Nyaris seluruh wilayah di kekaisaran Horton. Jalan-jalan utama dihias indah, kereta sudah disiapkan. Raisa yakin jika para raja-raja itu menolak menaiki kereta. Semua pasti naik mobil berkelas menuju kekaisaran.
"Yang Mulia, semua sudah dipersiapkan. Bahkan makanan dan minuman ala barat telah dipersiapkan. Yang Mulia Raja Horton sendiri yang meminta dikirimkan semua minuman itu,” lapor juru bicara istana.
“Yang Mulia, utusan dari Kerajaan Harley sudah tiba di gerbang utama ibukota!” lapor salah satu pengawal istana.
“Kalian susul utusan itu dan bawa ke jalur sisi wilayah timur. Jangan memaki gerbang utama karena kita akan menyambut raja-raja dunia!” sahut Henry memberi perintah.
Dua pengawal membungkuk hormat. Mereka langsung berlari dan menaiki kuda mereka menyusul utusan itu dan menggiring mereka ke wilayah timur agar tidak memakai gerbang utama. Sementara para utusan melihat perkembangan kekaisaran sangat jauh berkembang di banding kerajaan mereka.
“Astaga, banyak sekali perdagangan masuk sini dari berbagai wilayah!” seru salah seorang staf istana takjub.
Tiga pasukan berkuda menghentikan rombongan itu. Mereka diminta untuk mengikuti. Para utusan tentu sangat keberatan karena jaraknya sedikit lebih jauh.
“Maaf Yang Mulia, jalan utama akan dilewati para raja dunia. Jadi kalian tak bisa melewati jalan utama!” ujar salah satu pasukan berkuda.
“Tapi kami menggunakan kereta emas, jadi kami berhak melewati jalan utama!” sahut salah satu bangsawan yang ikut utusan.
“Maaf Yang Mulia, silahkan anda ikut kami. Jika tidak silahkan kembali kekerajaan kalian!”
Mau tak mau mereka pun akhirnya mengikuti tiga pasukan berkuda itu. Para utusan begitu kaget ketika masuk ke dalam wilayah kekaisaran, pembangunan di mana-mana terutama pangkalan militer dan juga rumah sakit serta sekolah.
Mereka berhenti di sebuah kastil yang memang disediakan untuk para tamu. Tiga pengawal hanya meminta mereka menunggu hingga kedatangan para raja dunia. Salah satu utusan langsung pergi ke sebuah kantor pos mengabarkan jika mereka baru saja tiba.
“Yang Mulia semua akan diundang datang dalam acara nanti malam!” ujar pengawal sebelum pergi.
Sedang di istana, semua pelayan memakai pakaian terbaik mereka begitu juga para staf istana. Para bangsawan dan juga raja-raja yang bergabung dalam kepemimpinan Henry datang dengan baju kebesaran mereka masing-masing.
“Yang Mulia Kaisar dan Ratu memasuki area utama istana!” pekik kasim.
Sepasang suami istri melangkah saling bergandengan. Semua terpesona dengan apa yang dikenakan Kaisar dan Ratunya. Keduanya memakai baju dari sutra terbaik berwarna senada. Raisa begitu cantik dengan gaun warna merah dan sulaman bunga benang emas.
Henry begitu gagah dengan baju kebesarannya. Keduanya memakai mahkota utama yang terbuat dari emas dan permata langka koleksi istana. Gamalea dan Shamaleaa ada di sana berdiri bersama kakaknya. Mereka juga memakai pakaian terbaik.
“Kak, itu mereka,” bisik Shama ketika melihat kedatangan Kaisar Henry.
Tatapan tajam dan terkesan dingin begitu menusuk siapapun yang memandangnya, termasuk dua putri itu. Raja Jones juga tak mampu memalingkan muka dengan mulut menganga melihat kecantikan ratu kaisar nya. Keduanya begitu serasi, keduanya menyambut para tamu yang hadir.
“Ck ... sial!” runtuk Gamalea.
“Ada apa?” tanya saudarinya lalu menyesap wine yang terhidang.
“Lihat gaunnya, indah sekali. Apa itu terbuat dari sutra?” tanya Gamalea sinis pada sosok cantik yang kini menutup mulutnya dengan kipas ketika berbicara.
“Aku dengar sih begitu,” sahut Shama malas.
Gadis itu sudah merasa kalah dengan sang ratu. Sedang di tempat Raisa. Wanita itu banyak diam di banding berbicara. Ia hanya jadi pendengar saja hari ini, tak lama suasana riuh terdengar, Marquez Albert menyatakan jika semua raja sudah tiba di halaman istana.
“Yang Mulia akan terkejut dengan apa yang mereka bawa,” ujarnya.
Henry dan Raisa bergegas menyambut para tamu utama. Horton ada di sana. Sebuah lagu kebesaran diperdengarkan, netra Henry membola dengan kendaraan yang dibawa oleh para tamu. Sebuah kendaraan roda empat. Raisa melirik suaminya.
“Sayang ... itu apa?” tanyanya berbisik.
Raisa hendak menjawab, tetapi ia memilih membiarkan rasa penasaran sang suami nanti. Para raja juga membawa pasangan mereka. Salah satunya bahkan membawa dua istri dan satu selir kesayangan.
“Yang Mulia Kaisar,”
“Mari masuk!” ajak Raja Horton.
“Ini indah sekali, dari mana wangi ini?” tanya salah satu Raja sekaligus memuji.
“Wangi ini dari taman bunga mawar yang ditanam oleh tangan sang ratu sendiri,” jawab Horton.
“Yang Mulia Kaisar ini perkenalkan Raja dari Rusia, King Nikolai dan Queen Martha. Ini Raja Prancis Vladimir dan Permaisuri Shenna, ini Kaisar China besar Shi Huang Lo bersama dua istrinya Ratu Ming An serta permaisuri Shim Lim Lie dan terakhir kerajaan Afrika Raja Mali bersama Ratu QUnaba dan selirnya Amartha,” ujar Horton memperkenalkan semua raja yang datang.
“Dan Yang Mulia perkenalkan ini putraku Kaisar yang memimpin seluruh kerajaan di wilayah ini, Kaisar Henry Horton IV dan istrinya Ratu Raisa Deborah,” lanjutnya.
Mereka semua bersalaman baik laki-laki dan perempuan. Henry termasuk pria dingin dan kaku terlebih pada lawan jenis. Ia hanya mengangguk hormat. Para Raja juga hendak mengecup ujung jari sang ratu Horton. Tetapi Raisa menarik tangannya dan memilih menekuk kaki hormat.
Mereka menggunakan bahasa Inggris kuno. Kaisar China menggunakan penterjemah, begitu juga dua ratunya. Sedangkan untuk Ratu Afrika dan selir sang Ratu sangat piawai dalam menggunakan bahasa Inggris begitu juga Raisa.
Para utusan dari kerajaan Harley datang. Marquez Albert memberitahu Kaisar nya, Henry minta diri untuk menyambut kedatangan kerajaan itu. Sungguh semua mata utusan nyaris melompat keluar melihat kemewahan pesta terlebih tamu utama yang datang.
“Jadi apa keputusan Rajamu?” tanya Henry tak mau basa-basi.
“Ini surat keputusan dari Raja Henry,” jawab salah satu staf yang membuat para rekannya berdecak kesal.
Marquez Albert membuka surat itu lalu membacanya dengan nada sangat tegas. Henry yang sudah menduga akan jawaban dari kerajaan itu mengangguk tanda mengerti.
“Baik. Aku hargai keputusan Raja kalian!” sahut Henry tenang.
“Kalian boleh kembali ke istana kalian,” lanjutnya.
Mereka semua diam di tempat. Alih-alih ingin menikmati pesta, justru mereka langsung diusir dari istana.
“Hanya begini saja?” tanya salah satu bangsawan berdesisi tak percaya.
“Dia sama sekali tak menghargai tamu yang datang dari jauh!” lanjutnya.
Sepuluh prajurit langsung menghadang mereka untuk melihat atau menikmati lebih lama pesta ini. Surat sudah disampaikan. Keputusan sudah dijawab bahkan Kaisar sudah menanggapi dengan menghormati keputusan kerajaan Harvey yang menolak untuk bergabung.
“Silahkan Yang Mulia untuk pergi jika sudah tak memiliki kepentingan!” usir salah satu pengawal istana yang menghalangi mereka.
Para utusan akhirnya dengan terpaksa pergi dari tempat mewah itu. Semua melihat halaman istana yang terdapat mobil-mobil mewah. Semua heran dengan kendaraan yang baru mereka lihat.
“Catat atau gambar kendaraan itu!” titah salah satu bangsawan.
Salah satunya lngsung menggambar di atas kertas. Usai menggambar semua menaiki kereta emas mereka dengan wajah lesu. Semuanya hanya makan sekali di kastil lalu pergi ke pesta.
“Satu gelas wine saja tak sempat kita minum,” sahut salah satunya dengan nada kesal.
“kenapa kau cepat sekali menyerahkan suratnya. Kita bisa menunda hingga pesta selesai dan kita sempat makan enak di sana!” dumalnya protes.
Bersambung
Sombong sih Raja kamu.
Next?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Shinta Dewiana
ha...ha...ha....dasar kalian bodoh....pulang sana..
2024-11-23
1
Dewi Ansyari
Kasihan sudah capek2 bawa surat malah di usir tanpa di beri minum🤣🤣🤣🤣Terima saja nasib kalian tuh
2024-09-28
1
🌸 Airyein 🌸
Kena mental kau
2024-03-28
0