Manusia yang Membawa Kabar

...Lama setelah aku menyerah...

...hatiku masih mencarimu tanpa seizinku...

Eddie, pemuda ini berlari kecil menuju sebuah ruang rawat VIP. Tepat ketika pintu rawat dibuka, terlihat seorang pemuda. Terbujur lemah di atas ranjang, pemuda yang berjuang, satu tahun lalu dengan kekuatannya mengalahkan Shawn.

Pemuda yang mengajak beberapa anak buah Shawn, bersamanya untuk melakukan pembrontakan. Berkat pembrontakan itulah, Shawn berhasil dikalahkan.

Kekalahan Shawn, bukanlah sebuah piala  atau kemenangan baginya. Meski sudah mengalahkan mafia internasional itu. Setelah dirinya pulih, dia tetap akan menghadap maut lagi. Karena kursi listrik, sedang menantinya, untuk dijatuhi hukuman mati. Karena pengeboman, yang ia lakukan di kantor polisi Tokyo. Pemuda yang sedang terbujur lemah itu, tak lain adalah Brian.

"Kau harus bangun dan menemui gadismu." Gumam Eddie, ia mengingat kecil moment dimana Brian saat itu, begitu bahagia menceritakan tentang Bella padanya. Gadis itu, benar-benar malaikat yang datang dalam hidup Brian kakaknya. Cahaya yang mampu menembus badai, dalam diri Brian.  Usai mengingat hal itu, Eddie pun berlalu dari hadapan Brian.

Ditempat lain, Bella sedang berjalan santai diantara pohon sakura, yang berada di sisi jalan. Sepoi angin bertiup, membuat salah satu bunga pohon itu, jatuh di hadapannya. Sebelum bunga itu menyentuh tanah, Bella menangkapnya. Ia memperhatikan daun itu, tak lama, ia pun tersenyum dan memejamkan matanya.

Memori seorang pemuda di masa lalunya, mulai muncul, seorang pemuda yang begitu ia cintai.

Momen indah bersamanya, terlintas begitu saja dalam ingatannya. Dia juga mengingat ketika pemuda itu meninggalkannya sendiri, didepan pemakaman keluarganya.

...Aku tidak mengerti apa itu namanya...

...Jarak di antara detik...

...Namun aku justru selalu memikirkan dirimu...

...dalam sebuah interval...

...Di sini sepi dan aku merindukan cahayamu...

"Ini sudah satu tahun, bagaimana kabarnya?" Pikir Bella, perlahan ia mulai membuka matanya. Dihadapannya terlihat seorang pemuda yang tersenyum ke arahnya.

"Hei, bisa kita bicara sebentar?" Ucap pemuda itu ramah, Bella mengernyitkan keningnya bingung. Pemuda yang sedang berdiri dihadapannya, itu adalah Inspektur Han.

"Apa yang ingin kau bicarakan?"

"Mengenai para Mafia itu!"

Mendengar nama Mafia disebutkan, membuat niatnya untuk mendengarkan Han, tak lagi ada.

"Aku tidak ingin mengungkit masa lalu!" Bella berlalu dari hadapan Han, baru beberapa langkah Bella melangkah, Han pun mulai bicara.

"Ini tentang Brian." Nama itu membuat Bella berhenti, Bella berbalik menatap Han.

"Kenapa kita membicarakan seseorang yang mengingkari janjinya? Dia pasti sedang bersembunyi saat ini, karena takut kejahatannya terkuak!"

"Sebegitu bencinya kah kau padanya? Tidakkah kau mencintainya?"

"Tidak, ketika aku tau dia pembunuh keluargaku!"

"Sebenarnya, Brian sama sekali tidak mengingkari janjinya Bella."

"Oh ya, lalu dimana dia saat ini?"

"Dia pasti kembali, jika saja waktu itu salah seorang anak buah Shawn tidak menembaknya. dia koma selama ini! Benar memang setelah mengalahkan Shawn dia menemuimu, namun upaya itu di gagalkan anak buah Shawn."

Bella terkejut mendengar itu, benar memang lisannya selalu mengatakan bahwa tak ada satupun perasaannya pada Brian. Tetapi bagaimana dengan, hatinya yang masih setia mencintainya? Bella membulatkan matanya, Han mendekati Bella. Mencoba memberi kekuatan, dengan menyentuh bahu Bella.

"Kau mencintainya, tapi dia seorang mafia yang dengan keji membunuh kekuargamu, membantai seluruhnya tanpa belas kasih! Apa kau sanggup membunuhnya dengan tanganmu sendiri, atau menyaksikan kematiannya?"

Hatinya begitu sesak mendengar itu, memang benar Brian adalah seorang mafia, tetapi disisi lain Brian adalah orang pertama yang menguasai hatinya. Memenuhi setiap detik waktu, yang ia lalui dengan kebahagiaan. Brian adalah pemuda pertama, yang membuatnya jatuh dalam kharismanya yang menawan. Brian pemuda yang membuat Bella berani, menyerahkan hatinya padanya, Bella tidak bisa menyangkal bahwa hatinya masih sangat mencintai Brian.

"Bagaimana keadaannya Han?" Tanya Bella khawatir.

"Baru saja dia keluar dari kematian yang hampir merampas jiwanya, tetapi setelah ini kematian kembali menjemputnya!"

"Apa maksudmu?"

"Hukum yang berlaku di negaramu, adalah nyawa di bayar dengan nyawa. Eksekusi hukuman mati, bagi Brian masih berlaku, dia haris menjalani hukuman mati kursi listrik." Bella membulatkan matanya lagi, sungguh ia tak percaya hal ini. Mampukah ia kehilangan cintanya?

"Apa? Tapi ia bertindak atas perintah dari Shawn! Seharusnya Shawn yang di hukum!"

"Lalu kenapa dia tidak menolak itu? Kenapa dia masih tetap berjalan diantara kegelapan meskipun dia tau itu salah?"

"Aku tidak tau apa alasan Brian melakukan hal itu! Tapi, bagaimana bisa mereka tau? Bahwa Brian lah dalang dari ledakan kantor polisi Tokyo, satu tahun lalu?"

Han sedikit membuang nafasnya sebelum menjelaskan sesuatu, pada Bella. Tentang apa yang terjadi sebelum ini.

"Dia mungkin penjahat, tapi dia mengakui semua kesalahannya sendiri, dihadapan kami para polisi dan FBI. Dengan tegas dan suara yang lantang, sambil menyerahkan Shawn dihadapan kami, dia juga bersimpuh merendahkan dirinya, mengakui semua kesalahannya! Dia bilang, dia bersedia menerima hukuman apapun itu, jika memang hukumannya adalah mati, dia ingin mati dihadapanmu Bella! Sepertinya ada alasan mengapa Brian melakukan ini, dan lebih memilih kegelapan."

"Dia tidak pernah mengatakannya." Ujar Bella.

"Tanyakan!"

"Aku tidak bisa!"

"Jika kau tidak menemuinya sekarang, kesempatan untuk bertemu Brian nanti hanyalah sebuah angan-angan belaka. Kau akan kehilangan dia selamanya!"

"Tinggalkan aku sendiri Han!" Han membuang nafasnya kasar.

'Menenangkan Bella bukanlah hal yang mudah' Pikir han.

Dengan berat hati Han mulai melangkah pergi meninggalkan Bella sendiri.

_____0_____

Cahaya matanya bersinar kembali, kelopak mata yang tertidur lama itu mulai mengerjap. Sudah satu tahun ia tertidur di atas kasur putih rumah sakit. Teringat akan sesuatu, pemuda yang tak lain adalah Brian ini pun bangkit dari tidurnya. Untuk menyelasaikan sebuah janji, yang ia berikan pada gadisnya Bella. Selang infus yang melekat di tangannya, di lepasnya begitu saja.

Kakinya mulai memijak lantai rumah sakit, berjalan mendekati pintu. Langkahnya gontai, kondisinya belum cukup pulih memang. Brian membuka pintu itu perlahan, lorong rumah sakit cukup sepi kali ini, cukup lama berjalan, Brian pun menghentikan langkahnya, ketika seorang pemuda berdiri menghalangi jalannya.

Brian kenal betul siapa pemuda itu, pemuda itu adalah Inspektur Han, yang sedang tersenyum ke arahnya.

"Kenapa kau tersenyum?" Brian sedikit bingung, melihat senyuman yang terukir di wajah Han.

"Bagaimana kau melakukannya? Untuk gadis sejenius Bella, kau bisa memenangkan hatinya? Meskipun kau telah membunuh keluarganya, dan meninggalkannya! Hatinya tetap mencintaimu, meskipun berulang kali lisannya menyangkal hal itu." Brian menaikkan satu alisnya sambil menatap Han.

"Kau menemuinya?" Tanya Brian.

"Tentu, tapi Brian ada hal penting yang harus ku tanyakan padamu."

"Apa itu?"

"Apa alasanmu melakukan semua ini?" Brian tersenyum kecil menanggapi pertanyaan Han.

"Kau polisi, kau sudah melaksanakan tugasmu dengan menangkapku dan Shawn. Lalu apa yang ingin kau ketahui sekarang? Masa laluku? Aku tidak memiliki waktu untuk menceritakannya!"

Tanpa mempedulikan apa yang Han katakan, Brian mengacuhkannya dan meninggalkannya sendiri.

"Waktumu hanya saat ini Brian! Sebagai polisi, tugasku belum selesai. Kau belum di introgasi, kali ini sebagai polisi aku akan mengintrogasimu!" Brian menghentikan langkahnya mendengar itu, Brian berbalik menatap Han, dingin.

"Kenapa kau tidak menyerahkanku pada negaraku saja sekarang?"

"Tolong, jangan merubah topik pembicaraan tuan Brian." Brian mengepalkan tangannya kuat.

"Tuan Vero, apa kau mengenalnya? Tuan Alexander Brad Drew tidak mungkin berdiri di atas kemewahan dan ketenaran. Jika bukan karena sebuah pengorbanan juga kelicikan!" Han sedikit familiar dengan nama itu, ia mencoba mengingatnya.

"Nama itu? Bukankah tuan Vero adalah kakek Bella? Tapi apa hubungannya ini denganmu juga Bella?" Brian terkekeh mendengar itu.

"Apa kau mengenal tuan William?" Han mencoba mengingat lagi nama yang disebutkan Brian, kali ini ia ingat nama itu. Kapten pasukan tentara Amerika, yang tangguh dan cerdas.

"Bukankah dia pejuang tangguh, yang gugur beberapa tahun lalu? Lalu apa hubungannya dia denganmu juga Bella?"

"Tuan William adalah ayahku! Tuan Vero adalah orang yang berkuasa saat itu, ia merencanakan konspirasi keji untuk membunuh ayahku. demi untuk membuat keturunannya, yakni tuan Brad mendapatkan jabatan yang tinggi di militer,ia menyingkirkan ayahku yang menjadi saingan tuan Brad, dengan membunuhnya di medan tempur tanpa ada yang tau!"

"Jika masalah itu tak ada satupun yang tau, lalu bagaimana kau mengetahui detailnya?"

"Shawn, adalah anak buah Tuan Vero saat itu, ia pun juga disertakan dalam misi pembunuhan tuan William. Tetapi Shawn tidak tau siapakah target dalam misi itu. Ketika Shawn tau siapakah targetnya, ia pun mengurungkan niatnya, karena ayahku pernah berteman baik dengannya. Jadi untuk membunuh ayahku tangannya bergetar, tak mampu melakukannya. Shawn tidak mampu melakukan apapun saat itu, tetapi ketika pembunuhan itu usai Shawn tau bahwa Tuan William memiliki dua orang putra, yaitu aku dan Eddie, dia menanamkan dendam pada kami untuk membalas kematian ayah kami, dan terus mencuci otak kami."

Han benar-benar tak percaya mendengar penjelasan dari Brian, Han mengenal betul keluarga Bella, tetapi ternyata ada seorang di keluarga Bella yang berani melakukan hal keji semacam itu, demi sebuah posisi dan jabatan.

"Apa itu alasan kau menjadi seorang Mafia? Dan membantai banyak nyawa yang tidak berdosa?" Brian tersenyum miris mendengar itu, dalam hatinya ia pun juga merasa sangat bersalah.

"Aku tidak pernah menyesal! Karena ini untuk ayahku! Aku tidak peduli meskipun nantinya aku akan mati, sebelum aku duduk di kursi kematian, kau harus berjanji padaku." Brian menatap serius ke arah Han.

"Apa?"

"Jaga Bella, pastikan dia baik-baik saja! Jaga juga Eddie, dia adalah adikku! Pastikan mereka berdua baik-baik saja!" Permintaan kecil itu membuat Han tersenyum, Han pun mengangguk.

Tak jauh dari sana dua pasang manusia, sedang memperhatikan percakapan Han dan Brian. Gadis detektif cantik, tak lain adalah Bella sedaritadi mendengar percakapan itu. Kenyataan di balik perubahan kehidupan Brian, membuatnya sedikit merasa bersalah.

Bagaimana tidak? Salah seorang keluarganya lah yang membuat hidup Brian hancur. Dan kini baru sekarang kenyataan itu terungkap. Eddie adik Brian yang sedang berdiri di samping Bella pun, menatap sendu Bella yang sedang terguncang.

"Aku tidak habis pikir, bagaimana mungkin seorang yang terhormat seperti kakekku, mampu melakukan hal keji semacam itu!" Eddie memperhatikan Brian yang berada jauh darinya juga Bella.

"Terkadang ketika kita berambisi akan sesuatu, banyak cara yang dilakukan untuk mencapai hal itu, tidak peduli cara itu benar atau salah! Tuan Vero dibutakan akan ambisi, begitu pun dengan kakak ku saat itu! Posisi mereka sama, yakni ingin mencapai tujuan yang di inginkan."

"Itu berarti keluargaku yang bertanggung jawab penuh atas apa yang terjadi pada Brian saat ini."

"Tapi kau banyak membawa perubahan untuknya, temui dia!" Eddie pergi meninggalkan Bella, begitupun dengan Han yang juga pergi meninggalkan Brian. Brian masih mematung disana begitupun Bella. Dua insan yang saling mencintai, yang sudah lama tak bertegur sapa.

Ada sedikit keinginan di hati mereka, untuk memulai lembaran baru kembali. Namun sepertinya harapan kecil itu, hanyalah sebuah angan saja untuk saat ini.

Bella mulai mendekati Brian yang berdiri tak jauh darinya, mata tajam yang menawan itu membulat, melihat kehadiran Bella yang sedang berdiri dihadapannya.

...Kita bisa kecewa pada dunia...

...tetapi tidak ada gunanya bagi kita...

...karena dunia akan berputar...

...Meskipun kita tidak bergerak...

Terpopuler

Comments

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

Dan inilah alasan Brian melakukannya...semoga kau paham Han

2023-02-22

0

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

pasti membuatmu dilema...antara benci dan cinta tipis bgt sekatnya....tp sepertinya cintamu lebih besar dr rasa bencimu...

2023-02-22

0

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

Brian akan nghadapi kematian utk yg ke2x nyaa...Apakah dy bensr2 akan mati kali ini?gak mungkinlah dy kan mc nya🤭🤭

2023-02-22

0

lihat semua
Episodes
1 Manusia Berhati Batu
2 Neraka dan Kebebasan
3 Iblis Baik Hati
4 Menaklukan Iblis Kota
5 Iblis yang Melarikan Diri
6 Renungan Cahaya
7 Iblis Dengan Bunga di Hatinya (Chapter 1)
8 Iblis Dengan Bunga di Hatinya (Chapter 2)
9 Iblis Dengan Bunga di Hatinya (Chapter 3)
10 Iblis Dengan Bunga di Hatinya (Chapter 4)
11 Nuansa Samudra Asmara
12 Sesuatu yang Berharga
13 Mencintai Seorang Pembunuh
14 Penebusan Dosa
15 Manusia yang Membawa Kabar
16 Ucapan yang Menamparku
17 Menerima Fakta dan Konsekuensi
18 Menit yang Menghitung Mundur
19 Pencipta yang Menyuruhku Kembali
20 Dari sini, Aku pergi ya!
21 Jembatan Dosa (Trailer) #2
22 Malaikat yang Membuang-ku
23 Pertobatan Pertama
24 Berdetak untuk Satu Nama
25 Sebuah Panggilan Asing
26 Limosin dan Perancis
27 Pejalan Kaki dan Kenangannya
28 Effiel dan Kamu
29 Satu Waktu dan Sakura
30 Rombongan Bodyguard Pengantar
31 Kamu dan Sakura-sakura itu
32 Selamat Datang Pria-ku
33 Butik dan Ambisi
34 Pria dari Masa Lalu
35 Konspirasi Kecil #1
36 Konspirasi Kecil #2
37 Konspirasi Kecil #3
38 Profesi yang Kembali
39 Manusia Bermata Satu
40 Surat atas Namamu
41 Ambisi Berdarah
42 Kedua Ambisi Gelap
43 Sisi Gelap Manusia
44 Wanitaku,Hatiku, Nyawaku
45 Pagi di Rumah Pinggir Pantai
46 Bersamamu
47 Ketenangan dan Kedatangan
48 Durasi Karmamu
49 Menit Pertama Perselisihan
50 Berada di Pelukanmu
51 Menjelang Pernikahan
52 Sosok Penguntit
53 Runyam
54 Peresmian dan Penguakan
55 Pemberantasan dan Misi
56 Jauh namun Dekat
57 Hai Negaraku
58 Seluk Beluk Alcatraz
59 Sebuah Ponsel dan Konspirasi
60 Gengster Penjara Al Capone
61 Hitungan Mundur 3
62 Hitungan Mundur 2
63 Hitungan Mundur 1
64 Sidang Kelicikan
65 Fakta yang Kalah
66 Manusia Dalam Jeruji
67 Manusia yang Curang
68 Perancis dan Dirimu
69 Es Krim
70 Mengantar Kado
71 Pertengkaran dan Lelucon
72 Manusia Kecil
73 Pagi ini
74 Manusia Penyangkal
75 Sebuah Pengakuan
76 Pesta Dansa
77 Pesta Dansa #2
78 Wine dan Dekapan
79 Pagi dan Sepasang Mata
80 Stevan Drew
81 Sebuah Seringai dari Balik Kaca
82 Perjanjian Kecil
83 Mengungkap Fakta
84 Konspirasi Baru
85 Pelukan Malam Ini
86 Manusia yang Diliputi Amarah
87 Manusia Cacing
88 Petang ini dan Sebuah Seringai
89 Tahap Kasus Pertama
90 Ini adalah Sebuah Konspirasi
91 Sebuah Kabar Bahagia
92 Calon Penerus
93 Konspirasi Baru
94 Satu Kali Tangkap
95 Mengenai Satu Ciuman
96 Konspirasi yang Berjalan
97 Memulai Konspirasi
98 Koneksi Pertama
99 Koneksi Pertama #2 (Problem)
100 Kesalahan Fatal
101 Cari Mati
102 Kelicikan Masih Berlanjut
103 Kemarahan Sepihak
104 Satu Sisi Menarik Satu Sisi Suram
105 Meredam Sisi Buruknya
106 Menjalankan Satu Rencana
107 Pada Kenyataannya
108 Sebenarnya ada apa?
109 Mencoba Melupakannya
110 Sebuah Fakta Lain
111 Hal yang Membahagiakan
112 Sedikit Membuat Lupa
113 Mengingat Kembali
114 Kemarilah
115 Sayang Tetaplah Bersamaku
116 Tetap Diam Namun Baik
117 Mata yang Masih Memantau
118 Bolehkah Aku Mengenalmu Lebih Jauh
119 Antara Suram dan Getir
120 Mencoba Menahan Luka
121 Secercah Kesempatan
122 Menjebaknya
123 Pulang Sebentar
124 Pemancar
125 Kita Ringkus Dia Sekarang
126 Penyergapan Malam Ini
127 Mengejarmu
128 Kembalilah
129 Berusaha Membawamu Pulang
130 Pada Akhirnya
131 Arogansi Manusia
132 Negara Orang
133 Waktu Bersamamu
134 Tasya Sialan!
135 Kami Akan Pulang
136 Satu Hal Lagi
137 Lagi-lagi
138 Hukuman apa yang pantas?
139 Ambisi Tasya
140 Aku ingin bertemu!
141 Mencoba Mencari Celah
142 Konspirasi Kedua Dendam
143 Mencoba memecah belah
144 Kembali Berulah
145 Memulainya
146 Sebuah Pesan
147 Bertindak Sendiri
148 Bertindak Sendiri
149 Meringkusnya
150 Keputusan
151 Sebuah Keputusan
152 Setelah Saat Itu
153 Daddy, Bolehkah?
154 Di Sekolahnya
155 Sebuah Panggilan Telepon
156 Kalian ini kenapa?
157 Singgah Sebentar
158 Perbedaan Semacam Apa Ini?
159 Sebenarnya Ada Apa?
160 Tentang Perbedaan Di antara Kami
161 Daddy Aku Mohon!
162 Mata-mata
163 Sebuah Pesan
164 Kebaikan
165 Berbagi itu indah
166 Berat Namun Akan Ku Coba
167 Awal Mulanya
168 Sebuah Kenyataan Pahit
169 Aku Melihatnya
170 Sebelum Rencana Dimulai
171 Menata Rencana
172 Jadi Sebenarnya
173 Hallo Sienna!
174 Pembicaraan Malam Ini
175 Siapa Kau? #1
176 Siapa Kau #2
177 Bernafas Sejenak
178 Valentine Days
179 Aku milikku
180 Mengapa Kami Bersama mu
181 Family Time 1
182 Family Time 2
183 Liburan di Hawai
184 Mereka Pewaris Kami
185 Calon Pewaris
186 Pewaris Kami (Ending)
Episodes

Updated 186 Episodes

1
Manusia Berhati Batu
2
Neraka dan Kebebasan
3
Iblis Baik Hati
4
Menaklukan Iblis Kota
5
Iblis yang Melarikan Diri
6
Renungan Cahaya
7
Iblis Dengan Bunga di Hatinya (Chapter 1)
8
Iblis Dengan Bunga di Hatinya (Chapter 2)
9
Iblis Dengan Bunga di Hatinya (Chapter 3)
10
Iblis Dengan Bunga di Hatinya (Chapter 4)
11
Nuansa Samudra Asmara
12
Sesuatu yang Berharga
13
Mencintai Seorang Pembunuh
14
Penebusan Dosa
15
Manusia yang Membawa Kabar
16
Ucapan yang Menamparku
17
Menerima Fakta dan Konsekuensi
18
Menit yang Menghitung Mundur
19
Pencipta yang Menyuruhku Kembali
20
Dari sini, Aku pergi ya!
21
Jembatan Dosa (Trailer) #2
22
Malaikat yang Membuang-ku
23
Pertobatan Pertama
24
Berdetak untuk Satu Nama
25
Sebuah Panggilan Asing
26
Limosin dan Perancis
27
Pejalan Kaki dan Kenangannya
28
Effiel dan Kamu
29
Satu Waktu dan Sakura
30
Rombongan Bodyguard Pengantar
31
Kamu dan Sakura-sakura itu
32
Selamat Datang Pria-ku
33
Butik dan Ambisi
34
Pria dari Masa Lalu
35
Konspirasi Kecil #1
36
Konspirasi Kecil #2
37
Konspirasi Kecil #3
38
Profesi yang Kembali
39
Manusia Bermata Satu
40
Surat atas Namamu
41
Ambisi Berdarah
42
Kedua Ambisi Gelap
43
Sisi Gelap Manusia
44
Wanitaku,Hatiku, Nyawaku
45
Pagi di Rumah Pinggir Pantai
46
Bersamamu
47
Ketenangan dan Kedatangan
48
Durasi Karmamu
49
Menit Pertama Perselisihan
50
Berada di Pelukanmu
51
Menjelang Pernikahan
52
Sosok Penguntit
53
Runyam
54
Peresmian dan Penguakan
55
Pemberantasan dan Misi
56
Jauh namun Dekat
57
Hai Negaraku
58
Seluk Beluk Alcatraz
59
Sebuah Ponsel dan Konspirasi
60
Gengster Penjara Al Capone
61
Hitungan Mundur 3
62
Hitungan Mundur 2
63
Hitungan Mundur 1
64
Sidang Kelicikan
65
Fakta yang Kalah
66
Manusia Dalam Jeruji
67
Manusia yang Curang
68
Perancis dan Dirimu
69
Es Krim
70
Mengantar Kado
71
Pertengkaran dan Lelucon
72
Manusia Kecil
73
Pagi ini
74
Manusia Penyangkal
75
Sebuah Pengakuan
76
Pesta Dansa
77
Pesta Dansa #2
78
Wine dan Dekapan
79
Pagi dan Sepasang Mata
80
Stevan Drew
81
Sebuah Seringai dari Balik Kaca
82
Perjanjian Kecil
83
Mengungkap Fakta
84
Konspirasi Baru
85
Pelukan Malam Ini
86
Manusia yang Diliputi Amarah
87
Manusia Cacing
88
Petang ini dan Sebuah Seringai
89
Tahap Kasus Pertama
90
Ini adalah Sebuah Konspirasi
91
Sebuah Kabar Bahagia
92
Calon Penerus
93
Konspirasi Baru
94
Satu Kali Tangkap
95
Mengenai Satu Ciuman
96
Konspirasi yang Berjalan
97
Memulai Konspirasi
98
Koneksi Pertama
99
Koneksi Pertama #2 (Problem)
100
Kesalahan Fatal
101
Cari Mati
102
Kelicikan Masih Berlanjut
103
Kemarahan Sepihak
104
Satu Sisi Menarik Satu Sisi Suram
105
Meredam Sisi Buruknya
106
Menjalankan Satu Rencana
107
Pada Kenyataannya
108
Sebenarnya ada apa?
109
Mencoba Melupakannya
110
Sebuah Fakta Lain
111
Hal yang Membahagiakan
112
Sedikit Membuat Lupa
113
Mengingat Kembali
114
Kemarilah
115
Sayang Tetaplah Bersamaku
116
Tetap Diam Namun Baik
117
Mata yang Masih Memantau
118
Bolehkah Aku Mengenalmu Lebih Jauh
119
Antara Suram dan Getir
120
Mencoba Menahan Luka
121
Secercah Kesempatan
122
Menjebaknya
123
Pulang Sebentar
124
Pemancar
125
Kita Ringkus Dia Sekarang
126
Penyergapan Malam Ini
127
Mengejarmu
128
Kembalilah
129
Berusaha Membawamu Pulang
130
Pada Akhirnya
131
Arogansi Manusia
132
Negara Orang
133
Waktu Bersamamu
134
Tasya Sialan!
135
Kami Akan Pulang
136
Satu Hal Lagi
137
Lagi-lagi
138
Hukuman apa yang pantas?
139
Ambisi Tasya
140
Aku ingin bertemu!
141
Mencoba Mencari Celah
142
Konspirasi Kedua Dendam
143
Mencoba memecah belah
144
Kembali Berulah
145
Memulainya
146
Sebuah Pesan
147
Bertindak Sendiri
148
Bertindak Sendiri
149
Meringkusnya
150
Keputusan
151
Sebuah Keputusan
152
Setelah Saat Itu
153
Daddy, Bolehkah?
154
Di Sekolahnya
155
Sebuah Panggilan Telepon
156
Kalian ini kenapa?
157
Singgah Sebentar
158
Perbedaan Semacam Apa Ini?
159
Sebenarnya Ada Apa?
160
Tentang Perbedaan Di antara Kami
161
Daddy Aku Mohon!
162
Mata-mata
163
Sebuah Pesan
164
Kebaikan
165
Berbagi itu indah
166
Berat Namun Akan Ku Coba
167
Awal Mulanya
168
Sebuah Kenyataan Pahit
169
Aku Melihatnya
170
Sebelum Rencana Dimulai
171
Menata Rencana
172
Jadi Sebenarnya
173
Hallo Sienna!
174
Pembicaraan Malam Ini
175
Siapa Kau? #1
176
Siapa Kau #2
177
Bernafas Sejenak
178
Valentine Days
179
Aku milikku
180
Mengapa Kami Bersama mu
181
Family Time 1
182
Family Time 2
183
Liburan di Hawai
184
Mereka Pewaris Kami
185
Calon Pewaris
186
Pewaris Kami (Ending)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!