Selama beberapa hari Yola dirawat dirumah sakit, tepat hari ini ia sudah diperbolehkan pulang oleh dokter Adam karena kondisinya jauh lebih baik dari sebelumnya bahkan luka-luka di tubuhnya sudah mengering.
Yola yang mendengar berita menyenangkan bagi seorang pasien pada umumnya tapi kali ini berbeda dengan reaksi dirinya. Jika mereka senang, maka Yola justru bersedih. Sudah tak perlu ditanya lagi perempuan itu bersedih karena apa, sudah jelas karena dirinya harus berpisah jarak dengan dokter tampan yang selama ia masuk ke rumah sakit selalu ia perhatikan sampai akhirnya ia diperbolehkan untuk pulang. Dan selama itu pula setelah ia mendapat kabar jika suster ondel-ondel itu mengaku pacar dokter Adam, di hari berikutnya ia mencari tahu akan kebenaran berita yang begitu menyesakkan di hatinya. Dan baru tadi malam ia mendapat sebuah fakta jika apa yang dikatakan Suster ondel-ondel itu ternyata bohong dalam arti lain kalau berita itu hanyalah karangan dari Suster itu sendiri yang ternyata sangat mengincar dokter Adam sebagai pasangannya.
Pantas saja Suster itu kalau bertemu dengan dirinya seperti sedang mengibarkan bendera perang. Ternyata oh ternyata Yola dan suster Nana memiliki tujuan yang sama untuk mendapatkan hati dokter Adam. Dan semua informasi mengenai hal tersebut ia dapatkan dari bertanya dari satu suster ke suster lain. Bahkan tak jarang ia juga bertanya kepada dokter di rumah sakit tersebut dan semua orang yang ia tanyain memiliki jawaban yang sama yaitu dokter Adam dan suster Nana tak memiliki hubungan apapun hanya sebatas partner kerja saja tak lebih.
Dan jangan tanya ekspresi Yola saat mengetahui fakta itu, wajahnya tampak berseri-seri, senyuman di bibirnya tak pernah luntur dari wajahnya bahkan saking senangnya ia sampai berbicara dengan hewan yang ia temui di taman rumah sakit. Memang ya rasa bahagia itu tak boleh berlebihan nanti kalau berlebihan jatuhnya akan terlihat gila sama seperti tingkah Yola tadi malam.
"Ini pulangnya gak bisa diundur lagi apa?" tanya Yola yang masih duduk di atas brankar melihat sang Mama yang tengah sibuk memasukkan barang-barang Yola ke dalam tas.
Mama Erika menghentikan aktivitasnya lalu menatap ke arah Yola yang tengah mengerucutkan bibirnya, tak ada raut senang sedikitpun dari Yola.
"Kalau kamu masih mau lama di sini jedotin aja kepala kamu itu ke tembok sampai gagar otak sekalian dan Mama pastikan setelah itu masa inapmu di rumah sakit ini akan bertambah lama. Kalau mau lebih lama lagi buat diri kamu koma sekalian. Pasti kamu bukan hanya satu minggu atau tiga minggu menginap di sini tapi berbulan-bulan. Jadi pilih saja, kamu mau jedotin kepala kamu sampai gagar otak atau sampai koma? Mama akan kasih izin kamu buat ngelakuin itu semua tapi dengan satu syarat, Mama dan Papa nggak akan membiayai perawatan kamu di sini. Bayar aja pakai uang kamu sendiri tanpa minta bantuan Mama, Papa atau Kakak kamu. Gimana?" ucap Mama Erika memberikan pilihan.
Ia tadi sempat tak habis pikir dengan anaknya itu yang justru tak mau pulang ke rumah setelah hampir seminggu di rumah sakit ini. Tak seperti biasa ia kalau sakit dan disuruh periksa ke rumah sakit pasti selalu menolak dengan alasan tak suka dengan bau khas rumah sakit. Tapi lihatlah kali ini dia sangat betah sekali bahkan sedari tadi ia menggerutu meminta untuk masa inapnya ditambah. Alhasil karena Mama Erika sudah jengah dengan permintaan sang anak, ia jadi mengucapkan hal seperti tadi.
Sedangkan Yola yang mendapat pilihan itupun ia semakin mengerucutkan bibirnya. Kenapa pilihan yang diberikan oleh Mamanya itu tidak ada yang menguntungkan baginya, sama-sama membuat dirinya kesakitan nantinya. Belum lagi ia harus membiayai perawatannya sendiri di rumah sakit jika dia melakukan hal itu yang pastinya biaya rumah sakit ini tak murah. Bahkan mungkin uang tabungan yang ia punya tak sanggup untuk melunasi biaya rumah sakit disini.
"Jadi gimana? pilihanmu jatuh ke yang mana?" tanya ulang Mama Erika.
"Ck, Ya sudah deh pulang aja. Tapi kalau aku pulang, aku gak bisa lihat dokter Adam lagi dong," ucap Yola dengan wajah yang terlihat sangat menyedihkan.
Mama Erika memutar bola matanya malas, sebelum ia kembali angkat suara dengan mata yang terfokus kembali ke arah tas di depannya.
"Mama sudah bilang berkali-kali untuk jaga sikap kamu itu Yola. Mungkin memang dokter Adam sama suster itu tidak memiliki hubungan apapun tapi bisa saja dokter Adam memang sudah mempunyai pasangan yang hatinya harus dia jaga. Mengingat dokter Adam tak pernah menebar senyum dan terkesan dingin kepada semua orang agar semua kaum hawa tak terbawa perasaan kepadanya dan berakhir ia akan merasa bersalah kepada pasangannya. Jadi kamu jangan senang dan menaruh harapan lebih ke dokter Adam jika kamu tak tahu semuanya tentang dokter Adam. Takutnya kamu malah kembali galau nanti saat tahu jika pasangan dokter Adam jauh di atas segalanya dari kamu," ucap Mama Erika mencoba menasehati Yola untuk yang kesekian kalinya. Walaupun ia yakin anaknya itu hanya mendengar saja dan tidak meresapi nasehatnya itu. Dengan istilah lain, masuk telinga kanan keluar telinga kiri.
"Hmmm benar juga sih kata Mama tadi. Jadi kalau begitu aku mulai hari ini harus cari tahu mengenai dokter Adam sampai akar-akarnya," ujar Yola penuh semangat yang menggebu-gebu. tapi hal tersebut justru membuat Mama Erika menghela nafas lelah. Sudah dibilang bukan jika nasehatnya itu hanya dianggap angin lalu oleh Yola, sangat-sangat percuma!
"Terserah kamulah, Mama sudah tidak tahu lagi buat menasehati kamu supaya tidak menaruh harapan lebih ke laki-laki yang sedang kamu incar. Tapi jika nanti kamu mendapat fakta yang menyakitkan, jangan cari Mama buat menampung curhatan tak masuk akal kamu itu. Pendam aja sendiri jangan dibagiin ke Mama," ujar Mama Erika yang benar-benar sudah jengah dengan anak keduanya itu. Bahkan ia sempat berpikir kenapa anaknya itu akhir-akhir ini sangat agresif jika bertemu dengan laki-laki tampan. Dan entah darimana sifatnya itu ia dapatkan karena ia yakin dia dan juga suaminya tak punya sifat seperti itu.
"Mama tenang saja. Untuk kali ini Yola pastikan tidak akan galau lagi. Lagian Yola yakin jika misi Yola untuk menarik hati dokter Adam akan berhasil. Mama tinggal siap-siap saja buat menerima menantu tampan seperti dokter Adam. Ahhh jangan lupa Mama juga harus cari WO yang bagus buat acara pernikahan Yola dan dokter Adam mulai dari sekarang," ujar Yola dengan tingkat kepedean sangat tinggi, setinggi langit ketujuh.
Mama Erika yang sudah malas menanggapi kehaluan anaknya itu memilih untuk diam saja dan lebih baik ia menyelesaikan kegiatannya supaya ia bisa cepat-cepat keluar dari rumah sakit ini dan mengistirahatkan tubuhnya juga mengistirahatkan otaknya yang sudah lelah memikirkan anaknya yang sepertinya sudah gila itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 166 Episodes
Comments
Agus Dwi Hariyanto
yola kamu pasti bisa mendapatkan cintanya adam
2023-03-27
0
Windha Winda
ayo ayo smgat yola💪💪💪r
2023-02-12
0
Erni Chaniago
semangat yoka bunda suport 👍👍👍💪👌💪👌👌👌☺☺☺☺
2022-08-25
3