MARINA
Mentari sore masih terlihat membakar kulit, suasana lengang mendominasi sebuah kompleks perumahan tingkat menengah. Namun berbeda dengan suasana disebuah kamar sempit.
"Hosh...hosh..hosh..." Seorang pria berkaca mata sedang mengancing baju kemejanya dan merapikan penampilannya dengan nafas terengah-engah.
" Marina, kau sangat luar biasa." Ucap pria itu sambil tersenyum sinis. Diraihnya dompet dan mengeluarkan beberapa lembar uang kertas berwarna merah.
" Belilah sesuatu dengan uang ini." Ucap pria paruh baya itu sambil melempar beberapa lembar uang berwarna merah tersebut kearah tubuh tanpa busana seorang wanita muda yang masih terkulai tak berdaya dilantai kamar itu. Pria itu pun keluar dari kamar tersebut dengan tawa kecil.
Wanita muda itu duduk dan mengumpulkan lembaran kertas merah itu dengan air mata diwajah cantiknya.
Perlahan dipungutnya pula bajunya yang berhamburan dilantai, dikenakan baju tersebut dengan perlahan. Seluruh tubuhnya terasa ngilu oleh perlakuan pria paruh baya yang merupakan sahabat sang ayah angkat.
Gadis cantik berkulit putih pucat itu menyimpan uang kertas ditangannya didalam sebuah kotak kayu yang disimpan dibawah ranjang nya. Kotak kayu itu sudah hampir penuh dengan lembaran uang kertas berwarna biru dan juga merah.
Suara ketukan dipintu kamarnya membuat gadis itu buru-buru menyimpan kotak kayu tersebut.
Seorang pelayan membuka kasar pintu kamarnya.
" Hei gadis kotor...kau dipanggil tuan besar..!!!" Ucap pelayan wanita bertubuh gempal tersebut sambil menatap jijik kearah gadis cantik itu.Pelayan itu lalu meninggalkan Marina Sambil membanting pintu kamar tersebut dengan kencang.
Dengan langkah gontai gadis itu berjalan menuju ruang kerja sang ayah. Dengan badan gemetar Marina melangkahkan kakinya.
" Apa ayah memangil ku..?" Tanya Marina sambil menunduk. Pria paruh baya berbadan gemuk itu sedang duduk di sofa sambil membaca koran.
" Ah...kau sudah datang sayang. Kemarilah..." Ucap pria tersebut tersenyum manis lalu meletakkan koran ditanganya.
Kaki wanita cantik itu bergetar saat melangkah mendekati sang ayah.
Tak berselang lama terdengar suara d*s*an berirama dari mulut sang ayah, Marina menangis dalam diam saat sang ayah kembali menikmati setiap lekuk tubuh nya di atas sofa ruangan tersebut. Pria paruh baya itu berteriak seperti binatang liar saat dirinya menuntaskan hajat binatangnya itu. Setelah selesai dengan hajatnya, pria tua itu memberikannya beberapa lebar uang berwarna biru. marina menerima uang tersebut dan berjalan meningalkan pria paruh baya yang sedang terengah-engah bersusah payah mengatur nafasnya. Wanita muda itu berjalan menuju kamarnya dan segera menyimpan uang kertas pemberian pria tua tadi dan segera mandi membersihkan keringat yang melekat pada tubuhnya. Dibawah guyuran air dirinya kembali menangisi Nasib nya.
POV Marina
Namaku Marina, umurku 18 tahun, aku dibesarkan didalam rumah ini. Sejak umurku 10 tahun, orang tua kandungku menberikan aku untuk diadopsi oleh pria bejat ini. Mereka mengirimku ke neraka bahkan disaat aku masih bernafas. mereka menjualku kepada pria tua yang ku pangil ayah. Tiap hari aku selalu mendoakan agar kedua orang tuaku itu mendapatkan balasan atas semua yang sudah ku alami saat ini. Sejak saat aku dirumah ini, pria bejat yang ku pangil ayah tersebut telah merampas mahkotaku dan menghancurkan berkeping-keping. Aku hanyalah Boneka yang diperalat untuk kesenangan dan kepuasannya beberapa teman-temannya. Dengan memberikan ku beberapa lembar uang kertas, para pria tua itu bebas melakukan apapun terhadap diriku. Aku merasa hidup tak adil padaku ingin rasanya aku lari dari rumah ini. Namun tak berdaya, kemana harus ku sembunyikan diriku dari pria tua itu.? Kotak kayu dibawah ranjang ku menjadi harapan satu-satunya untuk bisa bebas terbang bagai burung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Azizah az
baru awal udh nyesek aj thor
2022-08-29
1