Mata Bathin Terbuka//

"Lantas seperti apa wujudnya nek?aku sangat ingin melihatnya jika dia memang benar nyata" tambahku

"Putri, jika ku terawang nek Siti ini memang benar seorang indigo. Kau harus memaksa nenek ini agar bisa memperlihatkan wujud asli penunggu rumah tua itu sekarang." bisik Tania secara halus ketelinga kananku.

"Baiklah, Tania." balasku sambil berbisik kembali kesampingnya.

Suasana disekitar mulai terasa sedikit tegang, namun begitu pesanan kami datang perasaan lega menghampiri kami berdua saat itu.

"Ini pesanannya dek, selamat menikmati." ucap Ibu pemilik warung dengan sangat lembut dan sopan.

"Terima kasih bu," sambung kami berdua secara serentak.

Nek Siti langsung menarik secangkir teh yang masih panas, meniupnya secara perlahan lahan lalu menyerutnya.

"Apa kau benar benar ingin melihat wujudnya?bagaimana jika wujudnya sangat begitu jelek dan menyeramkan, apa kau masih tetap ingin melihatnya?" ucap Nek Siti seakan memperingatiku.

"Iya, aku tetap ingin melihatnya nek. Kalau begitu ayo tunjukan kepadaku sekarang, dimana dia berada saat ini." tukasku

"Ah, jangan terburu buru. Dia sedang berada disampingmu kok, sedari tadi dia terus memperhatikanmu dengan sangat begitu sinis. Tapi tenang saja, dia tidak bisa menyakitimu karena ada nenek disini." ungkap Nek Siti membuat ku kebinggungan dengan ucapnya.

"Ma-maksud nenek gimana?"

"Kemarilah, nenek akan menunjukan sesuatu kepadamu." panggil nek Siti, membuatku beranjak dari tempat duduk.

Sekarang aku duduk disamping nek Siti, dia menyuruhku untuk tutup mata sejenak dan meletakkan telapak tanganya diatas pucuk kepalaku. Aku tidak tahu jelas apa yang ingin dia lakukan sekarang ini kepadaku, tapi aku bisa mendengar mulutnya sedang berkomat kamit tak jelas.

"Selesai, bukalah matamu sekarang." seru nek Siti menarik kembali tanganya.

Perlahan kubuka mataku semua tampak biasa saja, ada Tania dihadapanku dan beberapa pelanggan lainnya diseberang kami dan Ibu pemilik warung sedang berbicara dengan pelanggan lain.

"Coba kau palingankan wajahmu kearah seberang jalan sana." ujar nek Siti memanduku.

Aku pun mengikuti perkataanya, awalnya aku melihat tidak ada apapun diseberang jalan sana namun saat kukedipkan mataku secara berulang kali tampaklah...

"Argh!ha-hantu ke-kepala puntung, di-dia sedang ber-berjalan menuju kearah kemari nek. Di-dia menatapku dengan sangat menyeramkan seperti ingin membunuhku." perkataanku terbata bata karena selangkin ketakutannya.

"Put-putri apa yang terjadi?ada apa dengan dia nek?" teriak Tania, membuat pelanggan lainya menatap kaget kearah kami.

"Tenanglah, temanmu akan baik baik saja." seru nek Siti menenangkan Tania yang sedang panik.

Tubuhku langsung terasa kaku dan lemas, aku ingin berteriak lagi namun seperti ada yang menahan suaraku agar tidak keluar. Seluruh pandanganku menjadi gelap, hanya terdengar suara beberapa orang yang samar samar ditelingaku. Entah apa yang terjadi setelah itu.

***

"Uhh...dimana ini?Tania, apa yang terjadi padaku?kepalaku terasa sangat begitu pusing." seruku seraya memegang pelipis mataku.

"Akhirnya kau sadar juga, kau sudah pingsan selama 2 jam lebih disini. Kenapa kau berteriak teriak seperti orang gila, dan mengatakan bahwa kau melihat hantu?apa kau sudah gila?" decit Tania

Aku pun mulai berusaha menggingatnya kembali, tapi tiba tiba aja seluruh tubuhku mulai bergetar dan bercucuran keringat entah apa yang terjadi.

"Nek, ak-aku melihatnya, ak-aku melihanya nek." seruku

"Bukan, yang kau lihat itu bukan dia." sahut nek Siti.

"Lantas siapa yang aku lihat tadi nek?" tanyaku

"Entahlah, tapi ingat penunggu rumah tua itu memiliki tubuh yang sangat begitu tinggi jika kau terus melihatnya keatas, dia memiliki bulu diseluruh tubuhnya baik tangan ataupun kaki. Dia memiliki mata yang sangat begitu merah bagaikan api, yang siap mengambil nyawa."

"Setelah kau melihatnya nanti, putuskan lah untuk tidak pernah kembali masuk kedalam rumah tua itu." jelas nek Siti

"Terus apa yang harus dilakukan Putri selanjutnya nek?" timbrung Tania

"Selanjutnya tetaplah gunakan jimat penangkal yang sedang kalian kenakan saat ini, jangan pernah melepasnya." balas nek Siti

Bahkan, dia tahu kami sedang mengenakan jimat penangkal dari Zumu. Siapa sebenarnya nenek tua ini?kenapa dia mengatahui begitu banyak hal dari kami?

"Nenek tau kau ingin kembali kerumah tua itu, oke. Tepat malam jumat nenek akan menunggumu didepan rumah tua tersebut pukul 7 malam, bawalah beberapa barang yang nenek catat didalam kertas ini." ucap nek Siti seraya memberikan sebuah kertas usang ketanganku.

"Buka dirumah saja, jangan disini."

"Baik nek..."

"Jika diperjalanan pulang nanti kau melihat sesuatu yang aneh, jangan hiraukan berlalu saja tanpa memperdulikan mereka."

"Baik nek..."

Terpopuler

Comments

Putri Minwa

Putri Minwa

👍👍👍

2023-02-09

0

Putri Minwa

Putri Minwa

lanjut thor

2023-02-08

0

Yeniie Zha

Yeniie Zha

Seruu tp knpa ya like xa sllu dkt klo buat cerita tg be vau horor ky giniii.,,, cb klo yg berbauu bau adegan ranjang 🤦‍♀️ beeeeeeeg bs naik seribu kali lipat like xa.,,,, tp btw.,, semangat trs thor.,, aq lbh suka horor ky giniii.,, menantang andrenalis klo baca apa lgii klo bc xa mlm2

2020-08-12

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!