Mimpi apa aku, hingga dinikahkan secara paksa oleh Pak RW dan warga semua. Padahal usiaku dan Alifah baru menginjak 17 tahun saja. Tapi kami nikah muda dan status kini berubah jadi suami-istri.
Tak faham apa yang harus kulakukan kini.
Sebenarnya aku juga bukan cowok yang bego-bego amat! Tahu lah, kalau orang menikah itu otomatis malamnya melakukan apa. Ya, malam pertama lah! Orang lebih suka menyebutnya belah duren.
Tapi aku,... belah duren sama si Alifah? Musuh bebuyutanku yang hampir tiga tahun jadi partner ributku?
Hiks...! Sori-sori, sori Jack!
Bukan aku tak minat. Bukan pula Alifah tak memikat. Bukan itu.
Tiga tahun jadi teman terpaksa satu kelas, aku cukup tahu banyak perubahan bentuk tubuhnya.
Dulu dia belut alias buntelan kentut. Sekarang, boleh dikatakan lumayan berbentuk juga bodinya. Dengar kabar sih, karena dia ikutan senam di parkiran kelurahan setiap minggu.
Ada juga yang bilang, Alifah sengaja diet demi menghilangkan cap buruk bulet buntelan kentut yang telah kusematkan padanya.
Tapi, mau dia berubah sebesar tiang listrik pun bagiku dia adalah buntelan kentut.
Mungkin aku jahat. Atau kejam sebagai laki-laki. Tapi bagiku, itu adalah julukan yang sangat pas karena kuanggap semua yang keluar dari mulutnya ibarat kentut.
Congornya yang gahar dan selalu memancingku untuk buat keributan sepertinya memang gak ada obat.
Aku sendiri tak tahu, sampai kapan rumah tangga ini akan tetap berdiri kokoh. Bertahan dari setiap gempuran kata-katanya yang sering buat aku gatal jika tak membalasnya.
Kini kami duduk berdua di pinggir ranjang kamarnya.
Keluargaku sepakat menitipkan Aku pada keluarga Alifah untuk beberapa hari. Aturan mainnya, seminggu kami di rumah orangtua Alifah seminggu kemudian tinggal di rumah orangtuaku.
Baru saja Ayah Ibuku pergi setelah berdiskusi dengan Papa dan Mama Alifah soal pendidikan juga biaya hidup kami sehari-hari. Biaya sekolah masih ditanggung orangtua masing-masing. Dan untuk biaya hidup tambahan satu orang pun masih ditanggung orangtua yang kebagian jatah tinggal.
Mau bagaimana lagi. Hhh...
Untungnya pihak Ketua RW dan para warga masih mau diajak kerjasama untuk tidak membocorkan masalah yang lebih tepatnya disebut aib ini sampai ke telinga lingkungan sekolah.
Nyaris aku hendak menjotos muka Pak RW dan Pak Mugimin, saksi yang pertama kali melihat aku bersama Alifah di bilik toilet umum.
Sudah kukatakan berkali-kali, kami tidak ada niatan mesum. Tapi emang dasar ya, tuh para netizen. Seenaknya berasumsi sendiri bahkan bilang aku sudah siap dengan menurunkan cel*na dan Alifah bahkan sudah polos tanpa b*sana. Ck ck ck...!
Kami sepakat untuk menutupi berita pernikahan dadakan ini dari pihak sekolah dan teman-teman.
Ada beberapa orang teman yang rumahnya tak jauh dari gang rumahku, tapi beda kelas, sudah kusogok dengan bebas online wifi sepuasnya di rumah orangtuaku asalkan tutup mulut.
Raden dan Guntur tentu saja senang. Bagi mereka, mabar dengan teman-teman online-nya lebih menyenangkan dan bebas hambatan dengan jaringan wifi-ku daripada pansos jadi bigos di sekolahan.
Uffh... Aman!
Aku dan Alifah menguap saling bersahutan.
Mata kami sudah mengantuk. Tubuh kami sama-sama penat. Dua hari ini adalah hari yang paling melelahkan bagiku. Sepertinya juga buat si Alifah, karena kantung matanya memberikan alibi yang nyata.
Pasti dua malam ini dia menangis terus-terusan meratapi nasib sial kami.
Hm...! Mau bagaimana lagi, tak ada jalan lain untuk kita menghindari keadaan ini.
Hingga perutku terasa kembung dan sedikit sakit, sampai...
Prooot!!!
"Ya ampuuun, iteeem! Bau kentut lo!"
Sontak Alifah beringsrut menjauh dari tempat duduknya sembari menutup hidung.
"Alaaa, kayak lo kaga pernah kentut aja, buntelan!"
"Ish! Kentut gue ga se-ekstrim kentut elo, Bambang! Kalo mau kentut, attitude lo coba pake, Semprul!"
"Kentut gue udah berstandar nasional ini! Udah punya hak paten SNI!" belaku membuat Alifah kembali nyolot dengan mata melotot.
Hadeuh! Padahal tadi ijab kabul wajahnya yang cantik glowing sangat pas dengan pembawaannya yang kalem. Kenapa kini ia berubah lagi seperti dakocan yang siap menerkam.
"Bisa-bisanya lo katain gue buntelan kentut, padahal yang tukang kentut sama tukang b*ker itu elo! Kita ini jadi begini gara-gara b*ker lo yang gak pada tempatnya!" semprot Alifah membuat bibirku mencucut, manyun.
Si*lan! Tapi emang bener juga sih ucapannya itu!
Aku mencoba tak mengindahkan ocehannya.
Hari sudah malam, aku ngantuk dan mau tidur. Dan tempat yang paling nyaman saat ini adalah kasurku yang empuk.
Kurebahkan tubuhku dengan helaan nafas panjang.
"Aku tidur dimana?" tanyanya ketus tapi wajahnya merah melihatku yang rebahan seenaknya.
"Serah lo! Tidur di ubin juga boleh!" jawabku ngasal.
Dan benar saja. Ternyata cewek itu ngeselin tingkat Dewa. Dia menarik bantal yang kupakai hingga kepalaku ngejengkang, dan menurunkannya di lantai setelah selimut bedcover tebal jadi hamparannya.
"Ck ck ck! Baperan amat si lo jadi orang? Ngapain lo tidur di situ kalo ada ranjang kasur busa di atas sini?" omelku kesal.
"Ogah! Satu ranjang sama elo! Bau kentut!"
"Lo kira kentut gue berasal dari knalpot rongsok! Bau ga ilang-ilang! Naek ga lo? Jangan bikin gue malu deh! Rese' banget sih lo?! Naek ga?"
"Ga mau!"
"Naek!"
"Ga mau!!!"
"Naek!!!"
Keributan yang tiada henti. Tentu saja makin bikin aku jengkel.
Kuangkat badannya dengan amarah sudah di ubun-ubun.
Eh? Kukira tubuhnya berat, ternyata... ringan banget! Hahaha..., ini mah badan tipe triplek!
Dengan sekali angkat, kini Alifah sudah ada di atas ranjangku dengan wajah bersemburat merah, kuning, hijau. Sudah sangat mirip lampu lalu lintas yang error menyala semuanya.
"Kenapa? Mau marah? Mau ngambek?"
Dia melotot tak berkedip. Tapi aku tak takut.
Biar bagaimanapun aku ini laki-laki. Strataku jauh di atas dia yang cuma perempuan. Dan aku sekarang adalah imam, begitu kata pak amil penghulu ceramah tadi.
"Tidur!!! Besok kita sekolah!!!" hardikku tegas.
Dan kali ini ternyata berhasil.
Hahaha...! Akhirnya si Nenek bereuwek ini mau juga menuruti kata-kataku! Yess...! Aku ada bakat juga jadi pemimpin!
Alifah tidur dengan memunggungiku. Aku pun melakukan hal yang sama. Tak peduli apa pikirannya. Yang penting besok aku mau sekolah. Setelah dua hari ini bolos tanpa keterangan pada pihak sekolah.
...❤BERSAMBUNG❤...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
pipi gemoy
😅👍
2022-12-06
1
₦⑂. Ⓙυ☂€✘
Emg ya, netizen suka melebih lebihkan😩aku mending keluar dari kampung aja deh🤧
Kentut standar nasional😁
2022-10-01
1
TIARA
aku mampir thor
2022-10-01
1