Tetap menjadi diri sendiri

Alex menetralkan jantungnya. Sekaligus menetralkan sesuatu yang lain di bawah sana.

“Aku tunggu di luar,” katanya dengan tangan yang langsung memegang handle pintu dan membuka pintu itu.

Ia meninggalkan Bilqis yang masih mematung di depan cermin besar, sebesar dirinya.

Brak

Bilqis dapat mendengar suara pintu yang tertutup kembali dengan sempurna. Seketika tubuhnya pun lemas.

“Huft …”

Bilqis menarik nafasnya kasar sembari memegang cermin untuk menopang tubuhnya yang entah mengapa rasanya begitu lemas. Mungkin, efek ketegangan yang terjadi selama Alex berada di ruangan kecil ini. Atau mungkin efek dari sentuhan yang tidak pernah Bilqis alami sebelumnya. Jantung Bilqis berdetak tak karuan. Dadanya berdebar hebat. Ia pun harus beberapa kali menarik nafas dan membuangnya perlahan untuk menetralkan detak jantung itu kembali.

Di luar sana, Alex beralih menuju kamar mandi umum yang tersedia. Ia terpaksa membasuh wajahnya dengan air untuk menghilangkan hasrat itu. Alex menatap dirinya dari cermin. Lalu, ia menatap sesuatu yang mengembang di balik kain celananya dari cermin dan menunduk untuk melihat secara langsung bentuk yang berubah di balik kain itu.

“Si*l. Mengapa berdekatan dengan wanita itu, aku langsung bereaksi,” umpatnya pada diri sendiri. Untung saja di kamar mandi itu hanya ada dirinya saja.

Alex memejamkan mata dan mengingat kembali kejadian di dalam bilik tadi. Namun, justru sesuatu yang mengembang itu malah semakin mengembang dan tak ingin surut.

“Hentikan, Alex. Jika kau mengingatnya terus, maka kau tidak bisa mengendalikan ini.” Alex memukul pelan miliknya.

Ia kesal mengapa hal ini terjadi, padahal sebelumnya ia merasa tidak bergairah dengan wanita mana pun walau rekan kerjanya sering menyodorkan beberapa wanita cantik. Bahkan, adik dan sepupunya sendiri sering memperkenalkan pada kenalan mereka yang memang cantik. Namun, Alex tetap tidak berselera. Dan dengan Bilqis ia menemukan gairah itu kembali.

“Begitu besarkah cintaku padamu, Sya. Hingga gairah itu kembali muncul karena seseorang yang mirip denganmu?” tanya Alex sembari menatap dirinya dari cermin.

Alex kembali mengusap wajahnya kasar. Dan kembali menetralkan jantung serta sesuatu yang mengembang tadi hingga kembali normal. Setelah itu, ia baru keluar.

Usai berada di butik milik Miss Fang, Alex membawa Bilqis ke sebuah salon. Sebelum meninggalkan buik, Miss Fang tak henti mengatakan bahwa mereka adalah pasangan yang cocok dan serasi. Gaun itu pun sangat cantik di tubuh Bilqis. Ya, Alex pun mengakui itu. Baru kali ini ia melihat sisi lain dari sekretarisnya itu, karena memang seumur-umur baru kali ini Bilqis mengenakan gaun seperti ini.

Di dalam mobil, Alex mencuri-curi pandang ke arah Bilqis. Sedangkan Bilqis berusaha menghindar dengan menghadapkan wajahnya ke arah jendela. Wanita itu sadar bahwa sang bos kerap menoleh ke arahnya.

Sebelum sampai di tujuan, Alex membelokkan mobilnya ke sebuah restoran cepat saji. Restoran yang ia yakini bahwa Bilqis menyukai makanan yang tersedia di sana, mengingat Alex beberapa kali menangkap wanita itu membeli makanan dengan label restoran ini di meja kerjanya.

“Loh, katanya mau ke salon? Kenapa berhenti di sini?” tanya Bilqis bingung sambil menatap gedung restoran itu.

“Di take a way saja. Perutku lapar. Memang kau tidak lapar?” Alex menoleh ke arah Bilqis dan balik bertanya.

Bilqis mengeleng. “Tidak terlalu. Hanya haus.”

Alex pun tersenyum melihat ekspresi cuek itu. Mobilnya mengantri di jalur drive thru. Dan setelah gilirannya, Alex memesan makanan dan minuman yang ia inginkan.

“Kamu ingin apa?” tanya Alex.

“Hm … satu beef burger deluxe,,” jawab Bilqis yang langsung diikuti Alex yang tepat berada di dekat loudspeaker penghubung antara pembeli dan penjual.

“Satu spicy chicken finger, satu iced café matcha fushion.”

Alex kembali mengulang pesanan Bilqis pada petugas restoran itu. Kepalanya menggeleng, karena pesanan Bilqis lebih banyak dari pesanannya. Karena Alex hanya memesan satu kopi dan satu burger saja.

“Satu lagi,” ucap Bilqis pada Alex, sebelum Alex menyudahi pesanannya. “Satu Mcflurry Oreo.”

Alex kembali menyampaikan pesanan Bilqis. Dan tak lama, ia menyudahi pesanan itu. Alex mengangguk saat petugas di sana mengulang pesanan yang ia ucapkan sebelumnya.

“Ya. Oke,” jawab Alex pada petugas restoran itu, lalu ia kembali menjalankan mobilnya perlahan ke depan.

“Katanya tidak lapar, tapi pesananmu lebih banyak,” kata Alex tersenyum melirik ke arah Bilqis.

Bilqis hanya nyengir. Ia hanya tidak ingin melewatkan makanan gratis, apalagi ini adalah makanan favoritnya.

Tak lama kemudian, mobil Alex berada di depan loket untuk mengambil makanan yang ia pesan. Senyumnya kembali mengembang saat melihat ekspresi Bilqis yang kegirangan mengambil Mcflurry Oreo.

“Hmm … enak sekali,” kata Bilqis saat menjilati sendok yang baru saja masuk ke mulutnya.

“Ternyata kecil-kecil, makanmu banyak juga,” ledek Alex pada sekretarisnya.

Bilqis menanggapi dengan cuek. Ia mengabaikan perkataan Alex, karena yang terpenting baginya sekarang adalah makan dan es krim adalah salah satu penawar Bilqis saat stres melanda. Jujur saat ini ia memang sedang stres menghadapi Alex yang sedari tadi membuat jantungnya berdebar tak karuan. Seharusnya ia sudah ada di rumah dan bertemu dengan pulau kapuknya untuk istirahat, tapi Alex justru membawanya ke tempat yang aneh seperti ini. Apalagi dengan menggunakan bentuk pakaian yang baru ia pakai selama hidup.

Bilqis memakan es krim itu dengan lahap dan begitu menghayati. Ia menjilati setiap es krim yang menempel di sendok itu. Bahkan Bilqis juga menjilat es krim yang jatuh ke lengannya, membuat kefokusan Alex saat menyetir pun buyar.

Mata Alex tak kuasa untuk tak melihat ke arah itu. seketika ia pun menginginkan dirinya menjadi sendok yang Bilqsi pegang. Mungkin terasa enak jika lidah itu menjilati miliknya.

Sontak, Alex pun menggelengkan kepala untuk menghilangkan kemesuman yang terkubur selama tiga tahun terakhir ini.

“Apa es krim itu enak?” tanyanya pada Bilqis yang masih asyik dengan aktifitasnya.

Bilqis pun melirik.

“Enak. Ini es krim kesukaanku. Sir, mau?” tawar Bilqis berbasa-basi, karena ia yakin jawaban Alex pasti tidak akan mau, mengingat sendok itu sudah berkali-kali ia jilat dan pastinya pria itu akan merasa geli.

Alex langsung mengangguk. “Mau.”

Jedar

Bilqis pun terkejut. “Se … serius, Sir? Ini bekas saya loh.”

“Tidak apa, aku ingin mencoba rasanya. Karena sepertinya kamu menikmati sekali es krim itu.”

Bilqis pun bingung. Namun, ia tetap menyendokkan es krim yang sisanya tak lagi banyak. “Serius, Sir?” tanyanya lagi.

Dan, Alex pun tetap mengangguk. “Aaa …”

Alex memasang mulutnya yang menganga agar es krim itu sampai di mulutnya. Mau tidak mau, Bilqis pun menyuapkan makanan itu langsung ke mulut Alex dengan sendok yang semula Bilqis gunakan.

“Hmm …” Alex melahap semua isi dari sendok yang Bilqis berikan. “Benar, ternyata enak.”

“OMG, ini bos bener-bener aneh. Ampun Dije.” Bilqis berteriak sendiri dalam hati sambil tersenyum geli menatap bos killernya itu.

“Masih ada lagi?” tanya Alex yang ingin di suapkan kembali.

Dengan tepaksa, Bilqis pun memberikan semua sisa es krim itu pada Alex dengan cara menyuapinya.

Setelah es krim itu habis. Alex kembali meminta permintaan yang menyebalkan menurut Bilqis. “Setelah ini, bisa minta tolong suapi aku lagi.”

Bilqis mengernyitkan dahi.

“Tadi kan aku bilang kalau aku lapar dan aku sedang menyetir. Jadi tolong suapi burger itu ke mulutku.”

Bilqis kembali menarik nafasnya kasar. Sepertinya Alex mulai meminta jantung setelah tadi ia tawari hati. Dan, di sana Alex malah tersenyum lebar. Ia tahu bahwa seketarisnya itu sedang jengkel menuruti permintaannya yang banyak.

Tiga puluh menit kemudian, Alex sampai di salon itu. Ia sampai di tempat tujuan dalam keadaan perut yang sudah kenyang. Sedangkan Bilqis cemberut karena dirinya belum sempat memakan makanan itu, hanya es krim saja. itu pun sebagian dihabiskan oleh Alex.

Bilqis menoleh ke arah Alex yang sepertinya tidak peduli dengan kejengkelannya. Padahal Alex tahu betul apa yang dirasakan sekretarisnya itu.

Di dalam salon, Alex disambut oleh petugas di sana. Mereka menjadi tamu VIP yang diistimewakan dan diberi ruang khusus.

“Beri waktu sebentar! Dia ingin menghabiskan makanannya,” ujar Alex berbisik pada petugas yang hendak menghias wajah Bilqis.

Lalu, Alex membawa Bilqis ke sudut sofa dan mengajaknya untuk menghabiskan makanan yang di take a way dari restoran kesukaan Bilqis.

“Duduk dan makanlah dulu!” perintahnya.

Alex langsung menarik kursi dan mendaratkan tubuhnya di sana. Bilqis pun melakukan hal yang sama. Mereka duduk berhadapan. Bilqis yang cuek pun langsung membuka bungkusan pesanan tadi dan memakannya dengan lahap. Ia tidak peduli di depannya ada sang bos yang sedang memperhatikan. Sesekali, Alex pun melirik Bilqis walau ia sedang sibuk memegang ponsel dan membalas beberapa pesan chat.

Bilqis memang wanita super cuek. Di depan siapa pun dan di mana pun, ia akan tetap menjadi dirinya sendiri. Termasuk saat bersama Alex sekarang. Ia tidak peduli dengan pendapat orang lain, yang penting dirinya bahagia.

Alex tertawa kecil saat arah matanya menatap Bilqis.

“Kenapa?” tanya Bilqis dengan makanan yang masih ada di dalam mulutnya.

Lalu, Alex mengarahkan ajri telunjuknya pada bagian bawah bibirnya sendiri, seolah ingin menunjukkan sesuatu tapi tidak dengan kata-kata.

“Hmm.” Bilqis yang mengerti pun mengarahkan tangannya untuk mengusap di atas dagunya.

Namun, Alex menggeleng dan mengisyaratkan bahwa Bilqis salah. Mayonaise itu memang tidak menempel di atas dagunya. Usapan jari Bilqis pada bagian bawah bibirnya tidak tepat dengan kode yang diberikan Alex.

“Ck. Bukan sebelah situ,” ucap Alex yang mulai memajukan tubuhnya dan mengangkat tangannya untuk menyentuh sudut bibir Bilqis. “Di sini.”

Alex mengusap bagian itu dengan lembut dan tersenyum. “Makanya pelan-pelan kalau makan.”

Senyum pria itu sangat manis dan teramat manis menurut Bilqis. Sikap Alex sontak membuat jantungnya kembali kembang kempis.

“Ibu …” teriak Bilqis dalam hati yang sedari tadi ingin rasanya untuk cepat pulang. Jujur ia tidak pernah berada dalam keadaan yang seperti ini.

Visual Alex

Visual Bilqis

Terpopuler

Comments

Dwi Hartati

Dwi Hartati

mesyumnya pak duda....

2023-10-17

2

Dwi Hartati

Dwi Hartati

yang gratis janga do sia² kan

2023-10-17

0

Sintya Dewi

Sintya Dewi

lemes ga tuh 🤭

2023-09-07

0

lihat semua
Episodes
1 Menjadi Duda
2 Mirip mendiang istri
3 Wajah sama tapi gaya berbeda
4 Hari-hari mencekam
5 Tidak bisa bekerja
6 Bermain mata dan saling membalas senyum
7 Lalai
8 Bos aneh
9 Gara-gara gambar sofia
10 Paper bag
11 Taruhan
12 Duda haus belaian
13 Takut kecoa
14 Semakin tidak fokus
15 Aku membawa wanitaku
16 Tetap menjadi diri sendiri
17 Pacar semalam
18 Tangguh tapi rapuh
19 Ciuman pertama
20 Bergerigi dan beraroma
21 Menemani Aurel
22 Ditawarkan benda itu lagi
23 Bertandang ke rumah Bilqis
24 Latar belakang Bilqis
25 Denyut jantungku berdebar
26 Jungkir balik
27 Kepribadian ganda
28 Kepergok
29 Menyadari sesuatu
30 Aku menyukaimu
31 Promo Karya Author Ridz
32 Promo Karya Author SkySal
33 Khawatir
34 Bertanggung jawab
35 Perjanjian pra nikah
36 Cukup kamu bilang apa yang kamu butuhkan dan aku akan memberikannya
37 Menyetujui dengan mudah
38 Deal
39 Mendapatkan bukti taruhan
40 Wanita bar-bar yang pemalu
41 Mencari keberadaan Ridho
42 Ciuman keempat
43 Bertemu Ridho
44 Gara gara Pisang
45 Merasa lebih cerdas
46 Tidak salah memilihmu
47 Cerita Laila dan Ridho part 1
48 Kepingin kawin
49 Pengganti yang baik
50 Suara yang tak asing
51 Siapa Ronal?
52 Akhirnya Sah
53 Yakin tidak akan disentuh
54 Darwis Satria
55 Malam pertama part 1
56 Malam pertama part 2
57 Akhirnya ...
58 KenTang (Kena Tanggung)
59 Orang - orang tulus
60 Tergantung pola asuh
61 Mantan badboy
62 Seperti pinang dibelah dua
63 Percayalah padaku
64 Kamar rahasia
65 Semakin sayang
66 Ketahuan taruhan
67 Kena SP
68 Jadi TKI
69 Bercinta di kantor
70 Belajar bermacam gaya
71 Badboy vs Bar - bar
72 Cerita Laila dan Ridho part 2
73 Cerita Laila dan Ridho part 3
74 Bertemu keluarga Ridho
75 Turun ranjang
76 Lamaran Darwis
77 Menerima lamaran
78 Berhasil menaklukkan bos killer
79 Penasaran
80 Apa kata cinta itu hanya untuknya?
81 Tidak mengira
82 Apa kamu mencintaiku?
83 Pertemuan Ronal dan Radit
84 Dingin
85 Hukuman Alex
86 Perfecto
87 Andai kamu tahu
88 Mengorek masa lalu
89 Candu aroma tubuhmu
90 Emosi Radit
91 Posesif
92 Mati kutu
93 Ingin lari dari kenyataan
94 Gaya kakak ipar
95 Mempertanggungjawabkan perbuatan
96 Terjebak bos killler
97 Lepaskan dan tinggalkan
98 Gara - gara benda kecil
99 Menerima takdir
100 Kebucinan Alex
101 Di atas langit masih ada langit
102 Mempermainkan Alex
103 Si jerry ga mau turun
104 Panik
105 Laila ku
106 Sisi liar
107 Radit dan Maya
108 Aset yang tak pernah tersentuh
109 Dua kamar menggelora
110 Saling memaafkan
111 Jangan menangis!
112 Ikhlas
113 Menjadi pusat perhatian
114 Hamil
115 Kebanyakan micin
116 Meleleh
117 Hadiah untuk Alex
118 Istri bos
119 Menangis bahagia
120 Bersyukur
121 Happy ending
122 Bonchap 1 - dua ibu hamil
123 Bonchap 2 - labuan bajo
124 Bonchap 3 - keluarga bar bar
125 Bonchap 4 - menua bersama
126 Bonchap 5 - Tanggung jawab seorang pria
127 Bonchap 6 - kecil kecil jadi manten
128 Bonchap 7 - pernikahan Radit dan Maya
129 Bonchap 8 - Radit dan Maya
130 Bonchap 9 - malam panjang
131 Bonchap 10 - menanti kelahiran baby twins
132 Bonchap 11 - adonannya pas
133 Bonchap 12 - welcome in the world, Aarash dan Aariz
134 Bonchap 13 - keseruan sekretaris somplak
135 Bonchal 14 - Jhon dan Tina
136 Bonchap 15 - Jhon dan Tina
137 Bonchap 16 - Jhon dan Tina
138 Bonchap 17 - Jhon dan Tina
139 Bonchap 18 - Ending sementara Jhon dan Tina
140 Kisah Jhon dan Tina buat lapak sendiri
141 Bab 1 Cinta si Bule
Episodes

Updated 141 Episodes

1
Menjadi Duda
2
Mirip mendiang istri
3
Wajah sama tapi gaya berbeda
4
Hari-hari mencekam
5
Tidak bisa bekerja
6
Bermain mata dan saling membalas senyum
7
Lalai
8
Bos aneh
9
Gara-gara gambar sofia
10
Paper bag
11
Taruhan
12
Duda haus belaian
13
Takut kecoa
14
Semakin tidak fokus
15
Aku membawa wanitaku
16
Tetap menjadi diri sendiri
17
Pacar semalam
18
Tangguh tapi rapuh
19
Ciuman pertama
20
Bergerigi dan beraroma
21
Menemani Aurel
22
Ditawarkan benda itu lagi
23
Bertandang ke rumah Bilqis
24
Latar belakang Bilqis
25
Denyut jantungku berdebar
26
Jungkir balik
27
Kepribadian ganda
28
Kepergok
29
Menyadari sesuatu
30
Aku menyukaimu
31
Promo Karya Author Ridz
32
Promo Karya Author SkySal
33
Khawatir
34
Bertanggung jawab
35
Perjanjian pra nikah
36
Cukup kamu bilang apa yang kamu butuhkan dan aku akan memberikannya
37
Menyetujui dengan mudah
38
Deal
39
Mendapatkan bukti taruhan
40
Wanita bar-bar yang pemalu
41
Mencari keberadaan Ridho
42
Ciuman keempat
43
Bertemu Ridho
44
Gara gara Pisang
45
Merasa lebih cerdas
46
Tidak salah memilihmu
47
Cerita Laila dan Ridho part 1
48
Kepingin kawin
49
Pengganti yang baik
50
Suara yang tak asing
51
Siapa Ronal?
52
Akhirnya Sah
53
Yakin tidak akan disentuh
54
Darwis Satria
55
Malam pertama part 1
56
Malam pertama part 2
57
Akhirnya ...
58
KenTang (Kena Tanggung)
59
Orang - orang tulus
60
Tergantung pola asuh
61
Mantan badboy
62
Seperti pinang dibelah dua
63
Percayalah padaku
64
Kamar rahasia
65
Semakin sayang
66
Ketahuan taruhan
67
Kena SP
68
Jadi TKI
69
Bercinta di kantor
70
Belajar bermacam gaya
71
Badboy vs Bar - bar
72
Cerita Laila dan Ridho part 2
73
Cerita Laila dan Ridho part 3
74
Bertemu keluarga Ridho
75
Turun ranjang
76
Lamaran Darwis
77
Menerima lamaran
78
Berhasil menaklukkan bos killer
79
Penasaran
80
Apa kata cinta itu hanya untuknya?
81
Tidak mengira
82
Apa kamu mencintaiku?
83
Pertemuan Ronal dan Radit
84
Dingin
85
Hukuman Alex
86
Perfecto
87
Andai kamu tahu
88
Mengorek masa lalu
89
Candu aroma tubuhmu
90
Emosi Radit
91
Posesif
92
Mati kutu
93
Ingin lari dari kenyataan
94
Gaya kakak ipar
95
Mempertanggungjawabkan perbuatan
96
Terjebak bos killler
97
Lepaskan dan tinggalkan
98
Gara - gara benda kecil
99
Menerima takdir
100
Kebucinan Alex
101
Di atas langit masih ada langit
102
Mempermainkan Alex
103
Si jerry ga mau turun
104
Panik
105
Laila ku
106
Sisi liar
107
Radit dan Maya
108
Aset yang tak pernah tersentuh
109
Dua kamar menggelora
110
Saling memaafkan
111
Jangan menangis!
112
Ikhlas
113
Menjadi pusat perhatian
114
Hamil
115
Kebanyakan micin
116
Meleleh
117
Hadiah untuk Alex
118
Istri bos
119
Menangis bahagia
120
Bersyukur
121
Happy ending
122
Bonchap 1 - dua ibu hamil
123
Bonchap 2 - labuan bajo
124
Bonchap 3 - keluarga bar bar
125
Bonchap 4 - menua bersama
126
Bonchap 5 - Tanggung jawab seorang pria
127
Bonchap 6 - kecil kecil jadi manten
128
Bonchap 7 - pernikahan Radit dan Maya
129
Bonchap 8 - Radit dan Maya
130
Bonchap 9 - malam panjang
131
Bonchap 10 - menanti kelahiran baby twins
132
Bonchap 11 - adonannya pas
133
Bonchap 12 - welcome in the world, Aarash dan Aariz
134
Bonchap 13 - keseruan sekretaris somplak
135
Bonchal 14 - Jhon dan Tina
136
Bonchap 15 - Jhon dan Tina
137
Bonchap 16 - Jhon dan Tina
138
Bonchap 17 - Jhon dan Tina
139
Bonchap 18 - Ending sementara Jhon dan Tina
140
Kisah Jhon dan Tina buat lapak sendiri
141
Bab 1 Cinta si Bule

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!