Part 12

Jam sudah menunjukkan pukul 11 malam, jalanan sudah tampak sepi. Annisa tidak peduli akan hal itu, yang terpenting saat ini ia harus segera mendapatkan uang agar Bu Ratna dapat segera di operasi.

Annisa sudah berdiri di depan pintu apartemen Rain, Annisa mencoba menetralkan detak jantung nya. Kejadian waktu itu kembali mengingatkan Annisa, dan rasa takut menyelimuti perasaan Annisa sekarang.

" Bismillah "

Ting..tong..Ting..tong..

Annisa menekan bel yang terdapat di samping pintu. Cukup lama Annisa menunggu dan menekan bel, namun pintu juga tidak kunjung di buka.

" Apa dia tidak ada di rumah ? aku harus mencarinya kemana ? " karena pintu tak juga di buka, Annisa berbalik dan ingin pergi dari apartemen Rain. Namun langkah Annisa terhenti saat terdengar pintu di buka. Annisa segera membalikkan badan dan melihat Rain.

" Kau !! " ucap Rain , tidak menyangka jika Annisa yang berdiri di depannya sekarang.

" Mau apa kau ke sini ? " tanya Rain.

" Aku... " Annisa berjalan mundur, ia mencoba menjaga jarak dari Rain. Rain bingung melihat Annisa seperti itu.

" Katakan, apa yang kau lakukan di sini ? " tanya Rain.

" Aku.. " Annisa bingung harus berkata apa kepada Rain.

" Aku..aku.. cepat katakan apa mau mu ? " ujar Rain.

" Aku..aku ingin meminjam uang kepadamu "

Glekk..

Rain terdiam sejenak, lalu tak lama ia tertawa terbahak - bahak. Annisa saja sampai bingung melihat Rain, " ternyata lelaki dingin itu bisa tertawa juga " batin Annisa.

" Apa kau bilang ? kau ingin meminjam uang kepadaku ? hahahaha..memangnya berapa yang kau butuhkan "

Annisa memejamkan kedua mata nya , dan dengan ragu - ragu ia menjawab " 100 juta, aku ingin meminjam uang kepadamu sebanyak 100 juta " jawab Annisa.

" APAA !! " Rain sangat terkejut mendengar jawaban dari Annisa.

" Aku mohon , aku perlu uang itu sekarang. Aku berjanji setelah ini aku akan ikut denganmu. Aku akan melakukan apapun yang kau mau, menjadi pembantumu, atau apapun " Annisa duduk dan berlutut di depan Rain, saat ini menurut Annisa hanya Rain lah yang bisa membantunya. Ya walaupun mungkin mustahil Rain akan mau meminjamkan uang itu kepadanya.

Melihat Annisa yang tertunduk dan berlutut di depannya, membuat beberapa orang yang lewat menatap aneh kepada Rain dan juga Annisa.

" Hei..apa yang kau lakukan, cepat berdiri . Kau tidak lihat orang - orang yang lewat menatap kita dengan tatapan aneh " Rain berjalan ke arah Annisa dan meminta Annisa untuk berdiri.

" Aku tidak akan berdiri sebelum kau meminjamkan uang itu kepadaku. Kau bilang kalau aku istrimu kan, anggap saja kau memang membantu istrimu sekarang. Aku janji akan mengganti uangnya, aku akan menyicil nya " kedua mata Annisa mulai berkaca - kaca.

" Ck..kau pikir aku akan meminjamkan uang itu kepadamu. Tidak akan, lebih baik sekarang kau pergi dari sini " Rain meninggalkan Annisa lalu kembali kedalam apartemennya.

Annisa menutup wajahnya dengan kedua tangannya, Annisa menangis. Rain adalah harapan satu - satu nya saat ini, tapi tidak bisa membantu nya.

Annisa berdiri lalu pergi dari apartemen Rain, Annisa berjalan sembari melamun. Ia terus memikirkan dimana lagi ia bisa mendapatkan pinjaman uang sesegara mungkin.

*****

Rain mengusap wajahnya lalu merebahkan dirinya di sofa. " Apa - apaan wanita itu, buat apa uang sebanyak itu. Akhh..sudahlah Rain, untuk apa aku memikirkan wanita itu. Terserah dengannya, aku tidak peduli " Rain beranjak dari sofa lalu masuk ke dalam kamar untuk tidur.

Saat terlelap, Rain bermimpi bertemu dengan ibunya. Sama halnya dengan Annisa, kedua orangtua Rain meninggal dalam sebuah kecelakaan mobil saat ia berumur 15 tahun. Rain memilki seorang adik perempuan yang kini tinggal di luar negeri untuk menempuh pendidikannya.

Dalam mimpi itu Rain kembali teringat kebaikan sang ibu dimana ibu nya selalu membantu orang - orang yang kesusahan. Bahkan tidak jarang ada beberapa orang yang justru datang kerumah mereka meminta belas kasih dan ada juga yang datang untuk meminjam uang . Orang - orang itu sama sekali tidak di kenal oleh Ibu dan Ayah Rain. Tapi mereka tidak pernah memilih - milih, kedua orang tua Rain dengan senang hati membantu mereka.

" Ibu, kenapa ibu menolong orang - orang itu ? bagaimana jika mereka berbohong, bagaimana jika mereka hanya memanfaatkan kebaikan ibu ? "

" Rain sayang.. kita hidup untuk saling tolong menolong, dan saling toleransi satu sama lain. Kalaupun mereka berbohong, biarlah itu urusan mereka kepada Allah. Yang terpenting niat kita baik , dan insha Allah , Allah akan membalas kebaikan kita dengan yang paling indah "

" IBU....IBU..IBU.. !! " Teriak Rain berusaha memanggil ibunya yang sudah menghilang dari pandangan nya.

Rain terbangun dari tidurnya, dan ia sadar bahwa semua itu hanya mimpi. Rain mengusap wajahnya dengan kedua tangan lalu bersandar di sandaran tempat tidurnya.

" Ibu..aku rindu " ucap Rain.

Rain beranjak dari tempat tidur menuju dapur untuk mengambil segelas air putih. Rain meneguknya hingga habis dan setelah itu kembali ke kamar berniat untuk kembali tidur. Namun setelah di coba , Rain tidak bisa tidur kembali . Rain mencoba mengganti posisi tidurnya, menghadap ke kiri, nanti ke kanan, dan kadang telentang. Namun ia tetap tidak bisa tertidur, justru karena mimpi tadi ia malah teringat akan Annisa.

" Apa maksud mimpi itu, apa maksud ibu aku harus membantu wanita itu ? " ucap Rain.

Rain berpikir keras, hingga akhirnya Rain beranjak dari tempat tidur menuju lemari. Rain mengganti celana pendeknya dengan celana jeans panjang. Kemudian meraih jaket dan kunci mobil yang tergeletak di atas nakas. Rain keluar dari apartemen dan pergi kerumah Annisa.

*****

Sudah pukul 2 pagi, Annisa belum dapat tidur. Saat ini ia sedang melakukan sholat tahajjud dan berdoa sembari berlinang airmata. Berkeluh kesah dan memohon petunjuk dan pertolongan akan cobaan yang ia hadapi.

Selesai sholat, Annisa melipat mukena nya. Dan bersamaan suara ketukan pintu terdengar di luar.

" Suara apa itu ? ini sudah jam 2, siapa yang bertamu malam - malam " ucap Annisa sembari melihat jam dinding yang ada di kamarnya.

Annisa berusaha mengabaikan suara ketukan pintu , namun suara itu kembali terdengar dan semakin keras. Akhirnya Annisa memberanikan diri untuk keluar dan melihat siapa yang datang ke rumahnya.

Annisa membuka sedikit tirai jendela. " Rain, itu benar dia. Untuk apa dia kemari ? ". Annisa tidak segera membuka pintu, ia masih ragu.

Tok..tok...tok..

Rain kembali mengetuk pintu. " Wanita sombong, cepat bukan pintunya " ucap Rain dengan nada pelan, ia tidak mau kedatangan nya membangunkan para tetangga.

Annisa memberanikan diri membuka pintu dengan membawa sebuah sapu yang ada di tangannya.

" Kenapa lama sekali membuka pintu nya " ucap Rain.

" Anda tidak lihat ini Jam berapa ? "

Rain melihat jam yang ada di pergelangan tangannya. " Aku tau, kau tidak ingin meminta ku masuk . Lihat, sepi sekali di sini " ucap Rain melihat sekeliling nya yang menurun Rain sangat menyeramkan.

" Tidak, katakan apa mau anda kemari ? "

" Kau tanya mauku apa ? kau lupa ya, bukannya kau datang ke rumahku untuk meminjam uang. Apa kau tidak mau mendapatkan pinjaman uang itu " ucap Rain.

" Sungguh ? " tanya Annisa tidak percaya.

" Apa menurutmu aku datang ke tempat mu jauh - jauh hanya untuk membohongimu. Ayolah , aku ingin masuk sekarang " Rain berbicara sembari melihat sekelilingnya.

" Tapi ini sudah malam, kalau tetangga melihat kita bagaimana ? aku tidak ingin terjadi fitnah "

" Fitnah ? kau lupa ya , kita ini sudah menikah. Tidak akan ada yang memfitnah kita . Bahkan jika aku meminta tidur denganmu pun aku berhak " ucap Rain asal membuat kedua pipi Annisa memerah mendengarnya.

" Cepat, aku ingin masuk "

" Tunggu sebentar " Annisa mendekat ke arah Rain, mencoba melihat wajah Rain lebih dekat dan mencium aroma tubuh Rain.

" Hei..apa yang kau lakukan ? "

" Anda tidak mabuk kan ? " Annisa takut jika Rain saat ini berada di bawah minuman beralkohol. Annisa tidak ingin jika nanti Rain masuk kedalam rumahnya dan hal waktu itu terulang kembali.

" Apa ? jadi kau pikir aku mabuk, oh jadi itu alasan mu membawa sapu jelek ini. Aku tidak mabuk, dan aku tidak akan mengulangi kesalahan yang sama. Kalaupun aku mengulanginya, aku tidak ingin mengulanginya lagi denganmu "

" Baiklah, silahkan masuk " Annisa mempersilahkan Rain masuk kedalam Rumahnya.

Rain langsung duduk di sofa dan usang milik Annisa. Rain merasa lega, ia sudah masuk kedalam rumah dan tidak lagi merasa ketakutan karena sejak tadi berdiri sendiri di luar rumah Annisa.

" Jadi..anda sungguh ingin meminjam uang itu " Annisa ikut duduk di kursi lain dan bertanya kepada Rain.

" Kau tidak ingin mengambil minum dulu untukku ? " tanya Rain.

" Maaf, aku lupa. Baik tunggulah di sini " Annisa beranjak menuju dapur lalu tak lama membawakan segelas air putih untuk Rain.

" Hanya ini ? kalau ini aku juga sudah meminumnya di rumah. Tidak ada yang lain ? jus, atau mungkin coffe ice, ice tea atau.. "

" Hanya ada teh, tunggulah aku akan membuat anda teh hangat "

" Teh hangat , baiklah " Annisa kembali kedapur, namun Rain kembali memanggilnya.

" Tunggu dulu "

" Ada apa ? "

" Jangan menambahkan gula terlalu banyak "

" Baiklah " Annisa ingin kembali kedapur.

" Satu lagi "

" apa ? "

" Jangan terlalu panas "

" Baiklah "

" Tunggu sebentar , ada lagi " Annisa menarik nafas panjang, sepertinya Rain sengaja mengerjai dirinya.

" apa lagi ? "

" tehnya jangan terlalu pekat "

"Hanya itu saja, baiklah. Secangkir teh dengan sedikit gula dan tidak terlalu pekat . Ada lagi ? " tanya Annisa seolah seorang pelayan yang berbicara kepada pelanggannya.

" Tidak ada " ucap Rain dengan tersenyum tipis.

Annisa kembali ke dapur, Annisa mencoba menahan kekesalannya kepada Rain. Sedangkan Rain senyum - senyum sendiri. Ia merasa senang saja mengerjai Annisa.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Rie-Rie Ajja

Rie-Rie Ajja

pasangan yg Lucu...

2022-08-14

0

itanungcik

itanungcik

yg ditolong anisa mama nya rian,bikin Rein menyesal besti, keputusan ditangan author

2022-08-14

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1
2 Part 2
3 Part 3
4 Part 4
5 Part 5
6 Part 6
7 Part 7
8 Part 8
9 Part 9
10 Part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 13
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18
19 Part 19
20 Part 20
21 Part 21
22 Part 22
23 Part 23
24 Part 24
25 Part 25
26 Part 26
27 Part 27
28 Part 28
29 Part 29
30 Part 30
31 Part 31
32 Part 32
33 Part 33
34 Part 34
35 Part 35
36 Part 36
37 Part 37
38 Part 38
39 Part 39
40 Part 40
41 Part 41
42 Part 42
43 Part 43
44 Part 44
45 Part 45
46 Part 46
47 Part 47
48 Part 48
49 Part 49
50 Part 50
51 Part 51
52 Part 52
53 Part 53
54 Part 54
55 Part 55
56 Part 56
57 Part 57
58 Part 58
59 Part 59
60 Part 60
61 Part 61
62 Part 62
63 Part 63
64 Part 64
65 Part 65
66 Bab 66
67 Part 67
68 Part 68
69 Part 69
70 Part 70
71 Part 71
72 Part 72
73 Part 73
74 Part 74
75 Part 75
76 Part 76
77 Part 77
78 Part 78
79 Part 79
80 Part 80
81 Part 81
82 Part 82
83 Part 83
84 Part 84
85 Part 85
86 Part 86
87 Part 87
88 Part 88
89 Part 89
90 Part 90
91 Part 91
92 Part 92
93 Part 93
94 Part 94
95 Part 95
96 Part 96
97 Part 97
98 Part 98
99 Part 99
100 Part 100
101 Part 101
102 Part 102
103 Part 102
104 Part 104
105 Part 105
106 Part 106
107 Part 107
108 Part 108
109 Part 109
110 Part 110
111 Part 111
112 Part 112
113 Part 113
114 Part 114
115 Part 115
116 Part 116
117 Part 117
118 Part 118
119 Part 119
120 Part 120
121 Part 121
122 Part 122
123 Part 123
124 Part 124
125 Part 125
126 Part 126
127 Part 127
128 Part 128
129 Part 129
130 Part 130
131 Part 131
Episodes

Updated 131 Episodes

1
Part 1
2
Part 2
3
Part 3
4
Part 4
5
Part 5
6
Part 6
7
Part 7
8
Part 8
9
Part 9
10
Part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 13
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18
19
Part 19
20
Part 20
21
Part 21
22
Part 22
23
Part 23
24
Part 24
25
Part 25
26
Part 26
27
Part 27
28
Part 28
29
Part 29
30
Part 30
31
Part 31
32
Part 32
33
Part 33
34
Part 34
35
Part 35
36
Part 36
37
Part 37
38
Part 38
39
Part 39
40
Part 40
41
Part 41
42
Part 42
43
Part 43
44
Part 44
45
Part 45
46
Part 46
47
Part 47
48
Part 48
49
Part 49
50
Part 50
51
Part 51
52
Part 52
53
Part 53
54
Part 54
55
Part 55
56
Part 56
57
Part 57
58
Part 58
59
Part 59
60
Part 60
61
Part 61
62
Part 62
63
Part 63
64
Part 64
65
Part 65
66
Bab 66
67
Part 67
68
Part 68
69
Part 69
70
Part 70
71
Part 71
72
Part 72
73
Part 73
74
Part 74
75
Part 75
76
Part 76
77
Part 77
78
Part 78
79
Part 79
80
Part 80
81
Part 81
82
Part 82
83
Part 83
84
Part 84
85
Part 85
86
Part 86
87
Part 87
88
Part 88
89
Part 89
90
Part 90
91
Part 91
92
Part 92
93
Part 93
94
Part 94
95
Part 95
96
Part 96
97
Part 97
98
Part 98
99
Part 99
100
Part 100
101
Part 101
102
Part 102
103
Part 102
104
Part 104
105
Part 105
106
Part 106
107
Part 107
108
Part 108
109
Part 109
110
Part 110
111
Part 111
112
Part 112
113
Part 113
114
Part 114
115
Part 115
116
Part 116
117
Part 117
118
Part 118
119
Part 119
120
Part 120
121
Part 121
122
Part 122
123
Part 123
124
Part 124
125
Part 125
126
Part 126
127
Part 127
128
Part 128
129
Part 129
130
Part 130
131
Part 131

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!