"Gatot? Ish, Ibu kira kelakuanmu sudah lebih baik. Ternyata,"
Aku nyaris terguyur segelas es cocopandan buatan Bi Minah. Kakiku yang panjang ditaruh satu di atas meja, satu lagi ditekuk. Tangan kiri memegang hape dan jempol tangan menscroll layarnya. Sementara tangan kanan memegangi gelas kaca penuh air sirup yang sesekali kuseruput.
Ibu dan Ayahnya baru saja masuk rumah bersama Alifah yang mengikuti paling belakang.
"Jalan-jalan koq gak ngajak?" gerutuku pelan sambil ekor mataku melirik ke arah Alifah.
"Siapa suruh pulang sekolah bukannya pulang malah keluyuran?!" jawaban Ibu membuatku tersenyum kecut.
Aku melirik lagi Alifah yang terlihat salah tingkah.
"Sini, Alifah! Duduk-duduk dulu! Atau mau ke kamar, istirahat?" Ibuku terlihat begitu baik pada Alifah.
"Jangan pedulikan bocah itu! Memang seperti itu kelakuannya! Gak pernah bisa berubah. Bocil dan kekanakan!"
Sentilan kata-kata dari mulut Ayah terasa sangat pedas di telinga.
Aku mendongak. Duduk dengan posisi tegak. Lalu menaruk gelas minumanku dan berlalu masuk kamar mandi setelah menyambar handuk di hanger gantungannya. Kamar mandi rumahku cuma ada satu. Sama seperti di rumah Alifah juga.
"Begitulah Gatot! Lawan, jangan didiamkan tingkah seperti itu Alifah!"
Alifah yang duduk diantara Ayah Ibuku terlihat semakin kikuk.
"Alifah mau masuk kamar? Masuklah, istirahat ya? Pasti tadi capek tadi jalan-jalan sama Ibu!"
"Alifah pamit izin masuk kamar ya, Bu, Yah!?"
"Iya, Sayang!"
Aku yang menguping hanya bisa menghela nafas. Betapa sedih hati ini, Ayah seolah tak peduli padaku. Dan Ibu terlihat sangat manis pada Alifah. Lalu aku ini mereka anggap apa? Orang-orangan sawah?
Mandi membuat otakku lebih fresh. Padahal ini sudah jam 9 malam, tetapi air bak mandi tak terasa dingin sama sekali.
Seperti biasa, kebiasaanku dirumah kembali terjadi.
Aku lupa, kalau aku tidak lagi jadi putra tunggal Ayah Ibu. Dan ada seorang anak gadis yang shock melihat kelakuanku yang terbiasa berjalan dari kamar mandi menuju kamar hanya dengan kol*r saja.
Sebenarnya bukan aku saja. Tapi Ayah juga. Dan kebiasaan buruk Ayah menurun padaku.
Kami para lelaki terbiasa berjalan keluar dari kamar mandi dengan daleman saja. Baik itu setelah mandi, sebelum mau mandi atau ketika hendak BAB, aku dan Ayah terbiasa melepas dulu celana yang kami kenakan baru berjalan masuk kamar mandi hanya dengan kol*r saja.
Aneh memang!
"Gatot! Ish, ish..." pekik Ibuku mengingatkan.
Untuk kali ini Aku dan Ayah kembali kompak. Hanya tatapan mata dengan bibir tersenyum lebar, karena mulai kini harus terbiasa berpakaian rapi karena ada Alifah di rumah ini.
Bi Minah sendiri tidak tinggal bersama. Rumah beliau tepat dibelakang rumah orangtuaku. Jadi bisa bolak-balik semaunya saja.
Dan bi Minah sudah hafal kelakuan aneh Aku juga Ayah.
Sampai kadang geleng-geleng kepala seraya berkata, "Bibi serasa ada di kolam renang Cikini deh, kalo liat Bapak sama Anak cuma berkolor ria!"
Aku dan Ayah hanya tertawa. Kebiasaan itu sudah terbangun sejak lama. Dan kami nyaman melakukan itu.
Tapi hanya saat hendak mandi, sehabis mandi atau BAB saja, ya! Itupun hanya lewat untuk masuk kamar dan langsung memakai pakaian. Bukan seliweran wara-wiri cangcutan begitu.
Wajah Ibu pucat.
Seolah khawatir dan cemas jika Alifah shock dengan kelakuan aneh Suami serta putra semata wayangnya itu.
"Rubahlah kelakuan yang begitu, Yah! Anakmu khan jadi ikut-ikutan tuh! Itu kebiasaan buruk, tau!!!"
"Tapi Ayah ditempat lain gak gitu koq, Bu! Sumpah!" bela Ayah.
"Gatot juga! Di rumah Alifah seminggu Gatot gak gitu!"
"Nah, dimana-mana kalian bisa. Kenapa di rumah ga bisa?! Aneh!" gerutu Ibu seperti biasanya. Dan itu seringkali terjadi sejak belasan tahun lalu.
Pingin ketawa, tapi ya mau menyela bagaimana. Itu sudah jadi kebiasaan sehari-hari kami. Dan Ibu was-was kalau Ayah dan Aku melakukannya tanpa sadar ketika di rumah ada tamu.
Seperti saat ini. Untung saja Alifah sudah ada di kamarku. Andai dia melihat pemandangan tadi, pasti akan ada ledekan baru dari si bulet itu padaku. Hiks!
Aku masuk kamar dengan handukan.
Terlihat tubuh Alifah sudah merebah di kasur dan berselimut sampai dada. Matanya sudah terpejam.
Entah apakah tidur beneran atau cuma pura-pura.
Aku dengan cepat mengambil pakaian dalam lemari kayu. Suara decitan engsel pintunya lumayan berisik, membuatku sesekali menoleh ke arah Alifah. Khawatir gadis itu terbangun.
Satu kaos dan celana boxer selutut warna senada jadi pilihanku.
Tring (Handphoneku mendapat pesan masuk)
Ternyata Raden dan Guntur. Mereka ternyata sudah ada di teras rumah. Seperti biasa, teras rumah kami menjadi basecamp tempat kumpul teman-teman mainku.
Mereka juga memanfaatkan wifi rumahku untuk mabar atau sekedar berselancar di dunia maya.
"Bor! Si kunyuk Denny ngajak tanding karambol!"
Aku yang terbiasa didatangi teman-teman dan buat keributan di teras rumah sampai lupa pada Alifah.
"Ayo!"
Mereka langsung menggelar karpet plastik dan menaruh papan karambol milikku ditengah-tengah.
Suara-suara teriakan dan tawa pekikan mulai terdengar nyaring dari para temanku membuatku tersadar kalau ada Alifah yang sedang tidur di balik tembok teras.
"Sst...! Jangan terlalu berisik!" pintaku.
"Tumben lo, Tot!?"
"Alifah udah tidur!"
"Oiya gue lupa! Bini lo mulai malam ini tidur di sini ya, Tot!"
"Bini, bini,... bini mulu lo ngomongnya! Ember bocor dasar lo!" semprotku kesal pada Raden.
"Eh, si Gatot ternyata naksirnya sama si Ratni. Temen sebangkunya si Alifah. Dan lo tau ga, tadi sewaktu kita naik pick up mau main futsal, Si Ratni yang bohay bilang, 'Gatooot, hati-hati jatoooh!' Hahaha..."
Guntur mempraktekkan persis sekali seperti Ratni. Bahkan suara dan gayanya nyaris sama.
Spontan aku tertawa. Dan yang lain ikut tertawa juga.
Aku terkejut, Alifah telah berdiri di depan pintu. Dua tangannya yang berkacak pinggang membuatku nyaris tersedak air ludah sendiri.
"Ga ikutan! Ga ikutan!"
"Pulang yuk, Top? Cuaca kayaknya mendung mau ujan!"
"Ayo, ayo bubar!"
"Tot, kita pulang ya!?!"
Hiks... Suwe bener lo pada! Giliran Nenek Bereuwek datang gue ditinggal sendirian!
"Bye Lifah! Hehehe... Assalamualaikum!"
"Alaikum salam!" jawab Alifah dan Aku berbarengan.
Aduh! Koq gue grogi ya? Kenapa sih? Kesannya koq gue kayak orang yang lagi ke gap selingkuh ya? Emangnya gue selingkuh, apa? Nah terus, kenapa jantung gue jadi deg deg gan begini ya? Yassalam... itu wajahnya Alifah kenapa jadi berdamage banget sih dimata gue?
...❤BERSAMBUNG❤...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
Mom La - La
hi hi hi... jdi bingung sendiri
2023-02-16
0
Zєє wallupattma
wkwkwkwkwk
2022-10-01
1
Zєє wallupattma
🤣🤣🤣🤣tanggung amat. telanjang aja tot
2022-10-01
1