Nenek Misterius//

Aku merebahkan tubuhku diatas kasur tahu, dan berusaha untuk menutup mata agar bisa tidur sejenak. Tapi sebelum itu aku ngehalu dulu.

"Kali ini aku harus kembali kerumah tua itu, tidak peduli sebesar apa bahaya yang sedang menantiku disana. Walaupun kecil kemungkinan untukku bisa kembali kedunia nyata. Tidak masalah, jika memang aku tidak bisa kembali, karena aku sudah siap menerimanya. Tanpa harus ada kata penyeselan dihidupku, dari awal aku sangat ingin memberitahukan kepada Ayah dan Ibu bahwa aku ingin kembali lagi kesana. Tapi aku takut mereka akan melarangku, dan tidak membiarkanku untuk keluar setelah itu. Haa, lebih baik sekarang aku tidur saja."

1 hari lagi menuju malam jumat kliwon, mulai besok aku akan segera mempersiapkan seluruh keperluaan yang perluh dibawah kedalam rumah tua itu.

***

"Putri bangun nak, buruan siap siap agar tidak terlambat menuju sekolah. Setelah itu buruan turun untuk sarapan yah." seru Ibu dari luar pintu kamarku.

"Putri udah bangun kok Bu, tinggal bersiap siap untuk turun kebawah saja. Ibu tunggu saja Putri dimeja makan, oke." sahutku dari dalam tanpa membuka pintu, sambil merapikan rambutku yang terurai.

"Baiklah Ibu tunggu dimeja makan" balas Ibu dari luar pintu.

Hari ini aku berangkat kesekolah seperti biasanya, tetapi ada yang berbeda. Cuaca dilangit tampak mendung, seperti akan turun hujan yang sangat begitu deras pagi ini.

"Pagi semuanya..." sapaku sembari berjalan menuruni anak tangga.

"Pagi sayang. Ayo buruan habiskan sarapanmu, karena hari ini Ayah yang akan mengantarmu berangkat kesekolah barengan dengan Kakakmu." ucap Ayah, menyesap kopi hitamnya.

"Lah, kalau gitu berarti Ayah mengantar kami menunggunakan mobil dong?"

"Yah iyalah dek, kagak mungkinkan naek becak dayung?" timbrung Kakak

"Betul, sekalian menemani Ibumu untuk belanja bulanan, karena stock kebutuhan pokok kita sudah pada habis." tambah Ayah

Yah sudahlah, karena Ayah yang akan mengantarku. Aku buru buru menghabiskan sarapanku setelah itu kami semua bingkas dari tempat duduk kami masing masing untuk berjalan masuk kedalam mobil.

Didalam perjalanan Ayah tidak sengaja memutar lagu BTS kesukaanku, namun dengan cepat Kakak mengganti lagu itu dengan lagu Justin Beiber kesukaannya.

"Kakak, kenapa kau mengganti lagu kesukaan ku?buruan ganti kembali, aku tidak ingin mendengar yang ini." ucapku menahan emosi.

"Tidak mau. Kau dengarkan saja lagu ini, kau pasti akan terhanyut kedalam alunan musiknya."

Aku tidak ingin berdebat dipagi hari, jadi aku mengalah agar hal itu terjadi. Sesampainya didepan gerbang sekolah, aku langsung turin dari dalam mobil. Tidak lupa juga aku berpamitan dan menyalim tangan orang tua ku.

"Ayah, Ibu. Aku pergi sekolah dulu yah." ucapku seraya menyalim tangan Ayah dan Ibu secara bergantian.

"Kenapa kau hanya menyalim tangan Ayah dan Ibu saja?apa kau sudah melupakan Kakakmu yang paling tampan seperti Justin Beiber ini?" sergah Kakak

"Huekk!Tampan?Justin Beiber muntah mendengar ini," ledekku berlalu pergi tanpa menyalim tangan Kakak.

"Ugh, awas saja sampai rumah, kalau mintak hospot atau makanan ringan gak bakalan Kakak kasih!" gerutu Kakak, Ayah dan Ibu hanya bisa tertawa melihat kelakuan kami berdua.

 

Udara menjadi sangat dingin begitu aku berjalan menuju ruangan kelasku, tetapi udara semangkin dingin begitu aku masuk kedalam ruangan kelas.

"Heii, Putri!" teriak Tania, dengan suaranya yang begitu besar.

"Aduh, jangan berteriak dong. Apa kau ingin membuat telingaku tuli?malu lagian" ucapku seraya menutup kedua telingaku.

"Wah, murid terpintar no 1 disekolah ini bisa malu juga yah ternyata. Konyol banget sih." ejek Tania, dia merangkul pundakku.

"Bukan begitu, tapi kita harus tau etika ketika berbicara disekolah atau dirumah. Kita harus membedakan hal itu." seruku

"Iya deh. Eh, sini buruan lihat garam yang kemarin sudah jadi gelang...aku membuatnya sampai larut malam tau."

"Serius?coba lihat."

Tania menunjukan sebuah gelang yang talinya sangat begitu panjang, bahkan bisa dijadikan kalung juga menurutku.

"Gimana cocok gak?" tanya Tania

"Cocok sih, tapi talinya terlalu panjang. Aku jadi binggung mau makainya dimana?" jawabku dengan linglung.

"Ikatkan saja dibagian pinggangmu pasti muat kok, lagian tidak dapat dilihat orang juga selain dirimu." saran Tania

"Yah, kau benar. Terimakasih Tania" balasku sambil memeluknya dengan erat.

"Putt, kagak usah main peluk gini juga kali. Kau lihat tuh, mata laki laki jadi beranggapan aneh kekita berdua." lirih Tania

(Sepulang sekolah...)

Aku dan Tania berjalan pulang bersama, selama diperjalanan kami tertawa dan bercerita tentang kekonyolan kami masing masing.

"Akhirnya, aku bisa menenangkan pikiranku setelah mendengarkan ocehan Guru Matematika yang memuakan!" teriak Tania

"Aish, kau memang selalu begitu." ucapku dengan nada malas.

"Hei nak, kenapa kau berteriak teriak seperti itu ditengah jalan?tidakkah kau tahu bahwa mereka sangat membenci hal itu?" tegur seorang Nenek yang berada dibelakang kami.

Terpopuler

Comments

Putri Minwa

Putri Minwa

idih ceritanya seram tor

2023-02-08

0

Nor Baity

Nor Baity

apa sih arti bingkas ,2 x ada tertulis

2021-04-22

0

Hepi Hani

Hepi Hani

lnjut thor tmbh penasaran nenek zumu

2020-06-09

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!