" Selamat pagi Rain " sapa Reyhan saat melihat Rain datang, dan ikut masuk ke dalam ruang kerja Rain.
" Apa ini ? " tanya Rain melihat kotak makan yang memang biasanya setiap pagi di siapkan oleh Reyhan di atas meja Rain untuk sarapan pagi Rain.
" Sarapan mu Rain, seperti biasa " ucap Reyhan santai sembari menyusun berkas - berkas yang ada di meja Rain.
" Mulai besok tidak perlu menyediakan sarapan untukku "
" Kenapa ? kemarin kau juga tidak memakan sarapan mu , apa kau sakit ? " Reyhan menghentikan aktivitasnya sejenak dan melihat Rain.
" Aku sudah meminta Annisa menyediakan sarapan setiap pagi, jadi kau tak perlu menyiapkan nya lagi . Ambilah, kau saja yang makan " Rain memberikan kotak makan itu kepada Reyhan, Reyhan dengan senang hati menerima nya.
" Jadi Annisa yang membuatkan mu sarapan, kau yang menyuruhnya , aku senang sekali mendengarnya Rain. Aku tau mungkin awal - awal semua tidak mudah di jalani Rain, tapi percayalah lambat laun kau pasti akan terbiasa. Dan benih - benih cinta akan tumbuh di hati kalian, aku yakin Annisa akan membawa hal yang baik dan perubahan besar untuk hidupmu Rain "
Rain diam saja mendengarkan nasihat dari Reyhan, " Cinta ? tidak Rey, itu tidak akan terjadi. Aku tidak akan jatuh cinta pada nya. Dan lihat saja nanti, kau akan tau siapa sebenarnya wanita itu. Dan mungkin saja kau akan kecewa , karena Annisa tidak sebaik yang kau kira " batin Rain.
Rain tidak menceritakan yang sebenarnya kepada Reyhan, Rain tidak menceritakan alasan yang sebenarnya hingga Annisa mau tinggal bersama nya atau pun kecurigaan nya kepada Annisa mengenai video nya itu.
" Oh ya Rain, apa kau sudah meminta Annisa bersiap untuk acara malam ini ? " tanya Reyhan.
" Sial, aku lupa Rey "
" Rain..Rain..kalau begitu cepat hubungi dia "
Rain merogoh ponselnya di dalam saku celana, namun saat membuka ponselnya. Rain baru ingat kalau Annisa tidak memiliki ponsel, jadi bagaimana bisa ia menghubungi Annisa.
" Dia tidak punya ponsel " ucap Rain.
" Apa ??? jadi bagaimana Rain ? "
" Kau cari dia, lalu beritahu dia untuk segera pulang dan bersiap " ucap Rain acuh.
" Aku ? aku tidak bisa Rain. Aku akan ke perusahaan cabang kita bersama Riana, dan sebentar lagi kami berangkat " ucap Reyhan sembari melihat jam di pergelangan tangan nya.
" Kalau begitu suruh yang lain saja " ucap Rain.
" Orang lain , kau ini bagaimana Rain ? kau suami nya kenapa menyuruh orang lain. Bukankah pekerjaan mu hari ini juga tidak terlalu banyak "
Tok..tok..Tok..
" Permisi Pak Rain, Pak Reyhan. Pak Rey, sudah waktunya kita berangkat " ucap Riana sekretaris Rain.
" Kau lihat Rain , kau saja yang mencari nya. Sekalian saja kau suruh Annisa untuk tidak bekerja lagi, untuk apa juga dia harus bekerja, kan sudah ada kau " Reyhan kembali menasihati Rain, Reyhan sudah seperti orangtua kedua untuk Rain.
" Kami pergi ya Rain, kau cari Annisa sekarang " ucap Reyhan dan pergi meninggalkan Rain.
Rain mendengus kesal, " wanita itu selalu saja merepotkan ku. Dimana aku harus mencarinya ? "
****
Setelah menyelesaikan sedikit pekerjaan nya, Rain berniat mencari Annisa. Rain masih ingat jika Annisa bekerja sebagai tukang sapu jalanan, dan pencarian Rain di mulai dengan menyisir jalan saja dengan mengendarai mobilnya.
" Banyak penyapu jalan di sini, semua memakai masker. Bagaimana aku tau Annisa yang mana ? " batin Rain saat melihat beberapa penyapu jalan yang sedang sibuk menyapu di pinggir jalan.
Rain terus menyusuri jalan, dan sesekali berhenti lalu bertanya apakah mereka mengenal Annisa atau tidak kepada salah seorang yang juga penyapu jalan.
Cukup jauh berkeliling dan bertanya dari satu orang ke orang lain membuat Rain lelah, Rain sudah berjalan cukup jauh namun tidak ada yang mengenal Annisa.
" Baiklah, aku akan bertanya kepada orang itu. Ini yang terakhir, setelahnya masa bodoh tentang Annisa " ucap Rain lalu turun dari mobil.
" Permisi ibu , apa ibu mengenal seorang wanita yang ciri - ciri nya tubuhnya kecil, orangnya pendek, rambutnya juga pendek sebahu, kulitnya putih, eh..bukan, kulitnya hitam Bu dan rambutnya biasanya di ikat asal ke atas, punya tahi lalat sedikit di sudut bibirnya sebelah kanan atas, suka pakai baju kaos dan celana jeans panjang, tasnya yang biasa ia pakai tas selempang hitam yang sedikit usang, orangnya suka bicara dan bicaranya suka pedas Bu " jelas Rain panjang lebar sembari mempraktekkan bagaimana postur tubuh, tinggi badan, dan rambut Annisa di depan ibu paruh baya yang ada di depan nya.
Rain begitu rinci menjelaskan hal itu kepada ibu - ibu yang ada di depan nya membuat ibu itu terkekeh melihat Rain.
" Nama nya siapa nak ? "
" Nama nya, ya namanya..Annisa, dia juga bekerja seperti ibu "
" Annisa ? kalau Annisa saya kenal , ciri - ciri nya persis seperti yang anda jelaskan. Dia pekerja baru di sini, anaknya baik, dan dia juga selalu berkata sopan dan lemah lembut kepada semua orang termasuk saya "
Rain menghela nafas panjang, akhirnya ia menemukan Annisa. " ya terserah ibu saja, jadi dimana dia Bu ? dia bekerja hari ini kan ? " tanya Rain sembari celingukan mencari Annisa.
" Annisa sudah pulang nak, tadi dia bilang tidak enak badan. Jadi saya menyuruh nya untuk pulang dan menggantikan tugasnya, lagi pula kemarin dia sudah lembur menggantikan saya karena anak saya sakit jadi saya terpaksa tidak bekerja "
" Jadi dia kemarin pulang malam karena harus menggantikan ibu ini , Huhh..biarlah, sudah lelah aku mencari nya ternyata dia sudah pulang "
" Baik, terima kasih informasi nya Bu " ucap Rain, Rain mengeluarkan dua lembar uang seratus ribu dan ia berikan kepada ibu itu.
" Apa ini nak, untuk apa ini ? "
" Ambil saja Bu, terima kasih atas informasi nya "
" Tidak nak, tidak perlu. Ambil saja ini kembali " ucap Ibu itu menolak.
" Tidak apa Bu, ambil saja untuk anak - anak ibu di rumah "
" Baiklah, terima kasih ya nak. Kalau boleh tau anda siapa nya Annisa ? "
Rain terdiam, ia bingung ingin menjawab apa. " Saya suami nya Bu " ucap Rain dan membuat ibu itu terkejut.
" Suami Annisa, MasyaAllah. Annisa beruntung sekali memilki suami sebaik anda. Terima kasih ya nak "
" Sama - sama Bu " Rain kembali berjalan menuju mobilnya dan melajukan mobilnya kembali ke apartemen.
Sesampai di apartemen, apartemen tampak sepi. Rain berjalan ke kamar Annisa dan mengetuk pintu kamar Annisa.
Tok..tok..tok.
" Hei..apa kau di dalam ? "
Tok..tok..tok..
" Tidak ada jawaban, jangan - jangan dia belum pulang "
" Annisa..... apa kau di dalam ??? " teriak Rain namun tetap tidak ada jawaban dari Annisa, pintu juga tidak buka oleh Annisa.
Karena penasaran, Rain mencoba membuka pintu kamar Annisa dan terbuka dengan mudah nya karena Annisa tidak mengunci pintu kamar nya.
Rain masuk kedalam kamar Annisa bersamaan dengan Annisa yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan hanya berbalut handuk di tubuhnya.
" Aaaaaaaaa.......!!! " teriak Annisa saat melihat Rain, Annisa dengan cepat kembali menutup pintu kamar mandi. Bukan hanya Annisa saja yang sebenarnya terkejut, Rain juga begitu.
Detak jantung Rain berdetak kencang saat melihat Annisa yang hanya berbalut handuk di tubuhnya. Kulit putih bersih Annisa terpampang jelas dan teringat jelas di pikiran Rain.
" Sial, apa dia sengaja melakukan hal ini ? " ucap Rain lalu masuk ke kamarnya, mencoba menenangkan jantungnya yang sejak tadi berdetak kencang.
Tok..Tok..tok...
Setelah berpakaian, Annisa bergegas ke kamar Rain dan mengetuk pintu kamar Rain dengan keras.
Tok..tok..tok..
" Ada apa ? " tanya Rain saat membuka pintu.
" Apa maksud anda , kenapa anda masuk ke kamar saya tanpa ijin " ucap Annisa dengan deru nafas yang memburu mencoba menahan emosi karena kesal melihat Rain masuk ke dalam kamarnya begitu saja.
" Bisakah kau berbicara tidak terlalu formal seperti ini ? " ucap Rain.
" Baiklah, jadi apa maksud mu tadi ? kenapa kau masuk ke dalam kamarku !!! " tanya Annisa dengan meninggikan sedikit suara nya.
" Maksud ku ? seharusnya aku yang bertanya seperti itu , apa kau tidak tau kalau aku seharian ini mencari mu kemana - mana ? " ucap Rain.
" Mencari ku , untuk apa kau mencari ku. Jangan mengalihkan pembicaraan, apa yang kau lakukan di kamarku. Apa kau mabuk ? " ucap Annisa lalu berjalan mendekat ke arah Rain.
" Hei..a..apa yang kau lakukan ? " ucap Rain.
" Tidak ada bau alkohol , lalu kenapa kau masuk ke kamar ku. Apa kau tidak tau nama nya sopan santun, kau bisa mengetuk pintu dulu kan ? "
Karena jarak Annisa dan Rain sangat dekat, Rain bisa melihat jelas wajah Annisa , dan seketika membuat Rain terpaku melihat wajah cantik Annisa. Selama ini ia tidak terlalu memperhatikan Annisa, dan berada sangat dekat seperti ini membuat Rain sadar jika ternyata Annisa memiliki paras yang cantik bahkan tanpa polesan makeup seperti ini.
" Kenapa kau diam ? cepat katakan apa maksud mu tadi ? kau tau, aku merasa di lecehkan untuk kedua kalinya karena kau " nada suara Annisa yang sedikit meninggi membuat Rain sadar dari lamunan nya.
" Apa katamu, kau yang salah kenapa menyalahkanmu. Salahmu karena tidak mengunci pintu nya " ucap Rain tak mau kalah.
" Oh ya, aku memang tidak mengunci pintu karena aku kira kau belum pulang bekerja. Bukankah jam segini belum waktunya kau pulang kan. Jadi bukan salahku , tapi kau !!! "
" Aku..kau yang salah !! "
" Kau yang salah !! "
" Kau..kau benar-benar..." ucap Annisa merasa sangat kesal dengan Rain, ingin rasanya Annisa memukul wajah Rain , namun ia urungkan.
" Kenapa ? kau mau memukulku , pukul saja, setelah ini aku akan melaporkan kekepolisian atas tindak KDRT yang kau lakukan "
" Sudahlah, aku akan pergi dari sini !! " ucap Annisa lalu kembali ke kamarnya.
" Pergi saja, jika kau pergi justru aku sangat senang " teriak Rain yang juga kembali ke kamarnya dan menutup pintu dengan keras.
" Lihat..dia begitu keras kepala dan tak mau kalah " ucap Rain.
" Tapi..kalau dia pergi, bagaimana acara malam ini.. Akkhh sial... !! "
Rain teringat akan tujuan awalnya mencari Annisa, karena terbawa emosi ia lupa. Malam ini dirinya dan Annisa harus datang ke acara anniversary Pak Brata dan istrinya. Dan Pak Brata berserta istrinya sangat ingin Rain memperkenalkan Annisa, Rain tidak ingin mengecewakan Pak Brata yang merupakan kerabat bisnis nya sejak lama dan sangat di percaya oleh Rain.
Tok..tok..tok..
" Annisa...buka pintu nya !!! " teriak Rain , berniat membujuk Annisa agar tidak pergi dari apartemen nya.
Bersambung..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
itanungcik
lanjut bestie up nya tiap hari bestie
2022-10-04
0
heni diana
Menunggu bucinnya rain sma annisa... Walau ngelak nyatanya kmu udah mulai mengagumi kecantikan annisa rain
2022-08-26
0