Eps 3. Genderuwo

Aku langsung berjalan menyusuri tangga untuk turun kebawah, tampaknya Ayah sudah menungguku dari tadi.

"Akankah Ayah menghukumku atas masalah yang terjadi ini? Apakah aku akan dicoret dari kartu keluarga?" ucapku dalam hati.

Makan siang pun berlanjut dalam suasana hening, semua fokus pada makanannya masing-masing. Saat hendak memasukkan makanan kedalam mulutku, tiba-tiba saja bayangan darah diwastafel itu langsung muncul dibenak ku. Membuatku merasa ingin muntah, dan enggan untuk melanjutkan makanan ku.

"Ada apa nak? Apa kamu sakit?" tanya Ibu seraya menyodorkan segala air untuk aku minum terlebih dahulu.

"Tidak Bu, hanya saja aku sedang tidak lapar saat ini." jelasku

"Ayolah, habiskan dulu makanan mu terlebih dahulu." timpal Kakak ku yang sedang berbicara dengan mulut dalam keadaan penuh makanan.

Ibu tidak memaksaku untuk menghabiskan makanan tadi, ia hanya menyuruhku untuk naik dan beristirahat dikamar. Aku pun langsung merebahkan tubuh diatas kasur kesayangan ku dan menatap langit-langit kamar.

Tiba-tiba dari atas aku mendengar seperti ada seseorang yang sedang berjalan sambil menyeret sesuatu, aku yang penasaran terus menatap kearah atas langit-langit kamar. Suara itu semangkin jelas, kali ini suara langkah kaki nya sangat begitu kuat sampai seperti ingin roboh.

"Siapa diatas?!" teriakku, bangkit dari tempat tidur dan menatap kearah atas.

Sama sekali tidak ada jawaban hanya saja suara itu masih tetap ada, ini sangat begitu mengganggu. Aku melepar bantalku keatas untuk menghentikan suara yang sangat begitu menganggu, tapi hasilnya tetap sama dia masih ada diatas sana.

"Ke-kembali-ka-n a-pa yang te-lah di-ambil!!" samar-samar aku mendengar seseorang dengan suara berat berbicara dari atas, walaupun suara itu terdengar sangat tidak begitu jelas tapi aku yakin telingaku tidak salah dengar untuk kali ini.

"Hei, siapa kamu?!" tanyaku lagi.

Tidak ada jawaban apapun dari atas sana, aku menjadi semangkin frustasi melepar setiap benda yang ada dihadapakan ku keatas sana agar dia bisa menujukan wujud nya yang sebenarnya.

"Putri, ada apa ini?!"

Aku panik melihat kedatangan Ayah, Ibu dan Kakakku sekarang. Keadaan kamar yang sangat kacau balau, dan diriku yang seperti orang gila.

"Anakku tenanglah, ada apa sebenarnya?!" Ibu memegang pundakku, dan menarikku untuk duduk.

Hampir 5 menit lebih kami hanya berdiam diri saja tanpa bicara, saling melirik satu sama lain namun enggan untuk berbicara. Akhirnya sebagai kepala keluarga Ayah memulai pembicaraan.

"Ayah, tidak ingin kejadian seperti ini terulang kembali. Jika kamu memiliki masalah katakan kepada Ayah dan Ibu agar kami bisa membantumu mencari jalan keluarnya sebelum semuanya terlambat, apapun konsekuensi nya akan Ayah hadapi nak."

"Ayah juga tidak habis pikir kemana saja dirumah selama 3 hari ini? Menghilang tanpa kabar, dan paling tidak dimasuk akal kamu malah ditemukan di Rumah Tua yang tidak jauh dari perumahan kita. Apa yang kamu lakukan disana?"

"Aku tidak menghilang selama 3 hari Ayah, hanya 3 jam saja aku pergi meninggalkan rumah." Jelasku membela diri karena menurutku apa yang Ayah katakan itu salah.

"3 jam katamu? Coba lihat tanggal saat ini."

Ayah benar, aku telah menghilang selama 3 hari. Sekarang sudah tanggal 5 april 2019, padahal aku pergi pada tanggal 2 april 2019. Aku tidak bisa menerima kenyataan ini, karena menurutku baru 3 jam saja aku pergi meninggalkan rumah.

"Tapi, Ayah..."

"Sudah Ayah tidak ingin mendengar argumenmu lagi, kedepannya Ayah tidak ingin kejadian seperti ini terulang kembali. Dan Ayah harap, jika kamu memiliki masalah segera melaporkan kepada Ayah dan Ibu. Karena kami adalah orang tua yang sangat begitu mencintaimu." jelas Ayah, dia memelukku dengan erat dan mencium keningku.

Aku melihat dari matanya bahwa dia sangat begitu mengkhawatirkan keadaanku, begitu juga dengan Ibu yang ada disampingku.

"Wah, ternyata Ayah hanya memiliki 1 orang anak saja nih." seru kakakku

"Kemarilah, Putraku. Kalian adalah aset Ayah yang paling berharga."

"Kalau Ayah mengatakan bahwa kami adalah aset yang berharaga berarti Ayah terkena investasi bodong dong." balas kakak

"Kenapa begitu?"

"Karena kami berdua ini hanya beban keluarga saja."

"Baguslah kalau kalian tahu diri, hahaha."

Siang itu aku melihat Ayah tertawa begitu lepas seperi tidak ada beban masalah apapun. Karena waktu masih begitu banyak akhirnya kami memutuskan beristirahat dikamar masing-masing.

"Sebenarnya, apa yang sedang kau cari tahu dirumah itu?" tanya kakak sambil menyeimbangin langkah kakiku menuju kamar.

"Tidak ada, hanya bermain saja," balasku dengan ketus karena tidak ingin kakak menghancurkan rencana besarku.

"Bermain saja kamu bilang? Tidak mungkin jangan berbohong dengan kakakmu ini, didalam tubuh kita mengalir darah yang sama. Jadi mau bagaimana pun kau tetap bisa berbohong kepadaku."

Benar saja, sedari dulu kakak sudah tau sifat rasa penasaran dan keras kepalaku.

"Ah, tenang saja lah kak."

"Jangan buat sesuatu yang diluar kendali terjadi didalam rumah ini, kakak harap kedepannya kamu mengerti itu!" Jelas kakak meninggalkan ku lebih dulu.

"Siap, aman ketuaa." Balasku dengan seloroh

Sejenak aku merebahkan tubuhku diatas kasur, namun isi pikiranku terlalu berisik membuatku sangat susah untuk tidur. Aku memutuskan untuk mencari tahu tentang rumah tua itu melalui googel, siapa sangkah mana tau nanti aku menemukan informasi lebih detail tentang rumah itu.

Aku mengetik laptop ku dengan sangat cepat demi mendapatkan hasil yang memuaskan, tapi ternyata apa yang aku cari tidak muncul.

Manusia, menghilang tanpa sebab. Bisa jadi karena di sembunyikan genderuwo.

Malah penelusuran tidak masuk akal yang muncul, karena sangat begitu tepat dengan situasi ku kemarin aku pun membaca artikel tersebut.

"Artikel seperti apa ini?! Dasar tidak masuk akal, mana mungkin seseorang bisa menghilang tanpa sebab karena disembunyikan genderuwo!"

"Tapi, masuk akal juga kemarin aku meminum wastafel berdarah dirumah tua itu. Apa jangan-jangan karena air itu aku jadi melupakan keadaan diluar rumah?!"

"Argh, ini seperti memecahkan soal matematika!"

Kesal? Tentu saja, aku menutup laptopku dan langsung berbaring tanpa memikirkan apapun lagi. Tidak tahu kedepannya rencana apa lagi yang akan aku buat, yang jelas untuk sekarang aku memutuskan untuk beristirahat karena tubuhku sangat begitu lelah seperti ada yang menguras energi ku secara perlahan.

Srek..Srek..Srek..

Diatas langit-langit kamar aku seperti mendengar ada sesuatu yang berjalan, mataku sontak langsung melihat dengan tajam kearah atas. Dengan samar-samar kudengar lagi suara itu.

Ini seperti langkah kaki yang disertai dengan suara seretan baju yang panjang, perlahan lahan suara itu terdengar dengan jelas.

"Hei, siapa diatas sana?!"

"Oh, mungkin saja kucing."

Aku memutuskan untuk kembali tidur, tetapi setetes darah jatuh mengenai pipi kananku. Aku mengusap darah itu dan melihat keatas, ternyata langit-langit kamarku sudah penuh dengan darah.

"Arghhh!"

Terpopuler

Comments

Putri Minwa

Putri Minwa

widih ngeri banget Thor

2023-02-07

0

Nicky Uminacheva

Nicky Uminacheva

pake bahasa Indonesia yg baik dan benar dong...

2021-04-24

0

Nicky Uminacheva

Nicky Uminacheva

pake bahasa Indonesia yg baik dan benar dong

2021-04-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!