Dengan langkah cepat Yola menelusuri setiap ruangan sesuai dengan yang dikatakan suster tadi. Hingga senyumannya kini merekah saat matanya melihat nama Adam yang tertempel di samping pintu di hadapannya.
Yola berdehem sesaat dengan memperbaiki tatanan rambut setelah itu ia melihat pakaian rumah sakit yang melekat di tubuhnya, memastikan jika pakaian itu sudah rapi. Sebelum akhirnya ia mulai mengetuk pintu di depannya.
Tok tok tok!!!
Tiga ketukan sudah ia layangkan di pintu tersebut namun ia tak mendengar sahutan dari dalam. Yola mengurutkan keningnya namun tak urung tangannya kini bergerak kembali untuk mengetuk ulang pintu tersebut, siapa tahu tadi dokter Adam tak mendengarnya, pikir Yola.
Tok tok tok!!!
"Dokter Adam, apakah kamu di dalam? Jika iya, jawab dong!" teriak Yola. Namun nihil, hasilnya masih sama seperti sebelumnya yaitu sunyi, tak ada jawaban dari sang pemilik ruangan tersebut. Dan hal itu mengharuskan ia kembali mengetuk pintu di hadapannya, tapi lama kelamaan ketukan pintu itu berubah menjadi gedoran.
"Dokter Adam! Saya Yola. Bolehkah saya masuk. Please saya harus berbicara empat mata dengan dokter!" teriak Yola kembali.
"Kalau dokter tidak bukain pintunya, aku dobrak lho." Sayang seribu sayang ucapannya atau lebih ke ancaman itu masih tak mendapat respon dari pemilik ruangan.
"Baiklah. Jangan salahkan saya ya dok kalau pintu ini rusak parah dan dokter harus menggantinya besok pagi." Yola kini memundurkan tubuhnya beberapa langkah ke belakang, berancang-ancang untuk mendobrak pintu tersebut.
Ia meregangkan otot-otot di tubuhnya terlebih dahulu sebelum akhirnya ia berlari ke arah pintu tadi namun...
"Ehhhh tunggu!" Teriakan seseorang yang tak jauh dari tempatnya membuat dirinya kehilangan kefokusan dan berakhir bukan tubuhnya yang mendarat di pintu ruangan dokter Adam namun wajah mulusnya lah yang sekarang menghantam pintu itu gara-gara dirinya berusaha mengerem laju larinya. Hingga lihatlah ia kini meringis kesakitan dengan memegangi kening serta hidungnya.
Sedangkan orang yang meneriaki dirinya tadi sekarang telah berdiri di sampingnya dengan kedua tangan bersedekap dada.
"Apa yang kamu lakukan di depan ruang kerja dokter Adam hah?" tanya orang tersebut dengan nada suara yang benar-benar tak bersahabat.
Yola yang tadinya masih meringis kesakitan dan mengumpati pintu di hadapannya itu. Kini ia merubah posisi berdirinya untuk menghadap ke arah seseorang yang dengan beraninya menghentikan aksinya tadi. Dan saat ia melihat orang tersebut, rasa sakit yang ia rasakan tadi seakan-akan hilang begitu saja hingga tangannya yang tadi memegang hidung Serta dahinya terlepas dan kini berpindah memegangi pinggangnya. Ia berkacak pinggang dengan berani di hadapan seorang suster perempuan yang sayangnya sangat dia benci. Suster yang diyakini menjadi pacar dokter Adam dan Yola baru mengetahui namanya yaitu suster Nana.
"Bukan urusanmu," ujar Yola tak kalah ketus dari ucapan suster Nana.
"Bukan urusanku, katamu? Heyyy, apa yang kamu lakukan tadi itu sangat meresahkan untuk semua dokter dan suster atau mungkin para pengunjung rumah sakit ini. Suara toa kamu itu perlu kamu ketahui terdengar sampai lobi. Dan aku yang merupakan salah satu suster disini berhak menegur aksi kamu itu," semprot suster Nana.
"Dan apa perlu aku ingatkan jika kamu sekarang itu lagi berada di kawasan rumah sakit bukan hutan yang seenaknya bisa bersuara keras?" sambung suster Nana.
Yola yang baru sadar akan kelakuannya tadi ia merasa bersalah tapi sebisa mungkin ia harus mempertahankan ekspresi wajahnya yang sebisa mungkin ia buat garang.
"Oke aku akui memang aku salah. Tapi semua itu bukan kesalahanku seutuhnya. Kalau aku salah berarti dokter Adam juga lebih salah daripada aku," ucap Yola.
"Berani-beraninya ya kamu melibatkan dokter Adam atas kesalahanmu."
"Lho iya dong, karena yang mendasari Aku melakukan hal seperti tadi karena dokter Adam tidak membukakan pintu ini. Jadi---" belum juga ucapan Yola selesai, suster Nana lebih dulu memotongnya.
"Ada urusan apa kamu dengan dokter Adam?"
"Kepo. Kamu tidak perlu tau tentang urusanku dengan dokter Adam," ujar Yola.
"Aku perlu tahu semuanya yang berkaitan dengan dokter Adam dan rumah sakit ini," ucap suster Nana tak mau kalah.
"Oh ya, memangnya kamu siapanya dokter Adam sampai semua yang menyangkut tentang dokter Adam, kamu juga harus tahu? Kalau masalah rumah sakit oke lah aku mencoba untuk memahaminya karena kamu yang bekerja disini juga harus menjaga nama baik rumah sakit ini." Yola menatap tajam ke arah suster itu walaupun tak bisa ia pungkiri jika jantungnya kini berdetak kencang, takut suster di depannya itu menjawab hal yang tak ingin Ia dengar.
Sedangkan suster Nana, ia tampak tersenyum lalu kakinya ia langkahkan lebih mendekati tubuh Yola. Hingga saat jarak keduanya sudah menipis, suster Nana mulai angkat suara.
"Kamu mau tahu aku siapanya dokter Adam?" Yola terdiam, tak menggeleng ataupun mengangguk. Ia hanya menatap tajam tepat di manik mata suster Nana. Walaupun ia sangat muak dengan senyuman perempuan itu.
"Oke akan aku kasih tahu kamu, aku ini siapanya dokter Adam. Mohon didengar baik-baik ya." Yola masih diam, menunggu kelanjutan perkataan dari suster Nana.
"Aku ini suster pribadi dokter Adam yang selalu bersama dia saat bertugas. Dia tidak akan bisa jauh-jauh dariku karena kata beliau hanya aku suster yang bisa dia andalkan." Yola mencebikkan bibirnya dengan memutar bola matanya malas.
Namun apa yang dilakukan oleh Yola tadi tak dihiraukan oleh suster Nana.
"Dan selain itu, aku adalah perempuan spesial di hidupnya. Kamu harusnya paham dong apa yang aku maksud perempuan spesial itu?" Hati Yola tampak bergemuruh bahkan kedua tangannya terkepal erat di samping tubuhnya.
"Ah pasti kamu tidak paham, maklumlah kepala kamu kan habis kebentur aspal jalan dan mungkin karena itu kamu jadi bodoh. Tapi tak apa, Nana yang cantik ini akan menjelaskan lebih singkat tapi mudah dipahami olehmu." Suster Nana kini mendekatkan wajahnya ke samping telinga Yola.
"Aku ini adalah pacar dokter Adam."
Deg!
Hati Yola seakan mencelos keluar mendengar perkataan suster Nana. Bahkan tatapan matanya kini kosong menatap ke depan sebelum ucapan suster Nana menyadarkan dirinya kembali.
"Maka dari itu, mulai sekarang jauhi dokter Adam karena tak etis saja jika perempuan mengejar cinta laki-laki yang sudah mempunyai tambatan hati," ujar suster Nana dengan tampang mengejek tak lupa tangannya terus bersedekap di depan dadanya.
"Oh ya satu lagi, sepertinya niat kamu untuk bertemu dengan dokter Adam harus terkubur untuk malam ini karena kekasihku itu sudah pulang 1 jam yang lalu," sambung suster Nana.
"Dan lebih baik kamu sekarang balik ke kamar kamu sana. Kalau masih mau di sini ya silakan. Tapi minggir, jangan menghalangi jalanku karena aku sekarang mau masuk ke ruangan kekasihku!" Suster Nana dengan kasar mendorong bahu Yola ke samping yang membuat posisi berdiri Yola tergeser dan memberikan ruang untuk suster Nana bergerak masuk ke dalam ruang kerja dokter Adam. Dan yang semakin membuat Yola mengepalkan tangannya, ia melihat suster sialan itu membawa kunci ruangan laki-laki incarannya yang sepertinya ia harus menghentikan perjuangannya itu setelah mengetahui fakta yang sangat menyesakan di hatinya tadi.
Suster Nana yang sudah berhasil membuka pintu ruang kerja dokter Adam dengan cepat ia masuk ke dalam dan…
Brakkk!!!
Pintu itu ia tutup dengan kasar yang membuat Yola terkejut.
"Sialan! Suster ondel-ondel sialan. Tante peot! Kurang ajar!" umpat Yola sembari memberikan tendangan di pintu tersebut hingga membuat ia meringis merasakan jari jempol kakinya berdenyut sakit.
"AWS, sialan! Nana sialan awas kamu ya. Jangan mentang-mentang dokter Adam adalah kekasihmu, jadi kamu bisa seenaknya begitu dengan pasien di rumah sakit ini. Lagian aku yakin kamu hanya dipacari oleh dokter Adam saja tapi tidak dinikahi. Karena sebelum hal itu terjadi aku yakin dokter Adam akan sadar jika kamu itu tidak pantas untuknya dan yang lebih pantas bersanding dengannya di pelaminan adalah aku!" teriak Yola membahana dengan menggedor pintu ruangan itu beberapa kali untuk melampiaskan amarahnya. Sebelum dirinya merasa kelelahan sendiri dan memilih untuk pergi dari depan ruangan tersebut dengan kaki yang ia hentak-hentakan tak lupa bibirnya sekarang sudah mengerucut beberapa senti kedepan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 166 Episodes
Comments
Asih
makin seru ni ...
2023-08-19
0
Fitriyani
lagian yola nya pun ky g berattitude gt sih...🤭🙏
2023-06-26
1
ENDAH_SULIS
model Yola jodohnya preman Lbh bagus
2023-01-29
0