Pagi harinya, seperti semalam Yola masih menggalau memikirkan cintanya yang terpaksa harus kandas sebelum ia memulainya. Dengan kerucutan di bibirnya ia memiringkan posisi tidurnya menghadap ke arah jendela yang mengarah ke pemandangan yang ada di jalan raya ibu kota. Mata sembab karena semalaman ia menangis dalam diam tak ia hiraukan. Bahkan sampai sekarang pun tak urung ia masih meneteskan air matanya kala mengingat perkataan suster ondel-ondel tadi malam yang begitu sangat menyesakkan di hatinya.
Untuk kedua orangtuanya, mereka masa bodoh dengan hal tersebut karena sudah biasa bagi mereka melihat anak bungsu mereka menangis karena seorang laki-laki. Karena mereka cukup lelah menasehati Yola agar tak terjerat dalam pesona seorang laki-laki dan menaruh harapan lebih dari seorang kaum adam yang belum ia ketahui seluk-beluknya lebih dalam seperti kasusnya saat ini. Walaupun sebenarnya kasus yang ia alami saat ini bukanlah kasus pertama melainkan kasus yang kesekian kalinya, tapi tetap saja membuat Yola tak kapok sama sekali dan justru malah mengulang kasus yang sama setiap dirinya melihat laki-laki tampan yang masuk ke dalam kriteria laki-laki idamannya. Dan lihatlah sekarang dirinya masih mendapat sakit hati untuk kesekian kalinya.
Keterbengongan Yola tersadar saat bunyi pintu kamar inapnya terbuka dan dengan cepat ia menghapus air matanya dan menolehkan kepalanya untuk melihat Siapa yang masuk ke dalam kamar inapnya itu yang ternyata adalah Kakaknya yang kini menampilkan senyum mengejek kepadanya. Ia yakin sebentar lagi Kakak laknatnya itu pasti meledek dirinya perkara sakit hati yang ia rasakan saat ini dan tak perlu ditanya dari siapa Kakaknya itu tahu masalah tersebut yang pasti dari mulut ember kedua orangtuanya. Menyebalkan.
"Hei adikku tersayang. Bagaimana keadaanmu saat ini? Sudah lumayan mendingan atau tambahan hancur. Kakak rasa sakit kamu tambah parah, apalagi hati kamu saat ini pasti hancur berkeping-keping kan? Kasihan sekali sih Adik aku ini. Utu utu utu," ucap kakak Yola yang bernama Joy. Perempuan menyebalkan setelah ibunya.
Yola yang mendengar ejekan dari sang kakak pun ia memutar bola matanya malas dan memilih menutup seluruh tubuhnya dengan selimut. Ia tak mengizinkan kakak laknatnya itu menyentuh pipinya.
Joy kini mencebikkan bibirnya saat tangannya berhenti di udara ketika dirinya berniat untuk menyentuh tubuh adiknya itu.
"Kakak tau adik Kakak yang malang ini habis patah hati untuk kesekian kalinya. Makanya Kakak meluangkan waktu buat jenguk kamu dari jadwal Kakak yang padat ini. Dan saat Kakak sampai disini kamu malah menutup tubuh kamu sama selimut ini. Sialan emang kamu itu ya," geram Joy dengan menarik paksa selimut yang Yola gunakan untuk menutup seluruh tubuhnya hingga berhasil menjauh dari tubuh sang adik.
"Aku gak minta kamu buat kesini. Lagian kalau kamu gak kesini buat jengukin aku, aku malah lebih damai daripada kamu kesini seperti sekarang yang justru buat aku tambah badmood," ujar Yola dengan menarik kembali selimut tadi hingga ke kepalanya.
Dan ucapan dari Yola tadi membuat Joy membelalakkan matanya.
"Kurang ajar banget ya kamu jadi adik. Harusnya kamu itu bersyukur karena dijenguk sama perempuan cantik nan seksi, model terkenal lagi seperti Kakak ini, tanpa harus merogoh kocek dulu seperti orang-orang lain di luar sana yang mau ketemu sama Kakak aja harus ngeluarin uang dulu. Lah kamu, ketemu Kakak udah gratis tapi tidak bersyukur sama sekali. Menyebalkan. Pantas saja kamu gak pernah kesampaian bersanding dengan laki-laki incaran kamu selama ini karena Kakak yakin itu adalah bentuk karma dari Tuhan karena kamu sering durhaka sama Kakak," ucap Joy dengan bersedekap dada namun tubuhnya sudah ia dudukan di pinggir brankar sang adik.
"Tidak ada hubungannya sama sekali. Kamu cuma Kakakku yang juga sering laknat sama aku. Jadi apa yang aku lakukan ke kamu itu bentuk dari pembalasan karena ulah kamu yang sering nyuruh aku buat inilah itulah. Emang kamu kira aku ini babu kamu apa?!" semprot Yola tak mau kalah.
"Lah kan emang kamu babu aku. Dan itu salah satu pekerjaan dari seorang adik yang wajib menuruti semua perintah dari Kakaknya," ucap Joy.
"Cih, itu hanya berlaku untuk orang-orang lemah saja yang mau ditindas sama Kakaknya sendiri. Tapi maaf-maaf nih ya, aku bukan mereka yang gampang banget dibohongi. Mana tidak dapat gaji lagi. Ck, mending waktunya dimanfaatkan buat rebahan saja," ujar Yola.
Joy yang merasa tak terima dengan ucapan sang adik, ia berniat untuk membalas ucapan tersebut. Namun baru saja bibirnya terbuka dan belum sempat mengeluarkan kata-kata indahnya, pintu kamar inap Yola kembali terbuka yang membuat atensi semua orang yang ada di dalam ruangan tersebut menoleh ke arah pintu, tak terkecuali dengan kedua orangtua Yura dan Joy yang sedari tadi hanya diam saja sembari memakan makanan ringan untuk menemani mereka menyaksikan pertengkaran dari kedua anaknya tanpa berniat memisahkan keduanya.
Dan pintu yang terbuka itu memunculkan dokter tampan dan juga suster yang selalu mengintil di belakangnya yang membuat Yola semakin panas saja. Bahkan dirinya yang tadi sudah menurunkan selimutnya, sekarang ia naikkan kembali seperti semula. Ia lagi tak mood melihat wajah kedua orang yang membuat dirinya galau maksimal sejak tadi malam.
Dokter tampan itu yang tak lain dan tak bukan adalah dokter Adam, seperti biasa ia membungkukkan tubuhnya sesaat untuk memberikan salam kepada kedua orangtua Yola sebelum dirinya mendekati brankar gadis tersebut.
Sedangkan Joy yang masih anteng duduk di pinggir brankar Yola, ia menatap ke arah dokter Adam dan mengamati wajah dokter tersebut sebelum penglihatannya beralih ke arah suster di belakang dokter Adam yang tengah senyum-senyum sendiri menatap punggung dokter tampan tersebut yang membuat Joy bergidik ngeri.
Ia berdiri dari duduknya saat dokter Adam dan suster gila itu sampai di samping brankar adiknya. Ia menatap kembali ke arah suster tadi yang masih tersenyum sebelum Joy kini mendekati dokter Adam yang telah menatap Yola dengan kening yang berkerut. Mungkin ia heran dengan pasiennya yang menutup seluruh tubuhnya menggunakan selimut itu.
Tapi tatapannya itu ia alihkan saat bahunya merasakan tepukan dari seseorang yang sekarang telah berdiri di sampingnya.
"Dok, saya sarankan dokter habis ini mencari Ustadz yang bisa meruqyah orang atau kalau tidak yang bisa menyembuhkan orang yang lagi kesurupan." Dokter Adam memincingkan alisnya tak paham dengan arah pembicaraan perempuan di sampingnya itu.
Joy yang paham akan keterbingungan dari dokter Adam itu, ia menunjuk kearah suster yang masih berdiri tak jauh di belakang tubuh dokter Adam menggunakan dagunya yang langsung diikuti oleh dokter Adam yang menetap sekilas ke arah suster tersebut yang justru kini menundukkan kepadanya. Tampak malu-malu meong.
"Sepertinya dia lagi kesurupan Dok. jadi Saya harap dokter hati-hati saja. Dan seperti yang saya katakan sebelumnya, cepat cari Ustadz untuk menyembuhkan perempuan itu sebelum setan yang merasuki tubuhnya sudah melekat ke tulang dia dan justru tidak mau keluar dari tubuh dia. Kan kasihan nanti dia bisa gila. Dan masa iya dokter tampan seperti dokter ini mempunyai suster gila, kan gak banget," ucap Joy yang sengaja suaranya ia kencangkan hingga membuat suster tersebut menegakkan kembali kepalanya dengan delikkan mata tak terima dengan apa yang dikatakan oleh perempuan di samping dokter Adam.
Dan ucapan Joy tadi membuat Yola yang turut mendengar ucapan tersebut terkekeh dari dalam selimut. Memang mereka akan kompak jika dalam hal menistakan orang lain seperti saat ini. Tapi di luar itu, jangan tanya lagi mereka layaknya Tom and Jerry yang tak pernah akur sama sekali tapi walaupun begitu, mereka tetaplah sepasang kakak beradik yang saling menyayangi walaupun dengan caranya sendiri, dengan lewat pertengkaran mereka contohnya.
Dan setelah mengucapkan hal tersebut Joy bergerak menghampiri kedua orangtuanya yang membuat ia berdetak malas melihat tingkah orangtuanya saat ini yang terlihat seperti seorang ABG yang tengah berpacaran di bioskop.
Sedangkan dokter Adam, ia memutar bola matanya sebelum tangannya bergerak membuka selimut yang menutupi tubuh Yola dan mulai memeriksa pasiennya yang tampak menahan tawanya dengan tatapan mata yang ia tujukan kearah suster yang juga tengah menatap Yola dengan tatapan permusuhan.
...****************...
Ayo dong kalian juga semangat kasih LIKE, VOTE, HADIAH sama Komennya dong. Masak aku aja yang semangat buat up tapi kalian gak, sad kan aku jadinya 😭 Ayo bisa lah 100 Like per-eps. Nanti kalau semua eps sudah mencapai angka like segitu aku besok akan kasih crazy up. Jadinya yuk semangat. Like gratis lho. Yuk semua semangat! fighting 💪
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 166 Episodes
Comments
Herlina Lina
/Smile//Smile//Smile/
2024-02-22
0
Karate Cat 🐈
ruqyah aja itu susternya, sebelum berubah wujud jadi suster ngesyot saking horor kelakuannya 🤣🤣🤣
2023-03-01
0
Dwi Aafiyah Imtinan
semangat yola
2022-08-06
1