Siang ini, Bilqis duduk bersama para sekretaris senior. Sesuai janjinya pagi tadi saat ia tiba di kantor ini dan bertemu dengan Tina.
Di restoran suki dengan tema memasak sendiri yang berada di seberang gedung tempat mereka bekerja, Bilqis, Tina, Mira, dan Saskiya yang biasa dipanggil Kiya duduk berhadapan.
“Qis, dari tadi kamu pegang kertas apa sih?” tanya Mira yang langsung menyambar kertas yang ada di tangan Bilqis.”
“Tadinya aku mau kasih catatan Sir Alex untuk Jhon, tapi aku lupa. Malah yang aku bwa kertas ini.” Tunjuk Bilqis pada kertas yang sekarang berada di tangan Mira.
“Memang kertas apa sih ini?” tanya Tina yang kebetulan duduk di samping Mira.
Sedari tadi Mira tersenyum sendiri sembari membaca tulisan yang ada di dalam kertas itu.
“Gila, dosa lu banyak banget, Qis,” ledek Tina sembari tertawa saat membaca keras yang dipegang Mira dan sengaja Mira geser agar Tina juga bisa membacanya.
Mira tertawa.
“Dosa apa sih? Emang itu kertas apa?” tanya Kiya yang duduk di samping Bilqis persisi di depan Tina. Sedangkan Bilqis berada di depan Mira.
Bilqis hanya memasang wajah cuek sembari tangan kanannya memegang sumpit dan membolak balikkan daging yang hampir matang.
“Hahaha …” Mira dan Tina tertawa saat mereka membaca poin kesalahan Bilqis yang selalu berjalan di depan pria itu.
“B*k*ng lu menggoda dia, itu Qis,” ucap Tina.
“Dih, lagian siapa suruh dia liatin b*k*ng aku saat jalan. Emng dasar bos killer aneh,” sahut Bilqis kesal.
“Coba dong liat,” kata Kiya yang penasaran dengan isi kertas yang membuat Tina dan Mira tertawa.
Mira pun menyerahkan kertas itu pada Kiya. “Godain aja terus, Qis. Si CEo itu Cuma haus belaian.”
Tina megangguk dan menimpali, “bener. Maklum udah tiga taun menduda.”
“Hahahaha …” kini giliran Kiya yang tertawa.
“Ah, telat kamu, Ki,” ujar Bilqis yang melihat teman di sampingnya tertawa.
“Sumpah ya, ini Sir Alex niat banget ngasih kamu catatan kesalahan. Sampe dibilang tulisan tangan kamu jelek. Ampun DJ.” Kiya menepuk jidatnya.
“Ya … begitulah. Andai aku bisa tuker Bos, boleh ga sih?” tanya Bilqis lesu.
“Di situ tantangannya, Qis. Kalau kamu bisa menaklukkan bos killer itu, kamu hebat,” ucap Kiya yang kembali memberikan kertas itu pada Bilqis.
“Tapi gimana caranya? Aku selalu salah, terus malah jadi bahan bully-an dia. Kesel ga sih?”
“Semangat dong,” sahut Mira.
“Atau kita buat taruhan supaya kam semangat,” sambar Tina yang kemudian membuat Mira dan Kiya mengangguk dengan senyum menyeringai.
“Taruhan?” tanya Bilqis.
“Iya. Nih ya, Kita kan udah negerencanain liburan ke Labuan Bajo akhir tahun nanti. Nah, kalau lu bisa menaklukkan si Bos killer itu, pokoknya semua akomodasi dan selama lu ada di sana, gue yang bayar. Tapi kalau lu kalah, akomodasi selama gue di sana, lu yang tanggung. Gimana?” tawar Tina pada Bilqis.
“Ambil tawaran Tina, Qis menggiurkan itu,” ucap Kiya.
“Ya, kapan lagi liburan gratis. Labuan Baji, Bo. Impian lu tuh, Qis.” Mira mengompori.
“Ya, aku yakin kmu bisa menaklukkan Sir Alex,” kata Kiya lagi sembari menepuk bahu Bilqis yang ada di sampingnya.
Bilqis tampak terdiam. Ia menimbang ucapan Tina. Ia pun menatap Tina yang juga sedang menatapnya.
“Ayo, berani ga, Qis?” Tina kembali menantang dengan senyum.
Akhirnya, Bilqis pun merasa tertantang. “Oke, deal.”
Bilqis mengajak Tina untuk berjabat tangan. “Ayo! Siapa takut?”
Tina tersenyum lebar dan menerima jabatan tangan Bilqis. “Deal, Mira sama Kiya jadi saksi ya.”
“Oke!” jawab Mira dan Kiya bersamaan.
Keempat wanita itu pun tertawa.
“Gue mau liat gimana seorang Bilqis yang ga pernah ngegodain cowok, terus ngegodain Sir Alex. Lucu kali ya,” celetuk Tina sembari tertawa seraya menutup mulutnya dengan anggun.
Mira dan Kiya mengangguk. “Ya, aku juga mau lihat Bilqis centil.”
Bilqis malah ikut tertawa dan sok jumawa. “Okeh, liat aja. Aku bakal bisa naklukin dia. Bahkan aku juga bakal naklukin hatinya juga.”
“Yakin, Qis?” tanya Mira. “Terus jadi ibu sambung dong nanti.”
“Boleh juga, lagian anaknya juga imut banget. Gue suka.”
“Hahahah … Ternyata diem-diem menghanyutkan lu, Qis,” sahut Tina.
“Iya, kaya yang ngambang di kali, warna kuning,” sahut Mira.
Plak
“Jorok ih.” Tina memukul pelan bahu Mira.
“Iya, Ih,” sahut Kiya, membuat Mira tertawa.
“Santai aja sih, noh Bilqis aja ga geli dan tetap makan.”
“Lah, dia mah yang penting makan. Mau sambil nongkrong di kloset juga tetep makan,” sahut Tina.
Bilqis ikut tertawa. “Yang penting makanannya enak.”
Bilqis menyuapkan daging yang sudah matang itu ke mulutnya.
“Dasar kebo!” kata Mira membuat Tina dan Kiya tertawa. Sedangkan Bilqis tetap cuek.
“Eh iya, dari tadi kamu ga kasih tahu kita, dalam rangka apa nih nraktir?” tanya Kiya pada Tina.
“Eum … dalam rangka. Ini!” Tina memperlihatkan cincin berlian manis yang tersemat di jari manis kanannya.
“Wah, Jhon ngelamar kamu?” tanya Mira antusias.
“Sumpah, Tin?” tanya Kiya yang juga tak kalah antusias.
“Gila, kamu pakai pelet apa, Tin tin?” tanya Bilqis yang juga keheranan.
Pasalnya Jhon terkenal pria yang tidak suka akan hubungan serius. Baginya wanita hanya selingan untuk bersenang-senang saja.
“Oww … Tina gitu loh. Si penakluk pria.”
“Hoek …” Mira, Kiya, dan Bilqis pura-pura ingin muntah mendengar kejumawaan yang terlontar dari bibir sexy Tina.
Memang meraka akui, Tina memiliki tubuh bak gitar spanyol. Bibirnya pun tebal dan sensual, mungkin efek karena sering dicium oleh Jhon. Belum lagi dadanya yang cukup besar, karena menurut Tina sendiri, Jhon memang paling suka memainkan benda itu hingga akhirnya bentuknya pun kini kan membesar dari sebelumnya.
“Jhon ketagihan service gue,” sahut Tina.
“Gila kamu, Tin.” Mira menggelengkan kepalanya.
Dari keempat sekretaris senior itu, yang paling lurus adalah Mira. Mira sudah bersuami dan memiliki dua anak. Sejak awal bekerja, ia memang hanya niat bekerja untuk biaya nikah, yang saat itu memang tengah mempersiapkan pernikahannya dengan pria yang sekarang sudah menjadi suaminya sejak lima tahun silam. Lalu, ia tetap bekerja untuk membantu perekonomian keluarga karena sang suami hanya karyawan biasa. Sedangkan Kiya, tidak jauh berbeda dengan Tina. Wanita berwajah polos itu justru lebih ekstrim, karena ia menjalin affair dengan bosnya yang sudah beristri.
“Baguslah, paling ngga kamu sama Jhon ada peluang buat bersama. Ga seperti aku,” kata Kiya lesu.
Bilqis menatap temannya. “Kan itu udah jadi pilihan kamu, Ki. Dari awal kita udah bilangin jangan ada affair sama Pak Ringgo. Hubungan kalian ga akan bisa dibawa kemana-mana.”
Mira dan Tina mengangguk, membenarkan ucapan Bilqis. Walau Bilqis belum pernah menjalin hubungan dengan lawan jenis, tetapi pengalaman hidup membawanya menjadi dewasa.
“Tapi aku nyaman sama Pak Ringgo. Lagian dia juga udah ga cinta lagi sama istrinya. istrinya yang mulai duluan selingkuh.”
“Hah, terserahlah.” Bilqis mengangkat bahunya.
“Ya udah. Udah jangan sedih! Kita kan lagi seneng-seneng,” ucap Tina. “Ayo makan lagi! Mau pesan apa lagi nih? Mau tambah minuman ga?”
“Mau.” Mira menjawab.
Lalu, mereka kembali menikmati makan siang dengan saling bercerita, terutama cerita tentang para karyawan di sana dengan berbagai skandal yang terjadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 141 Episodes
Comments
Ariesta 💜
Udah baca yang kedua x pun tetap ngakak...
Si bilqis ne biang kerok nya...
2024-10-22
1
Dwi Hartati
wkwk
2023-10-17
1
putia salim
grub ciwi2 sekertaris jablay😂🤭
2023-06-07
0