Teman-teman mohon baca sampai selesai, ya. Lalu kasih like dan komentar. Semoga hari kalian penuh kebahagiaan.
***
BAB 12
Saat ini Agatha yang masih dalam penyamaran, sedang duduk saling berhadap-hadapan dengan sang manajer. Kartu yang mereka gunakan pun masih baru. Dengan motif bagian belakang yang di desain khusus untuk digunakan di meja dewa judi. Sehingga tidak akan ada yang bisa melakukan kecurangan.
Seorang laki-laki berbadan tinggi dan bertubuh kekar menjadi bandar baru. Entah kenapa Agatha merasakan aura kuat dari tubuh laki-laki itu. Aura seorang pemimpin atau predator yang berkuasa.
Eriko yang sudah didik dalam membaca dan merasakan aura seseorang oleh guru ilmu bela dirinya. Sehingga dia tahu niat dan maksud orang lain. Baik dari hawa keberadaan seseorang atau melalui cara bicaranya dan tatapan matanya. Para pemimpin harus bisa hal seperti ini, untuk mengetahui siapa yang sudah jadi penghianat atau menjadi musuh dalam selimut. Tidak jarang banyak orang yang menjadi mata-mata, yang menyusup dalam sebuah kelompok atau organisasi.
Begitu juga sebaliknya, Eriko mempelajari menghilangkan hawa keberadaan dirinya saat melakukan penyusupan dan hanya yang memiliki ilmu tingkat tinggi seperti dirinya yang bisa merasakan hal yang sama.
Mata Agatha terus memperhatikan tangan si bandar ketika mengocok kartu-kartu itu dengan sangat cepat kemudian membagikannya. Dia pun bersorak dalam hatinya ketika dapat kartu bagus.
'Yes! Awal yang bagus. Hari ini Dewi Keberuntungan benar-benar sedang berpihak kepadaku," sorak Agatha dalam hatinya.
***
Ada beberapa orang mengepung Armando yang berada di parkiran. Dia dengan cepat melemparkan koper yang berisi uang itu ke dalam mobilnya lewat pintu depan.
Ternyata musuh itu langsung menodongkan pistol ke arah Armando. Serta langsung menarik pelatuk pistol. Namun, dengan gerakan yang sangat cepat, Armando menendang pistol itu menggunakan kaki kanannya. Sehingga, pistol itu pun terlempar jauh.
Brugh!
"Akh!" Penjahat itu mengerang kesakitan karena tangannya kena tendangan.
Dor!
Dor!
Salah satu teman si penjahat meluncurkan dua peluru timah panas ke arah Armando. Laki-laki itu dengan cepat menunduk, sehingga peluru itu meleset tidak mengenai dirinya.
Dalam diamnya, Armando berpikir bagaimana caranya agar dia bisa membereskan dengan cepat para penjahatnya itu. Tinggal ada 3 orang lagi yang tersisa di sana. Mereka bertiga melancarkan tembakan secara bersamaan ke arah Armando.
Dor!
Dor!
Dor!
Serangan bertubi-tubi di lancarkan ke arah asisten Victor Aldemo itu. Memiliki kelincahan tubuh membuatnya bergerak dengan gesit. Sehingga, dia bisa menghindari semua tembakan itu. Saat Armando berguling ke arah kanan, tanpa di sengaja tangannya menyentuh pistol milik penjahat pertama yang terlepas tadi.
Dor!
Dor!
Dor!
Armando dengan gerakan cepat, dia menembakan pelurunya ke arah para penjahat yang tersisa, dan tepat sasaran mengenai kepala dan jantung musuhnya. Sehingga dia bisa mengalahkan mereka semua.
"Akhirnya, beres juga! Aku harus secepatnya menghubungi Tuan Victor agar berhati-hati," kata Armando bermonolog.
***
Wajah datar tanpa ekspresi milik Agatha selalu terpasang selama permainan judi itu. Dia tidak menampakan emosinya agar musuh tidak tahu apa dirinya punya kartu yang bagus atau buruk. Berbeda terbalik dengan si manajer. Pancaran matanya dapat Agatha lihat saat dia dapat kartu bagus atau jelek. Hasilnya adalah Agatha tahu kapan saat menambah taruhannya atau tidak sama sekali. Hasilnya adalah lebih banyak mendapat keuntungan yang didapat oleh dia. Meski sempat kalah beberapa kali. Namun, itu dengan nominal yang sedikit.
"Anda sangat hebat Nona!" kata si manajer memuji.
"Terima kasih atas pujiannya, Tuan," balas Agatha dengan senyum manis menghiasi wajahnya dan membuat si manajer terpesona.
Permainan pun dilanjutkan sampai 7 kali putaran. Selama permainan itu Agatha hanya kalah sebanyak 2 kali dan sisanya menang.
"Tuan, ini sudah malam. Aku harus pulang sekarang juga. Bagaimana ini?" lanjut Agatha dengan memasang muka sendu dan menyesal.
"Baiklah Nona. Anda sudah bisa menukarkan semua chipnya!" ujar bandar yang memimpin permainan itu.
"Benarkah! Terima kasih banyak, Tuan," ucap Agatha dengan memeluk tubuh si bandar dengan senyum dan tawa ceria.
Padahal Agatha berniat mengendus bau tubuhnya dan mengukur kira-kira berapa tinggi dan besar badannya. Secara tidak langsung.
***
Siapakah Si Bandar itu? Tunggu kelanjutannya, ya!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Diana Dwiari
wah....putri yakuza dilawan....
2023-03-21
1
R@3f@d lov3😘
jangan ragu" kasih pelajaran buat .mereka yang berani meremehkan km Agatha 🤭😏
2022-11-09
1