Perlahan Rain mulai membuka kedua mata nya, sinar matahari yang masuk melalui celah - celah jendela membuat kedua mata Rain kesilauan.
Rain mencoba bangkit, namun ia memegangi kepala nya yang terasa sakit. Sakit karena ulah Annisa semalam yang masih belum di ingat oleh Rain.
Rain masih belum mengingat apapun mengenai kejadian semalam dengan santainya berjalan ke kamar mandi dan membasuh wajahnya. Setelah itu Rain keluar dari kamar, dan Rain terkejut saat pintu kamar nya terkunci.
" Kenapa terkunci ? aneh sekali " Rain kembali mencoba untuk membuka pintu kamar nya.
Annisa yang mendengar suara di dalam kamar Rain segera beranjak dari duduk nya dan berjalan ke kamar Rain.
" Katakan kode pintu nya "
" Suara siapa itu ? " Rain mengerenyitkan keningnya saat mendengar suara wanita dari luar kamarnya.
" Hei...kau siapa ? kenapa ada di dalam rumahku ? buka pintu nya !! " teriak Rain dari dalam kamar, Rain masih saja lupa akan kejadian semalam.
" Katakan kode pintu nya !! " kali ini suara Annisa terdengar sedikit keras.
" Jangan main - main denganku !! apa yang kau lakukan ? kau pencuri ? cepat buka pintu nya sekarang, buka pintu nya !! " suara Rain juga tak kalah keras dari dalam kamar
Annisa mengerenyitkan keningnya saat mendengar Rain menyebutnya pencuri.
" Pencuri ? dasar pemabuk "
" Saya tidak akan membuka pintu kamar anda , sebelum anda memberi tahu saya kode pintu apartemen ini "
" Aku tidak akan memberi tahu kamu kode nya, cepat buka pintu kamar ini sekarang !!! "
" Kalau begitu saya tidak akan membuka pintu kamar nya "
" Kau mengancam ku ya , baiklah , akan aku dobrak pintu ini sekarang " Rain mulai menendang pintu kamarnya,membuat Annisa kebingungan karena ia takut jika Rain benar - benar menobrak pintu kamar.
" Tunggu !! "
" Kenapa ? "
" Akan saya buka pintunya , tapi berjanjilah anda tidak akan menyakiti saya dan membuka pintu apartemen "
" Apa dia bilang ? menyakitinya, bukannya dia yang berniat menyakitiku "
" Baik, cepat buka pintu kamar ini "
Annisa melangkah maju mendekati kamar Rain, walaupun Rain sudah tidak dalam pengaruh alkohol, tapi tetap saja Annisa takut karena Annisa tidak mengenal sama sekali Rain , hanya pernah sekali bertemu saat Rain berkata pedas kepada nya. Jika mengingat itu, Annisa yakin bahwa Rain bukan orang baik.
Annisa segera menjauh setelah membuka kunci kamar Rain , dan tak lama Rain keluar dari kamar itu.
" Cepat buka pintu itu " ucap Annisa menunjuk ke arah pintu.
" Itu patung kesayangan ku ? kenapa ada padanya ? " batin Rain saat melihat hiasan patung kayunya yang ada di tangan Annisa.
" Cepat buka pintu nya , atau saya.. "
" Jangan, jangan lempar patung itu. Aku akan membuka pintu "
Rain berjalan ke arah pintu dan mulai memasukkan kunci kode pintu apartemen nya, dan tidak butuh waktu yang lama, pintu itu sudah terbuka. Annisa bernafas lega melihat itu.
" Sekarang menjauhlah " Annisa meminta Rain untuk menjauh dari pintu dan Rain mengikuti perintah Annisa.
Perlahan Annisa berjalan ke arah pintu dengan sesekali melirik ke arah Rain, dan saat berada di ujung pintu Annisa melemparkan patung kayu yang ia bawa ke lantai dan membuat Rain bingung. Jika ingin mencuri patung itu, kenapa tidak membawa nya dan justru meninggalkan nya di lantai. Saat Annisa lengah, Rain berhasil mencekal tangan Annisa dan menangkap Annisa.
" Kau pikir bisa kabur begitu saja setelah berhasil masuk kedalam apartemenku ? "
" Lepaskan saya Pak "
" Apa yang kau lakukan di sini ? apa tujuanmu dan siapa yang menyuruh mu ? "
Annisa menghela nafas mendengar ucapan Rain, awalnya Annisa takut kalau Rain akan mengulangi kejadian semalam,tapi ternyata Rain masih lupa dan justru mengira ia pencuri.
" Lepaskan saya Pak, apa perlu saya memukul kepala anda lagi agar anda ingat apa yang anda lakukan kepada saya ? "
Rain terdiam mendengar ucapan Annisa, mencoba mencerna perkataan Annisa.
" Aku akan melaporkan mu ke polisi "
" Melaporkan saya ke polisi ? bukankah sebaliknya ? seharusnya saya yang melaporkan anda karena semalam anda memaksa saya masuk ke apartemen anda ini dan hampir saja memperkosa saya "
" Apa ? " Rain membulatkan kedua mata nya, dan ia mulai mengingat - ingat apa yang terjadi semalam. Dan saat mengingat itu semua , Rain melepaskan cekalan tangan nya di lengan Annisa.
" Anda sudah mengingatnya ? "
Melihat Rain diam , Annisa melangkah pergi dari sana apartemen Rain.
" Tunggu... " Rain ikut keluar dari apartemen nya dan mengejar Annisa.
Annisa melihat Rain mengikuti nya pun berlari lebih cepat , sesampai di parkiran Annisa dengan cepat memakai helm nya dan menyalakan sepeda motornya. Terlihat Rain semakin mendekat ke arahnya, Annisa segera pergi dari sana dan meninggalkan Rain. Annisa tidak peduli dengan Rain yang terus saja memanggilnya dan meminta nya untuk berhenti.
" Sial.. !! apa yang sudah aku lakukan ? " Rain mengacak - ngacak rambutnya, ia menyesali perbuatan nya semalam.
Rain kembali ke apartemen nya, menuju dapur dan mengambil segelas air putih dan langsung meneguknya hingga habis. Rain menjatuhkan tubuhnya di sofa lalu memejamkan kedua matanya. Ia tidak mengingat sepenuhnya kejadian semalam, ia hanya ingat saat Annisa memukul kepala nya. Hanya itu, setelahnya tidak ada.
Semalam Rain pergi ke club tempat biasa ia menghabiskan malam nya di sana, biasanya Rain tidak pernah mabuk berat. Tapi entah kenapa hanya minum sebanyak dua gelas saja Rain sudah merasa pusing dan mulai meracau. Akhirnya Rain memutuskan untuk pulang, sesampai di apartemennya Rain tidak mengingat apa - apa lagi.
" Bodoh sekali kau Rain..bodoh !! " Rain benar - benara menyesali perbuatan nya.
" Bagaimana caranya aku meminta maaf kepada wanita itu , aku sendiri tidak tau wanita itu siapa dan dia tinggal dimana "
Rain terbangun dari lamunan nya akan Annisa saat suara dering ponsel nya berbunyi. Rain beranjak menuju kamarnya dan segera mengangkat sambungan telepon dari Reyhan.
" Kau dimana Rain ? ingat, pertemuan penting dengan BUANA GROUP hari ini "
" Sial..aku lupa, iya aku segera ke sana " Rain langsung memutuskan sambungan telepon nya dan masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Rain menghentikan langkahnya saat kaki nya tidak sengaja menginjak sesuatu, Rain mengangkat kaki sebelahnya dan mengambil ponsel yang ada di lantai. Ponsel yang ia injak dan kini sudah tak berbentuk seperti ponsel lagi.
" Ini... " Rain mencoba mengingat lagi kejadian semalam.
" Sial..ini ponsel wanita itu, bodoh sekali kau Rain " Rain kembali menyesali perbuatan nya karena sudah merusak ponsel Annisa.
Rain mondar - mandir di depan pintu kamarnya, " Dari mana aku bisa tau wanita itu tempat tinggal wanita itu "
Rain terus saja berpikir hingga tak sengaja Rain melihat dua kotak pizza yang berada di atas meja , Rain mengambil kotak pizza itu dan melihat tulisan QUEENS PIZZA.
" Queen's Pizza, sepertinya wanita itu bekerja di sana ? ya dia di sana, aku kan mencari nya " Rain tersenyum senang lalu bergegas keluar apartemen untuk segera menuju kantor, setelah meeting nya selesai, ia akan mencari Annisa dan meminta maaf kepada nya.
Bersambung..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
itanungcik
cepat kejar anisa rein
2022-08-03
0