Teman-teman mohon bantuannya, ya. Baca sampai selesai, lalu kasih like dan komentar. Semoga hari kalian bahagia.
***
BAB 16
Mengetahui kalau dirinya masih dicurigai oleh Tuannya. Membuat Agatha masih harus waspada. Memang nyawanya lolos dari kematiannya beberapa waktu yang lalu, jika dilihat dari cerita asli. Namun, ternyata maut itu masih saja mengintai dirinya.
"Tunggu ... mereka tadi bilang kalau aku terlalu banyak tahu yang aneh menurut mereka 'kan? Salah aku juga terlalu banyak menggunakan informasi dari novel itu. Orang-orang di sini 'kan tidak tahu apa yang akan terjadi nantinya! Kamu bodoh Eriko!" Agatha memukuli kepalanya dengan pelan menggunakan sebelah tangan kanan.
"Baiklah mulai sekarang aku harus pintar-pintar memberikan informasi yang sesuai saat kejadian itu berlangsung saja. Sekiranya kejadian itu masih lama. Lebih baik diam saja. Jangan terlalu membocorkan informasi rahasia dari novel Mafia nomer satu, pada mereka," gumam Agatha sambil mengawasi keadaan sekitar takut ada orang lain di sana.
Agatha mondar-mandir di dalam kamarnya. Sampai terdengar suara ketukan dari arah luar pintu. Begitu dilihat ternyata ada Kepala Pelayan Alonso yang sedang berdiri di sana.
"Tuan Alonso, ada apa?" tanya Agatha dengan sopan.
"Tuan Victor memanggil Anda," jawab kepala pelayan itu.
"Tuan Alonso jangan terlalu formal terhadap aku," ujar mantan bawahannya itu.
"Bagaimanapun sekarang jabatan Anda lebih tinggi dari saya, Nona Agatha," balas Alonso.
"Tuan Alonso kenapa ikut-ikutan mereka. Panggil aku seperti biasanya, Agatha!" pinta wanita yang kini suka berpenampilan modis itu.
"Tidak! Aku pun akan memanggil Anda dengan Nona Agatha. Apa Anda ingin kami dihukum mati oleh Tuan Victor karena sudah kurang ajar pada Anda, Nona?" Alonso menatap ke arah Agatha dengan sendu.
"Bukan begitu. Maaf aku tidak berpikir sampai sana. Aku merasa kalau kita semua itu sama," bantah Agatha sambil memegang tangan yang mulai keriput itu.
"Hm, ke depannya Nona Agatha jangan mempersulit kami," ujar Alonso dengan senyum tipisnya.
"Baiklah. Sekali lagi aku minta maaf," ucap Agatha sambil memeluk tubuh Alonso yang kini sudah dianggap orang tua olehny.
***
Kini Agatha berdiri di depan meja kerja Victor. Ternyata Armando juga masih ada di sana bersama dengan Tuannya.
"Aku suka dengan ide dan hasil kerja kamu, Agatha. Apa hari ini kamu mau pergi ke gudang Anggur dan beberapa bar dan supermarket yang ada di kota Dragon?" tanya Victor.
"Sepertinya hari ini dan besok aku masih memeriksa gudang Anggur. Mungkin besok lusa aku akan ke bagian pemasaran dan melihat bagaimana kondisi pasaran produk kita saat ini," jawab Agatha mengenai jadwal kegiatannya.
"Bagus! Lakukan itu," seru Victor dengan nada senang.
"Apa masih ada yang mau Anda katakan lagi, Tuan?" tanya Agatha.
"Aku rasa tidak ada," jawab Victor yang masih setia menatap ke arah Agatha karena suka melihat wajah cantiknya.
"Baiklah kalau begitu aku permisi dulu mau pergi ke gudang yang berada di pinggir kota," kata Agatha sebelum pamit pergi.
***
Hari itu Agatha pergi ke ruang bawah tanah, tempat menyimpan stok anggur yang sudah di produksi oleh pihak pabrik. Dia mengecek pengaturan suhu ruangan itu sangat dingin setelah memasang alat pengatur suhu ruangan itu.
"Tuan usahakan suhu di ruangan ini harus dibawah ini." Agatha memberitahu pada beberapa pekerja di bagian gudang.
"Baik, Nona!" balas mereka serempak.
Agath pun mencicipi rasa anggur hasil produksi pabrik milik Vuctor dan membandingkannya dengan minuman anggur dari hasil pabrik orang lain. Memang rasanya berbeda.
"Ahk! Aku harus cari beberapa Sommelier untuk membuat minuman yang enak di lidah para pecinta minuman anggur," ujar Agatha setelah mencicipi beberapa jenis minuman anggur di sana.
"Kenapa di dunia ini tidak ada handphone!" teriak Agatha frustasi karena harus mencari telepon kabel atau telepon umum, jika ingin menghubungi seseorang.
"Baru sekarang aku merasa benda yang bernama ponsel itu sangat penting," gerutu Agatha.
Agatha meracau terus meluapkan rasa lelahnya. Dia harus kesana-kemari sendiri. Bahkan hanya untuk menanyakan keberadaan seseorang atau meminta bantuan, dia harus naik turun dalam bangunan gudang itu.
"Apa nggak ada ponsel di sini?" tanya Agatha akhirnya.
"Apa itu ponsel, Nona?" Pekerja itu balik bertanya.
"Alat komunikasi yang bisa dipakai untuk menelepon, kirim pesan, dan merekam video." Agatha yang kelelahan malah bicara sesuatu yang dianggap aneh dan tidak masuk di akal oleh orang-orang yang mendengarnya.
"Apakah ada benda seperti itu di dunia ini? Seperti apa bentuknya?" Pekerja itu malah balik bertanya terus padanya.
"Sudah lupakan yang baru saja aku katakan. Aku hanya kelelahan dan ingin istirahat sejenak." Agatha baru menyadari kebodohannya.
Pekerja itu hanya diam sambil memperhatikan wanita yang sudah ditunjuk sebagai penanggung jawab di pabrik anggur ini . Dia melihat Agatha sebagai sosok asing yang harus diwaspadai keberadaannya.
***
Apa yang akan terjadi pada Agatha kedepannya? Akankah hidup dia bebas dari ancaman kematian? Tunggu kelanjutannya, ya!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments