Adam baru sampai di rumah kedua orang tuanya pada pukul 08.00 malam, di mana orang tuanya beserta kedua adiknya tengah berkumpul di ruang keluarga seperti biasa.
"Assalamualaikum," ucap Adam saat memasuki ruang keluarga dan ucapannya tadi langsung menjadi perhatian keempat orang yang ada di sana.
"Waalaikumsalam," jawab mereka berempat dengan serempak.
"Baru sampai, Bang?" tanya Daddy Aiden.
"Belum, Bang Adam masih di rumah sakit yang sekarang ada di hadapan kita semua duplikatnya saja." Bukan, bukan Adam yang menjawab pertanyaan dari Daddy Aiden tadi, melainkan adik laki-lakinya yaitu Erland.
Daddy Aiden mendelikkan matanya ke arah anak laki-lakinya itu. Sedangkan Adam, ia menggelengkan kepalanya melihat tingkah keluarganya yang memang sangat unik itu sebelum ia menjawab sembari mencium telapak tangan kedua orangtuanya.
"Iya Dad. Adam baru pulang tadi ada pasien baru yang harus melakukan tindakan operasi karena di otaknya ada gumpalan darah," ujar Adam.
"Ohh gitu, ya sudah, kamu bersih-bersih badan kamu sana. Kamu sudah makan?" Adam menganggukkan kepalanya.
"Sudah Mom. Tadi sebelum melakukan tindakan operasi dadakan Adam menyempatkan makan dulu," ujar Adam.
"Syukurlah kalau begitu. Ya sudah istirahat sana. Jangan sampai kamu kecapean dan berakhir kamu sakit lagi. Mommy tidak suka lihat kamu sakit," ucap Mommy Della sembari menatap anak pertamanya itu dengan binar di matanya.
"Mommy Tenang saja Adam akan menjaga kesehatan Adam kok," ujar Adam dengan senyuman di bibirnya yang dibalas senyuman pula oleh wanita paruh baya itu.
"Kalau begitu Adam ke kamar dulu ya Mom, Dad. Selamat malam," tutur Adam sembari memberikan kecupan di pipi kedua orangtuanya. Lalu setelahnya ia mulai melangkahkan kakinya. Namun baru beberapa langkah saja, kakinya harus berhenti saat suara sang Mommy kembali terdengar.
"Tunggu dulu, Dam." Adam kini memutar tubuhnya menghadap ke arah Mommy Della.
"Iya Mom, kenapa?" Tanya Adam.
"Tadi ada seorang gadis yang ke sini mencari kamu," ujar Mommy Della yang membuat Adam mengerutkan keningnya.
"Siapa?" tanya Adam.
"Mommy lupa namanya siapa. pokoknya orangnya tuh cantik, imut, gemesin banget. Pengen Mommy jadiin anak angkat saking gemasnya dan katanya dia teman kamu," jelas Mommy Della yang semakin membuat Adam berpikir keras. Siapa orang yang berani mendatangi rumah orangtuanya hanya untuk mencari dirinya?
"Siapa sih Mom? Jam berapa dia ke sini Kok saat Vivi pulang Dia tidak ada?" tanya Vivian juga penasaran akan seseorang yang bertamu ke rumah tersebut hanya untuk mencari Abangnya itu.
"Dia kesini itu pukul 1 siang kalah tidak salah. Dan untuk namanya, ishhh Mommy lupa namanya itu siapa ya, Lola? Bukan, bukan. Yula? Ahhhh itu juga bukan. Hmmm Yola ahhh ya sepertinya namanya Yola. Dia tadi bilang, dia dulu pernah menjadi pasien kamu. Dan umurnya terpaut 10 tahun dari kamu," ujar Mommy Della yang membuat semua orang di sana melongo mendengar Mommy Della menyebutkan selisih umur Adam dan gadis yang mencari laki-laki itu kecuali Adam yang kini ia tengah menghela nafas panjang. Sudah bisa ia tebak jika perempuan itu akan melakukan hal nekat lainnya seperti kejadian hari ini. Dan sepertinya ia tak akan tinggal diam lagi setelah ini. Ia akan segera memperingati perempuan itu untuk tetap menjaga batasannya.
"Apa? Jadi teman Bang Adam umurnya 20 tahun? selisih 2 tahun dong sama Erland. Wahhhhh boleh nih Erland dikenalin sama dia bang. Kebetulan Erland lagi jomblo ini," ujar Erland sembari menarik turunkan alisnya.
"Hussss kamu gak boleh gitu," ujar Mommy Della.
"Lho kenapa Erland tidak boleh gitu Mom? Memangnya yang Erland katakan tadi salah?"
"Salah, karena gadis itu sukanya sama Adam."
"Apa?!" teriak ketiga orang tadi yang membuat Mommy Della menutup telinganya begitu juga dengan Adam.
"Ya ampun Abang aku disukai sama anak bayi!" teriak Vivian histeris dengan bertepuk tangan seperti ia tengah menonton sirkus saja.
"Astaga Kak, suara kamu kayak toa! Rea sudah keluar dari rumah ini eh malah kamu yang sekarang ikut-ikutan punya mulut toa. Lama-lama aku kiss juga tuh bibir." Vivian mendelikkan matanya menatap ke arah Erland yang duduk di sampingnya. Lalu tangannya bergerak untuk menyentil bibir laki-laki itu.
"Mulut kamu aku tuker sama mulut bebek ya. Sama Kakak sendiri masak kamu napsu juga. Dasar gendeng, gak waras kamu," omel Vivian.
"Ya elah, canda doang Kak. Ck, gitu aja dianggap serius," ujar Erland dengan mengusap bibirnya yang terasa kebas itu. Sentilan maut dari Vivian memang tidak main-main.
"Mom, Dad. Adam ke kamar dulu. Untuk perempuan itu lain kali kalau ke sini usir saja. Dia orang gila yang baru keluar dari RSJ Belum lama ini," ucap Adam dan tanpa menunggu persetujuan dari kedua orang tuanya ia bergegas menuju kamarnya dengan telinga yang terasa pengang karena mendengar teriakkan Mommy Della yang memanggil namanya.
"Adam! kembali ke sini kamu! enak saja main tuduh orang baru keluar dari RSJ segala. Kalau sampai orangnya dengar secara langsung bisa sakit hati loh!" teriak Mommy Della yang tak percaya dengan omongan sang anak tadi.
"Tapi Mom. Kalau apa yang dikatakan sama Bang Adam tadi benar gimana?" timpal Daddy Aiden.
"Tidak mungkin Dad. Orang Mommy sendiri yang berbicara empat mata sama dia kok. Mommy juga tidak merasa kalau dia habis keluar dari RSJ atau mempunyai penyakit gila seperti yang dituduhkan Adam tadi. Dia kelihatan baik-baik saja Bahkan kelihatan Dia sangat cerdas. Mommy tadi juga sempat tanya tentang pendidikan dia. Dan kata dia, dia lagi menempuh kuliah di Kailen's universitas," tutur Mommy Della.
"Ehhh berarti satu kampus dong sama Erland?" Mommy Della menganggukkan kepalanya.
"Dia ngambil di bidang apa Mom?" tanya Erland. Mungkin ia akan membuktikan sendiri jika ucapan Adam tadi tak benar dan ucapan Mommynya lah yang benar.
"Akutansi." Erland menganggukkan kepalanya.
"Memangnya kamu mau apa tanya dia ambil bidang apa?" tanya Daddy Aiden yang sepertinya tau tentang rencana di otak cerdas Erland.
Erland tampak memperlihatkan cengirannya sebelum dirinya menjawab pertanyaan dari Daddy Aiden tadi.
"Erland mau cari tahu sendiri tentang dia. Apa memang benar dia orang gila seperti yang dikatakan bang Adam tadi? Karena jika benar ia orang gila, tidak mungkin dia akan menempuh pendidikan di sana," ujar Erland.
"Hmmm ide kamu ada benarnya juga. Kalau Kamu sudah tahu akan kebenaran itu, kasih tahu Mommy oke. Karena ini menyangkut masa depan Adam juga. Dan awas saja saat kamu tahu dan lihat orangnya langsung kamu malah jatuh cinta sama dia. Ingat dia hanya suka sama Abang kamu saja. Eh tapi tunggu sebentar, Abang kalian itu masih jomblo kan ya?" Vivian dan Erland saling pandang kemudian dengan serempak mereka menggedikkan bahunya. Mereka tidak tahu masalah percintaan Abang pertamanya itu.
"Adam masih jomblo," jawab Daddy Aiden membuat ke-tiga pasang mata langsung mengarah padanya.
"Kok Daddy bisa tau?" tanya Vivian penasaran.
"Hehehe sebenarnya Daddy juga tidak tau. Daddy tadi hanya menebaknya saja. Daddy hanya tahu tentang kamu, Vivian yang tengah menjalani hubungan dengan---" belum sempat sang Daddy menyelesaikan ucapannya, Vivian lebih dulu membekap mulut Daddy Aiden agar tak meneruskan ucapannya itu.
Sedangkan Mommy Della menatap lekat kearah anak perempuannya dan juga sang suami secara bergantian.
"Kamu sekarang punya pacar, Vi? Sama siapa? Kenapa tidak cerita sama Mommy? Ck, kalau kayak gini mommy gak like deh sama kamu," ucap Mommy Della dengan mengerucutkan bibirnya.
"Ishhh gara-gara Daddy ini," geram Vivian sembari melepaskan tangannya dari bibir sang Daddy yang justru tertawa melihat istrinya yang telah merajuk kepada sang anak perempuannya. Sedangkan sang anak perempuan setengah merajuk kepadanya. Sungguh menggemaskan sekali.
"Vivian akan cerita ke Mommy kalau orangnya memang sudah memberi kepastian ke Vivian."
"Lho berarti kamu sekarang digantung? Astaga kasihan sekali kakakku ini. Tidak dikasih kepastian sama doi. Hati-hati Kak, dia mungkin sedang menjaga perasaan perempuan lain atau Kakak hanya dijadikan tempat singgahnya sementara," ujar Erland yang langsung ditatap tajam oleh Vivian. Dan saat perempuan itu berniat memukul tubuh sang adik, Erland sudah lebih dulu berlari menjauh darinya. Vivian yang tak mau kalah pun ia mengejar Erland kemanapun kaki laki-laki itu melangkah.
Sedangkan Mommy Della dan Daddy Aiden yang menikmati aksi kucing-kucingan kedua anaknya itu mereka hanya bisa menggelengkan kepalanya. Mereka sudah tak heran akan hal itu yang hampir setiap hari terjadi di dalam rumah tangga mereka. Dan mereka justru sangat senang dan sangat menikmati keharmonisan keluarga mereka sebelum semua anak-anaknya yang masih jomblo menikah seperti kedua anaknya yang lain.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 166 Episodes
Comments
susi 2020
😄😄😄🤣
2023-01-31
0
susi 2020
😂😂😂
2023-01-31
0
Marga Stefani Kaka
widiii bang Erland masih jomblo juga ya wkwkwkw
pengen jadix🤣🤣🤣❤️❤️❤️💋💋
2022-08-13
2