Mommy Della yang melihat perubahan raut wajah Yola, ia kini terkekeh sembari tangannya ia gunakan untuk mencubit pipi Yola dengan gemas.
"Kamu suka sama Adam ya?" tanya Mommy Della tiba-tiba. Yola yang mendapat pertanyaan yang sayangnya sangat tepat sekali dengan apa yang tengah ia alami saat ini pun ia menggigit bibir bawahnya dengan menundukkan kepalanya. Ia tak berani menjawab iya atau tidak karena dirinya tak mau membohongi hatinya atau pun Mommy Della.
Cubitan Mommy Della kini beralih menjadi elusan di puncak kepala Yola.
"Mommy tadi hanya bercanda Yola. Sebenarnya Adam itu belum menikah. Ya walaupun umur dia memang sudah sangat matang tapi kata dia, dia belum punya niatan untuk menikah." Ucapan dari Mommy Della itu berhasil membuat Yola menegakkan kembali kepalanya dengan mata yang menatap penuh binar kearah Mommy Della.
"Beneran Mom?" Dengan tersenyum Mommy Della mengangguk kepalanya yang otomatis membuat Yola juga menarik kedua ujung bibirnya.
"Dari binar mata kamu ini Mommy sudah bisa menyimpulkan kalau kamu memang suka dengan Adam. Benar bukan?" Goda Mommy Della sembari mencolek dagu Yola. Sedangkan Yola dengan malu-malu ia menganggukkan kepalanya. Mommy Della yang melihat anggukan polos dari Yola kini tertawa terbahak-bahak.
"Kok Mommy malah ketawa sih? Yola tidak pantas ya kalau suka sama Kak Adam?" ucap Yola dengan mata yang kini berkaca-kaca.
"Ya ampun kenapa anak ini lucu sekali sih. Gemas jadinya. Gak kuat pengen buat lagi jadinya. Ehhhh," batin Mommy Della diakhiri dengan ia menggelengkan kepalanya menyingkirkan pikiran yang tidak-tidak itu.
Yola yang melihat gelengan dan tatapan kosong dari Mommy Della, ia memberanikan dirinya untuk mengelus tangan wanita paruh baya itu.
"Mom," panggil Yola.
"Eh iya Yola ada apa?" Yola menggelengkan kepalanya.
"Tidak ada apa-apa Mom. Yola hanya mau tanya sama Mommy boleh?"
"Tentu saja boleh dong. Mau tanya apa hmmm?"
"Yola mau tanya. Kalau Kak Adam memang belum menikah, apa Kak Adam sekarang sudah memiliki pacar?" Mommy Della tampak berpikir sesaat sebelum ia mulai angkat suara.
"Kalau masalah itu, Mommy tidak tau sayang. Kenapa kamu tidak tanya langsung dengan dia?" Lagi-lagi Yola mengigit bibir bawahnya.
"Yola tidak berani tanya Mom. Yola takut saat Yola nanti tanya Kak Adam masalah ini, dia malah merasa tidak nyaman sama Yola dan memilih menjauhi Yola." Mommy Della menganggukkan kepalanya, mengerti akan alasan yang diberikan oleh gadis disampingnya itu.
"Ya sudah kalau begitu biar Mommy nanti bantu kamu tanya masalah itu ke Adam ya. Dan kalau Mommy sudah tau jawabnya, Mommy akan beritahu kamu," kata Mommy Della.
"Terimakasih Mommy. Mommy baik banget deh," ucap Yola dengan senyuman merekah di bibirnya.
"Sama-sama sayang. Oh ya, kamu sudah makan siang belum?" Yola dengan jujur ia menjawab dengan gelengan kepalanya.
"Ya sudah kalau gitu makan siang bareng Mommy yuk. Mommy kebetulan juga belum makan," ajak Mommy Della.
"Ehhhh tidak usah Mom," tolak Yola.
"Yola, kamu tau, menolak rezeki itu tidak baik, sayang. Jadi kamu sekarang harus mau makan siang dengan Mommy. Tidak boleh menolak ataupun protes sama sekali." Mommy Della kini langsung menggandeng tangan Yola saat gadis itu ingin menolak ajakannya tadi. Dan dengan paksaan Mommy Della itu, akhirnya Yola pasrah saja di giring Mommy Della menuju ke ruang makan di rumah tersebut.
Sedangkan disisi lain, Adam yang kini tengah disibukkan dengan beberapa berkas laporan tentang perkembangan rumah sakit yang ia pegang tanggung jawabnya itu. Kefokusannya harus teralihkan dengan suara pintu ruang kerjanya dibuka oleh seseorang. Ia menatap tajam orang yang baru masuk itu.
"Bisa kah kamu selalu mengetuk pintu terlebih dahulu jika mau masuk kedalam ruangan ini suster Nana? Jangan mentang-mentang ruangan kamu juga berada disini, kamu jadi tidak memiliki sopan santun seperti tadi," kata Adam yang berhasil menohok langsung ke ulu hati perempuan yang ia panggil Nana tadi. Salah satu suster di rumah sakit tersebut dan juga merupakan suster pribadi Adam untuk membantu pekerjaan laki-laki itu. Dan jangan lupakan jika suster itu juga salah satu saingan dari Yola untuk mendapatkan hati Adam.
Suster Nana kini tampak menundukkan kepalanya. Merasa bersalah atas tindakan yang baru saja ia lakukan itu.
"Maafkan saya Dok, saya lupa untuk mengetuk pintu terlebih dahulu tadi." Adam menghela nafas kasar. Dan tanpa menjawab ucapan dari Nana tadi, ia kembali fokus kearah berkas-berkas didepannya.
Nana yang merasa dicuekin oleh Adam, ia mengigit bibir bawahnya. Lalu sesaat setelahnya ia memberanikan diri untuk mendekati Adam.
"Dok, saya sekarang membawa makan siang untuk dokter Adam. Tolong dimakan ya," ucap Nana sembari menaruh satu makanan yang baru ia beli di restauran yang kebetulan berada didepan rumah sakit tersebut.
Adam tampak melirik kearah makanan yang berada diatas mejanya. Dari baunya saja ia tau jika makanan yang diberikan oleh Nana itu adalah steak sapi kesukaannya. Dan hal tersebut membuat cacing di perutnya meronta-ronta meminta ia untuk segera mencicipi makanan yang diberikan oleh partner kerjanya itu. Namun ia harus tetap menahan keinginannya itu karena ia tak ingin membuat Nana semakin menaruh hatinya lebih dalam lagi kepada dirinya karena ia tau sejak ia bertemu untuk pertama kalinya, Nana sudah menyukainya. Namun Adam selalu menjaga jarak dengan Nana. Alhasil sudah bertahun-tahun perempuan itu tidak juga berhasil menaklukkan Adam yang hatinya seakan-akan sudah membeku tak bisa dicairkan oleh perempuan manapun di bumi ini.
Nana yang melihat tatapan mata Adam yang penuh minat makanan yang baru ia bawa itu, diam-diam ia tersenyum bahagia. Siapa yang tidak bahagia karena setiap ia membelikan makanan untuk Adam, laki-laki itu sama sekali tidak meliriknya dan baru kali ini ia melirik makanan darinya. Dan ia yakin Adam pasti akan memakannya nanti. Kita lihat saja.
"Ya sudah kalau begitu saya ke meja saya ya dok. Jangan lupa dimakan. Saya jamin jika steak ini enak banget dan akan sesuai dengan selera Dokter Adam," ucap Nana yang semakin membuat Adam tergoda dengan makanan tersebut. Dan Setelah mengucapkan hal tersebut, Nana berjalan menuju ke meja kerjanya yang lumayan jauh dari meja kerja Adam. Lalu saat dirinya sudah mendudukkan tubuhnya di kursinya, ia semakin tersenyum saat matanya melihat tangan Adam bergerak menyentuh makanan tadi. Tapi senyumannya itu luntur seketika saat melihat Adam yang ternyata hanya menggeser makanan darinya setelah ia mengintip isi didalam makanan tersebut.
Dan hatinya ditambah sakit kembali saat ada salah satu satpam rumah sakit disana yang tiba-tiba datang keruangan itu dengan membawa satu kantong plastik yang memiliki cap sama seperti kantong plastik makanan yang ia bawa tadi. Tak hanya sampai disitu saja, tubuh Nana dibuat merosot saat makanan pemberiannya tadi yang ternyata sama dengan makanan pemberian satpam tadi memiliki menu yang sama persis. Dan lebih parahnya lagi makanan pemberiannya tadi diberikan kepada satpam itu.
Ya Tuhan, hati Nana kembali hancur seperti bubur untuk yang kesekian kalinya. Ia merasa jika Adam tadi sudah membawanya terbang sampai ke langit ketujuh tapi ternyata laki-laki itu hanya ingin menghempaskan dirinya kembali ke bumi. Sumpah demi apapun Nana sekarang ingin berteriak dan menangis sekencang-kencangnya tapi sayangnya ia tak bisa melakukan hal tersebut mengingat ia masih diarea rumah sakit terlebih ia juga di ruangan yang sama dengan Adam, laki-laki yang sialnya sudah membuatnya jatuh cinta terus-menerus walaupun dirinya sering dihancurkan berkali-kali oleh orang yang sama. Memang menyakitkan namun dia tidak boleh mundur begitu saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 166 Episodes
Comments
Asih
bang Adam yg ngantri byk tuh...
2023-08-19
0
Entin Fatkurina
adam benar benar keren ketika menghempaskan hati para penggemar nya. 😊😊😊😊😊😊
2022-08-13
4
Sahida Azmi
ya ampun yg ngejar bang Adam banyak banget
terus bang Adam mau cari calon istri yg kek gimana lagi sih bang
masa kalah sama bang Azlan , yg udah mencetak pasukan sampe kembar 5
2022-08-13
5