Bab 9. Siap-siap Untuk Pergi Judi

Teman-teman baca sampai selesai dan pelan-pelan, agar paham ceritanya. Setelah itu kasih like dan komentar. Semoga hari kalian menyenangkan.

***

BAB 9

"Apa kamu sudah siap?" tanya Victor begitu masuk kamar Agatha.

     Orang yang ada di dalam kamar terkejut dengan kedatangan tuan mereka yang tiba-tiba. Bahkan Agatha tidak sadar kalau saat ini dia hanya memakai handuk.

"Kamu siapa?" tanyanya lagi saat melihat ada gadis cantik di depannya.

"Dia … Agatha, Tuan," jawab Casandra.

"A-Aga-tha?" ucap Victor terbata-bata dengan mata yang memancarkan keraguan.

"Iya, ini saya, Tuan," kata Agatha sambil tersenyum tipis dan tangannya memegang erat handuknya, takut terlepas secara tiba-tiba.

"Wow, aku tidak percaya ini kamu, Agatha! Aku pikir kamu adalah orang lain. Bagaimana caranya kamu bisa berubah begini?" tanya Victor dengan netra yang masih menatap wajah Agatha yang dipoles memakai make up artist.

"Ini salah satu tehnik dalam penyamaran, Tuan. Agar identitas kita tidak diketahui oleh orang lain," jawab Agatha.

"Hebat! Apa aku juga bisa melakukan hal seperti ini?" tanya Victor penasaran dan dia berharap dirinya juga bisa melakukan penyamaran seperti itu.

"Tentu saja bisa, Tuan," jawab Agatha.

***

      Malam ini Victor menyamar menjadi laki-laki berambut gondrong dan memakai pakaian nyentrik. Tidak lupa jenggot yang menghiasi dagunya. Dia dibantu oleh Alonso dan Casandra untuk membunyikan identitasnya.

"Armando lihat aku! Apa sudah cocok sebagai orang kaya baru?" tanya Victor sambil memutar tubuhnya.

"Hm ... kayaknya kurang cincin emas di sepuluh jari Tuan. Lalu kalung emas yang menghiasi leher Anda, Tuan,"  Armando menjawab dengan sopan.

"Enggak! Penampilan itu sudah bukan zamannya lagi," balas sang ketua sambil menggelengkan kepalanya.

     Victor Aldemo, jika hanya berdua saja dengan Armando akan bicara dengan santai. Bahkan sering melakukan hal-hal bodoh dan tidak tahu malu. Bagi Victor asistennya itu adalah orang yang sudah dianggap saudara kandung atau keluarganya.

***

     Sementara itu, di dalam kamar Agatha. Gadis itu berpenampilan menggunakan gaun seksi yang menampilkan lekuk tubuhnya. Rambutnya juga memakai wig berwarna blonde sepunggung. Tahi lalat di ujung bibir yang berwarna merah menggoda. Dibalik dress yang dikenakan oleh dia tersimpan pisau di paha kiri dan sebelah kanan tersimpan pistol kecil. Perhiasan pun menjadi aksesoris yang mempercantik penampilan dia agar terlihat glamor.

"Agatha, apa kamu sudah siap?" panggil Kepala Pelayan Alonso di balik pintu.

"Sudah Tuan!" balas Agatha.

***

     Penampilan Agatha membuat banyak rekan kerja di sana terpesona. Mereka tidak menyangka kalau wanita cantik layaknya Nona Muda dari keluarga konglomerat itu adalah Agatha si Pelayan.

"Cantik," gumam Victor sambil menatap Marimar. Senyum menawan pun dia layangkan pada perempuan itu.

"Mari Tuan, jangan sampai kita kemalaman agar kita bisa lama main di meja judi," kata Agatha.

"Agatha, kamu pergi dengan aku!" ajak Armando yang berpenampilan layaknya lelaki paruh baya yang rambutnya mulai memutih.

"Tidak, Tuan Armando. Kita bertiga harus berangkat sendiri-sendiri dan pura-pura tidak saling kenal satu sama lainnya," ujar Agatha dengan sopan.

     Mereka pun pergi ke Royal Casino dengan kendaraan masing-masing. Hanya  dengan modal uang 1000 dollar.

***

     Gaya Agatha yang seksi dan galmor, mendapatkan perhatian dari banyak orang. Sambil berjalan dan memperhatikan orang-orang yang sedang bermain judi. Eriko baru tahu kalau ternyata Agatha ini punya kemampuan fotografis–kemampuan satu kali melihat langsung tertanam kuat dalam ingatan.

     Agatha pun terkejut saat melihat hampir semua jenis mainan judi ada di sana. Ada roullete, poker, blackjack, domino, dan masih banyak permainan lainnya. Permainan judi yang diikuti oleh Marimar adalah permainan judi zaman dahulu yaitu menebak di mana dadu berada yang ada di dalam salah satu gelas di antara tiga gelas yang ada di atas meja. Seorang bandar akan menukar posisi gelas dengan cepat dan si petaruh menebak di gelas mana dadu itu berada.

"Silakan Nona, pilih gelas yang mana?" tanya si bandar.

***

Akankah Agatha bisa menebak itu? Apa Agatha juga bisa membawa uang hasil judi yang banyak? Yuk lanjut baca kelanjutannya!

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***