Yola termenung dengan tatapan kosong lurus ke depan menghadap ke hamparan jalan raya dan indahnya kota dari atas kamar inapnya itu yang untungnya mendapat view yang cukup bagus dengan letak di lantai 8 Rumah Sakit mewah yang ia tempati saat ini. Setelah ucapan dari kedua orang tuanya dan para sahabatnya tadi membuat Yola harus menggalau riya seperti saat ini. Ya, siapa yang tidak galau jika laki-laki incarannya sudah memiliki pacar atau istri seperti yang dikatakan oleh keempat orang tadi. Masa dirinya harus merelakan, merasakan sakit hati dan harus move on terlebih dahulu padahal ia belum melakukan aksi apapun untuk menarik perhatian dokter tampan itu.
Ia terus termenung hingga tak menyadari jika ada seorang suster yang telah masuk ke dalam kamar inapnya dengan membawa makan malam khas makanan dari rumah sakit. untuk ke-4 orang yang tadi menemani dirinya, mereka sudah pulang, meninggalkan dirinya sendiri di rumah sakit. Tapi tenang saja kedua orangtuanya tidak sejahat itu untuk meninggalkan buah hatinya sendirian di rumah sakit. Maka dari itu mereka pulang hanya untuk mengambil baju ganti untuk keduanya dan juga baju ganti Yola.
Suster yang melihat Yola melamun, ia berdehem untuk mencoba menyadarkan gadis itu.
"Ehemmm!" Berhasil, deheman dari suster tadi membuat mata Yola mengerjab beberapa kali sebelum melirik tanpa minat suster itu.
"Kenapa?" tanya Yola.
"Saatnya makan malam. Jangan lupa dimakan dan obatnya juga jangan lupa untuk diminum," ujar suster tersebut dengan nada ketus tanpa senyum sama sekali.
"Taruh saja di situ nanti juga aku makan dan minum obatnya," balas Yola tak kalah ketus.
Suster tadi tak mengeluarkan suaranya kembali, ia hanya fokus menaruh makanan, minuman serta beberapa butir obat diatas nakas dekat brankar Yola. Lalu tanpa mengucapkan permisi terlebih dahulu, suster tadi mulai beranjak dari samping brankar Yola menuju pintu keluar. Tapi belum sempat dirinya sampai di pintu kamar tersebut, suara Yola lebih dulu hentikan langkah kakinya.
"Tunggu!" Suster itu dengan wajah terlihat malas kini menolehkan kepalanya ke arah Yola yang tengah menatap dirinya dari atas sampai bawah.
"Kenapa?" tanya suster tersebut.
"Kamu sudah berapa lama kerja jadi suster di sini?" tanya Yola.
Suster tadi tampak mengerutkan keningnya.
"Kenapa tanya berapa lama aku kerja di sini?" Yola berdecak sebal, tinggal jawab saja apa susahnya sih, batinnya.
"Cuma tanya saja emangnya tidak boleh?" ucap Yola ngegas.
"Tidak sama sekali karena itu merupakan privasi," jawab suster tersebut membuat Yola mencebikkan bibirnya. Ingin sekali ia menampol wajah sok cantik suster itu, tapi sayangnya tenaganya saat ini masih lemah jadi ia akan membiarkan suster tersebut berlagak sok cantik sebelum nanti ia menghilangkan wajah yang penuh dengan make up itu.
"Ya sudah kalau tidak mau memberitahu tentang hal itu. Aku juga tidak memaksa. Dan lebih baik kamu pergi sana, dasar sok cantik, perusak pemandangan," ujar Yola membuat suster tersebut tampak memelototkan matanya sebelum dirinya beranjak dari sana dengan menghentakkan kakinya karena sebal akan ucapan dari Yola tadi. Enak saja dirinya dikatain merusak pemandangan dan sok cantik, justru harusnya perempuan yang menurutnya menyebalkan dan kurang belaian kasih sayang itu berterima kasih kepadanya berkat wajah cantik dan body bak gitar Spanyolnya itu menambah indah pemandangan yang ada di hadapan perempuan tersebut.
"Dasar perempuan menyebalkan. Kalau iri itu bilang. Secara jika aku dibandingin dengan dia, dia tidak ada apa-apanya, jauh di bawah aku. Dari paras saja sudah sangat jelas jika aku lebih cantik dari dia yang wajahnya B aja. apalagi dia mau mengalahkan body aku ini, maaf maaf nih ya kalau boleh jujur tidak ada seorang perempuan pun yang bisa mengalahkan body aduhaiku ini. Dan dia malah mau menyaingiku. Ck, dasar perempuan kurang belaian mana juga nggak punya kaca lagi. Miris sekali hidup dia," gumam suster tersebut dengan menatap pintu kamar inap Yola yang sudah tertutup kembali.
Seakan-akan ia tadi berbicara di depan wajah Yola langsung bukan di depan pintu kamar inap perempuan itu. Bahkan saking sebalnya ia sempat meninju-ninju angin di depan pintu kamar tersebut sebelum akhirnya ia memilih pergi dari hadapan pintu tadi saat ia menyadari jika banyak pasang mata yang melihat aksinya itu. Dan mungkin mereka semua kini tengah berbisik-bisik manja menggosipkan dirinya. Dan hal tersebut membuat rasa kesal di dalam hatinya semakin melonjak hingga ia menyumpah serapai orang-orang yang melihat aksinya tadi tak lupa ia juga menyumpahi Yola, karena berkat perempuan itu, dia menjadi objek dari penggosipan para orang-orang yang masih berkunjung di rumah sakit tersebut.
tak jauh berbeda dari suster tadi, Yola yang berada di dalam kamar inapnya tanpa mengubah posisi duduknya yang menghadap ke arah pemandangan di luar sana, ia juga telah menggerutu.
"Ck, gak like deh sama suster sialan itu. Bisa-bisanya dia ketus sama pasien," gerutu Yola dengan kerucutan di bibirnya.
"Dan apa mungkin yang dikatakan oleh Mama, Papa, Amel sama Keni tadi benar kalau dia adalah pacar dari dokter Adam. Makanya dia berani ketusi aku kayak tadi? Tapi masak iya sih dia pacarnya dokter Adam kok kayak dokter Adam bodoh banget gitu loh cari pacar modelan kayak ondel-ondel itu. Cantikan juga aku. Dia cantik juga gara-gara make up tebal dia ahhhh lebih tepatnya dia kayak tante-tante yang sering nongkrong di lampu merah kalau malam-malam gini. Sedangkan aku, cantiknya natural pakai banget. Kalau mau pakai make up juga tipis gak menor kayak dandanan suster sialan itu. Tapi kenapa dokter Adam malah tersepona ehhh terpesona sama ondel-ondel itu sih. Arkhhhh menyebalkan menyebalkan menyebalkan." Yola memukul-mukul bantal yang sedari tadi berada di pangkuannya itu dengan sesekali ia menggigit bantal tersebut untuk meluapkan emosinya.
"Tapi tunggu. Aku gak boleh percaya begitu saja dengan tebakan dari 4 orang tadi sebelum aku tanya langsung sama dokter Adam. Ya, aku harus tanya dokter Adam sekarang juga daripada aku nanti tidak bisa tidur gara-gara memikirkan hal ini," ujar Yola sembari turun dari atas brankar secara perlahan. Untung saja kakinya tak terluka parah karena kejadian tadi pagi dan hanya mendapat lecet lecet saja. Alhasil ia bebas ingin jalan ke mana saja yang ia mau. Salah satunya malam ini, ia akan mencari keberadaan dokter Adam yang semoga saja masih ada di rumah sakit ini dan belum pulang. Jika dokter Adam sudah pulang, ya derita dirinya kalau tidak bisa tidur untuk malam ini.
Langkah Yola terhenti saat dirinya sudah keluar dari dalam kamar inapnya. Ia memukul kepalanya sendiri yang masih terperban itu hingga membuat dirinya mendesis merasakan nyeri di kepalanya.
"Stttt sakit anjir. Tapi aku ngerasa bodoh banget di sini. Aku kan tidak tahu ruang kerja dokter Adam itu dimana? di lantai bawah atau di lantai paling atas atau malah di lantai lain. Terus kalau kayak gini aku harus gimana? Ya kali aku cek satu persatu ruangan yang ada di rumah sakit ini. Yang ada aku nanti pingsan dulu sebelum ketemu dan bertanya tentang hubungan dokter Adam dan suster sialan itu. Ck," gumam Yola dengan menggigit kuku tangannya. Hingga ia melihat seorang suster yang berjalan melewati dirinya dan saat itulah sebuah ide muncul di otaknya.
"Suster. Tunggu!" ucap Yola yang membuat suster yang melewati dirinya tadi berhenti dan memutar tubuhnya menghadap ke arah Yola.
"Ada yang bisa saya bantu kak?" tanya suster tadi dengan suara yang lembut dan jangan lupakan senyuman yang tercetak di bibir perempuan tersebut. Sangat jauh jika dibandingkan dengan suster sialan itu.
"Saya mau tanya aja kok Sus," ucap Yola dengan membalas senyuman suster tadi.
"Kalau saya tahu akan saya jawab tapi kalau tidak saya mohon maaf." Yola menganggukkan kepalanya.
"Kalau suster gak tau gak papa kok. Dan saya mau tanya suster kira-kira tahu nggak ruang kerja dokter Adam itu dimana dan lantai berapa?" Suster tersebut tampak mengerutkan keningnya. Sepertinya ia mulai penasaran dan curiga dengan Yola karena mencari letak ruang kerja dokter Adam sekaligus direktur di rumah sakit tersebut.
"Kalau boleh tahu Kakak cari ruangan kerja dokter Adam untuk apa ya?" tanya suster itu untuk memastikan jika Yola tak memiliki niat terselubung, contohnya menculik atau malah berniat membunuh dokter tampan itu.
"Ahhhh begini Sus, saya itu sebenarnya sudah tidak betah di sini. Jadinya saya mau bernegosiasi dengan dokter Adam supaya saya diperbolehkan pulang malam ini," alibi Yola.
"Kenapa tidak pihak keluarga saja yang bernegosiasi?" tanya suster tersebut yang mengharuskan Yola memutar otaknya kembali.
"Orang tua saya sudah pulang. Makanya saya mau tak mau harus menemui dokter Adam sendiri. Lagian ya Sus di rumah sakit sendiri tanpa ada yang menemani itu serem banget tau. Jadinya saya mau pulang saja setidaknya kalau di rumah saya bisa merasa aman tidak seperti di sini, mata baru merem sebentar saja otak langsung travelling, takut-takut ada yang mengawasi dari pojok kamar kan serem. Jadi demi kedamaian saya, saya mohon Sus, kasih tahu dimana ruangan dokter Adam. Karena jujur saja saya tidak mau lama-lama di rumah sakit ini. Ayolah Sus kasih tahu saya," mohon Yola dengan goyang-goyangkan lengan suster tadi seperti anak kecil.
Suster tersebut yang tadi sempat terdidik mendengar ucapan Yola kini ia menghela nafas sebelum dirinya menganggukkan kepalanya.
"Baiklah saya akan kasih tahu ruang dokter Adam dimana. Tapi jangan mencoba untuk berbuat macam-macam dengan dokter Adam karena rumah sakit ini banyak CCTV-nya." Yura menganggukan kepalanya antusias.
"Jadi ruangan dokter Adam di lantai 1. Kalau dari lobi, kamu lurus aja nanti, kalau kamu menemukan satu ruangan khusus untuk istirahat para suster, kamu belok kanan. Lurus aja karena di sisi sana ruangan khusus pada dokter. Nanti kamu cari saja nama dokter Adam yang ada disebuah papan di samping pintu," ujar suster tersebut yang semakin membuat Yola melebarkan senyumannya.
"Baik Sus, saya paham. Terimakasih, saya permisi dulu. Mari sus," ujar Yola yang diakui oleh suster tadi dan setelahnya dengan sorakan di dalam hatinya, ia melangkahkan kakinya ke arah lift yang berada di lantai 8 yang nantinya akan mengantarkan dirinya ke lantai 1.
"Dokter Adam, I'm coming," gumam Yola dengan senyuman yang merekah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 166 Episodes
Comments
Asih
Yola mau mluncurkan aksinya🤭
2023-08-19
0
ENDAH_SULIS
knp aku ilfil SM Yola...
2023-01-29
1
Yanih Wahyuni
niat banget yol.
2022-10-12
1