menerima

Kita di ajarkan untuk ihklas, kita juga di ajarkan untuk menerima, sabar apa pun yang terjadi, dari semenjak kita lahir sampai lah kita saat ini adalah karunia tuhan yang besar, tuhan percaya kamu kuat kamu pasti bisa. Catatan takdir! Acha percaya bahwa sesuatu yang Acha dan Lala alami adalah sebuah takdir yang di tulis tuhan untuk Acha.

Semalam Acha sudah memutuskan untuk menerima apa yang ditakdirkan'nya Acha akan hidup bahagia walau dalam raga orang lain, karna ini sudah menjadi catatan takdir. Acha janji akan bahagia.

Acha tengah bersiap-siap untuk pergi kesekolah, ya Acha mulai saat ini akan menjalani kehidupan anak remaja lagi.

Acha selasai bersiap-siap, kini dandanan Acha terlihat sangat cantik tanpa make up yang berlebihan dan perubahan besar, dulu raga ini adalah seorang gadis cupu yang selalu di kucilkan, Acha tidak berharap mempunyai teman hanya Lala'lah cukup untuk Acha.

Dulu, raga ini selalu memakai pakaian yang kebesaran memakai kaca mata dan dua kepang rambut di sisi kanan dan kiri.

Tapi Acha tak akan merubah semua, Acha yakin jika Acha merubah semua dandanannya Acha yakin ia akan menjadi pusat perhatian, yang justru hal itu yang membuat Acha menghindarinya, Acha hanya merubah baju yang kebesaran dan merubah gaya rambut yang selalu Shasa kuncir kepang dua menjadi digerai. Acha tak melapas kaca matanya.

Saat bangun tidur pagi tadi Acha melihat walk in closed'nya di penuhi dengan pakaian yang warnanya sangat terang, tapi ternyata di balik walk in closed itu masih ada lemari yang warna pakaian nya lebih natural.

Telah siap lah Acha untuk memulai dengan hidup barunya, ia menuruni tangga dan menuju ruang makan melihat tidak ada Iell dimeja makan Acha berfikir bahwa Iell belum bangun tidur, Acha tak mau menggangu tidur Iell karna Acha yakin Iell satu minggu lalu pasti selalu susah tidur jadi biarkan sang adiknya istirahat yang cukup, setelah Acha selesai makan Acha melangkah kembali ke lantai atas, tujuan Acha adalah kamar Iell, acha akan berpamitan dulu dengan Iell agar nanti Iell tidak mencari carinya.

Setelah Acha tiba di depan pintu yang bercat putih gading itu tangan Acha terulur untuk membuka pintu dan melangkah memasuki kamar sang adik, kamar bernuansa abu dan putih sang adik menjadi pemandangan pertama saat Acha memasukinya bisa dilihat sang adik tengah bergelung didalam selimut.

Acha melangkah mendekati ranjang dan duduk, memandang wajah damai adiknya dan membelai pipinya lembut.

"Iell bangun sayang"ucap acha.

"Ayo bangun bentar, bunda mau berangkat dulu,"ucap Acha sambill menoel-noel hidung kecil Iell.

"Emmh buna mau sekolah dulu yah?,"tanya Iell dengan suara lucu khas anak kecil bangun tidur.

"Iya, buna berangat dulu yah! Iell di rumah aja jangan nakal sama mbok, nanti makan, sekarang Iell lanjut tidur dulu."Ucap Acha dan mengecup pipi Iell, Iell hanya mengangguk lemah sebagai jawaban.

Ah ya, Acha bersekolah di SMA ARDI YAKSA, yang mana sekolah itu salah satu sekolah favorit di indonesia, sekolah itu termasuk sekolah internasional. Banyak lulusan dari sana yang berhasil memasuki universitas ternama dalam negri maupun luar negri.

Ada banyak extrakulikuler yang bisa diikuti semua siswa maupun siswi dan beberapa fasilitas yang bisa di pakai semua murid. Dari mulai lapangan indor, dan autdor, kolam renang, ruang musik, ruang latihan dance, bukan hanya dance ada juga sanggar tari bagi yang meminati tari tradisional, perpustakaan yang besar bahkan buku-buku disana sangat lengkap, dan jangan lupakan cafetaria yang berbagai makanan di seluruh dunia, maklum sekolah elit kalian jangan bayangin nanti iri:)

Kini Acha sudah sampai di sekolah, Acha tiba-tiba menerima ingatan tentang sekolah ini, tentang perudungan yang Shasa terima tentang sikap Shasa yang selalu sabar menerima perlakuan mereka.

Saat Acha menatap bangunan berlantai tiga itu Acha dengan perasaan campur aduk, tangan Acha terkepal saat memori-memori ingatan Shasa menyerang nya, tak ada yang membantu dirinya tak ada yang memandang dirinya, dirinya hanya sebuah kuman di mata mereka.

Acha melamun dan tanpa sadar ada seseorang datang dari arah belakang mengendap endap, orang itu tersenyum miring tangannya terulur mengapai Acha.

"DOR"suara dari belakang Acha,

"ASEMM."Acha terkejut dan tanpa sengaja menggeplak wajah orang yang tadi mengejutkanya.

"ADOHH"pekik orang tersebut, ternyata Lala'lah yang telah mengejutkan Acha.

"Lo apaan si Cha sakit tau,"ucapnya sambil mengelus elus pipinya yang kena geplakan Acha.

"Salah lo!! Lagian niat bener mau bikin gue jantungan."Ucap Acha.

"Ck, ya setidaknya gak usah geplak lah,"jawab Lala. Sambil menoyor kepal Acha pelan.

"Refleks."Jawabnya tanpa dosa dan membalas menoyor kepala Lala dengan sedikit kencang, Lala yang gak terima membalas toyoran lagi ke Acha, Acha yang juga tak terima membalasnya lagi bukan toyoran melainkan pukulan sedang yang Acha arahkan ke perut Lala.

"Ishhhss sakit cha!!"sentak lala, saat Lala akan membalas Acha, Acha lebih dulu menepis tangan lala.

"PAS impas!!!"pekik Acha.

Mereka tak sadar bahwa interksi keduanya mengundang tatapan penasaran dan tanya dari para siswa dan siswi, bahkan beberpa pemuda yang berada di parkiran pun tampak bingung, memang saat dirumah sakit, saat Acha tiba-tiba datang dan menolong Lala dari tamparan yang akan di layang kan Vino, mereka masih tak percaya bahwa keduanya akan terlihat akrab, pasalnya mereka berdua itu terkenal dengan si ratu buli dan si di buli, lalu apakah meraka akan terlihat sangat akrab bagai sahabat yang sudah berteman bertahun-tahun.

'Bukanya itu Kila dan Shasa ya, kok mereka kelihatan akrab ya.'Ucap salah satu siswi.

'Iya yah, perasaan Kila selalu buli Shasa, lalu apa ini? meraka kaya udah berteman lama banget,'ucap siswi lainya.

Acha dan Lala tak memghiraukan para siswa maupun siswi yang menatap dan membicarakan mereka, mereka melangkah mencari kelas mereka, karna tak berapa lama bel masuk akan berbunyi.

...Revisi : 04 oktober 2022...

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***