Juna tau

"Cha? lo pernah nyewa seseorang gak sih buat ngeretas perusahaan orang lain? Apa ... lo punya kaki tangan orang yang pandai ngeretas?."Mereka kini tengah berada dirumha Acha. Tadi sehabis pulang sekolah Lala, mereka memutuskan kerumah Acha membahas masalah pemilik tubuh.

Acha berfikir "kalo pemilik tubuh secara pribadi kayanya engak deh soalnya dia bisa tapi ... kalo gue kayanya pernah nyewa peretas buat retas perusahaannya Tomo."

"Cha gue nemu data-data perusahaan lo di leptop pemilik tubuh, mungkin lo pernah nyewa dia,"kelakarnya dan menatap Acha yang berhenti memainkan ponselnua.

"Masa? Coba lihat datanya, bawa gak lo?." Acha meminta.

"Kebetulan gue bawa, soalnya gue mau ngasih ke-elo,"ucap Lala sambil membuka tasnya yang berada diranjang mengambil flashdick dan berjalan kearah meja belajar Acha mengambil laptop.

Lala mulai membuka leptop dan mencari data-data yang pemilik tubuh simpan, tanganya dengan lincah manari diatas keabord dan setelah ketemu dia mengkliknya.

"Nah ini Cha."Ucapnya dan menyerahkan laptopnya kepada Acha.

Acha dengan serius mengecek semuanya tanpa terlewati sedikitpun," kayanya ini data-data peusahaan gue tahun lalu La,"ucapnya"gue ambil flasdicknya ya?"ucap acha dan mencopotnya dari komputer.

"Beneran lo pernah nyewa dia?."

"Yap! Kayanya-- entahlah gue lupa."Ucapnya santai tanpa curiga sama sekali.

Lala yang melihat Acha santai-santai saja menghela napas, begini kalo kebanyakan duit masa bodo dengan semuanya, pikir Lala.

Mereka kembali dengan kegiatan mereka, Acha yang tengah fokus dengan ponselnya, Lala yang tengah menscroll salah satu aplikasi yang sedang tren dianak muda. Apa lagi kalo bukan toktok.

Tok

Tok

Tok

Pintu diketuk yang mebuat atensi mereka beralih kearah pintu Acha berdiri dan membuka pintu.

"Iya, kenapa bi?"tanya acha kepada sang empu yang mengetuk pintu.

"Itu non, di depan ada tamu."Jawabnya, membuat Acha bertanya-tanya siapa tamu yang bertamu kerumahnya.

"Siapa bi cewek? cowok?"tanyanya lagi.

"Cowok non, katanya temenya non Acha." Acha semakin bingung tamu? Cowok? gak mungkin Kenan-kan? pemuda itu tengah bersama Iell kekuar membeli ice crem. Lalu siapa?

Acha mengangguk, dan meminta pembantunya mbok Lami membuatkan air dan berpamitan kepada Lala untuk kedepan melihat tamunya. 

Diperjalanan, pikiran Acha terus tertuju kepada siapa gerangan yang bertamu kerumahnya. Seingat Acha, dirinya tidak memiliki teman cowok, entahlah belum ada ingatan yang memperlihatkan Sasha punya teman cowok.

Didepan pintu yang menghubungkan ruangan tamu dan taman belakang tubuh Acha mematung, melihat pemuda tersebut, walau dari belakang Acha dapat mengenali siapa dia. Seketika Acha diserang gugup melangkah pelan kearah pemuda tersebut Acha duduk pas didepan pemuda tersebut, Acha semakin gugup saat pemuda itu mendongak memperlihatkan wajahnya.

Deg!

'Astaga!'batinya.

Pemuda itu menatap Acha intens dengan tatapan dingin dan tercampur amarah, tapi ada riak dimata pemuda itu mengambarkan kebahagiaan.

"Kenapa disembunyi'in?"tanyanya dengan suara serak dan dalam membuat acha merinding seketika.

"Kenapa gak kasih tau aku, kenapa kamu malah sembunyiin ini dari aku?"ucapnya dengan pelan dan dalam tapi ada nada kecewa dan senang didalamnya. Acha tak bergeming masih menatap pemuda itu dengan sorot mata menyesal.

"Kenapa Cha?"ucapnya lagi dan menatap mata Acha dalam seketika mata Acha berkaca kaca siap menumpahkan air matanya.

"Maaf."Cicitnya.

"Kenapa?"tanyanya lagi.

"Hikss, maaf hiks."Isak Acha menunduk tidak berani menatap pemuda itu yang terlihat marah.

Pemuda itu bangun dan mendekati Acha, Acha terkejut saat pemuda itu memeluknya tiba-tiba seketika tangis Acha semakin pecah.

Lala yang ingin melihat siapa gerangan tamu membuat temanya lama mematung didekat pintu 'gawat, mati gue' batinya dan berlalu menuju kamar Acha kembali. Lebih baik ia tak ikut campur.

"Maaf, maaf, maaf."Ucap Acha mengulang kalimatnya berkali kali sambil menangis kencang.

"Jangan nangis sayang, hai? Look at me?"ucapnya dan menghapus air mata yang membasahi pipi putih Acha.

"Jangan marah."Cicit acha pelan memilin ujung bajunya. Pemuda itu menghela napas, sebesar apa pun perbuatan Acha terhadapnya dia gak akan bisa marah terhadap Acha.

"Aku gak akan marah, aku hanya kecewa Cha kenapa kamu gak cerita ke-aku, kalo saja aku gak ikuti pergerakan Kenan selama ini aku gak akan pernah tau kamu masih hidup."Pemuda itu duduk disebelahAacha sambil menggenggam tangan Acha.

"Jadi kamu mau cerita ke aku apa yang terjadi, hem?"tanyanya. Acha mengangguk dan mulai bercerita dari saat dia pulang kuliah sampai kecelakaan dan berakhir terjebak ditubuh ini.

"Hufff, aku senang kamu masih hidup walau diraga berbeda, karna apa pun itu asalkan itu kamu."Ucapnya dan memeluk Acha erat.

Tanpa mereka sadari Kenan dan Iell melihat semuanya. Iell yang awalnya ingin berlari mendekati Acha langsung ditahan Kenan, biarkan mereka menyelesaikan masalahnya dulu.

"Buna!"panggil Iell dan berlari kearah mereka yang sedang berpelukan. Sontak mereka melepaskan pelukan mereka saat mendengar suara anak kecil yang memanggil Acha.

Juna, pemuda yang bertamu itu melihat Iell dengan pandangan rumit.

"Kamu punya anak?"tanyanya kepada Acha yang ssedang mendudukan iell disampingnya.

"Bukan, adek masha tapi memang Panggil buna, kebiasaan dari kecil."Ucapnya menjelaskan.

Juna yang mendengar bernafas lega seditaknya gadisnya masih segel, walau pun kalo memang juna tak masalah asal gadisnya masih menjadi miliknya, bair raga dan juga jiwanya dulu maupun sekarang.

"Buna, tadi uncel Enan beliin Iell esklim banyak."Ucapnya dan menyodorkan es crem kearah Acha.

"Oh ya, berapa Iell beli?" tanyanya menangapi.

"Tadi Iell beli tiga, lasa cokat, van-ila, dan telobeli."Ucapnya dan memakan es crem rasa choklat yang tadi dibeli.

"Oh ya tadi sudah bilang makasih belum sama uncel?"tanyanya yang dijawab anggukan oleh Iell.

Juna yang melihat interaksi mereka tersenyum mebayangkan jika Iell sebagai anaknya dan Acha resmi menjadi istrinya ah betapa bahagianya nanti dirinya.

"Bang?"panggil Kenan kepada juna. Juna yang tengah melamun membayangkan keluraga kecil bahagia itu tersentak dan mengalihkan pandangan mengarah ke Kenan.

Dengan alis terangkat sebelah pertanda pemuda itu bertanya Kenan melanjutkan kata-katanya.

"Sorry, gue gak bilang sama lo."Ucapnya tak enak.

"Tak apa, abang ngerti."Mereka mengobrol seputar masalah Acha yang bertransmigrasi tanpa mengingat Lala yang tengah berada di kamar Acha dengan mulut mengaga dan terdengar suara dengkuran diatas  ranjang.

Grokk!

Pulas sekali sepertinya lala ini.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

suka cerita ini?

tunjukan apresiasi kalian dengan cara vote, komen, dan simpan cerita ini di favorit kalian.

follow akun penulis atau sosial media penulis

ig : maerysha_saa.

See you all...

...Revisi : 05 Oktokber 2022...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!