Bermain mata dan saling membalas senyum

Sopir yang membawa Alex dan Bilqis sampai tepat di sebuah gedung. Di dalam sana, mereka memang sudah ditunggu oleh pemilik gedung itu. Bahkan pemilik gedung dan perusahaan ini sudah menyiapkan hidangan prasmanan sebagai sesi ramah tamah untuk menyambut kedatangan Alex setelah pertemuan mereka selesai.

“Welcome, Mister Alex,” ucap pria paruh baya yang terlihat dengan senyum ramahnya membentangkan kedua tangan.

“Hai, Mister Ammar.” Alex mendekati pria itu dan memeluknya.

Sedangkan Bilqis berdiri di depan kedua pria yang tengah menyapa dan saling berpelukan. Bilqis hanya menampilkan senyum semanis mungkin. Ini adalah kali pertama Bilqis bertemu dengan pemilik PT. Dwijaya. Menjadi sekretaris Alex, membuat Bilqis harus terbiasa bertemu orang-orang penting nantinya. Dan hari ini adalah awalan.

Bilqis harus tampil elegan dan pintar di depan orang-orang ini, pikirnya.

Mister Ammar menoleh ke arah Bilqis setelah menyapa dan memeluk Alex layaknya pertemanan seorang pria sejati.

“Ini siapa? Istri anda?” tanyanya bercanda.

Deg

Bilqis terkejut. Pertanyaan Mister Ammar membuat Bilqis salah tingkah lagi. “Tenang, Qis. Relaks.” Ia mencoba menenangkan dirinya sendiri agar tidak terlalu percaya diri. Sedangkan Alex menimpali perkataan Ammar dengan senyum.

“Dia sekretarisku yang baru,” jawab Alex dengan memperkenalkan Bilqis.

“Loh, kau ganti sekretaris lagi? Ke mana sekretarismu yang dulu?” tanya Ammar lagi.

“Alana resign. Suaminya kecelakaan dan harus dirawat intensif.”

“Oh, saya turut prihatin mendengar kabar ini,” jawab Ammar.

“Yah, semua memang datang dan pergi, bukan?” kata Alex menegaskan, seperti dirinya yang saat ini sudah ditinggal sang belahan jiwa.

Dunia memang hanya tempat persinggahan. Datang dan pergi silih berganti.

Ammar pun mengangguk. “Ya, kau benar.”

Bilqis pun mendekat dan mengulurkan tangannya ke arah Ammar. Ammar pun demikian. “Apa kamu sudah menikah?” tanyanya to the poin saat tangannya dan tangan Bilqis saling berjabat.

Bilqis tersenyum malu dan menggeleng. “Belum, Mister.”

“Kalau begitu, cocok.”

Alex dan Bilqis sama sama mengernyitkan dahi.

“Cocok apa?” tanya Alex menegaskan pernyataan ambigu dari Ammar tadi.

“Ya, cocok untuk dijadikan istri. Karena setelah saya lihat, chemistry kalian kuat,” jawab Ammar membuat Alex tersenyum tipis.

“Terus saja, jodohkan saya dengan semua wanita yang kau lihat,” ledek Alex tak terima dengan rekan bisnisnya ini.

Ammar memang rekan bisnis yang cukup dekat dengan Alex dan tidak jarang mereka pun sedikit bercerita tentang kehidupan pribadi. Bahkan Ammar pernah beberapa kali memperkenalkan kerabatnya pada Alex untuk menjadi ibu sambung dari putrinya yang berusia lima tahun itu.

Ammar tertawa dan melepaskan jabatan tangan yang cukup lama itu. “Loh, saya berkata jujur. Itu yang saya lihat dari kalian berdua.”

Bilqis semakin canggung, tapi ia berusaha untuk seprofesional mungkin. Ia tidak ingin terlihat besar kepala, gede rumongso, atau merasa terlalu percaya diri.

Ammar melirik ke arah Bilqis. “Senang bertemu denganmu, Qis. Oh ya. Alex itu tidak segalak yang kamu bayangkan. jadi jangan tegang!”

Ammar melihat wajah Bilqis yang tegang sejak wanita itu berada di ruangan ini. Ya, Bilqis memang selalu merasa was-was jika sudah bersama Aex. Was was jikalah ia melakukan kesalahan. Was was, karena khawatir jantungnya tidak bisa berdetak normal, dan was was kalau-kalau pria tampan itu mengusik hatinya yang sudah berikrar tidak ada kamus pria dalam hidupnya.

Kemudian, Ammar meminta Alex dan Bilqis duduk. Ketiganya pun mengambil posisi masing-masing. Bilqis duduk di samping Alex persis dengan satu sofa. Sementara Ammar duduk di depan Alex dengan sofa yang diperuntuk untuk satu orang.

“Bagaimana? Apa kontraknya sudah dibuat?” tanya Ammar yang langsung di angguki oleh Alex.

“Oh ya, saya mau contoh kontrak dalam tiga bulan, enam bulan, dan satu tahun,” sambung Ammar.

Alex terdiam sejenak. Pasalnya ia tidak memberitahu Bilqis akan hal ini, karena biasanya ia akan berkerjasama dengan pihak Ammar dengan kontrak yang langsung tercetak satu tahun.

“Oh ya, saya lupa. Saya hanya memberitahu sekretaris saya seperti kontrak kita sebelumnya,” jawab Alex.

“It’s oke. Untuk yang tiga bulan dan enam bulan, kontraknya bisa menyusul,” jawab Ammar santai sembari menyilangkan kedua kakinya.

“Tenang, Pak. Saya sudah menyiapkan semuanya,” ujar Bilqis bak pahlawan kesiangan, menjadi penolong untuk Alex yang ternyata juga memiliki kesalahan karena melupakan apa yang diinginkan seorang klien.

Alex menngernyitkan dahinya. Ternyata, si ceroboh ini juga bisa diandalkan, pikirnya.

“Wah, ternyata sekretaris anda pintar dan cekatan. Saya suka,” ucap Ammar tersenyum sembari menerima tiga file dari Bilqis yang sudah wanita itu siapkan dengan ketiga termin yang diminta Ammar.

Alex menoleh ke arah Bilqis dan tersenyum. untuk pertama kali Bilqis mendapat senyuman manis itu. Ketampanan Alex terlihat berkali-kali lipat di mata Bilqis.

“BOleh ga sih, gue pingsan ngeliat senyum dia?” tanya Bilqis dalam hati sembari menerima senyum Alex.

“Ekhem …” Sontak Ammar memberi deheman untuk interupsi. Pasalnya Alex dan bilqis justru malah main mata berdua dengan saling melempar senyum dan mengabaikan orang lain di sana yaitu dirinya.

“aya akan lihat dulu semua kontrak ini. Keputusan akan saya buat sekarang. Sebentar!” ucap Ammar pada Alex dan Bilqis.

“It’s oke. Saya juga tidak sedang terburu-buru,” jawab Alex santai.

“Ya, kau memang tidak boleh cepat-cepat pamit, Lex. Karena saya sudah menyiapkan hidangan ramah tamah setelah ini.”

Ah, kau selalu merepotkan. Tidak perlu seperti itu,” jawab Alex lagi.

“Jangan sungkan, Lex. Kita ini rekan bisnis yang cukup dekat, bukan?”

“Ya … Ya … Ya …” Alex mengangguk dan menyetujui pernyataan Ammar.

Cukup lama Alex dan Bilqis menunggu Ammar mempelajari kontrak yang diberikan Bilqis, akhirnya ia menyetujui kontrak dengan termin satu tahun.

“Ternyata saya masih suka dengan kontrak lama,” ujarnya.

Alex mengangguk. ‘Oke, kalau begitu deal.”

Pria itu memajukan tubuhnya da mengulurkan tangan pada Ammar.

“Yes, I Agree.” Ammar menerima uluran tangan itu dan mereka tertawa.

Bilqis hanya tersenyum karena pertemuan itu berjalan lancar.

Setelah berbincang tentang pekerjaan dan menemui kesepakatan. Ammar mengajak tamu mereka menuju hidangan prasmanan yang sudah di siapkan.

“Saya suka kuliner, terutama kuliner nusantara. Jadi menu yang saya hidangkan adalah menu nusantara,” ucap Ammar sembari menunjukkan hidangan prasmanan yang baru saja dibuka karyawannya.

“Ya, saya juga pecinta kuliner. Kuliner nusantara nomor satu. Tapi saya juga menyukai menu-menu thailand,” jawab Bilqis antusias, karena Bilqis adalah wanita yang obby traveling dan menjelajah makanan-makanan enak.

“Wah setuju, saya juga menyukai makanan Thailand. Terutama yang cocok dengan lidah Indonesia,” sahut Ammar.

Bilqis mengangguk.

“Pad Thai.” Ammar dan Bilqis mengatakan menu makanan dari negara itu bersamaan.

“Ya, saya menyukai itu,” sambung Bilqis.

“Wah berarti, kita memiliki selera yang sama,” sahut Ammar.

Alex hanya tersenyum tipis. Sepertinya, ia salah membawa orang karena Bilqis terlihat begitu dekat dengan Ammar. Ralat, mudah dekat maksudnya.

Ammar yang terlihat memiliki sisi saa seperti Alex, tiba-tiba mendapat teman berbincang yang memiliki hobby sama yaitu traveling dan kuliner seperti Bilqis, sehingga obrolan ringan itu terlihat lebih banyak antara Ammar dan Bilqis. Padahal semula, Bilqis yang merasa bahwa ia akan kehabisan gaya berada di tengah dua pria papan atas. Papanatas dalam hal bisnis ya, bukan selebritas. Sebelumnya ia sudah memosisikan diri agar tidak mati gaya saat bersama Alex dan Ammar, kedua pria penting ini. Dan nyatanya justru, Bilqis benar-benar percaya diri karena bisa memasuki kalangan itu.

“Kinerjamu siang ini, cukup memukau. Aku menyukaimu,” ucap Alex saat keduanya kini sudah berada di dalam mobil, bahkan di satu kursi penumpang belakang dan tengah menuju untuk kembali ek akntor.

“Hm.” Bilqis langsung terkejut dan tersenyum tipis di depan Alex, hingga setelah itu kepalanya beralih dengan memandang ke arah jendela dan menampilkan senyum yang lebar seolah menyatakan kalau dirinya senang bukan kepalang.

Lalu, Bilqis kembali menoleh ke arah Alex. Ternyata pria itu masih menatapnya. Bilqis pun kembali nyengir dan beralih ke arah jendela. ia pikir, si killer itu sudah tidak lagi menoleh ke arahnya.

“Aduh Bilqis. Malu-maluin,” ucapnya dalam hati sembari menepuk jidat.

Terpopuler

Comments

Yuliana Purnomo

Yuliana Purnomo

heeemm pernah baca novel ini ,,sdh agak lama jadi agak lupa lupa ending nya,, tapi tetep suka mengulang baca bbrp cerita nya author 👍

2024-01-23

0

Dwi Hartati

Dwi Hartati

calon sir....

2023-10-17

1

putia salim

putia salim

bilang aja km cemburu alex....

2023-06-07

1

lihat semua
Episodes
1 Menjadi Duda
2 Mirip mendiang istri
3 Wajah sama tapi gaya berbeda
4 Hari-hari mencekam
5 Tidak bisa bekerja
6 Bermain mata dan saling membalas senyum
7 Lalai
8 Bos aneh
9 Gara-gara gambar sofia
10 Paper bag
11 Taruhan
12 Duda haus belaian
13 Takut kecoa
14 Semakin tidak fokus
15 Aku membawa wanitaku
16 Tetap menjadi diri sendiri
17 Pacar semalam
18 Tangguh tapi rapuh
19 Ciuman pertama
20 Bergerigi dan beraroma
21 Menemani Aurel
22 Ditawarkan benda itu lagi
23 Bertandang ke rumah Bilqis
24 Latar belakang Bilqis
25 Denyut jantungku berdebar
26 Jungkir balik
27 Kepribadian ganda
28 Kepergok
29 Menyadari sesuatu
30 Aku menyukaimu
31 Promo Karya Author Ridz
32 Promo Karya Author SkySal
33 Khawatir
34 Bertanggung jawab
35 Perjanjian pra nikah
36 Cukup kamu bilang apa yang kamu butuhkan dan aku akan memberikannya
37 Menyetujui dengan mudah
38 Deal
39 Mendapatkan bukti taruhan
40 Wanita bar-bar yang pemalu
41 Mencari keberadaan Ridho
42 Ciuman keempat
43 Bertemu Ridho
44 Gara gara Pisang
45 Merasa lebih cerdas
46 Tidak salah memilihmu
47 Cerita Laila dan Ridho part 1
48 Kepingin kawin
49 Pengganti yang baik
50 Suara yang tak asing
51 Siapa Ronal?
52 Akhirnya Sah
53 Yakin tidak akan disentuh
54 Darwis Satria
55 Malam pertama part 1
56 Malam pertama part 2
57 Akhirnya ...
58 KenTang (Kena Tanggung)
59 Orang - orang tulus
60 Tergantung pola asuh
61 Mantan badboy
62 Seperti pinang dibelah dua
63 Percayalah padaku
64 Kamar rahasia
65 Semakin sayang
66 Ketahuan taruhan
67 Kena SP
68 Jadi TKI
69 Bercinta di kantor
70 Belajar bermacam gaya
71 Badboy vs Bar - bar
72 Cerita Laila dan Ridho part 2
73 Cerita Laila dan Ridho part 3
74 Bertemu keluarga Ridho
75 Turun ranjang
76 Lamaran Darwis
77 Menerima lamaran
78 Berhasil menaklukkan bos killer
79 Penasaran
80 Apa kata cinta itu hanya untuknya?
81 Tidak mengira
82 Apa kamu mencintaiku?
83 Pertemuan Ronal dan Radit
84 Dingin
85 Hukuman Alex
86 Perfecto
87 Andai kamu tahu
88 Mengorek masa lalu
89 Candu aroma tubuhmu
90 Emosi Radit
91 Posesif
92 Mati kutu
93 Ingin lari dari kenyataan
94 Gaya kakak ipar
95 Mempertanggungjawabkan perbuatan
96 Terjebak bos killler
97 Lepaskan dan tinggalkan
98 Gara - gara benda kecil
99 Menerima takdir
100 Kebucinan Alex
101 Di atas langit masih ada langit
102 Mempermainkan Alex
103 Si jerry ga mau turun
104 Panik
105 Laila ku
106 Sisi liar
107 Radit dan Maya
108 Aset yang tak pernah tersentuh
109 Dua kamar menggelora
110 Saling memaafkan
111 Jangan menangis!
112 Ikhlas
113 Menjadi pusat perhatian
114 Hamil
115 Kebanyakan micin
116 Meleleh
117 Hadiah untuk Alex
118 Istri bos
119 Menangis bahagia
120 Bersyukur
121 Happy ending
122 Bonchap 1 - dua ibu hamil
123 Bonchap 2 - labuan bajo
124 Bonchap 3 - keluarga bar bar
125 Bonchap 4 - menua bersama
126 Bonchap 5 - Tanggung jawab seorang pria
127 Bonchap 6 - kecil kecil jadi manten
128 Bonchap 7 - pernikahan Radit dan Maya
129 Bonchap 8 - Radit dan Maya
130 Bonchap 9 - malam panjang
131 Bonchap 10 - menanti kelahiran baby twins
132 Bonchap 11 - adonannya pas
133 Bonchap 12 - welcome in the world, Aarash dan Aariz
134 Bonchap 13 - keseruan sekretaris somplak
135 Bonchal 14 - Jhon dan Tina
136 Bonchap 15 - Jhon dan Tina
137 Bonchap 16 - Jhon dan Tina
138 Bonchap 17 - Jhon dan Tina
139 Bonchap 18 - Ending sementara Jhon dan Tina
140 Kisah Jhon dan Tina buat lapak sendiri
141 Bab 1 Cinta si Bule
Episodes

Updated 141 Episodes

1
Menjadi Duda
2
Mirip mendiang istri
3
Wajah sama tapi gaya berbeda
4
Hari-hari mencekam
5
Tidak bisa bekerja
6
Bermain mata dan saling membalas senyum
7
Lalai
8
Bos aneh
9
Gara-gara gambar sofia
10
Paper bag
11
Taruhan
12
Duda haus belaian
13
Takut kecoa
14
Semakin tidak fokus
15
Aku membawa wanitaku
16
Tetap menjadi diri sendiri
17
Pacar semalam
18
Tangguh tapi rapuh
19
Ciuman pertama
20
Bergerigi dan beraroma
21
Menemani Aurel
22
Ditawarkan benda itu lagi
23
Bertandang ke rumah Bilqis
24
Latar belakang Bilqis
25
Denyut jantungku berdebar
26
Jungkir balik
27
Kepribadian ganda
28
Kepergok
29
Menyadari sesuatu
30
Aku menyukaimu
31
Promo Karya Author Ridz
32
Promo Karya Author SkySal
33
Khawatir
34
Bertanggung jawab
35
Perjanjian pra nikah
36
Cukup kamu bilang apa yang kamu butuhkan dan aku akan memberikannya
37
Menyetujui dengan mudah
38
Deal
39
Mendapatkan bukti taruhan
40
Wanita bar-bar yang pemalu
41
Mencari keberadaan Ridho
42
Ciuman keempat
43
Bertemu Ridho
44
Gara gara Pisang
45
Merasa lebih cerdas
46
Tidak salah memilihmu
47
Cerita Laila dan Ridho part 1
48
Kepingin kawin
49
Pengganti yang baik
50
Suara yang tak asing
51
Siapa Ronal?
52
Akhirnya Sah
53
Yakin tidak akan disentuh
54
Darwis Satria
55
Malam pertama part 1
56
Malam pertama part 2
57
Akhirnya ...
58
KenTang (Kena Tanggung)
59
Orang - orang tulus
60
Tergantung pola asuh
61
Mantan badboy
62
Seperti pinang dibelah dua
63
Percayalah padaku
64
Kamar rahasia
65
Semakin sayang
66
Ketahuan taruhan
67
Kena SP
68
Jadi TKI
69
Bercinta di kantor
70
Belajar bermacam gaya
71
Badboy vs Bar - bar
72
Cerita Laila dan Ridho part 2
73
Cerita Laila dan Ridho part 3
74
Bertemu keluarga Ridho
75
Turun ranjang
76
Lamaran Darwis
77
Menerima lamaran
78
Berhasil menaklukkan bos killer
79
Penasaran
80
Apa kata cinta itu hanya untuknya?
81
Tidak mengira
82
Apa kamu mencintaiku?
83
Pertemuan Ronal dan Radit
84
Dingin
85
Hukuman Alex
86
Perfecto
87
Andai kamu tahu
88
Mengorek masa lalu
89
Candu aroma tubuhmu
90
Emosi Radit
91
Posesif
92
Mati kutu
93
Ingin lari dari kenyataan
94
Gaya kakak ipar
95
Mempertanggungjawabkan perbuatan
96
Terjebak bos killler
97
Lepaskan dan tinggalkan
98
Gara - gara benda kecil
99
Menerima takdir
100
Kebucinan Alex
101
Di atas langit masih ada langit
102
Mempermainkan Alex
103
Si jerry ga mau turun
104
Panik
105
Laila ku
106
Sisi liar
107
Radit dan Maya
108
Aset yang tak pernah tersentuh
109
Dua kamar menggelora
110
Saling memaafkan
111
Jangan menangis!
112
Ikhlas
113
Menjadi pusat perhatian
114
Hamil
115
Kebanyakan micin
116
Meleleh
117
Hadiah untuk Alex
118
Istri bos
119
Menangis bahagia
120
Bersyukur
121
Happy ending
122
Bonchap 1 - dua ibu hamil
123
Bonchap 2 - labuan bajo
124
Bonchap 3 - keluarga bar bar
125
Bonchap 4 - menua bersama
126
Bonchap 5 - Tanggung jawab seorang pria
127
Bonchap 6 - kecil kecil jadi manten
128
Bonchap 7 - pernikahan Radit dan Maya
129
Bonchap 8 - Radit dan Maya
130
Bonchap 9 - malam panjang
131
Bonchap 10 - menanti kelahiran baby twins
132
Bonchap 11 - adonannya pas
133
Bonchap 12 - welcome in the world, Aarash dan Aariz
134
Bonchap 13 - keseruan sekretaris somplak
135
Bonchal 14 - Jhon dan Tina
136
Bonchap 15 - Jhon dan Tina
137
Bonchap 16 - Jhon dan Tina
138
Bonchap 17 - Jhon dan Tina
139
Bonchap 18 - Ending sementara Jhon dan Tina
140
Kisah Jhon dan Tina buat lapak sendiri
141
Bab 1 Cinta si Bule

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!