Tepat di hari berikutnya, Yola tengah berdiri di depan cermin dengan senyum yang bercetak jelas di bibirnya saat memandangi penampilannya yang tampak anggun nan cantik di pantulan cermin itu. Ya, tepat di hari itu juga Yola berniat untuk berkunjung di rumah yang kemarin sempat ia kunjungi. Siapa lagi kalau bukan rumah orangtua Adam alias rumah keluarga Abhivandya. Dan setelah memastikan sikap penampilannya sudah perfect, Yola segera mengambil tas kecil kemudian ia segera keluar dari dalam kamarnya.
Saat dirinya telah sampai di lantai satu rumahnya, ia melihat Mama Erika tengah duduk-duduk santai di depan televisi dengan coklat panas serta beberapa cemilan yang menemani waktu santainya itu.
"Dasar emak-emak sosialita. Tinggal ongkang-ongkang saja duit sudah ngalir gitu saja. Panutan memang emak satu ini, sangat memotivasi anaknya," gumam Yola sembari berjalan mendekati Mama Erika.
"Ma," panggil Yola saat dirinya sudah berdiri disamping tempat duduk sang Mama.
"Hmmmm?"
"Yola mau izin keluar sebentar," ujar Yola yang langsung membuat sang Mama mengalihkan pandangannya ke arahnya.
Ia menatap penampilan anaknya itu dari atas sampai bawah dengan alis yang terangkat satu.
"Tumben rapi bener. Memangnya kamu mau pergi kemana?" Yola tersenyum dan saat ia ingin menjawab pertanyaan dari Mama Erika, wanita paruh baya itu justru membuat bibirnya kembali tertutup saat suara Mama Erika lebih dulu mendahuluinya. Ahhh lebih tepatnya menjawab pertanyaannya sendiri.
"Mama tahu, kamu pasti mau mengikuti dokter tampan itu kan? Kalau begitu ngapain kamu pakai acara pamit Mama segala, toh biasanya kamu langsung kabur gitu saja. Dan semoga hasil yang akan kamu dapatkan hari ini tidak bikin hatimu sakit. Karena Mama malas kalau harus mendengar tangisanmu itu," ujar Mama Erika yang membuat Yola mengembungkan pipinya, merajuk.
"Ck, Mama---"
"Apa?" Yola mengerucutkan bibirnya.
"Dan ekspresi apa ini? Sangat menjijikkan sekali. Sudah jauh-jauh sana dari Mama sebelum Mama muntah gara-gara lihat ekspresi memuakkanmu itu," usir Mama Erika.
"Ck, punya Mama jahat banget sih berasa jadi anak tiri," ucap Yola sebelum dirinya berjalan meninggalkan Mama Erika dengan sesekali ia menghentak-hentakkan kakinya dengan kesal.
Sedangkan Mama Erika yang melihat kekesalan di wajah sang anak pun ia kini terkekeh sebelum ia berteriak, "Uang jajan kamu sudah Mama transfer!" teriakan dari mama Erika masih bisa didengar oleh Yola hingga membuat tangan gadis itu kini bergerak mengambil ponselnya. Dan bibirnya yang sempat mengerucut tadi kini kembali tersenyum saat melihat notifikasi transfer dari Mama Erika telah masuk ke dalam rekeningnya.
"Thanks Ma. Love you sekebon pokoknya!" teriak Yola yang membuat Mama Erika menggelengkan kepalanya. Anaknya itu memang sangat gampang sekali merubah moodnya.
Yola kini telah masuk ke dalam mobilnya lalu menjalankan mobil tersebut menuju ke alamat rumah sang calon mertua. Dan hanya butuh beberapa menit saja, akhirnya ia telah sampai di tempat tujuannya. Dan untuk kali ini ia akan membawa mobilnya ke dalam area rumah mewah itu dan tak akan meninggalkannya lagi di seberang jalan di depan rumah tersebut.
Tin tin tin!!!
Yola membunyikan klakson mobilnya saat dirinya telah sampai di depan pagar menjulang tinggi yang menutupi rumah mewah tersebut. Tak berselang lama salah satu satpam yang kemarin sempat berbincang dengannya yang tak lain dan tak bukan adalah satpam Kirno datang menghampiri mobilnya. Dan hal tersebut membuat Yola kini menurunkan kaca mobilnya akan mempermudah berkomunikasi dengan laki-laki paruh baya tersebut.
Sedangkan satpam Kirno yang melihat jika si pemilik mobil adalah perempuan yang sama seperti yang menemuinya kemarin dan perempuan yang tak diperbolehkan untuk kembali berkunjung di rumah tersebut oleh Adam, ia membelalakkan matanya.
"Si Eneng ngapain ke sini?" tanya satpam Kirno.
"Selamat siang bapak satpam." Bukannya menjawab pertanyaan dari satpam tadi, Yola malah menyapanya.
"Iya-iya neng, selamat siang juga. Neng kenapa kesini lagi?" tanya ulang satpam Kirno.
"Saya mau bertamu di rumah ini Pak," jawab Yola tanpa melunturkan senyumannya tadi.
"Hah? Apa? Tidak. Tidak bisa, Neng tidak boleh bertamu di rumah ini mulai dari sekarang ataupun di hari selanjutnya. Pokoknya sampai kapanpun Neng tidak boleh menginjakkan kaki Neng di area rumah ini." Senyum Yura ketika hilang saat mendengar penuturan dari satpam tadi.
"Lho kenapa saya tidak diperbolehkan bertamu di rumah ini? Saya bukan mau melakukan tindak pidana dalam bentuk apapun lho Pak. Toh saya juga tidak pernah melakukan kesalahan yang membuat saya tidak boleh berkunjung ke sini. Lagian hari ini saya mau bertemu sama Nyonya di rumah ini bukan mau bertemu sama bapak. Jadi yang berhak memutuskan saya boleh masuk atau tidak adalah beliau bukan bapak," ujar Yola.
"Pokoknya neng tidak diperbolehkan memasuki area rumah ini lagi mau itu bertemu dengan pemilik rumah atau bertemu saya sekalipun," ujar satpam Kirno. Yola yang sepertinya sudah terpancing emosi pun ia kini turun dari mobilnya setelah mematikan mesin mobil pribadinya itu.
"Alasannya apa Pak sehingga saya tidak diperbolehkan menginjakkan kaki saya di sini? kasih saya alasan yang jelas. Jika Bapak tidak memberikan alasan yang jelas saya tidak akan pergi dari sini sampai kapanpun," ancam Yola sembari menyandarkan tubuhnya di body mobilnya tak lupa kedua tangannya kini sudah terlibat di depan dadanya.
Satpam Kirno mendengus, sangat keras kepala sekali perempuan didepannya ini, batinnya.
"Cepat Pak, katakan alasannya sebelum saya nanti bertindak nekat lho," ucap Yola tak sabaran. Ia penasaran siapa yang memberikan perintah seperti ini kepada laki-laki paruh baya itu? Karena ia yakin satpam Kirno tak akan pernah berani mengatakan hal tersebut jika tidak disuruh oleh seseorang.
"Apa yang akan neng lakukan?" Yola menyeringai sebelum ia mendekatkan wajahnya ke wajah satpam Kirno hingga kini bibirnya berada di samping telinga laki-laki paruh baya tersebut.
"Nabrak pagar itu sampai rusak dan tanpa bantuan dari bapak lagi untuk membukakan pintu gerbang itu, saya akan masuk sendiri. Atau lebih parahnya saya bisa membuat keributan di sini dan menyewa beberapa warga untuk melakukan demo di depan rumah ini," bisik Yola. Dan setelah mengucapkan hal tersebut ia kembali menjauhkan wajahnya. Dan saat itu pula ia bisa melihat ekspresi wajah satpam Kirno yang mulai tampak panik.
"Ya sudah begini saja, saya kasih pilihan ke bapak. Bapak mau kasih tahu siapa yang memerintahkan bapak untuk melarang saya bertamu di rumah ini atau bapak membukakan gerbang itu dan mengizinkan saya masuk saja? Pilih yang mana?" tutur Yola memberikan opsi pilihan.
"Saya tidak akan memilih dua-duanya dan saya juga tidak takut dengan ancaman Neng tadi. lakukan saja jika Neng berani," ujar satpam Kirno tak kalah berani dari Yola yang kini telah melototkan matanya. Ia tak menyangka jika satpam di hadapannya itu sangat berani mengambil resiko. Ya, walaupun apa yang ia katakan tadi tak mungkin terjadi juga dan hanya sebuah gertakan saja namun ternyata yang ia gertak justru tak takut sama sekali.
Dan saat dua orang berbeda jenis kelamin itu tengah saling melempar tatapan tajam, ada sebuah mobil yang berhenti di belakang mobil Yola. Dan setelah mobil itu berhenti tak berselang lama keluar satu orang dari mobil tersebut.
"Heyyy! Apa yang kalian lakukan?!" teriak orang tersebut yang membuat kedua orang yang tadinya masih bersitatap kini mengalihkan pandangannya kearah sumber suara.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 166 Episodes
Comments
Asih
penasaran pokok e wis to lanjut
2023-08-19
0
Entin Fatkurina
siapakah yang datang?
2022-08-13
1
Hsnahh
lbihh smngat lgiii double upnya😄😄
2022-08-09
2