Gerombolan berandal itu mulai mematuhi perintah yang diberikan Brian. Mereka yang tersungkur itu merangkak mendekati Bella, sambil mengatupkan kedua tangannya dan memohon maaf atas kesalahannya, hanya dengan cara itu Brian melepaskan para berandal itu.
"Terima Kasih." Mendengar ucapan kecil dari belakang tubuhnya, Brian tersenyum singkat.
"Melihat caramu bertarung, sepertinya kau bukan orang biasa, kau seperti sudah terlatih!" Selidik Bella.
"Kenapa, apakah itu penting? Sebaiknya aku pergi, masih ada banyak urusan ditempat lain." Brian mulai melangkah pergi.
"Aku Bella, terima kasih untuk bantuannya yang kesekian kalinya."
Ucapan terima kasih yang Bella berikan, membuat langkah kaki Brian berhenti dan berbalik menatap Bella. Brian memperhatikan gadis itu dengan seksama, tak lama sebuah senyuman sinis ia suguhkan.
"Bukankah sudah kukatakan, bahwa kau tidak terlalu menarik untuk diikuti! Apa dengan kau memperkenalkan namamu padaku kau fikir aku akan tertarik?" Ketus Brian.
"Tidak ada fikiran seperti itu dalam otakku, aku hanya ingin bersosialisasi denganmu." Bella tersenyum kecil.
"Ilusi adalah tidak nyata, untuk setiap hal yang ku jumpai dalam hidupku, ku anggap sebagai ilusi! Setiap detik, menit waktu yang ku lalui selama ini, tidak akan pernah sedikitpun tersimpan dalam memori otakku... cukup aku hidup sendiri menutup mataku dan melihat diantara kegelapan." Brian mencoba menjelaskan pada Bella mengenai prinsip kehidupannya, Bella menemukan satu hal dalam penjelasan itu.
"Selama ini kau hidup sendiri bukan? Tanpa teman, saudara, dan keluarga... benar?" Tanya Bella.
"Apa untungnya jika aku mengatakan dan menceritakan padamu tentang kisah hidupku?"
"Setiap orang yang kau jumpai dalam hidupmu, tdak semua adalah seorang penjahat! Sebuah saran yang paling baik adalah saran yang disampaikan oleh hati nurani, karena pada saat itulah Tuhan sedang menuntunmu berjalan ke arah yang benar." Bella mencoba menjelaskan pada Brian dan mencoba merubah cara berfikir Brian yang salah menurutnya.
"Kau bisa terus berceramah pada mereka yang ingin mendengarnya, Tapi maaf aku harus pergi!!"
Tanpa ada argumen lagi, Brian berbalik dan mulai melangkah pergi menjauhi Bella.
"Aku menantangmu!" Tegas Bella.
Langkah kaki yang tadi berjalan menjauhi Bella perlahan mulai terhenti, mendengar satu kata tegas dari Bella membuat Brian berbalik menatapnya, Brian mencoba memberikan waktu pada Bella untuk meneruskan kata-katanya.
"Aku percaya satu hal, kau adalah orang yang baik dan kau masih memiliki hati! Kau bilang kau lebih suka hidup sendiri dan melihat diantara kegelapan! Baik, jika aku bisa mengeluarkanmu dari kegelapan dan membantumu keluar dari ilusi dan karma dunia... membawamu berjalan lagi pada dunia dan melihat indahnya... maka kau akan memenuhi keinginanku!"
Brian terkejut mendengar itu, seorang gadis mencoba menantangnya baru kali ini. Brian tertawa jahat mendengar tantangan yang diberikan Bella padanya.
"Seorang wanita? Berani menantangku?" Brian meremehkan Bella.
"Ada apa? Apa kau takut?" Tanya Bella.
"Baiklah, silahkan lakukan apapun yang kau mau!"
"Persilahkan aku tinggal bersamamu, maka akan kupastikan dalam waktu 1 bulan kau akan berubah."
"Syaratnya hanya 1 bulan, lebih dari itu kau harus angkat kaki dari rumahku!" Tegas Brian yang langsung pergi dari hadapan Bella.
...________0________...
Mentari pagi mulai menampakkan diri dengan gagah diatas langit, sinarnya menyinari setiap sudut bumi. Hari ini di rumah Brian, Bella sedang memasak sesuatu didapur, tangannya mulai aktif mencampur beberapa rempah-rempah dan disulapnya menjadi sebuah makanan yang lezat, berbeda dengan Brian yang masih terlelap diatas sofa panjang yang ada di ruang tengah.
Bella memasak beberapa makanan khas Jepang yang cukup lezat, setelah meletakkan beberapa piring di atas meja makan Bella mulai melepas celemeknya dan meletakkannya pada tempatnya tak lama kakinya mulai menuju ke ruang tengah, menghampiri Brian yang masih terlelap.
"Hey, Bangunlah." Lirih Bella ketika tepat berada dihadapan Brian, seraya menggerakkan tubuh Brian.
Bella terus saja mencoba membangunkan Brian, namun tetep saja yang dibangunkan sama sekali tak membuka matanya. Entah kenapa, tangan Bella yang sedang berusaha membangunkan Brian ditarik cepat oleh Brian yang masih terlelap, itu membuat Bella jatuh tepat diatas tubuh Brian. Terkejut bahkan Bella begitu syok, posisi ini Brian sangat diuntungkan.
Karena tangannya dengan leluasa mampu memeluk Bella, refleks Bella pun memukul kecil Brian dengan tangannya tak hanya itu ia pun juga berteriak. Mendengar suara teriakkan Bella yang kencang begitupun dengan tangan yang memukul tubuhnya, Brian terganggu ia mulai membuka matanya dan melepas pelukan itu.
"Apa-apaan kau ini?" Murka Bella, Brian menatap bingung Bella yang sudah berdiri dihadapannya.
"Aku? Bukankah mengganggu tuan rumah yang sedang tidur itu tidak sopan?" Ujar Brian tak terima, Bella bungkam mendengar itu.
"Baiklah, maafkan aku." Jawab Bella dengan nada menyesal, Brian beranjak dari duduknya ia mulai berdiri dan berlalu dari hadapan Bella tanpa mempedulikan ucapan maaf Bella.
"Hey, Jangkung!" Brian berhenti mendengar itu, ia membuang nafasnya kasar dan berbalik.
"Jangan buat keributan ini masih pagi!"
"Dengarkan aku, makanan sudah siap dimeja makan, cepatlah kau makan." Nada bicara Bella sedikit melembut.
Brian merasakan sesuatu dalam hatinya ketika ucapan gadis didepannya ini melembut, ia merasa baru pertama kali ini ada orang yang benar-benar peduli padanya, menyiapkan makanan pagi untuknya, dan memperhatikannya. Brian melangkah maju mendekati Bella tepat ketika jarak mereka dekat tatapan Brian menyendu.
"Sebenarnya apa yang kau inginkan, sampai kau berbuat seperti ini padaku?" Bella tersenyum singkat mendengar itu.
"Badai, aku ingin badai menemukan cahaya sejatinya menuju kebenaran nyata! Selalu ada pelangi sesudah hujan, maka pasti setelah badai, terangnya cahaya akan datang! Tetapi menghentikan sang badai tidaklah mudah, maka cahaya harus memberanikan diri perlahan masuk kedalam badai."
"Kau tidak akan bisa!" Raut wajah Brian mendadak berubah dingin begitupun nada bicaranya.
"Jika kau terus menjadi orang lain dalam hidupmu, maka kepuasanlah yang kau dapatkan! Tetapi, kebahagiaan tidak apalagi kedamaian. Jika jalanmu terus menapak menyimpang menjauhi kebenaran, maka kau akan hancur! Maka hentikan badai dalam hatimu untuk mendapatkan kebahagiaan nyata!"
Bella mulai meninggalkan Brian yang masih mencerna kata-kata Bella, baru lima langkah Bella menjauhi Brian sebuah tangan menarik cepat tangannya, refleks Bella berbalik dan menabrak tubuh Brian. Satu pelukan untuk pertama kalinya Brian berikan padanya, hatinya menghangat ketika dirinya merengkuh Bella.
"Lakukan apapun yang kau mau!" Brian mulai melepas pelukan itu, lalu pergi meninggalkan Bella.
Sekilas Bella menangkap sesuatu yang jatuh dari kelopak mata Brian, ia tidak yakin. Ada banyak pertanyaan dalam fikirannya saat ini.
"Apakah itu air mata? Tapi kenapa manusia es itu harus meneteskan air mata ketika seorang gadis berada dalam rengkuhannya." Batin Bella.
Dari situ Bella mulai menyimpulkan sesuatu, keyakinannya semakin besar bahwa ada sesuatu yang terjadi dalam hidup Brian di masa lalu, yang merubahnya menjadi seperti ini. Tapi Bella sudah berjanji akan membantunya keluar dari Badai yang begitu gelap dan membantunya menemukan secercah cahaya.
..."Dia datang tiba-tiba dalam kehidupan. Dia sosok nyata yang datang dari tempat lain. Sosok yang tidak pernah kau jumpai, tapi takdir hidup menuntunnya menemuimu! penolakan tidak akan merubah segalanya, jika memang keping hatimu ada padanya.. maka penolakan kecil darimu perlahan akan disulap menjadi cinta."...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 186 Episodes
Comments
@Risa Virgo Always Beautiful
Bella kamu pasti bisa menaklukkan Brian yang kepala batu
2023-02-15
0
Embun
awas yaa menjilat ludah sendiri..lama2 jatuh cinta juga
2023-02-02
0
ㄒ丨卂 Ꮯɧմɓɓყ🌍ɢ⃟꙰Ⓜ️
ini beneran brian menangis untuk pertama kalinya kah, keluarlah dari kegelapan brian ayo ikutin cahaya yang diberikan Bella untuk mu supaya bisa keluar dari kegelapan yang membuatmu tersesat arah.
2023-01-28
2