Iblis Dengan Bunga di Hatinya (Chapter 3)

Gelapnya malam mulai menyelimuti kota Tokyo, sebentar lagi tepat pukul delapan malam sebuah pesta akan di gelar. Bella sedang sibuk memasak beberapa camilan untuk sekedar menahan laparnya, aroma masakan yang begitu menggoda nikmat, mulai mengusik Brian yang sedang terlelap, entah sudah berapa lamakah matanya terpejam. Pengaruh minuman yang diminumnya membuatnya lupa, akan waktu untuk bangun. Aroma masakan lezat menggodanya membuatnya terbangun, kepalanya sedikit sakit kali ini. Padahal sudah berjam jam dirinya tertidur pulas. Brian duduk bersandar di ranjangnya, sedikit mencengkram kecil sisi kepalanya yang sedikit sakit. Brian mengingat sesuatu, Bella mendorongnya membuatnya jatuh dan pingsan.

"Gadis tempramental menyebalkan!" Lirih Brian.

Suara langkah kaki mendekat, sosok bayangan mulai nampak dari ambang pintu terlihatlah Bella yang datang membawa nampan berisikan makanan, tangannya yang lain membawa segelas susu hangat.

"Kau sudah bangun?"Bella duduk di tepi ranjang, Brian yang bersandar diranjangnya itu, memperhatikan gadis yang kini sedang duduk di hadapannya.

Dengan hati hati Bella meletakkan nampan berisikan makanan itu di atas ranjang.

"Baru saja aku membuat onigiri. Apa kau lapar?"Tanya Bella lembut padanya, tatapan mengintimidasi justru Brian berikan padanya, ketika Bella menyuapkan onigiri padanya, Brian mencengkram kecil pergelangan tangannya.

"Kenapa kau mendorongku hah?" Terkejut mendengar itu, Bella pun mengurungkan niatnya.

"Seharusnya kau berterima kasih padaku! Kau mabuk tadi, dan kau bahkan bersikap aneh padaku! Bukan salahku jika aku ingin melindungi diriku darimu yang begitu aneh!"

Cengkraman tangan Brian sedikit meregang mendengar hal itu, semu merah terlukis di bagian wajahnya. Dirinya sedikit malu akan penuturan yang di sampaikan Bella padanya, begitu bodohnya ia melakukan hal memalukan pada Bella. Brian membuang mukanya ke arah lain.

"Baiklah."Ujar Brian.

"Itu saja? Tidak ada ucapan maaf darimu?"

"Kau berharap?"

"Kau menyebalkan, kau salah! Harusnya kau minta maaf padaku!"

"Aku tidak sadar melakukannya, semua karena pengaruh minuman!"

Brian beranjak dari ranjangnya menuju kamar mandi, baru beberapa langkah melangkah Bella mulai bersuara lagi.

"Tepati janjimu! Pergilah ke pesta dansa denganku malam ini, tepat jam delapan malam." Tanpa berbalik menatap Bella, Brian hanya berdehem saja merespon hal itu.

Guyuran air shower menyejukkan tubuhnya, baru saja sehari dia pulang tapi Bella kembali memerintahnya lagi. Lagi, tak sepatah katapun kata mampu menolaknya, seakan dirinya tak lagi berkuasa. Tangannya mengepal kuat, ada yang salah dengan hatinya. Kata kata dari Eddie tiba tiba teringat, membuat hatinya semakin goyah akan prinsipnya.

...'Jika kau mencintainya, ungkapkanlah. Jika kau membencinya, tinggalkan saja dia! Jika kau begitu kesal padanya, kenapa tidak kau bunuh saja dia? Ingat baik baik, ketika secercah cahaya hadir dalam hidupmu yang gelap. Kejarlah! Jangan biarkan dia pergi! Jangan biarkan kegelapan semakin mengukungmu! Cobalah keluar dari kegelapan dan badai yang hinggap dalam hatimu! Mengikutimu memang bukanlah langkahku, jalan yang kau pilih ada sebagian yang benar, namum tak sepenuhnya benar! Kau membutuhkan sosok yang begitu lembut bijaksana untuk menuntunmu ke jalan yang benar, sosok yang seperti ibu.'...

Brian membuka matanya yang terpejam, tak lama ia pun tersenyum kecil. Adiknya benar benar berbeda darinya, ia bersyukur saat ini adiknya sama sekali tak tertarik untuk mengikuti jejaknya. Penilaian Eddie tentangnya sudah cukup membuatnya yakin bahwa Eddie sama sekali tak ingin berada dalam organisasi keji yang di ikutinya.

"Maafkan aku yang telah membawamu masuk dalam ketidakbenaran, aku tidak pernah mendengarkanmu selama ini,Ed! Tapi, kali ini aku akan mencoba mendengarkan apa yang sebenarnya kau inginkan."

...________0________...

Tepat pukul delapan, pesta dansa di gelar di kediaman Detektif Takamura. Brian berjalan beriringan disamping Bella, ia benar benar menepati janjinya. Ini adalah pesta dansa topeng, dimana seluruh tamu undangan menghadiri acara ini dengan memaki topeng. Suasana begitu meriah di dalam sana, sorak tawa bahagia begitu indah mengalun. Irama musik yang menyejukkan hati di mainkan dengan cukup keras.

"Apa tujuanmu kemari bersamaku?" Tanya Brian, mendengar hal itu Bella melirik kecil pemuda disampingnya itu.

"Untuk bersenang senang. Aku akan memperkenalkanmu dengan Inspektur Han dan Detektif Takamura."

"Aku tidak tertarik untuk itu." Ucap Brian malas, Bella menarik lengan Brian ketika netranya menemukan dua sosok orang yang sedang mereka bicarakan. Han dan Detektif Takamura saat ini sedang asyik menikmati, beberapa pasangan muda yang sedang berdansa dengan bahagia.

"Han, Detektif Takamura!" Sapa Bella, baik Han juga Detektif Takamura pun mengalihkan pandangan mereka pada Bella.

"Bella, kau cantik sekali hari ini!" Puji Han.

"Terima kasih Han."

"Nona Bella, apa kabar? Ya tuhan sempat saja aku melupakanmu, karena hampir terlalu lama tak berjumpa! Selamat datang nona."

"Terima kasih, atas sambutannya."

Bella yang asyik mengobrol sama sekali tidak memperhatikan, ada sesuatu yang salah dalam pesta dansa ini, sedaritadi disampingnya Brian sama sekali tak mengalihkan pandangannya dari segala sudut gedung. Beberapa orang berjas hitam sedang berlalu lalang, lima orang, Brian memastikan ada lima orang di dalam gedung ini yang berniat buruk.

Konsentrasinya terhenti ketika, Han mengulurkan tangannya mengajak Bella berdansa, bagaikan di tusuk ribuan pisau hatinya tak terima pemuda lain menyentuh Bella. Dengan cepat Brian menarik pergelangan tangan Bella, mengajaknya di tengah altar tempat beberapa orang berdansa.

"Berdansalah denganku!" Ujar Brian, Bella terkejut mendengar itu, namun ia menerima tawaran kecil itu. Bella mulai menikmati alunan musik sambil berdansa bersama Brian. Tak menyerah begitu saja Brian memperhatikan gerak gerik pemuda berjas hitam yang ada disana.

"Kenapa tiba tiba kau mengajakku berdansa?" Tak ada jawaban sama sekali dari Brian, Bella benar benar kesal melihat itu.

Apalagi saat ini Brian sama sekali tak menatapnya, pandangannya tertuju ke arah lain. Hingga ketika sebuah remote kecil yang berada di tangan salah seorang pemuda berjas hitam Brian benar benar yakin ada benda berbahaya didalam gedung ini, juga konspirasi yang begitu keji.

"Kita harus pergi sekarang!!!" Ujar Brian pada Bella.

"Kenapa?"

"Jangan mengulur waktu lebih lama lagi Bella!"

"Kau aneh sekali, ada apa?"

"Cepatlah! Aku tidak menginginkan penolakkan darimu! Aku hanya ingin kau selamat!" Bella mengernyitkan dahinya mencoba memahami itu. Brian sudah kehabisan akal saat ini, ia menarik pergelangan tangan Bella memaksanya pergi, namun tiba tiba telapak tangan kekar mendorongnya menjauh dari Bella, hal itu membuat Brian terkejut. Han mendorong Brian menjauh dari Bella.

"Apa yang kau lakukan pada seorang gadis hah?" Ujar Han, Brian benar benar tidak ada pilihan saat ini.

Buaghh

Satu pukulan membuat Han tersungkur, waktunya benar benar tak banyak saat ini. Bella terkejut melihat perlakuan Brian pada Han, rasanya saat ini ia ingin memakinya. Namun entah mengapa tak bisa.

"Jika kau ingin selamat pergi dari sini, pemuda bodoh!" Tanpa sepatah kata pun, Brian menggendong Bella yang terpaku itu keluar dari dalam gedung besar itu. Brian berlari cepat keluar dari dalam gedung itu.

"Kau ini kenapa?" Tanya Bella yang kini berada dalam gendongan Brian, tak ada jawaban yang keluar untuk pertanyaan Bella.

"Aku tidak ingin kau terluka! Aku tidak ingin kau pergi, gadis menyusahkan!?" Bella terkejut mendengar itu, perasaan apakah yang ia rasakan saat ini begitu bahagianya hatinya mendengar ungkapan kecil kasar tetapi cukup manis baginya.

"Masih sempat!!!" Ujar Brian, pintu keluar gedung sudah tepat didepan mereka, Brian membuka pintu itu dengan cepat.

Boommm

Ledakan dahsyat mengiringi langkahnya keluar dari dalam gedung, ledakan yang cukup kuat membuat Brian jatuh menindih Bella.

Ledakan keras itu membuat Bella syok bahkan sangat takut, pemandangan gedung terbakar di depannya itu membuatnya teringat akan kejadian yang menimpa keluarganya.

Brian menjauhkan dirinya dari Bella, duduk menatap gedung yang sudah hancur itu. Bella duduk mematung, masih terpaku pada gedung yang telah hancur itu.

Tangannya gemetar takut! Perasaan yang sama yang ia rasakan ketika melihat kantor polisi Tokyo tempat keluarganya tiada. Perhatian Brian teralih pada gadis disampingnya, yang begitu syok juga takut.

"Kau tak apa?" Brian menepuk bahu Bella.

"Bella, kau tak apa? Apa kau terluka? Mana yang sakit?" Ini adalah kali pertama Brian begitu peduli pada Bella, tangan kekarnya menangkup wajah cantik Bella.

Pandangannya kosong sama sekali tak satupun ada kata terlontar. Brian faham kali ini, gadis ini syok. Perlahan tangannya menuntun pandangan Bella ke arahnya menatapnya, tepat ketika bola mata mereka bertemu air mata turun begitu saja dari mata Bella. Ia mencengkram kuat lengan Brian, sambil menangis.

"Tolong bawa aku pergi!! Kumohon!" Ujar Bella, menangis.

Satu pelukan kecil Brian berikan padanya, gadis yang begitu takut.

"Aku benci orang orang ini, mengapa mereka begitu kejam?!! Katakan padaku?!! Salah apakah mereka ini?!!" Teriak Bella dalam rengkuhan Brian, tangannya meremas kecil jas yang Brian kenakan.

"Tolong!!! Bawa aku pergi dari sini!" Pinta Bella, Brian menjauhkan tubuhnya dari Bella. Brian melepas topeng miliknya dan membuangnya.

"Lepas topengmu, apa kau ingin berjalan dengan menggunakan itu?" Mendengar itu Bella pun melepas topeng yang ia kenakan, Brian berdiri mengulurkan tangannya pada Bella membantunya berdiri.

Terpopuler

Comments

Embun

Embun

gadis yg menyebalkan yg akan berhasil merebut hatimu

2023-02-22

0

✪⃟𝔄ʀ ησƒяιтα 🅾︎🅵︎🅵 ⍣⃝కꫝ🎸

✪⃟𝔄ʀ ησƒяιтα 🅾︎🅵︎🅵 ⍣⃝కꫝ🎸

apakabar han ni,apa dia gak selamat karena gak sempat keluar

2023-02-08

0

✪⃟𝔄ʀ ησƒяιтα 🅾︎🅵︎🅵 ⍣⃝కꫝ🎸

✪⃟𝔄ʀ ησƒяιтα 🅾︎🅵︎🅵 ⍣⃝కꫝ🎸

cieee brian mulai cemburu ya

2023-02-08

0

lihat semua
Episodes
1 Manusia Berhati Batu
2 Neraka dan Kebebasan
3 Iblis Baik Hati
4 Menaklukan Iblis Kota
5 Iblis yang Melarikan Diri
6 Renungan Cahaya
7 Iblis Dengan Bunga di Hatinya (Chapter 1)
8 Iblis Dengan Bunga di Hatinya (Chapter 2)
9 Iblis Dengan Bunga di Hatinya (Chapter 3)
10 Iblis Dengan Bunga di Hatinya (Chapter 4)
11 Nuansa Samudra Asmara
12 Sesuatu yang Berharga
13 Mencintai Seorang Pembunuh
14 Penebusan Dosa
15 Manusia yang Membawa Kabar
16 Ucapan yang Menamparku
17 Menerima Fakta dan Konsekuensi
18 Menit yang Menghitung Mundur
19 Pencipta yang Menyuruhku Kembali
20 Dari sini, Aku pergi ya!
21 Jembatan Dosa (Trailer) #2
22 Malaikat yang Membuang-ku
23 Pertobatan Pertama
24 Berdetak untuk Satu Nama
25 Sebuah Panggilan Asing
26 Limosin dan Perancis
27 Pejalan Kaki dan Kenangannya
28 Effiel dan Kamu
29 Satu Waktu dan Sakura
30 Rombongan Bodyguard Pengantar
31 Kamu dan Sakura-sakura itu
32 Selamat Datang Pria-ku
33 Butik dan Ambisi
34 Pria dari Masa Lalu
35 Konspirasi Kecil #1
36 Konspirasi Kecil #2
37 Konspirasi Kecil #3
38 Profesi yang Kembali
39 Manusia Bermata Satu
40 Surat atas Namamu
41 Ambisi Berdarah
42 Kedua Ambisi Gelap
43 Sisi Gelap Manusia
44 Wanitaku,Hatiku, Nyawaku
45 Pagi di Rumah Pinggir Pantai
46 Bersamamu
47 Ketenangan dan Kedatangan
48 Durasi Karmamu
49 Menit Pertama Perselisihan
50 Berada di Pelukanmu
51 Menjelang Pernikahan
52 Sosok Penguntit
53 Runyam
54 Peresmian dan Penguakan
55 Pemberantasan dan Misi
56 Jauh namun Dekat
57 Hai Negaraku
58 Seluk Beluk Alcatraz
59 Sebuah Ponsel dan Konspirasi
60 Gengster Penjara Al Capone
61 Hitungan Mundur 3
62 Hitungan Mundur 2
63 Hitungan Mundur 1
64 Sidang Kelicikan
65 Fakta yang Kalah
66 Manusia Dalam Jeruji
67 Manusia yang Curang
68 Perancis dan Dirimu
69 Es Krim
70 Mengantar Kado
71 Pertengkaran dan Lelucon
72 Manusia Kecil
73 Pagi ini
74 Manusia Penyangkal
75 Sebuah Pengakuan
76 Pesta Dansa
77 Pesta Dansa #2
78 Wine dan Dekapan
79 Pagi dan Sepasang Mata
80 Stevan Drew
81 Sebuah Seringai dari Balik Kaca
82 Perjanjian Kecil
83 Mengungkap Fakta
84 Konspirasi Baru
85 Pelukan Malam Ini
86 Manusia yang Diliputi Amarah
87 Manusia Cacing
88 Petang ini dan Sebuah Seringai
89 Tahap Kasus Pertama
90 Ini adalah Sebuah Konspirasi
91 Sebuah Kabar Bahagia
92 Calon Penerus
93 Konspirasi Baru
94 Satu Kali Tangkap
95 Mengenai Satu Ciuman
96 Konspirasi yang Berjalan
97 Memulai Konspirasi
98 Koneksi Pertama
99 Koneksi Pertama #2 (Problem)
100 Kesalahan Fatal
101 Cari Mati
102 Kelicikan Masih Berlanjut
103 Kemarahan Sepihak
104 Satu Sisi Menarik Satu Sisi Suram
105 Meredam Sisi Buruknya
106 Menjalankan Satu Rencana
107 Pada Kenyataannya
108 Sebenarnya ada apa?
109 Mencoba Melupakannya
110 Sebuah Fakta Lain
111 Hal yang Membahagiakan
112 Sedikit Membuat Lupa
113 Mengingat Kembali
114 Kemarilah
115 Sayang Tetaplah Bersamaku
116 Tetap Diam Namun Baik
117 Mata yang Masih Memantau
118 Bolehkah Aku Mengenalmu Lebih Jauh
119 Antara Suram dan Getir
120 Mencoba Menahan Luka
121 Secercah Kesempatan
122 Menjebaknya
123 Pulang Sebentar
124 Pemancar
125 Kita Ringkus Dia Sekarang
126 Penyergapan Malam Ini
127 Mengejarmu
128 Kembalilah
129 Berusaha Membawamu Pulang
130 Pada Akhirnya
131 Arogansi Manusia
132 Negara Orang
133 Waktu Bersamamu
134 Tasya Sialan!
135 Kami Akan Pulang
136 Satu Hal Lagi
137 Lagi-lagi
138 Hukuman apa yang pantas?
139 Ambisi Tasya
140 Aku ingin bertemu!
141 Mencoba Mencari Celah
142 Konspirasi Kedua Dendam
143 Mencoba memecah belah
144 Kembali Berulah
145 Memulainya
146 Sebuah Pesan
147 Bertindak Sendiri
148 Bertindak Sendiri
149 Meringkusnya
150 Keputusan
151 Sebuah Keputusan
152 Setelah Saat Itu
153 Daddy, Bolehkah?
154 Di Sekolahnya
155 Sebuah Panggilan Telepon
156 Kalian ini kenapa?
157 Singgah Sebentar
158 Perbedaan Semacam Apa Ini?
159 Sebenarnya Ada Apa?
160 Tentang Perbedaan Di antara Kami
161 Daddy Aku Mohon!
162 Mata-mata
163 Sebuah Pesan
164 Kebaikan
165 Berbagi itu indah
166 Berat Namun Akan Ku Coba
167 Awal Mulanya
168 Sebuah Kenyataan Pahit
169 Aku Melihatnya
170 Sebelum Rencana Dimulai
171 Menata Rencana
172 Jadi Sebenarnya
173 Hallo Sienna!
174 Pembicaraan Malam Ini
175 Siapa Kau? #1
176 Siapa Kau #2
177 Bernafas Sejenak
178 Valentine Days
179 Aku milikku
180 Mengapa Kami Bersama mu
181 Family Time 1
182 Family Time 2
183 Liburan di Hawai
184 Mereka Pewaris Kami
185 Calon Pewaris
186 Pewaris Kami (Ending)
Episodes

Updated 186 Episodes

1
Manusia Berhati Batu
2
Neraka dan Kebebasan
3
Iblis Baik Hati
4
Menaklukan Iblis Kota
5
Iblis yang Melarikan Diri
6
Renungan Cahaya
7
Iblis Dengan Bunga di Hatinya (Chapter 1)
8
Iblis Dengan Bunga di Hatinya (Chapter 2)
9
Iblis Dengan Bunga di Hatinya (Chapter 3)
10
Iblis Dengan Bunga di Hatinya (Chapter 4)
11
Nuansa Samudra Asmara
12
Sesuatu yang Berharga
13
Mencintai Seorang Pembunuh
14
Penebusan Dosa
15
Manusia yang Membawa Kabar
16
Ucapan yang Menamparku
17
Menerima Fakta dan Konsekuensi
18
Menit yang Menghitung Mundur
19
Pencipta yang Menyuruhku Kembali
20
Dari sini, Aku pergi ya!
21
Jembatan Dosa (Trailer) #2
22
Malaikat yang Membuang-ku
23
Pertobatan Pertama
24
Berdetak untuk Satu Nama
25
Sebuah Panggilan Asing
26
Limosin dan Perancis
27
Pejalan Kaki dan Kenangannya
28
Effiel dan Kamu
29
Satu Waktu dan Sakura
30
Rombongan Bodyguard Pengantar
31
Kamu dan Sakura-sakura itu
32
Selamat Datang Pria-ku
33
Butik dan Ambisi
34
Pria dari Masa Lalu
35
Konspirasi Kecil #1
36
Konspirasi Kecil #2
37
Konspirasi Kecil #3
38
Profesi yang Kembali
39
Manusia Bermata Satu
40
Surat atas Namamu
41
Ambisi Berdarah
42
Kedua Ambisi Gelap
43
Sisi Gelap Manusia
44
Wanitaku,Hatiku, Nyawaku
45
Pagi di Rumah Pinggir Pantai
46
Bersamamu
47
Ketenangan dan Kedatangan
48
Durasi Karmamu
49
Menit Pertama Perselisihan
50
Berada di Pelukanmu
51
Menjelang Pernikahan
52
Sosok Penguntit
53
Runyam
54
Peresmian dan Penguakan
55
Pemberantasan dan Misi
56
Jauh namun Dekat
57
Hai Negaraku
58
Seluk Beluk Alcatraz
59
Sebuah Ponsel dan Konspirasi
60
Gengster Penjara Al Capone
61
Hitungan Mundur 3
62
Hitungan Mundur 2
63
Hitungan Mundur 1
64
Sidang Kelicikan
65
Fakta yang Kalah
66
Manusia Dalam Jeruji
67
Manusia yang Curang
68
Perancis dan Dirimu
69
Es Krim
70
Mengantar Kado
71
Pertengkaran dan Lelucon
72
Manusia Kecil
73
Pagi ini
74
Manusia Penyangkal
75
Sebuah Pengakuan
76
Pesta Dansa
77
Pesta Dansa #2
78
Wine dan Dekapan
79
Pagi dan Sepasang Mata
80
Stevan Drew
81
Sebuah Seringai dari Balik Kaca
82
Perjanjian Kecil
83
Mengungkap Fakta
84
Konspirasi Baru
85
Pelukan Malam Ini
86
Manusia yang Diliputi Amarah
87
Manusia Cacing
88
Petang ini dan Sebuah Seringai
89
Tahap Kasus Pertama
90
Ini adalah Sebuah Konspirasi
91
Sebuah Kabar Bahagia
92
Calon Penerus
93
Konspirasi Baru
94
Satu Kali Tangkap
95
Mengenai Satu Ciuman
96
Konspirasi yang Berjalan
97
Memulai Konspirasi
98
Koneksi Pertama
99
Koneksi Pertama #2 (Problem)
100
Kesalahan Fatal
101
Cari Mati
102
Kelicikan Masih Berlanjut
103
Kemarahan Sepihak
104
Satu Sisi Menarik Satu Sisi Suram
105
Meredam Sisi Buruknya
106
Menjalankan Satu Rencana
107
Pada Kenyataannya
108
Sebenarnya ada apa?
109
Mencoba Melupakannya
110
Sebuah Fakta Lain
111
Hal yang Membahagiakan
112
Sedikit Membuat Lupa
113
Mengingat Kembali
114
Kemarilah
115
Sayang Tetaplah Bersamaku
116
Tetap Diam Namun Baik
117
Mata yang Masih Memantau
118
Bolehkah Aku Mengenalmu Lebih Jauh
119
Antara Suram dan Getir
120
Mencoba Menahan Luka
121
Secercah Kesempatan
122
Menjebaknya
123
Pulang Sebentar
124
Pemancar
125
Kita Ringkus Dia Sekarang
126
Penyergapan Malam Ini
127
Mengejarmu
128
Kembalilah
129
Berusaha Membawamu Pulang
130
Pada Akhirnya
131
Arogansi Manusia
132
Negara Orang
133
Waktu Bersamamu
134
Tasya Sialan!
135
Kami Akan Pulang
136
Satu Hal Lagi
137
Lagi-lagi
138
Hukuman apa yang pantas?
139
Ambisi Tasya
140
Aku ingin bertemu!
141
Mencoba Mencari Celah
142
Konspirasi Kedua Dendam
143
Mencoba memecah belah
144
Kembali Berulah
145
Memulainya
146
Sebuah Pesan
147
Bertindak Sendiri
148
Bertindak Sendiri
149
Meringkusnya
150
Keputusan
151
Sebuah Keputusan
152
Setelah Saat Itu
153
Daddy, Bolehkah?
154
Di Sekolahnya
155
Sebuah Panggilan Telepon
156
Kalian ini kenapa?
157
Singgah Sebentar
158
Perbedaan Semacam Apa Ini?
159
Sebenarnya Ada Apa?
160
Tentang Perbedaan Di antara Kami
161
Daddy Aku Mohon!
162
Mata-mata
163
Sebuah Pesan
164
Kebaikan
165
Berbagi itu indah
166
Berat Namun Akan Ku Coba
167
Awal Mulanya
168
Sebuah Kenyataan Pahit
169
Aku Melihatnya
170
Sebelum Rencana Dimulai
171
Menata Rencana
172
Jadi Sebenarnya
173
Hallo Sienna!
174
Pembicaraan Malam Ini
175
Siapa Kau? #1
176
Siapa Kau #2
177
Bernafas Sejenak
178
Valentine Days
179
Aku milikku
180
Mengapa Kami Bersama mu
181
Family Time 1
182
Family Time 2
183
Liburan di Hawai
184
Mereka Pewaris Kami
185
Calon Pewaris
186
Pewaris Kami (Ending)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!