Seperti yang dikatakan Yola sebelumnya, jika Yola hari ini beragenda untuk kembali ke rumah mewah yang sempat dikunjungi Adam kemarin untuk menagih cerita dari satpam yang ia temui kemarin. Dan karena hal tersebut hari ini ia tak mengikuti Adam seperti biasanya.
Sesampainya dirinya di depan rumah mewah tersebut, seperti kemarin ia harus mengendap-ngendap menuju ke arah pos satpam di rumah itu.
"Stttt sttt," Panggil Yola dengan menyembulkan kepalanya di depan pintu pos satpam tersebut. Tapi sayang desisan yang ia lakukan tadi tak mempengaruhi dua satpam yang tengah nyantai di dalam.
"Stttt Pak." Ulang Yola namun dua satpam tadi masih saja tak mendengar suaranya. Hingga karena sebal Yola kini mengambil sebuah kerikil kecil yang berada di bawah kakinya lalu dengan perasaan dongkol ia melempar kerikil tersebut dan…
Takkk!
"Aduh!" rintih salah satu satpam yang terkena lemparan kerikil tadi dan hal tersebut berhasil membuat satpam itu langsung menolehkan kepalanya kearah Yola.
"Sini Pak," ucap Yola dengan suara lirih dan lambaian tangan. Satpam tersebut tampak mengerutkan keningnya namun tak urung ia kini berjalan mendekat kearah Yola yang masih berdiri diambang pintu pos satpam tadi.
"Lho ini si Eneng kemarin kan?" Yola memutar bola matanya malas.
"Panggil saya Yola saja Pak, jangan panggil saya dengan sebutan Neng atau si Eneng," ujar Yola.
"Oh oke baiklah. Neng Yola kesini mau ngapain?" Yola menghela nafas sudah dibilang supaya memanggil dirinya tanpa embel-embel Neng tapi satpam tadi masih saja memanggilnya dengan sebutan itu. Ya sudahlah, Yola pasrah saja.
"Saya mau menagih cerita bapak yang kemarin," ujar Yola yang membuat satpam tadi mengerutkan keningnya. Sepertinya ia lupa akan janji yang ia buat kemarin.
"Cerita apa ya Neng?" Tuh kan benar firasat Yola tadi.
"Bapak beneran tidak ingat soal janji kita kemarin?" Dengan polosnya satpam tersebut menggelengkan kepalanya.
"Ya ampun Pak. Bapak kemarin janji mau ceritain tentang rumah ini dan siapa yang di temui oleh Adam kemarin," ujar Yola yang mulai kesal sendiri.
"Ohhh yang itu. Iya-iya neng saya ingat. Jadi saya mau mulai cerita dari mana ini?" tanya satpam tadi.
"Terserah bapak. Kan bapak yang mau cerita kenapa malah tanya sama saya?" Satpam tersebut tampak menggaruk kepalanya dengan cengiran di bibirnya.
"Iya juga sih Neng. Kalau begitu gimana kita masuk saja dulu Neng. Kita cerita di dalam saja biar enak dan tidak kepanasan," ujar satpam tadi. Dan tanpa mengulur waktu lagi, Yola dengan cepat masuk ke dalam pos satpam tadi yang membuat satu satpam yang lain, yang sedari tadi memperhatikan mereka kini menatap Yola dan temannya secara bergantian.
"Siapa?" bisik satu satpam tadi tepat di telinga temannya.
"Si Eneng yang kemarin aku ceritain ke kamu," ujar satpam tadi yang membuat temannya ber-oh riya.
Yola yang tadi sempat mendengar bisik-bisik yang dilakukan oleh kedua satpam tadi, ia lagi-lagi memutar bola matanya malas.
"Pak, buruan mulai ceritanya," ucap Yola tak sabaran.
"Iya-iya Neng, saya akan mulai sekarang," ujar satpam itu dan kedua satpam tersebut kini duduk di hadapan Yola.
"Jadi gini Neng. Rumah ini tuh rumah yang privasinya sangat dijaga ketat. Jadi tidak sembarangan orang tahu akan rumah ini. Tapi berhubung Neng kemarin beliin saya es krim banyak dan Neng juga teman Tuan Adam, terlebih Neng kemarin juga sudah janji sama saya untuk tidak memberitahukan informasi ini kepada orang lain, jadi saya akan kasih tau rumah ini adalah---"
Tin Tin Tin!
Bunyi klakson mobil lagi-lagi membuat cerita satpam tadi terputus dan hal tersebut membuat Yola menggeram kesal. Kalau terus-terusan begini ia tak akan bisa mendengar cerita satpam itu sampai selesai. Dan kali ini ia tak akan membiarkan satpam itu memutus ceritanya. Jadi saat satpam itu inginkan beranjak dari duduknya dengan cepat Yola menarik lengan satpam tersebut hingga membuat laki-laki paruh baya itu kembali duduk.
"Biar teman bapak saja yang bukain pintu gerbangnya," ucap Yola.
"Tapi Neng---"
"Baiklah bapak saya izinkan untuk membukakan gerbang itu tapi uang yang saya berikan kemarin saya minta lagi," ujar Yola yang berhasil membuat satpam tadi membelalakkan matanya.
"Jangan gitu dong neng. Ya sudah lah saya nutut saja daripada uang yang sudah masuk saku saya kemarin harus saya keluarkan lagi," tutur satpam tadi lalu setelahnya ia memberikan kode kepada temannya untuk segera membukakan pintu gerbang yang langsung di laksanakan olehnya.
"Teruskan pak!" perintah Yola yang diangguki oleh satpam itu.
"Jadi rumah ini adalah rumah keluarga Abhivandya. Neng tau kan nama marga itu?" Yola membelalakkan matanya saat satpam tadi menyebutkan nama marga orang terkenal di negara ini.
"Iya Pak, saya tau. Siapa juga orang di negara ini yang tidak tau nama marga itu. Marga keluarga yang sangat disegani oleh semua orang. Tapi kalau boleh tau kenapa Adam bisa kesini? Apa dia jadi dokter pribadi di rumah ini?" tanya Yola yang langsung mendapat gelengan kepala oleh satpam tersebut.
"Hmmm ada benarnya juga apa yang Neng tadi katakan. Tuan Adam memang salah satu dokter pribadi di rumah ini tapi lebih tepatnya tuan Adam adalah salah satu putra tuan Aiden Abhivandya dan nyonya Della."
"APA?!" teriak Yola yang membuat satpam tadi langsung menutup telinganya. Sedangkan Yola yang menyadari jika teriakannya tadi sangat cetar membahana ia langsung menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Jujur saja ia masih shock setengah mati saat mengetahui fakta jika rumah yang ada di depan matanya saat ini adalah rumah dari orangtua laki-laki yang ia incar. Dan rumah inilah yang selama ini ia cari karena saat ia tahu rumah keluarga Adam maka selangkah lagi ia akan mengetahui semua rahasia Adam yang akan ia tanyakan langsung dengan orangtua laki-laki yang ia incar itu.
Memikirkan hal tersebut membuat bibir Yola kini tertarik ke atas, membentuk sebuah senyuman yang justru membuat kedua satpam yang menatapnya menjadi merinding seketika. Bahkan mereka berpikir jika perempuan yang berada di hadapan mereka kini tengah kesurupan mbak kunti penunggu pos satpam itu, pikir mereka.
"Neng," panggil satpam yang menceritakan tentang rumah tersebut sembari melambaikan tangannya tepat di depan wajah Yola. Dan hal tersebut berhasil menyadarkan Yola dari lamunan gilanya.
Yola yang tadi sempat senyum-senyum sendiri Kini senyuman itu hilang begitu saja bertepatan dengan kembalinya kesadarannya.
"Neng tidak lagi kesurupan kan?" tanya satpam tadi yang membuat Yola langsung melototkan matanya.
"Enak saja. Ya enggaklah Pak. Ishhh udahlah, saya mau pulang saja. Bapak tidak seru soalnya," ujar Yola sembari berdiri dari duduknya. Namun baru beberapa langkah dirinya berjalan, kakinya ia hentikan dan ia menoleh ke arah dua satpam tadi yang masih menatapnya.
"Btw terimakasih ya Pak atas infonya. Lain kali kalau saya kesini lagi saya traktir ayam penyet. Oke?!" Kedua satpam tadi langsung menampilkan senyumannya lalu dua acungan jempol dari kedua satpam tadi Yola terima. Dan setelah itu Yola bergegas kembali menuju ke mobilnya dengan perasaan senang yang teramat besar. Ia tak menyangka selangkah lagi ia akan bertemu dengan calon mertua.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 166 Episodes
Comments
Indar
ayo...semangat yola buat ketemu sama camer..dan ingat yah..jgn malu maluin 😉😉, ditunggu kelanjutannya kak 🤗🤗🥰
2022-08-05
5
VYRDAWZAmut
pastii dibantu sm papa dan mamanya adam
2022-08-05
4
Entin Fatkurina
percaya diri sekali si yola, next dan terima kasih atas upnya yeni.
2022-08-05
3