"Papa! Hahaha..., Papa Abiem tembak nih!"
"Hap, hap!!!"
Aku gelagapan terkena semprotan pistol air bocah laki-laki berusia sekitar lima tahunan itu.
Tetapi ketika kubuka mataku, seraut wajah oval milik seseorang yang kuanggap MUSUH BEBUYUTAN tengah tertawa dengan jemari dikepret-kepret ke wajahku.
"Ish, Lipah!?!"
Sontak aku melonjak.
"Iler tuh, kondisikan! Ha ha ha," tawa renyah Alifah membuatku tersadar. Ternyata tadi aku sedang bermimpi. Yassalam!!
Ingin rasanya mandi. Menyadarkan otakku yang sempat traveling. Dipanggil Papa oleh tiga bocil yang beda umurnya sekitar setahun-dua tahunan.
Hiks! Mimpi yang menjedorkan sekali!
"Mandi sana! Disuruh baca-baca malah molor!"
Rupanya fikiran Alifah se-server denganku.
Tanpa basa-basi aku langsung beranjak dan masuk kamar mengambil handuk. Takut juga aku kalau mimpi jadi kenyataan.
Gila bener! Anak gue banyak amir!?! Itu anak boleh download dari playstore kali'! Hiks...
Sudahlah hidupku yang nyata saja seperti mimpi, ternyata mimpiku pun terkontaminasi bagaikan nyata.
Ya Tuhan!!! Tolong hamba-Mu ini!
..............
Entah karena mimpi di siang menjelang sore tadi, atau memang fikiran lagi menghalusinasi terlalu tinggi. Aku merasa sulit tidur.
Alifah yang sedari tadi tenggelam dialam bawah sadarnya nampak nyenyak sekali tidurnya.
Bahkan sesekali ia membolak-balikkan tubuhnya ke kanan dan ke kiri sehingga dengan mataku yang polos tubuhnya bisa kulalap habis.
Anak ini lumayan juga sebenarnya! Wajahnya manis, tubuhnya juga bagus. Tapi kenapa bawelnya bisa membuatku illfeel parah. Apalagi kalau sudah nyinyir persis nenek-nenek kurang sepah sirih.
Aku teringat pada kelakuan abstrak Alifah yang membagongkan tadi siang.
Ha, gue kerjain lo!!!
Kuambil tali rafia panjang yang memang sengaja kusimpan untuk mengerjai karena gendeg pada tingkahnya.
Kuikat kedua tangan dan kakinya. Persis seperti orang yang tengah disandera.
Dasar kebluk! Alifah benar-benar tak terganggu dan tetap saja tidur dengan pulas.
Aku hanya senyum-senyum membayangkan pada apa yang akan terjadi esok pagi.
Perlahan kupejamkan mata dan tidur setelah puas mengikat Alifah.
Tapi pikiranku kembali melayang pada mimpi tadi siang.
Anakku empat itu Mamanya siapa ya? Apa si Alifah rese' ini? Masa'? Sampe beranak empat? Yassalam, serajin itukah gue bobok celengan Alifah? Hiks... Empat anak, kenapa melanggar aturan Pemerintah? Masih pada pitik semua lagi itu empat-empatnya! Malah yang paling kecil masih bayi!
Bisa-bisanya otakku memikirkan hal yang tak guna itu.
Tuk tuk
Kuketuk dahiku yang agak lebar. Senyum menyeringai akhirnya tersungging di bibir.
Namun tiba-tiba,
Pluk
Tubuh si belut tiba-tiba nemplok di punggungku.
Nyaris sama seperti ketika aku menarik tuas rem motor tadi siang juga.
Hiks, dua tonjolannya mengenai punggungku. Sangat terasa sekali kekenyalannya.
Pelan-pelan aku bergeser, nyaris mepet di bibir ranjang bagianku.
"Hhh... Dasar buntelan! Tidurnya gak kalah belotah juga nih cewek bar-bar!"
Aku menggumam pelan. Tetapi perlahan kuselimuti lagi tubuhnya yang tersingkap sedikit pangkal pahanya.
Bukan aku tak punya nafsu. Bukan pula aku ini cowok yang belok.
Tetapi aku berusaha menahan semuanya untuk tetap dalam relnya.
Pernikahan ini bukanlah pernikahan yang terjadi atas dasar cinta. Pernikahan kami hanya karena keadaan terpaksa saja. Bahkan mungkin juga hati Alifah hancur sama seperti hatiku yang merasa babak belur.
Masa depan kami kandas karena aib yang tersebar tak seperti perkiraan orang.
Walaupun kami berusaha mengelak dan mengatakan tidak terjadi apa-apa pada kami, tetapi tetap hasilnya nihil.
Semua harus terjadi.
Semua telah terjadi.
Namun apakah aku dan dia juga harus melakoni pernikahan ini seperti yang diharapkan banyak orang?
Apakah pernikahan ini bisa terus langgeng selamanya?
Sedangkan usia kita masih tergolong belia. Bahkan masih bau kencur dan tak tahu apa-apa.
Haruskah kami berjibaku menerbangkan layar bahtera rumah tangga dengan nahkoda yang buta peta buta juga kompas penunjuk arah?
Rasanya itu mustahil terjadi.
Aku dan Alifah juga tak punya target apalagi tujuan berumah tangga.
Hanya melihat serta menunggu kejadian apalagi yang akan menerjang kami setelah ini.
Saat ini kedua orangtua kami hanya ingin kami fokus dulu menamatkan sekolah yang tinggal beberapa bulan lagi.
Mereka tak peduli, apakah kami memang benar-benar memiliki hati dan rasa sampai melakukan maksiat di tempat fasilitas umum. Sejatinya mereka percaya penuh pada putra putri mereka. Namun keadaan mengharuskan mereka mengawinkan paksa kami berdua.
Demi aib yang sudah tersebar luas dari para saksi yang bercuap-cuap tanpa menilik kebenarannya.
...❤BERSAMBUNG❤...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
Zєє wallupattma
wah pemikiran gatot luar biasa
2022-09-17
2
я𝓮𝒾𝓷A↠ͣ ⷦ ͣ𝓭𝓲𝓪𝓷✿
sabar, dbalik musibah pasti ada ...author yg kasih jalan
2022-09-15
1
ᴅɪᴇ
wah imanmu luar biasa menahan godaan padahal udah sah🤣
2022-09-12
2