Perubahan

Malam semakin larut tapi Lala masih berada di ruang rahasia yang berada di balik pintu lemari baju, tadi sehabis makan malam Lala langsung kembali kekamarnya dan masuk keruang rahasia.

"Jadi Kila itu hacker?"monolog Lala bertanya tanya.

"Pantes, Kila banyak duitnya, waktu gue lihat tabunganya juga banyak banget angka nol-nya,"monolognya lagi.

Tangan Lala dengan lincah menari-nari di atas keyboard komputernya, menekan-nekan dan mencari cari sesuatu yang ia inginkan.

"Ohh, jadi dia lagi ngawasin si rubah." Kepala Lala mengangguk angguk melihat beberapa gambar di komputernya. "Ho ho ho pinter juga Kila ngehack kamera CCTV rumah si rubah."

Jam menunjukan pukul setengah 12 malam, Lala yang mulai ngantuk pun bersiap siap akan mematikan komputernya, tapi niatnya terhenti saat melihat salah satu berkas yang di simpan Kila di komputernya.

"R-COMPANY? bukanya perusahaan Acha?ngapain ni bocha ngawasin perusahaan Acha?" pikir Lala, tanpa mau berpikir lama-lama Lala keluar dari ruangan itu, biarlah besok saja Lala akan cari tau atau tanya Acha.

Keluar dari ruang rahasia Lala melangkah menuju kamar mandi dan mencuci muka lalu melangkah mendekati ranjang.

Merebahkan badanya yang seharian ini Lala bawa kemana mana, memainkan hpnya sebentar tak lama kantuk menguasai dirinya, menutup mata Lala mulai menuju alam mimpinya.

.......

.......

.......

Esok paginya, senja pagi nampak malu-malu memunculkan dirinya, dinginya pagi membuat seorang gadis yang tengah bergelung dalam selimutnya menambahkan sang tubuh mencari kehangatan di dalam selimut.

Lala melenguh dan mengerjapkan matanya, mengusap matanya mencari apakah ada sesuatu di pojok matanya. Melihat jam di atas nakas menunjukan pukul setengah 5 pagi Lala bangun menuju kamar mandi untuk melakukan ritual paginya.

Selesai mandi, Lala bersiap mengambil wudhu untuk melaksanakan kewajibanya. Sholat subuh sudah Lala kerjakan, kini kaki Lala melangkah untuk keluar dari kamar.

Lala melangkah memasuki dapur yang sudah ada mbok yang tengah akan memasak, mungkin?.

"Mbok?" panggil Lala, mbok yang mendengar sebuah suara memanggilnya menoleh, terlihat Lala yang sudah cantik dan segar.

"Non Lala, tumben non Lala turun?"tanya embok.

"Iya, Lala bosan gak ngapain-ngapain, Nunggu jam 6 gak dateng-dateng sih'" Jawab Lala seadanya.

"Mbok Lala bantuin mbok masak ya? Mbok mau masak apa?"tanya Lala lagi sambil berjalan mendekati mbok yang berada di depan meja pantri.

"Mbok mau masak nasi goreng plus ayam kecap non."

"Kalo begitu Lala bantuin!" Lala mulai berkutat dengan alat-alat dapur, sesekali Lala bertanya ke mbok dan mbok menjawab dengan seadanya.

"Mbok? Lala mau nanya, kalo masak sayur sop enaknya pake bumbu ulek atau mbumbu instan?" tanya lala.

"Menurut mbok bumbu ulek lebih enak non, karna lebih terasa dari pada pake bumbu instan."

Seseorang tengah memperhatikan mereka yang asik mengobrol sambil memasak, seseorang itu berjalan mendekati dua orang yang asik sendiri.

"Kamu udah bangun sayang?" tanya orang tersebut.

Sontak dua orang itu terkejut dan menoleh.

Terlihatlah wajah cantik wanita berhijab, bunda Riana.

"Eh bunda! Ihh bikin kaget aja tauuu,"jawab Lala cemberut sambil nengelus dadanya.

"Maaf sayang,"sesal bunda.

"Gak papa bun, bunda ngapain ke dapur?"tanya Lala.

"Bunda niatnya mau masak, eh liat kamu sama mbok asik banget ngobrolnya, jadi bunda diam aja di situ,"jawab bunda sambil nenunjuk pintu dapur.

"Hehe Lala gak sadar kalo bunda berdiri disitu."

"Sini bunda bantu!" ucap bunda berniat membantu

"Eh eh gak usah bunda, ini udah mau jadi ko!"jawab Lala lalu meletakan nasi goreng ke meja makan.

"Bun, Lala siap-siap dulu ya,"ucap Lala sambil melihat jam yang menunjukan pukul setengah 6.

"Bunda juga mau bangunin ayah!" jawab bunda, mereka berlalu menuju kamar masing masing meningalkan mbok di dapur yang tengah menata piring ke meja makan.

Memasuki kamar, Lala bersiap-siap mengganti piamanya dengan seragam sekolah putih abunya, rok Lala ganti dengan celana, berkutat sebentar dengan make up-nya, meja rias sebenarnya sangat penuh dengan berbagai make up, tapi Lala hanya mengunakan secincere dan lipblam.

Berjalan menuju meja belajarnya guna mengambil tas dan hpnya yang tengah diisi daya, Lala siap untuk memulai paginya dengan menuntut ilmu.

"Oke semua udah, mari! Kita memulai mengikuti sandiwara dunia," monolog Lala bergumam.

.......

.......

.......

Menuruni tangga dengan langkah riang, Lala tak sengaja bertemu tatap dengan Vano kakak keduanya, yang juga sedang menuruni tangga. Lala hanya melengos begitu saja mendahului Vano dengan berlari kecil menuju bunda dan ayahnya yang sudah siap di meja makan.

Vano hanya menghelas napas, mungkin ini balasanya yang sudah mengabaikan Lala, dan dia merasa ada sedikit yang hilang dari harinya.

Semua siap di meja makan, Lala mengamati semua, seperti ada yang kurang? Tapi apa? batin Lala

"Bun mana bang Vino?" tanya Lala.

Bunda menoleh menghadap Lala, tadinya bunda sedang mengambilkan nasi untuk ayah.

"Bang Vino tadi malam lembur dan gak pulang, tidur di kantor,"jawab bunda dan Lala hanyak ber'oh'ria sebagai responnya.

Selesai sarapan Lala pamit untuk berangkat menuntut ilmu.

"Bun, yah Lala brangkat," ucap Lala lalu berlalu dari sana sesudah mengucapkan salam dan mencium dua paruh baya itu.

"Abang brangkat," ucap Vano dan juga berlalu menjauhi dua paruh baya itu.

Di halaman Vano melihat Lala yang tengah ngobrol dengan mang Maman, supir pribadi Kila.

"Mang lala mau pake motor saja! Mang maman istirahat aja ya," ucap Kila, Vano yang mendengar Kila ingin menaiki motor mengernyit, emang dia bisa mengunalan motor? Lantas motor siapa yang akan ia pake? Batinnya.

"Lohh, emang non Lala bisa naik motor?" Tanya mang maman.

"Bisa dong! mang Maman raguin Lala?" jawab Lala rada ngegas.

"Engak non, mang Maman heran aja! non kan gak punya motor lalu non mau make motor siapa? non Lala juga gak pernah pergi kalo gak di supirin mang Maman."

"Ada kok, motor banyak lagi! Tuh dibawah banyak motor, kan sayang gak di pake,"jawab Lala sambil menunjuk garasi yang letaknya di ruang bawah tanah khusus menaruh mobil dan motor.

"Ohh itu mah motor den Vano non, emang di bolehin?"tanya mang Maman ragu.

"Mau di boleh mau enggak ya terserah Lala lagian nih kuncinya udah di tangan Lala,"ucap Lala sambil memamerkan kunci motor Vano.

Sontak mata Vano membulat melihat apa yang ada di tangan Lala, kunci motor? mana lagi motor kesayangannya.

Vano akan melangkah tapi ia urungkan saat mendengar omongan Lala, hatinya mencelos mendengarnya.

"Lagian abang kan sayang Lala, Lala juga sayang abang jadi pasti di bolehin!"ucap Lala berbohong, heh sayang abang bangsatnya itu oh noo.

"Tapi mang Maman jangan kasih tau siapa-siapa kalo Lala bilang ini ya! Lala gak mau abang ge'er,"ucap Lala berbisik, tapi bisikan itu tidak bisa di katakan bisikan karna Vano mendengarnya, karna jarak pintu dan Lala berdiri hanya 5 meter dan Vano berada dibalik pintu.

Vano tersenyum mendengar kalimat Lala, ternyata adiknya masih menyayanginya walaupun sikap dia ke Lala gak akan mungkin pernah di maafkan, itu pikir Vano.

"Loh bang kok belum brangkat?"celetuk ayah tiba-tiba, Vano langsung gelagapan dan menoleh keluar, untung saja Lala sudah berngakat buktinya gadis itu sudah asik mengendarai motornya keluar gerbang.

"Ahh ya? ohh iya ini! Vano brangkat,"jawabnya gugup dengan sedikit senyuman di bibirnya.

Ayah yang melihat tingak aneh sang putra mengernyit dahinya ada apa dengan putranya? batin ayah.

"Vano brangkat yah." Pamit Vano.

Ayah semakin melipatkan dahinya melihat anaknya yang seperti salah tingkah, ayah mengidikan bahunya lalu melangkah menuju mobilnya dan berangkat kekantor.

...Revisi : 08 Oktober 2022...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!