatan yang tinggi di militer,ia menyingkirkan ayahku yang menjadi saingan tuan Brad, dengan membunuhnya di medan tempur tanpa ada yang tau!"
"Jika masalah itu tak ada satupun yang tau, lalu bagaimana kau mengetahui detailnya?"
"Shawn, adalah anak buah Tuan Vero saat itu, ia pun juga disertakan dalam misi pembunuhan tuan William. Tetapi Shawn tidak tau siapakah target dalam misi itu. Ketika Shawn tau siapakah targetnya, ia pun mengurungkan niatnya, karena ayahku pernah berteman baik dengannya. Jadi untuk membunuh ayahku tangannya bergetar, tak mampu melakukannya. Shawn tidak mampu melakukan apapun saat itu, tetapi ketika pembunuhan itu usai Shawn tau bahwa Tuan William memiliki dua orang putra, yaitu aku dan Eddie, dia menanamkan dendam pada kami untuk membalas kematian ayah kami, dan terus mencuci otak kami."
Han benar-benar tak percaya mendengar penjelasan dari Brian, Han mengenal betul keluarga Bella, tetapi ternyata ada seorang di keluarga Bella yang berani melakukan hal keji semacam itu, demi sebuah posisi dan jabatan.
"Apa itu alasan kau menjadi seorang Mafia? Dan membantai banyak nyawa yang tidak berdosa?" Brian tersenyum miris mendengar itu, dalam hatinya ia pun juga merasa sangat bersalah.
"Aku tidak pernah menyesal! Karena ini untuk ayahku! Aku tidak peduli meskipun nantinya aku akan mati, sebelum aku duduk di kursi kematian, kau harus berjanji padaku." Brian menatap serius ke arah Han.
"Apa?"
"Jaga Bella, pastikan dia baik-baik saja! Jaga juga Eddie, dia adalah adikku! Pastikan mereka berdua baik-baik saja!" Permintaan kecil itu membuat Han tersenyum, Han pun mengangguk.
Tak jauh dari sana dua pasang manusia, sedang memperhatikan percakapan Han dan Brian. Gadis detektif cantik, tak lain adalah Bella sedaritadi mendengar percakapan itu. Kenyataan di balik perubahan kehidupan Brian, membuatnya sedikit merasa bersalah.
Bagaimana tidak? Salah seorang keluarganya lah yang membuat hidup Brian hancur. Dan kini baru sekarang kenyataan itu terungkap. Eddie adik Brian yang sedang berdiri di samping Bella pun, menatap sendu Bella yang sedang terguncang.
"Aku tidak habis pikir, bagaimana mungkin seorang yang terhormat seperti kakekku, mampu melakukan hal keji semacam itu!" Eddie memperhatikan Brian yang berada jauh darinya juga Bella.
"Terkadang ketika kita berambisi akan sesuatu, banyak cara yang dilakukan untuk mencapai hal itu, tidak peduli cara itu benar atau salah! Tuan Vero dibutakan akan ambisi, begitu pun dengan kakak ku saat itu! Posisi mereka sama, yakni ingin mencapai tujuan yang di inginkan."
"Itu berarti keluargaku yang bertanggung jawab penuh atas apa yang terjadi pada Brian saat ini."
"Tapi kau banyak membawa perubahan untuknya, temui dia!" Eddie pergi meninggalkan Bella, begitupun dengan Han yang juga pergi meninggalkan Brian. Brian masih mematung disana begitupun Bella. Dua insan yang saling mencintai, yang sudah lama tak bertegur sapa.
Ada sedikit keinginan di hati mereka, untuk memulai lembaran baru kembali. Namun sepertinya harapan kecil itu, hanyalah sebuah angan saja untuk saat ini.
Bella mulai mendekati Brian yang berdiri tak jauh darinya, mata tajam yang menawan itu membulat, melihat kehadiran Bella yang sedang berdiri dihadapannya.
...Kita bisa kecewa pada dunia...
...tetapi tidak ada gunanya bagi kita...
...karena dunia akan berputar...
...Meskipun kita tidak bergerak...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 186 Episodes
Comments
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Dan inilah alasan Brian melakukannya...semoga kau paham Han
2023-02-22
0
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
pasti membuatmu dilema...antara benci dan cinta tipis bgt sekatnya....tp sepertinya cintamu lebih besar dr rasa bencimu...
2023-02-22
0
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Brian akan nghadapi kematian utk yg ke2x nyaa...Apakah dy bensr2 akan mati kali ini?gak mungkinlah dy kan mc nya🤭🤭
2023-02-22
0