Hari mulai senja saat Marina terbangun dari tidurnya, gadis itu merasakan sakit yang teramat sangat disekujur tubuhnya. Sang suami seperti orang yang sedang kerasukan setan saat bersama dirinya, pria itu baru melepaskan Marina saat wanita itu terus menangis sesenggukan dibawa tubuhnya.
Netra gadis belia itu melirik kesisi ranjang, sang suami sudah tak terlihat disana. Dengan langkah kaki gemetar gadis malang itu memasuki kamar mandi. Dibawah guyuran shower gadis itu terus menangisi nasibnya. Setelah puas menumpahkan semua tangisannya, gadis itu berjalan mendekati lemari pakaian dan segera memakai pakaiannya.
Perlahan Langkah gadis itu menuruni anak tangga, netranya menatap sekeliling ruangan tersebut. Sepi, tak ada seorangpun yang berada diruang tamu tersebut, gadis itupun segera melangkahkan kakinya mencari dimana letak dapur.
" Nyonya, ada yang bisa saya bantu...?" Ucap seorang pelayan wanita sambil berlari kecil mendekati Marina.
" Dimana letak dapur...? perutku sangat lapar." Ucap gadis cantik itu.
" Mari nyonya saya antar." Ucap pelayan wanita tersebut dengan sopan. Marina pun berjalan mengekori sang pelayan.
" Silahkan duduk nyonya, saya akan segera memanaskan makanan untuk anda." Ucap pelayan wanita itu. Marina pun menganguk. Pelayan wanita itu dengan cekatan memanaskan makanan dan menyajikannya kepada istri sang majikan.
Marina segera mengisi perutnya yang keroncong. Pelayan wanita itu dengan setia berdiri disamping meja sambil menunggu sang majikan selesai makan.
" Siapa namamu..?" Tanya Marina pada pelayan wanita yang sedang merapikan meja makan.
" Nama saya Vera, nyonya." Ucap pelayan tersebut sambil tersenyum.
" Vera, kamu mau kan jadi temanku...?" Ucap Marina sambil menatap wajah pelayan tersebut.
" Tapi, saya hanya pelayan dirumah ini nona, saya tak pantas menjadi teman nyonya." Ucap Vera sambil menunduk hormat.
" Gak masalah status kamu apa disini. Aku butuh teman selama disini ver. Mau ya..?" Ucap Marina sambil mengengam tangan Vera.
" Baiklah nyonya." Ucap Vera sambil tersenyum.
" Terima kasih sudah mau jadi temanku ver." Ucap Marina tulus.
" Sama-sama nyonya. Saya permisi kebelakang." Ucap Vera. Marina pun mengangukkan kepalanya sambil tersenyum.
Gadis cantik itu segera melangkahkan kakinya menuju kamar.
Marina membuka pintu balkon dan berdiri di samping pagar tersebut sambil menatap langit yang telah gelap. Semilir angin malam menyapu kulit mulusnya, rambutnya yang lembut berayun mengikuti irama angin.
" Tuhan, kapan kah aku bisa merasakan kebahagiaan dalam hidupku. Mengapa dunia ini seakan tak adil padaku. Sampai kapan aku harus hidup seperti ini, sampai kapan aku harus menjadi penghangat ranjang pria yang tak ku cintai. Kumohon Tuhan sekali saja biarkan aku bahagia." Ucap Marina sambil menatap langit tak berbintang diatas sana. Tak terasa air mata kembali berderai diwajah cantiknya.
Gadis itu terus menatap langit didepannya seakan berharap tuhan akan menjawab doanya segera.
Sebuah tangan kekar melingkar posesif diperutnya. Marina terperanjat dan menatap tangan tersebut. Tangan kekar milik sang suami lah yang telah memeluk erat tubuhnya.
" Lagi liatin apa..?" Bisik Chandra sambil mengigit pelan telinga sang istri. Marina hanya terdiam.
Pria paruh baya itu dengan cepat melucuti pakaian sang istri, lalu memulai aksi bejatnya dengan kasar dibalkon rumah mewah tersebut tanpa sedikitpun rasa malu. Marina hanya menengadah menatap langit sambil terus meneteskan air mata.
" Tuhan....tolong aku.." wanita cantik itu membatin dan terus menangis sambil menatap langit kelam diatas sana.
45 menit berlalu, pria itu menghempaskan tubuh lemah istrinya diatas ubin balkon setelah hasratnya tersalurkan. Marina jatuh terduduk, gadis itu segera memungut bajunya dan berusaha menutupi tubuh polosnya.
" malam ini aku akan keluar kota. pakailah kartu ini sesukamu. tapi ingat jangan coba-coba melarikan diri dari rumah ini. jika kau berani melakukannya, maka nyawamu taruhannya." ucap pria itu sambil melemparkan kartu kredit ke wajah Marina. gadis itu segera memungut kartu tersebut.
" terima kasih tuan. tapi boleh kah saya menemui sahabat saya sesekali..?" tanya Marina dengan suara lemahnya.
" baiklah. kau akan dikawal oleh supir ku kemanapun kau pergi. ingat...!!! jangan coba-coba melarikan diri dari ku." ucap pria itu sambil mencengkram kuat pipi sang dara jelita.
" ia tuan." ucap Marina sambil meringis menahan sakit diwajahnya. pria itupun bergegas meninggalkan Marina yang terduduk lemas dengan tubuh tak berlapis kain tersebut.
gadis itu berdiri dan berjalan tertatih menuju kamar mandi lalu membersihkan diri dari peluh yang menempel ditubuhnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments