Lalai

Pagi ini Bilqis berangkat tepat pukul tujuh. Ia memprediksi perkiraan waktu perjalanan dari rumahnya sampai ke kantor sekitar empat puluh menit atau satu jam, tapi biasanya ia harus berangkat tiga puluh menit lebih awal, karena si bos selalu datang lebih awal dari karyawan-karyawannya. Lebih tepatnya, Alex akan datang tiga puluh menit lebih dulu dari waktu awal jam kerja. Pria itu memang sangat disiplin waktu. Dia tidak pernah menyia-nyiakan waktu. Mungkin hal itu juga yang membuat Alex sukses di usia yang terbilang muda.

Namun pagi ini Bilqis tidak berangkat tiga puluh menit lebih awal, mengingat semalam Alex memberi kabar bahwa pagi ini ia harus mengantar putrinya ke sekolah dan akan datang ke kantor terlambat.

“Kamu tumben berangkat jam segini, Qis?” tanya Laila, Ibu bilqis sesaat sebelum sang putri pamit.

“Iya, Bu. Ini udah mau jalan.”

“Oh, ya. Ini bekalmu.” Laila menyerahkan tempat makan bermerk plastik kesukaan ibu-ibu berwarna ungu itu ke tangan Bilqis.

“Makasih, Bu.” Bilqis tersenyum dan menerima tempat makan itu.

Pagi ini, sang Ibu memang sedang memasak makanan yang ia suka. Laila memasak sambal goreng kentang ati dan buncis saos tiram, serta bihun goreng telur. Menu yang sama seperti orang hajatan, hanya tidak ada rendang saja. menu makanan seperti ini yang Bilqis sukai. Sejak kecil jika sang ibu sedang ada acara pengajian. Bilqis selalu menunggu nasi box yang akan sang ibu bawa, ia akan melahap makanan dengan menu seperti di atas tadi.

“Oiya, Bu. Si Radit udah bangun?” tanya Bilqis pada Ibunya tentang sang adik.

“Belum. Kayanya dia masih di kamar,” jawab Laila.

“Ya ampun. Anak laki, jam segini masih tidur. Bangunin napa, Bu. Bilang suruh cepat selesai kuliahnya. Supaya Bilqis bisa nabung banyak.”

“Buat nikah ya?” tanya sang ibu lagi.

“Apa sih, Bu? Ngga. maksudnya buat tabungan aja. Supaya keliatan hasil kerja Bilqis.”

“Oh, Ibu kira buat nikah,” jawab Laila yang ingin sekali putrinya segera menikah. “Soalnya teman-teman kamu kan sudah pada nikah semua. Giliran kamu kapan? Si Alana aja udah mau punya anak.”

“Ya ampun, Ibu. Tanya itu terus sih. Pokoknya Bilqis ga mau nikah. Bilqis takut kaya Ibu,” jawab Bilqis sembari memakai sepatunya.

“Ya, ngga semua pria seperti ayahmu, Qis. Masa iya sih kamu ga mau nikah. Memang kamu mau jadi perawan tua. Amit-amit, jangan sampe!” kata Laila sembari mengetuk meja.

“Ya ampun, Ibu. Pagi-pagi udah bikin mood Bilqis rusak aja sih,” kata Bilqis yang kesal tetapi tetap bernada lembut pada sang Ibu saat berbicara.

Laila membiarkan sang putri mengambil tangannya dan mencium punggung tangan itu. “Udah, Bu. Jangan banyak pikiran! Yang penting bilang sama Radit supaya skripsinya cepet kelar. Pokoknya Ibu ga usah mikirin Bilqis. Kalau udah saatnya, jodoh juga pasti dateng kok.”

“Tapi sampe sekarang aja, Ibu ga pernah lihat kamu pacaran.”

“Dih, emang kalau Bilqis pacaran. Bilqis bilang-bilang, Ibu. Week!” Bilqis meledek ibunya.

“Dasar ya kamu!” Laila hendak memukul b*k*ng sang anak, tapi Bilqis langsung melesat pergi menuju mobilnya.

“Dah Ibu …” Bilqis melambaikan tangan saat melajukan kendaraan roda empat itu.

Laila pun tersenyum dan membalas lambaian tangan itu. “Dah … Hati-hati!”

Laila terus menatap mobil yang sudah keluar perlahan dari rumah minimalisnya. Ini adalah rumah dari hasil jerih payah Bilqis yang digabung dengan jatah warisan sang Ibu dari orang tuanya. Sementara ayah kandung Bilqis tak meninggalkan apa pun saat meninggalkan Laila dan kedua anaknya. Bahkan keluarga ayah kandung Bilqis tidak pernah peduli, mereka justru sering menyinyir kesusahan Laila kala itu, tapi kini Laila tidak lagi susah karena gaji Bilqis yang cukup besar.

Bilqis juga berani mencicil mobil yang ia gunakan untuk kerja. Ia memang sengaja membeli mobil karena ia sering pulang larut malam untuk bekerja. Tidak ada niat sama sekali di benak Bilqis untuk bersenang-senang. Menurutnya hidup itu susah, tujuannya hanya membahagiakan sang ibu dan membantu adiknya memperoleh pendidikan tinggi karena ia cukup merasakan bagaimana kuliah sambil kerja dan ia tidak ingin sang adik merasakan juga kesusahan itu.

Satu jam kurang lima menit, Bilqis sampai di gedung tinggi yang berada di pusat kota. Gedung yang berisi banyak perusahaan di sana termasuk perusahaan Alex. Alex memang belum memiliki gedung sendiri. Ia masih menyewa beberapa lantai di gedung tinggi yang terletak di daerah kuningan.

Bilqis berjalan santai. Ia yakin bos killernya itu belum datang. Bilqis melangkah sembari melihat jam di tangannya.

"Jam delapan kurang sepuluh," gumamnya dalam hati. "Masih ada waktu sepuluh menit. Mampir ke Mcd dulu ah."

Bilqis mengurungkan niatnya untuk menaiki lift. Ia justru berjalan keluar menuju restoran siap saji yang buka sejak pukuo enam pagi. Di rumah, ia belum sempat sarapan dan hanya meminta pada sang ibu untuk dibawakan saja makanannya.

"Breakfast Wrap satu dan satu hot matcha latte," ucap Bilqis pada kasir yang berdiri di depannya.

Gadia muda dan kurus itu mengangguk dan menyebut nominal pesanan yang Bilqis pesan.

Jika dilihat-lihat Bilqis adalah wanita yang cantik, berkulit putih dan bertubuh tinggi proporsional. Hanya saja wajahnya tidak terlalu bermake up. Namun, justru kecantikan itu terlihat lebih natural dan Alex menyukai wanita dengan wajah ini.

Biasanya Bilqis hanya memakai lipstrik dan bedak tipis, tapi hari ini ia mencoba perona pipi yang baru ia beli dari salah satu karyawan yabg berjualan kosmetik di kantornya. Bilqis sudah membeli perona pipi itu sejak dua minggu lalu, tapi baru kali ini ia gunakan.

Setelah memesan makanan dengan take a way, Bilqis kembali ke lobby dan menaiki lift menuju lantainya. Meja Bilqis tepat berada di samping pintu ruangan Alex.

Bilqis melihat pintu yang masih tertutup itu.

"Hah, untung si killer itu datang jam sepuluh. Lumayan, masih bisa santai- santai," gumam Bilqis sembari duduk santai dan menaikkan kakinya ke atas meja.

Ia mengeluarkan makanan yang dibeli di Mcd tadi dan memakannya. Bilqis menguyah makanan itu dengan santai sembari menikmati waktu tanpa suara menggelegar yang biasa memanggil namanya. Ia juga mengayunkan kursinya seiring irama musik yang ia setel dari komputer miliknya.

Tanpa Bilqis sadari, ternyata keasyikannya mengundang seseorang untuk keluar. Pria itu pun berdiri dengan melipat kedua tangannya di dada dan bersandar pada rangka pintu. Ia memperhatikan Bilqis yang tengah makan demgan menaikkan kakinya ke atas meja dan mendengarkan musik.

Pria yang berdiri itu adalah Alex, bosnya. Namun, Bilqis tak menyadari bahwa Alex ternyata sudah samlai lebih dulu di kantor. Keperluan yang semula ia beritahu oada Bilqis ternyata batal, karena sang putri sudah ada yang menemani di sana.

"Ekhem." Dengan sekali deheman, Bilqis langsung tersentak dan menoleh.

Posisinya yang sedang duduk sembari mengayunkan kursi itu pun tiba-tiba terjungkir ke belakang

Brak

"Aaah ..."

Bilqis terlalu banyak mengayunkan kursi itu ke belakang hingga akhirnya kursi itu jatuh disertai dengan tubuhnya yang juga jatuh ke lantai.

Sontak Alex tertawa. Sementara Bilqis langsung bangun dan membangunkan kursinya. Ia menepuk B*k*ngnya yang lumayan sakit.

Alex masih tertawa sembari menutup mulutnya. Wajah itu tampak lucu. Lalu, Dengan cepat Alex menahan tawa itu dan kembali dengan ekpresi wajahbya yang datar.

"Sir sudah datang?" tanya Bilqis bingung, pasalnya semalam pria ini mengabarkan jika pagi ini akan datang telat.

"Jadi, kalau saya telat. Kamu juga datang telat. Gitu?" Alex balik bertanya.

"Bu ... Bukan begitu, Sir. Saya cuma ..."

"Saya ga butuh penjelasan. Semua yang saya lihat sudah bukti bahwa kamu lalai," kata Alex memotong perkataan Bilqis.

Kemudian, pria itu langsung memasuki ruangannya kembali.

"Ah, si*l. Kena SP dah gue," gumam Bilqis meringis sembari menepuk jidatnya.

Terpopuler

Comments

Deli Waryenti

Deli Waryenti

gak sopan

2023-06-30

0

Mimi Sanah

Mimi Sanah

hahahaha Bilqis 😁😁😁

2023-04-16

2

asta iqis 🤭😀🏃

2023-03-15

0

lihat semua
Episodes
1 Menjadi Duda
2 Mirip mendiang istri
3 Wajah sama tapi gaya berbeda
4 Hari-hari mencekam
5 Tidak bisa bekerja
6 Bermain mata dan saling membalas senyum
7 Lalai
8 Bos aneh
9 Gara-gara gambar sofia
10 Paper bag
11 Taruhan
12 Duda haus belaian
13 Takut kecoa
14 Semakin tidak fokus
15 Aku membawa wanitaku
16 Tetap menjadi diri sendiri
17 Pacar semalam
18 Tangguh tapi rapuh
19 Ciuman pertama
20 Bergerigi dan beraroma
21 Menemani Aurel
22 Ditawarkan benda itu lagi
23 Bertandang ke rumah Bilqis
24 Latar belakang Bilqis
25 Denyut jantungku berdebar
26 Jungkir balik
27 Kepribadian ganda
28 Kepergok
29 Menyadari sesuatu
30 Aku menyukaimu
31 Promo Karya Author Ridz
32 Promo Karya Author SkySal
33 Khawatir
34 Bertanggung jawab
35 Perjanjian pra nikah
36 Cukup kamu bilang apa yang kamu butuhkan dan aku akan memberikannya
37 Menyetujui dengan mudah
38 Deal
39 Mendapatkan bukti taruhan
40 Wanita bar-bar yang pemalu
41 Mencari keberadaan Ridho
42 Ciuman keempat
43 Bertemu Ridho
44 Gara gara Pisang
45 Merasa lebih cerdas
46 Tidak salah memilihmu
47 Cerita Laila dan Ridho part 1
48 Kepingin kawin
49 Pengganti yang baik
50 Suara yang tak asing
51 Siapa Ronal?
52 Akhirnya Sah
53 Yakin tidak akan disentuh
54 Darwis Satria
55 Malam pertama part 1
56 Malam pertama part 2
57 Akhirnya ...
58 KenTang (Kena Tanggung)
59 Orang - orang tulus
60 Tergantung pola asuh
61 Mantan badboy
62 Seperti pinang dibelah dua
63 Percayalah padaku
64 Kamar rahasia
65 Semakin sayang
66 Ketahuan taruhan
67 Kena SP
68 Jadi TKI
69 Bercinta di kantor
70 Belajar bermacam gaya
71 Badboy vs Bar - bar
72 Cerita Laila dan Ridho part 2
73 Cerita Laila dan Ridho part 3
74 Bertemu keluarga Ridho
75 Turun ranjang
76 Lamaran Darwis
77 Menerima lamaran
78 Berhasil menaklukkan bos killer
79 Penasaran
80 Apa kata cinta itu hanya untuknya?
81 Tidak mengira
82 Apa kamu mencintaiku?
83 Pertemuan Ronal dan Radit
84 Dingin
85 Hukuman Alex
86 Perfecto
87 Andai kamu tahu
88 Mengorek masa lalu
89 Candu aroma tubuhmu
90 Emosi Radit
91 Posesif
92 Mati kutu
93 Ingin lari dari kenyataan
94 Gaya kakak ipar
95 Mempertanggungjawabkan perbuatan
96 Terjebak bos killler
97 Lepaskan dan tinggalkan
98 Gara - gara benda kecil
99 Menerima takdir
100 Kebucinan Alex
101 Di atas langit masih ada langit
102 Mempermainkan Alex
103 Si jerry ga mau turun
104 Panik
105 Laila ku
106 Sisi liar
107 Radit dan Maya
108 Aset yang tak pernah tersentuh
109 Dua kamar menggelora
110 Saling memaafkan
111 Jangan menangis!
112 Ikhlas
113 Menjadi pusat perhatian
114 Hamil
115 Kebanyakan micin
116 Meleleh
117 Hadiah untuk Alex
118 Istri bos
119 Menangis bahagia
120 Bersyukur
121 Happy ending
122 Bonchap 1 - dua ibu hamil
123 Bonchap 2 - labuan bajo
124 Bonchap 3 - keluarga bar bar
125 Bonchap 4 - menua bersama
126 Bonchap 5 - Tanggung jawab seorang pria
127 Bonchap 6 - kecil kecil jadi manten
128 Bonchap 7 - pernikahan Radit dan Maya
129 Bonchap 8 - Radit dan Maya
130 Bonchap 9 - malam panjang
131 Bonchap 10 - menanti kelahiran baby twins
132 Bonchap 11 - adonannya pas
133 Bonchap 12 - welcome in the world, Aarash dan Aariz
134 Bonchap 13 - keseruan sekretaris somplak
135 Bonchal 14 - Jhon dan Tina
136 Bonchap 15 - Jhon dan Tina
137 Bonchap 16 - Jhon dan Tina
138 Bonchap 17 - Jhon dan Tina
139 Bonchap 18 - Ending sementara Jhon dan Tina
140 Kisah Jhon dan Tina buat lapak sendiri
141 Bab 1 Cinta si Bule
Episodes

Updated 141 Episodes

1
Menjadi Duda
2
Mirip mendiang istri
3
Wajah sama tapi gaya berbeda
4
Hari-hari mencekam
5
Tidak bisa bekerja
6
Bermain mata dan saling membalas senyum
7
Lalai
8
Bos aneh
9
Gara-gara gambar sofia
10
Paper bag
11
Taruhan
12
Duda haus belaian
13
Takut kecoa
14
Semakin tidak fokus
15
Aku membawa wanitaku
16
Tetap menjadi diri sendiri
17
Pacar semalam
18
Tangguh tapi rapuh
19
Ciuman pertama
20
Bergerigi dan beraroma
21
Menemani Aurel
22
Ditawarkan benda itu lagi
23
Bertandang ke rumah Bilqis
24
Latar belakang Bilqis
25
Denyut jantungku berdebar
26
Jungkir balik
27
Kepribadian ganda
28
Kepergok
29
Menyadari sesuatu
30
Aku menyukaimu
31
Promo Karya Author Ridz
32
Promo Karya Author SkySal
33
Khawatir
34
Bertanggung jawab
35
Perjanjian pra nikah
36
Cukup kamu bilang apa yang kamu butuhkan dan aku akan memberikannya
37
Menyetujui dengan mudah
38
Deal
39
Mendapatkan bukti taruhan
40
Wanita bar-bar yang pemalu
41
Mencari keberadaan Ridho
42
Ciuman keempat
43
Bertemu Ridho
44
Gara gara Pisang
45
Merasa lebih cerdas
46
Tidak salah memilihmu
47
Cerita Laila dan Ridho part 1
48
Kepingin kawin
49
Pengganti yang baik
50
Suara yang tak asing
51
Siapa Ronal?
52
Akhirnya Sah
53
Yakin tidak akan disentuh
54
Darwis Satria
55
Malam pertama part 1
56
Malam pertama part 2
57
Akhirnya ...
58
KenTang (Kena Tanggung)
59
Orang - orang tulus
60
Tergantung pola asuh
61
Mantan badboy
62
Seperti pinang dibelah dua
63
Percayalah padaku
64
Kamar rahasia
65
Semakin sayang
66
Ketahuan taruhan
67
Kena SP
68
Jadi TKI
69
Bercinta di kantor
70
Belajar bermacam gaya
71
Badboy vs Bar - bar
72
Cerita Laila dan Ridho part 2
73
Cerita Laila dan Ridho part 3
74
Bertemu keluarga Ridho
75
Turun ranjang
76
Lamaran Darwis
77
Menerima lamaran
78
Berhasil menaklukkan bos killer
79
Penasaran
80
Apa kata cinta itu hanya untuknya?
81
Tidak mengira
82
Apa kamu mencintaiku?
83
Pertemuan Ronal dan Radit
84
Dingin
85
Hukuman Alex
86
Perfecto
87
Andai kamu tahu
88
Mengorek masa lalu
89
Candu aroma tubuhmu
90
Emosi Radit
91
Posesif
92
Mati kutu
93
Ingin lari dari kenyataan
94
Gaya kakak ipar
95
Mempertanggungjawabkan perbuatan
96
Terjebak bos killler
97
Lepaskan dan tinggalkan
98
Gara - gara benda kecil
99
Menerima takdir
100
Kebucinan Alex
101
Di atas langit masih ada langit
102
Mempermainkan Alex
103
Si jerry ga mau turun
104
Panik
105
Laila ku
106
Sisi liar
107
Radit dan Maya
108
Aset yang tak pernah tersentuh
109
Dua kamar menggelora
110
Saling memaafkan
111
Jangan menangis!
112
Ikhlas
113
Menjadi pusat perhatian
114
Hamil
115
Kebanyakan micin
116
Meleleh
117
Hadiah untuk Alex
118
Istri bos
119
Menangis bahagia
120
Bersyukur
121
Happy ending
122
Bonchap 1 - dua ibu hamil
123
Bonchap 2 - labuan bajo
124
Bonchap 3 - keluarga bar bar
125
Bonchap 4 - menua bersama
126
Bonchap 5 - Tanggung jawab seorang pria
127
Bonchap 6 - kecil kecil jadi manten
128
Bonchap 7 - pernikahan Radit dan Maya
129
Bonchap 8 - Radit dan Maya
130
Bonchap 9 - malam panjang
131
Bonchap 10 - menanti kelahiran baby twins
132
Bonchap 11 - adonannya pas
133
Bonchap 12 - welcome in the world, Aarash dan Aariz
134
Bonchap 13 - keseruan sekretaris somplak
135
Bonchal 14 - Jhon dan Tina
136
Bonchap 15 - Jhon dan Tina
137
Bonchap 16 - Jhon dan Tina
138
Bonchap 17 - Jhon dan Tina
139
Bonchap 18 - Ending sementara Jhon dan Tina
140
Kisah Jhon dan Tina buat lapak sendiri
141
Bab 1 Cinta si Bule

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!