Bilqis membuktikan ucapannya. Mulai saat ini ia akan menaklukkan bos killernya. Pertama dimulai dengan menuruti apa yang pria itu inginkan. Ia tidak lagi terlambat datang ke kantor. Ia malah datang lebih dulu dibanding Alex dan itu sudah terjadi selama satu minggu ini.
Bilqis langsung berdiri saat melihat Alex berjalan dengan cepat menuju ruangannya. Pasalnya setiap kali pria itu hendak memasuki ruangannya, maka akan melewati meja yang diduduki Bilqis.
“Morning, Sir. Happy Monday,” ucap Bilqis dengan senyum yang manis.
Alex melirik ke arah suara riang dengan gestur yang juga menyegarkan. Senyum dan style itu cukup membuat Alex bersemangat setiap kali ia datang ke kantor.
“Pagi,” jawab pria itu datar tanpa membalas senyum manis yang sudah susah payah Bilqis tunjukkan.
Bilqis hanya bisa memonyongkan bibir sesaat setelah bos killernya itu masuk ruangan. ia menarik nafasnya kasar dan kembali duduk. Baru saja ia akan mendaratkan b*k*ngnya di kursi, seseorang meneriakkan namanya. Siapa lagi orang itu kalau bukan si bos killer.
“Bilqiiiiss.”
Sontak Bilqis pun langsung bergegas memasuki ruangan. “Yes, Sir.”
“Mana kopiku? Berkas-berkas yang kemarin di serahkan Bimo, mana? Belum ada di mejaku. Dan satu lagi, jadwal yang kemarin saya minta untuk direschedule ulang, mana?” tanya Alex bertubi-tubi, membuat Bilqis susah menjawab. Lagi pula, orang itu baru saja datang, mbok ya, duduk dulu, relaks dulu. Ini sudah memberondong menanyakan semua perkerjaan hari ini.
“Mana?” tanya Alex lagi.
“Sedang saya siapkan, Sir. sebentar lagi akan sampai di meja anda.”
“Ck, jawaban diplomatis. Saya mau ada sekarang,” ucap Alex.
“Tangan saya Cuma dua, Sir Alex yang ganteng. Saya siapkan kopi anda dulu, selanjutnya baru saya siapkan berkas dari Pak Bimo dan saya siapkan juga reschedule jadwal yang Sir pinta. Semua sudah saya siapkan.”
Alex terdiam sembari menatap lekat wajah sekretarisnya yang berdiri tepat di depannya.
“Coba ulang pernyataanmu tadi,” kata Alex sembari mengayunkan ballpoint-nya.
“Yang mana?” tanya Bilqis bingung.
“Tadi, setelah tangan saya Cuma satu, lalu?”
“Saya siapkan kopi anda dulu, selanjutnya baru saya siapkan berkas dari Pak Bimo dan saya siapkan juga reschedule jadwal yang Sir pinta. Semua sudah saya siapkan.” Bilqis melanjutkan.
“Bukan, bukan itu, sebelumnya ada lagi.”
“Yang mana?” tanya Bilqis yang benar-benar tidak mengerti maksud Alex yang menginginkan Bilqis mengulang pernyataan yang menyebut dirinya ‘Sir Alex yang ganteng’.
Kebetulan, Bilqis pun tidak menyadari dengan sebutan dirinya untuk Alex tadi. Ia hanya kesal karena bosnya itu begitu banyak pertanyaa, hingga ia pun harus menjelaskan dengan detail dan penuh kesopanan serta intonasi yang tetap tenang.
Bilqis mengernyitkan dahi untuk mengingat lagi apa yang bosnya maksud.
“Ah, lupakan.” Alex mengibas tangannya. “Kau memang cepat lupa.”
Bilqis menggaruk kepalanya yang tak gatal.
“Ya sudah. Kembali ke tempatmu,” kata Alex yang kesal karena Bilqis melupakan perkataannya tadi yang cukup jelas di dengar Alex bahwa wanita itu mengakui ketampanannya.
“Baiklah. Permisi.” Bilqis pun pamit dan pergi dari ruangan itu. Ia beralih ke pantry untuk membuatkan kopi sang bos seperti biasa.
“Tunggu!” kata Alex lagi, mencegah langkah Bilqis.
Bilqis menoleh ke arah Alex. “Ya.”
“Pakai mug ini!” Alex memberikan mug yang diberikan Bilqis waktu itu.
Bilqis pun melangkah mendekati sang bos dan menerima benda yang sodorkannya. Keduanya tidak berkata apa-apa. Bilqis hanya tersenyum. Senyum yang sulit diartikan setelah melihat benda sederhana itu. ia tidak menyangka benda sederhana itu ternyata begitu dibutuhka sang bos.
“Kenapa senyum-senyum?” tanya Alex pada Bilqis.
Bilqis menggeleng. “Tidak apa-apa, Sir. Oke. Saya buatkan anda kopi.”
Alex pun mengangguk.
Bilqis melenggang menuju pantry sembari memegang mug sederhana yang harganya pun tidak lebih dari seratus ribu.
“Ya ampun, kalau disogok ginian aja dia udah luluh, mending gue beliin se truk nih mug,” ucap Bilqis sembari tertawa. “Emang ya, dasar bos aneh.”
Bilqis kembali terkikik geli saat masih sendiri di ruang pantry. Ia membayangkan sosok bos killernya yang memiliki mood berubah-ubah.
Sesuai permintaan Alex, Bilqis menyiapkan semua yang pria itu minta. Pertama, kopi. Minuman yang selalu menemani Alex setiap pagi, sudah tersuguhkan di atas mejanya. Dengan santai Alex menyeruput minuman itu setelah Bilqis pergi dan menyiapkan permintaannya yang lain.
“Kopi buatanmu memang tidak pernah gagal, Qis,” ucap Alex tersenyum sembari menikmati kopi espresso hangat dan memandang langit dari jendela besar dengan gorden terbuka.
Alex ingat akan rasa kopi ini, rasa yang sama seperti buatan sang istri. “Tasya aku merindukanmu,” katanya tersenyum dan meletakkan kembali cangkir kopi itu pada tempatnya semula.
Lalu, Alex kembali berkutat dengan laptopnya.
“Sir, ini berkas yang anda minta dan ini reschedule yang sudah saya buat kemarin.” Bilqis meletakkan semua berkas itu di depan Alex, lima belas menit setelah ia meletakkan kopi di atas meja bosnya.
“Good.” Hanya itu jawaban dari bibir tipis Alex.
Alex mengambil berkas itu dan membacanya. Ia tidak menyuruh Bilqis pergi dan tidak juga menyuruh sekretarisnya itu untuk duduk.
"Apa kau tidak pegal dari tadi berdiri?" tanya Alex melirik.
"Anda belum menyuruh saya, Sir,” ucap bilqis sopan.
“Jadi kau akan melakukan semua perintahku?” tanya Alex dengan senyum menyeringai.
“Tentu saja, saya kan sekretaris anda. Jadi saya akan melakukan apa yang anda perintahkan.”
“Oke. Kalau begitu temani saya nanti malam di hotel xxx internasional,” jawab Alex yang mulai duduk relaks dengan melipat kedua tangannya di dada dan tepat menduduki kursi kebesarannya itu.
“Untuk bertemu dengan salah satu klien, Sir?” tanya Bilqis.
“No.” Alex menggeleng. “Untuk menemaniku menghadiri pesta pernikahansalah satu teman.”
“What?” tanya Bilqis berteriak dalam hati.
“A-apa … tidak salah, Sir?” tanya Bilqis setengah gugup.
Alex menggeleng. “Tidak. kebetulan saya tidak punya partner dan kamu pun begitu, jadi aku membawa partner kerjaku saja. bagaimana?”
“Ta .. Tapi, Sir.” Bilqis masih bingung.
“Apa nanti malam kau punya kencan dengan pacarmu?”
Bilqis langsung menggeleng. “Tidak, tidak. saya tidak punya pacar, Sir.”
Alex mengangguk. walau sebenarnya pria itu sudah tahu bahwa Bilqis memang tidak pernah terlibat cinta dengan laawan jenis, apalagi dengan para karyawan pria di sini. Dan hal itu yang membuat Alex semakin tertarik.
“Lalu? Kenapa?” tanya Alex lagi dengan menatap intens wajah Bilqis yang kebingungan antara mengiyakan atau enggan menolak.
“Saya tidak mempunyai pakaian yang bagus untuk menghadiri acara seperti itu,” jawab Bilqis memberi alasan agar bisa menolak ajakan Alex.
“Aku sudah menyiapkannya, tenang saja.”
Bilqis kembali memutar otak untuk mencari alasan. “Eum … kebetulan nanti malam, saya ada …”
“Tidak ada alasan. Nanti malam, sepulang kerja, saya akan membawamu ke butik,” ucap Alex yang tidak menerima alasan Bilqis untuk menolak ajakannya. “Kamu boleh pergi!”
Bilqis memejamkan matanya sejenak sembari hati mengumpat. Ia merutuki diri yang tidak bisa berkutik dihadapan pria killer ini. Akhirnya, Bilqis pun keluar dari ruangan dengan wajah bingung. Jujur, ia tidak pernah menghadiri pesta dengan pendamping. Biasanya, jika mengunjungi seorang teman yang menikah, Bilqis akan percaya diri bila sendiri.
“Bilqis …” teriak lagi Alex dengan suara nyaring dan sangat terdengar Bilqis.
Bilqis pun langsung memasuki ruangan tersebut dan berharap pekerjaannya tidak salah.
“Ya, Sir?” tanya Bilqis yang melihat pemandangan lucu di sana. “Ada apa, Sir?”
Bilqis serasa ingin menertawai sang bos yang saat inisedang duduk di atas meja dengan kaki yang sedikit terangkat.
“Tadi ada kecoa, Qis. Bisa kau mengusirnya? Saya sangat geli,” kata Alex dengan raut wajah yang ketakutan.
“What? Orang killer seperti dia ternyata takut sama kecoa?” tanya Bilqis dalam hati sembari tertanya senang. “Hahahahaha ….”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 141 Episodes
Comments
Dwi Hartati
ahhhh..... kok sakit ya bacanya
2023-10-17
0
Dwi Hartati
udah dapet moodbooster ya pak dudA
2023-10-17
1
Ismu Srifah
biar makin dekat dgn bis kiler kasih aja kecoa setiap hari satu qis
2023-07-20
1