MBTM 12 (Pulang Ke Rumah)

"Tot! Futsal!"

"Woke!"

Aku menerima ajakan Guntur. Kini kami berlima sama-sama tak membawa kendaraan pribadi.

Lintang yang paling bengal diantara kami, mengajak untuk memberhentikan sebuah mobil bak terbuka yang kosong tanpa barang bawaan.

Dari berlima, menjadi bersebelas karena ada tambahan teman yang ikut nebeng mobil pick up yang kami cegat.

Gerbang sekolahan masih terlihat ramai. Mataku menangkap sesosok tubuh imut di sana tengah memandangiku.

"Gatooot! Hati-hati jatuuuh!!!"

"Jiaaa ha haha!!!"

"Si Gatot akhirnya mendapatkan kode keras dari si Ratni!!! Weiii, makan-makan kitaaa!"

"Makan besar, pajak jadian nih! Hahaha..."

"Kampret kalian semua!" rutukku dengan wajah memerah.

Hanya Topan dan Guntur teman sekaligus tetanggaku yang cuma cengar-cengir tak jelas. Tapi untungnya mereka berdua hanya diam tak bersuara.

Kami turun satu persatu dengan cara melompat dari mobil ketika berhenti karena rambu lalu lintas merah menyala tepat tak jauh dari tempat kami biasa bermain futsal.

"Makasih, Bang!"

Kami ramai-ramai berteriak pada Abang sopir yang sudah sudi menerima kami nebeng. Bisa mengurangi pengeluaran ongkos pastinya.

"Minggu ke GOR yok!"

"Ngapain?"

"Tidur di GOR!" jawabku ngasal.

"Anj*y bener emang jawaban si imut ini!"

"What? Apa lo kata?"

"Hahaha..., asli hari ini gue kangen si Alifah manggil lo 'imuuut, item mutlak'. Hahaha..."

Habis sudah aku jadi bahan ledekan para teman yang tertawa puas ditengah teriknya matahari membakar kulit.

"Hiks, makin item makin imut, Tot! Hahaha..."

Begitulah.

Dalam pertemanan sudah menjadi hal yang wajar bully membully. Bahkan tak jarang nama orangtua kami jadi bahan cemoohan juga. Tapi sebenarnya itu hanyalah candaan saja. Dan kami semua tidak benar-benar baperan sampai harus saling adu jotos karena masalah candaan ini.

Aku bisa melupakan sejenak rasa penat di otakku karena bersama teman-teman.

Selain ini adalah hari terakhir sekolah di minggu pertama aku menikah, karena besok minggu dan kami pindah tinggal sementara di rumah Ayah Ibuku. Jadi, fikiranku agak tenang juga senang.

Kayaknya si Lipah lagi beres-beres rapikan pakaian yang mau dia bawa ke rumah orangtuaku!

Selain aku malas ribut terus dengannya, tak ada salahnya juga aku sedikit bersenang-senang diakhir sekolah bersama para sahabat.

Kami bubaran futsal menjelang azan Maghrib.

Setelah numpang mandi di toilet yang ada di gedung futsal yang kami sewa, aku kembali meriksa hapeku.

Ada chat masuk.

Rupanya dari si buntelan kentut.

...Kapan pulang?...

...Bentar. Knp mang'a?...

Ceklis satu. Chat balasanku belum masuk ponselnya Alifah. Mungkin hapenya sedang di charger.

Aku kembali sibuk dengan teman-temanku untuk hang out ke lain tempat. Tentunya yang mau menampung kami, para pelajar yang masih mengenakan seragam sekolah.

Berdelapan, nongkrong di kafe pinggir jalan. Ketawa-ketiwi, ngobrol nyablak sambil gilir rok*k kretek. Minum kopi kekinian yang dibayarnya pun patungan. Ini adalah masa-masa yang paling membanggakan.

Apalagi kalau si Kevin sudah melihat gitar nganggur tergeletak di pojokan kafe.

Alhasil waktu nongkrong semakin melebar. Dan pulang ke rumah bisa lewat jam 9 malam. Kecuali ouwner kafe yang ditongkrongi marah dan setengah mengusir kami yang cuma beli jajanan se-uprit.

Pukul delapan aku sampai di depan rumah orangtuanya Alifah.

Tubuh basah keringat dan aroma bau peluh menyebar dari tubuhku.

Tok tok tok

"Assalamualaikum!"

"Alaikumsalam! Gatot? Baru pulang?"

Aku tersenyum malu. Sambutan Mamanya Alifah membuatku mundur maju untuk melangkah.

"Alifah tadi sudah dijemput ibu kamu! Motor juga dibawa!"

"Oh, begitu ya Ma? Gatot izin masuk kamar Lifah, mau ambil buku-buku pelajaran yang masih ketinggalan!"

"Iya, sok aja! Gak dikunci juga koq! Abis maen futsal, bukan?"

"I-iya, Ma!"

Aku segera merapikan beberapa buku pelajaran yang masih tercecer di meja belajar milik Alifah.

Tak lupa juga beberapa potong pakaianku, segera kumasukkan dalam kantong kresek warna hitam yang ada di laci.

Hingga tanpa sadar aku menemukan sebuah buku diary berkunci gembok warna pink.

Otak jahilku tiba-tiba seolah ingin kembali mengerjai si bulet buntelan kentut.

Kuambil buku Diary-nya. Kumasukkan dalam tas ransel hitamku yang lusuh. Maksudnya ingin diberikan pada sipemilik jika nanti ngamuk-ngamuk.

"Mama, Gatot pamit ya!?" ucapku minta izin pada Sang Mama Mertua.

"Oiya, Mama titip ini ya?"

"Apa ini?" tanyaku sembari mengambil sepucuk amplop putih dari beliau.

"Buat ongkos sekolah Alifah senin besok! Kasihkan ke Alifah ya, Tot?"

"Iya, Ma! Gatot permisi. Assalamualaikum!"

"Waalaikum salam!"

Aku lega. Akhirnya kembali ke rumah setelah satu minggu merasa terbelenggu di pondok indah mertua.

Sebenarnya mereka baik semua. Hanya aku saja yang belum terbiasa.

Ditambah usiaku yang baru 17 tahun dan kaget merasakan kini jadi seorang suami yang harus tinggal menumpang di rumah orangtua istri.

Aku yang biasa bolak-balik dapur bisa sepuluh kali kalau di rumah, bahkan untuk buar air kecil ke kamar mandi rumah Alifah pun rasanya begitu sungkan dan benar-benar berusaha kutahan keinginan pipis itu.

Hhh...

Rumahku sepi. Sepertinya orang rumah sedang tidak ada.

Kutekan bel pintu.

Seorang wanita separuh baya membuka pintu dan tersenyum lebar.

"Mas Gatot! Mama sama Papa sejak jam lima keluar, belum juga pulang. Oiya, sama Mbak Alifah juga!" kata Bi Minah sembari mmembukakan pintu rumah lebar-lebar.

"Mas Gatot koq kurusan? Ga betah ya tinggal di rumah Mertua?" goda Bi Minah membuatku memeletkan lidah.

"Aku mau sirup cocopandaaan!!!"

Kumat maning kebiasaan burukku yang manja kalau di rumah.

Ck ck ck!

...❤BERSAMBUNG❤...

Terpopuler

Comments

Mom La - La

Mom La - La

hi hi hi pasti bi minahnya kaget

2023-02-16

0

Zєє wallupattma

Zєє wallupattma

☕☕

2022-09-28

0

ᴅɪᴇ

ᴅɪᴇ

aku kira ga punya pembantu kan rumahnya di gang senggol wkwkwk

2022-09-12

1

lihat semua
Episodes
1 PROLOG
2 MBTM 1 (Tragedi Toilet Umum)
3 MBTM 2 (Usai Ijab Kabul)
4 MBTM 3 (Kehidupan Baru)
5 MBTM 4 (Di Sekolah)
6 MBTM 5 (Gagal Tanding Futsal)
7 MTBM 6 (Masih Malu-Malu)
8 MTBM 7 (Belajar Bersama)
9 MTBM 8 (Mimpi Di Siang Bolong)
10 MTBM 9 (Hati Yang Gamang)
11 MTBM 10 (Sekolah Naik Angkot)
12 MBTM 11 (Gosip Baru)
13 MBTM 12 (Pulang Ke Rumah)
14 MBTM 13 (Perasaan Apa Ini?)
15 MBTM 14 (Ribut Part 1)
16 MBTM 15 (Keributan Part 2)
17 MBTM (Keributan Part 3)
18 MBTM (Keributan Part 4)
19 MBTM 18 (Puncak Keributan)
20 MBTM 19 (Kehebohan Yang Luar Biasa)
21 JANDAKU (1) TUJUH TAHUN KEMUDIAN
22 JANDAKU (2) Pertemuan Yang Tak Disengaja
23 JANDAKU (3) Malam Penuh Ujian
24 JANDAKU (4) Penyesalan Di Masa Lalu
25 JANDAKU (5) Bolehkah Aku meminta Pada Tuhan?
26 JANDAKU (6) Jangan Sampai Aku Khilaf
27 JANDAKU (7) Senang Atau Sedih?
28 JANDAKU (8) Mari Berjuang
29 JANDAKU (9) Chattan Sepanjang Malam, Tetapi Hasil Akhirnya Menyedihkan
30 JANDAKU (10) Kau Selalu Ada Dalam Khayalku
31 JANDAKU (11) Larangan Yang Bikin Darting
32 JANDAKU (12) JODOH GAK SIH?!?
33 JANDAKU (13) Pertemuan Yang Gagal
34 JANDAKU (14) Aku Dan Dia Sudah Jauh Berbeda
35 JANDAKU (15) Aku Mengerti Keadaanmu, Alifah!
36 JANDAKU (16) Tembakan Cinta
37 JANDAKU (17) Gelisah, Galau, Merana (Gegana)
38 JANDAKU (18) Teganya Hatimu Padaku, Sayang
39 JANDAKU (19) Kusiapkan Hati Dan Kantong Ini
40 JANDAKU (20) Perjuangan Di Tempat Baru
41 JANDAKU (21) Kerja Keras Bagai Kuda
42 JANDAKU (22) Terjadi Suatu Musibah
43 JANDAKU (23) Ada Pelajaran Kehidupan
44 JANDAKU (24) Hiks... Kena Mental Gak Tuh
45 JANDAKU (25) Ada Apa Dengan Mereka?
46 JANDAKU (26) Sakit Tapi Tak Berdarah
47 JANDAKU (27) Gegana Part Dua
48 JANDAKU (28) Ternyata Tetanggaku Itu Adalah...
49 JANDAKU (29) Puncak Sedihku
50 JANDAKU (30) Good Bye Alifah
51 JANDAKU (31) Tanding Yang Kurang Seru
52 JANDAKU (32) LAPORAN, SELESAI!
53 JANDAKU (33) Satu Lagi Yang Terbuka
54 JANDAKU (34) Mari Kita Memulainya Lagi, Sayang!
55 JANDAKU (35) Mumet Endas, Mbak!
56 JANDAKU (36) Harapan Dan Impian
57 JANDAKU (37) Pertemuan Yang Menjedorrkan
58 JANDAKU (38) Kebahagiaan Atau Kesedihan
59 JANDAKU (39) Mau Tanding? Ayo Cari Ring!
60 JANDAKU (40) Akhirnya My Belut Buka Suara
61 JANDAKU (41) Pilihan Yang Berbahaya
62 JANDAKU (42) Semoga Selalu Bahagia
63 Bahagia Tapi Menderita
64 JANDAKU (44) Meminta Petunjuk Dari Sang Kholiq
65 JANDAKU (45) Jawaban Tuhan
66 JANDAKU (46) Kejamnya Cinta
67 JANDAKU (47) Aku Pulang
68 JANDAKU (48) Kenalan Cewek Muda
69 JANDAKU (49) Kenalan Cewek Hamil
70 JANDAKU (50) Begitulah! Cinta Dan Benci Itu Beda Tipis
71 JANDAKU (51) Kekhawatiran Ayah Ibu
72 JANDAKU (52) Iyam Dan Kembalinya Kesadarannya
73 JANDAKU (53) KEMBALI PULANG
74 JANDAKU (54) Kisah Baru
75 JANDAKU (55) Pertemuan Dengan Teman Lama
76 JANDAKU (56) Niatan Yang Ditangguhkan
77 JANDAKU (57) Berhasil Membereskan Masalah
78 JANDAKU (58) Jangan Menilai Dari Tampilan Luar!
79 JANDAKU (59) Semoga Urusan Bisnis Lancar, Percintaan Juga Lancar
80 JANDAKU (60) Apa Yang Harus Aku Lakukan?
81 JANDAKU (61) Keributan Antara Aku dan Eliza
82 JANDAKU (62) Keributanku Dengan Siti Alifah
83 JANDAKU (63) Aku Di Antara Kebahagiaan Dan Kesedihan
84 JANDAKU (64) Nah Loh!?! Piye Iki??? Help Me, Please!!!
85 JANDAKU (65) Pergolakan Batin
86 JANDAKU (66) Salah Faham
87 JANDAKU (67) Keputusanku
88 JANDAKU (68) Perlahan Membaik
89 JANDAKU (69) Keberanian Seorang Gatot Subroto
90 JANDAKU (70) Ternyata... Oh Ternyata
91 JANDAKU (71) Masih Menggalau
92 JANDAKU (72) Hubungan Yang Bikin Mengkesal
93 JANDAKU (73) KHAYALAN
94 JANDA (74) Ribut Besar
95 JANDAKU (75) Tatapan Itu...
96 JANDAKU (76) BERTARUNG
97 JANDAKU (77) PUTUS...
98 JANDAKU (78) Kabar Mengejutkan
99 JANDAKU (79) Kembali Berjuang
100 JANDAKU (80) Rasa Yang Menyakitkan
101 JANDAKU (81) Aku Yang Dulu Dan Aku Yang Sekarang
102 JANDAKU (82) Waktu Dan Waktu
103 JANDAKU (83) Keanehan Arif
104 JANDAKU (84) Penerawangan?
105 JANDAKU (85) Agak Mistis Jadinya
106 JANDAKU (86) Agak Mistis Jadinya Part 2
107 JANDAKU (87) Terhorror...
108 JANDAKU (88) HORROR BERAKHIR
109 JANDAKU (88) PART INAYAH
110 JANDAKU (90) WAKTU YANG BERLALU
111 JANDAKU (91) Hati Yang Berbunga
112 JANDAKU (92) DARI BAHAGIA JADI AMARAH TINGKAT DEWA
113 JANDAKU (93) AKHIRNYA...
114 JANDAKU (94) Menuju Bahagia
115 JANDAKU (95) Sah? Saaah!!!
116 JANDAKU (96) Membajak Sawah
117 JANDAKU ISTRIKU (1) SALAH FAHAM
118 JANDAKU ISTRIKU (2) SALAH FAHAM PART 2
119 JANDAKU ISTRIKU (3) Apakah Ini Kabar Bahagia?
120 JANDAKU ISTRIKU (4) Akhirnya...
121 JANDAKU ISTRIKU (5) Lika-Liku Anak Ganteng
122 JANDAKU ISTRIKU (6) Kejadian Lucu
123 JANDAKU ISTRIKU (7) ADA YANG BARU
124 JANDAKU ISTRIKU (8) Kejadian Yang Tak Di Prediksi
125 JANDAKU ISTRIKU (9) PERANG DUNIA KETIGA
126 JANDAKU ISTRIKU (10) (SEMOGA) AKHIR YANG BAHAGIA
Episodes

Updated 126 Episodes

1
PROLOG
2
MBTM 1 (Tragedi Toilet Umum)
3
MBTM 2 (Usai Ijab Kabul)
4
MBTM 3 (Kehidupan Baru)
5
MBTM 4 (Di Sekolah)
6
MBTM 5 (Gagal Tanding Futsal)
7
MTBM 6 (Masih Malu-Malu)
8
MTBM 7 (Belajar Bersama)
9
MTBM 8 (Mimpi Di Siang Bolong)
10
MTBM 9 (Hati Yang Gamang)
11
MTBM 10 (Sekolah Naik Angkot)
12
MBTM 11 (Gosip Baru)
13
MBTM 12 (Pulang Ke Rumah)
14
MBTM 13 (Perasaan Apa Ini?)
15
MBTM 14 (Ribut Part 1)
16
MBTM 15 (Keributan Part 2)
17
MBTM (Keributan Part 3)
18
MBTM (Keributan Part 4)
19
MBTM 18 (Puncak Keributan)
20
MBTM 19 (Kehebohan Yang Luar Biasa)
21
JANDAKU (1) TUJUH TAHUN KEMUDIAN
22
JANDAKU (2) Pertemuan Yang Tak Disengaja
23
JANDAKU (3) Malam Penuh Ujian
24
JANDAKU (4) Penyesalan Di Masa Lalu
25
JANDAKU (5) Bolehkah Aku meminta Pada Tuhan?
26
JANDAKU (6) Jangan Sampai Aku Khilaf
27
JANDAKU (7) Senang Atau Sedih?
28
JANDAKU (8) Mari Berjuang
29
JANDAKU (9) Chattan Sepanjang Malam, Tetapi Hasil Akhirnya Menyedihkan
30
JANDAKU (10) Kau Selalu Ada Dalam Khayalku
31
JANDAKU (11) Larangan Yang Bikin Darting
32
JANDAKU (12) JODOH GAK SIH?!?
33
JANDAKU (13) Pertemuan Yang Gagal
34
JANDAKU (14) Aku Dan Dia Sudah Jauh Berbeda
35
JANDAKU (15) Aku Mengerti Keadaanmu, Alifah!
36
JANDAKU (16) Tembakan Cinta
37
JANDAKU (17) Gelisah, Galau, Merana (Gegana)
38
JANDAKU (18) Teganya Hatimu Padaku, Sayang
39
JANDAKU (19) Kusiapkan Hati Dan Kantong Ini
40
JANDAKU (20) Perjuangan Di Tempat Baru
41
JANDAKU (21) Kerja Keras Bagai Kuda
42
JANDAKU (22) Terjadi Suatu Musibah
43
JANDAKU (23) Ada Pelajaran Kehidupan
44
JANDAKU (24) Hiks... Kena Mental Gak Tuh
45
JANDAKU (25) Ada Apa Dengan Mereka?
46
JANDAKU (26) Sakit Tapi Tak Berdarah
47
JANDAKU (27) Gegana Part Dua
48
JANDAKU (28) Ternyata Tetanggaku Itu Adalah...
49
JANDAKU (29) Puncak Sedihku
50
JANDAKU (30) Good Bye Alifah
51
JANDAKU (31) Tanding Yang Kurang Seru
52
JANDAKU (32) LAPORAN, SELESAI!
53
JANDAKU (33) Satu Lagi Yang Terbuka
54
JANDAKU (34) Mari Kita Memulainya Lagi, Sayang!
55
JANDAKU (35) Mumet Endas, Mbak!
56
JANDAKU (36) Harapan Dan Impian
57
JANDAKU (37) Pertemuan Yang Menjedorrkan
58
JANDAKU (38) Kebahagiaan Atau Kesedihan
59
JANDAKU (39) Mau Tanding? Ayo Cari Ring!
60
JANDAKU (40) Akhirnya My Belut Buka Suara
61
JANDAKU (41) Pilihan Yang Berbahaya
62
JANDAKU (42) Semoga Selalu Bahagia
63
Bahagia Tapi Menderita
64
JANDAKU (44) Meminta Petunjuk Dari Sang Kholiq
65
JANDAKU (45) Jawaban Tuhan
66
JANDAKU (46) Kejamnya Cinta
67
JANDAKU (47) Aku Pulang
68
JANDAKU (48) Kenalan Cewek Muda
69
JANDAKU (49) Kenalan Cewek Hamil
70
JANDAKU (50) Begitulah! Cinta Dan Benci Itu Beda Tipis
71
JANDAKU (51) Kekhawatiran Ayah Ibu
72
JANDAKU (52) Iyam Dan Kembalinya Kesadarannya
73
JANDAKU (53) KEMBALI PULANG
74
JANDAKU (54) Kisah Baru
75
JANDAKU (55) Pertemuan Dengan Teman Lama
76
JANDAKU (56) Niatan Yang Ditangguhkan
77
JANDAKU (57) Berhasil Membereskan Masalah
78
JANDAKU (58) Jangan Menilai Dari Tampilan Luar!
79
JANDAKU (59) Semoga Urusan Bisnis Lancar, Percintaan Juga Lancar
80
JANDAKU (60) Apa Yang Harus Aku Lakukan?
81
JANDAKU (61) Keributan Antara Aku dan Eliza
82
JANDAKU (62) Keributanku Dengan Siti Alifah
83
JANDAKU (63) Aku Di Antara Kebahagiaan Dan Kesedihan
84
JANDAKU (64) Nah Loh!?! Piye Iki??? Help Me, Please!!!
85
JANDAKU (65) Pergolakan Batin
86
JANDAKU (66) Salah Faham
87
JANDAKU (67) Keputusanku
88
JANDAKU (68) Perlahan Membaik
89
JANDAKU (69) Keberanian Seorang Gatot Subroto
90
JANDAKU (70) Ternyata... Oh Ternyata
91
JANDAKU (71) Masih Menggalau
92
JANDAKU (72) Hubungan Yang Bikin Mengkesal
93
JANDAKU (73) KHAYALAN
94
JANDA (74) Ribut Besar
95
JANDAKU (75) Tatapan Itu...
96
JANDAKU (76) BERTARUNG
97
JANDAKU (77) PUTUS...
98
JANDAKU (78) Kabar Mengejutkan
99
JANDAKU (79) Kembali Berjuang
100
JANDAKU (80) Rasa Yang Menyakitkan
101
JANDAKU (81) Aku Yang Dulu Dan Aku Yang Sekarang
102
JANDAKU (82) Waktu Dan Waktu
103
JANDAKU (83) Keanehan Arif
104
JANDAKU (84) Penerawangan?
105
JANDAKU (85) Agak Mistis Jadinya
106
JANDAKU (86) Agak Mistis Jadinya Part 2
107
JANDAKU (87) Terhorror...
108
JANDAKU (88) HORROR BERAKHIR
109
JANDAKU (88) PART INAYAH
110
JANDAKU (90) WAKTU YANG BERLALU
111
JANDAKU (91) Hati Yang Berbunga
112
JANDAKU (92) DARI BAHAGIA JADI AMARAH TINGKAT DEWA
113
JANDAKU (93) AKHIRNYA...
114
JANDAKU (94) Menuju Bahagia
115
JANDAKU (95) Sah? Saaah!!!
116
JANDAKU (96) Membajak Sawah
117
JANDAKU ISTRIKU (1) SALAH FAHAM
118
JANDAKU ISTRIKU (2) SALAH FAHAM PART 2
119
JANDAKU ISTRIKU (3) Apakah Ini Kabar Bahagia?
120
JANDAKU ISTRIKU (4) Akhirnya...
121
JANDAKU ISTRIKU (5) Lika-Liku Anak Ganteng
122
JANDAKU ISTRIKU (6) Kejadian Lucu
123
JANDAKU ISTRIKU (7) ADA YANG BARU
124
JANDAKU ISTRIKU (8) Kejadian Yang Tak Di Prediksi
125
JANDAKU ISTRIKU (9) PERANG DUNIA KETIGA
126
JANDAKU ISTRIKU (10) (SEMOGA) AKHIR YANG BAHAGIA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!