Annisa membawa secangkir teh lalu ia berikan kepada nenek Ana. Mereka berdua sedang duduk di teras rumah, rumah kecil dan sederhana peninggalan kedua orangtua Annisa.
" Terima kasih Annisa " nenek menerima teh yang di bawakan Annisa dan langsung meminumnya.
" Sudah malam Nek, angin malam tidak baik untuk nenek "
" Nenek hanya ingin menikmati angin malam ini Annisa, duduk santai dan membalas sapaan orang - orang yang lewat dan menyapa nenek. Bagaimana kalau seandainya besok nenek sudah tiada ? paling tidak nenek sudah puas menikmati malam ini "
" Jangan berbicara seperti itu Nek, kalau nenek tidak ada. Annisa bagaimana Nek ? " Annisa merebahkan kepalanya di pangkuan nenek Ana. Annisa merasa sedih begitu mendengar ucapan sang nenek.
Nenek Ana tersenyum lalu mengelus lembut pucuk kepala Annisa.
" Semua orang pasti akan mati Annisa, hanya tinggal menunggu kapan hari itu tiba. Dan bila waktu itu tiba, Annisa harus berjanji kepada nenek untuk selalu menjaga diri Annisa dan juga Bu Ratna. Dan Annisa harus selalu melibatkan Allah dalam segala hal "
Annisa hanya menganggukkan kepala nya , berbaring di pangkuan sang nenek adalah tempat ternyaman bagi Annisa selain almarhum ibunya. Rasa lelah setelah seharian bekerja sirna begitu saja saat merasakan begitu hangat nya belaian tangan nenek di kepalanya. Setiap malam sebelum tidur Annisa selalu seperti ini kepada nenek Ana, bahkan sampai tertidur.
Jika Annisa selalu menghabiskan malam tidur di pangkuan nenek Ana, berbeda hal nya dengan Rain. Setiap malam Rain selalu menghabiskan malam nya di club malam. Sebuah club malam ternama yang biasa ia datangi bersama Sania mantan kekasihnya.
Sebenarnya masih banyak tempat lain, namun Rain lebih memilih club ini karena privasi nya sangat di jaga.
Rain hanya tidak ingin orang lain tau jika ia sering datang ke club malam, hal ini akan merubah citra nya sebagai pemimpin di LINCOLN GROUP.
Seorang wanita cantik dan juga sexy berlenggak lenggok berjalan ke arah Rain. Jika dulu para wanita di sana takut mendekati Rain, berbeda hal nya dengan sekarang. Semenjak tak melihat Rain bersama Sania, mereka kini berani mendekati Rain, dan juga berani menggoda nya.
" Hei..baby..apa kau perlu teman ? " wanita itu datang dan bergelayut manja di lengan Rain.
" Pergi !! "
" Sekali ini saja baby..aku akan menemani mu dan memuaskanmu "
" Aku bilang pergi !!! "
" Ayolah baby..jangan seperti ini, aku tau kau kesepian"
Wanita itu memberanikan diri duduk di pangkuan Rain, ia begitu terpesona dengan ketampanan Rain, ya walaupun sebenarnya bukan hanya dia, semua wanita di sana terpesona dan ingin mendapatkan tubuh Rain.
Hanya saja Rain selalu menolak mereka, Rain hanya duduk dan berada di sana sepanjang malam untuk minum. Dan Rain juga minum masih sewajarnya saja, ia tak pernah minum sampai mabuk berat. Hanya pernah sekali saja saat ia benar - benar terpuruk karena Sania, itu pun di temani oleh Reyhan.
" Apa yang kau lakukan ? aku bilang pergi !! " Rain melototkan kedua mata nya, terkejut akan aksi wanita itu. Rain mendorong wanita itu agar bangkit dari pangkuan nya dan pergi.
Wanita itu berdecik kesal karena usaha nya gagal, tidak ingin Rain semakin marah ia pun pergi.
Rain kembali menuangkan minuman ke dalam gelasnya, hanya setetes air saja yang keluar dari botol itu . " Sial " umpat Rain, ia sudah menghabiskan satu botol, lalu kembali meminta pelayan untuk membawakan nya satu botol minuman lagi.
Setelah minuman datang, Rain kembali minum dan menghabiskan kembali satu botol minuman yang ada di depan nya. Melihat kelakuan wanita tadi membuat ia marah, dan kemarahan nya ia lampiaskan dengan kembali meminum minuman haram itu.
Rain selalu menghabiskan waktu malam nya di sana, mencoba menenangkan pikiran nya dan mencoba untuk melupakan Sania.
Dari kejauhan, Rain tidak sadar jika ada seseorang yang memperhatikan nya dan diam - diam mengambil foto dirinya.l
****
Nenek Ana membawa sebuah totebag yang berisi pakaian untuk Bu Ratna, dan memberikan nya kepada Annisa untuk Annisa bawa.
" Ingat pesan nenek ya Annisa, jika nenek tiada. Jangan lupakan Bu Ratna "
" Nenek, tanpa nenek meminta, Annisa pasti akan menjaga Bu Ratna. Jangan berkata seperti itu lagi ya nek, nenek tidak akan pergi kemana - mana. Annisa pamit Nek, Assalamu'alaikum "
" Waalaikumsalam "
Annisa menjalankan sepeda motornya menuju Rumah sakit , setiap pagi dan sore Annisa akan berkunjung ke Rumah sakit untuk membawakan Bu Ratna pakaian ganti. Dan di sana akan ada perawat yang akan membantu Bu Ratna untuk mengganti pakaian nya.
" Assalamu'alaikum ibu " Annisa datang dan langsung duduk di samping Bu Ratna, Annisa menatap dalam wajah Bu Ratna yang terlihat pucat.
" Bu, Annisa datang lagi bawakan ibu pakaian. Ibu cepat sadar ya, Annisa dan nenek kesepian, kalau ada ibu, ibu pasti selalu menghibur kami " tanpa sadar Annisa meneteskan air mata nya, ia tidak kuasa menahan kesedihan melihat Bu Ratna koma seperti ini. Berbaring lemah dengan alat bantu kehidupan yang begitu banyak terpasang di tubuhnya.
Sudah beberapa Bulan Bu Ratna koma dan tidak sadarkan diri, Bu Ratna tinggal bersama Annisa, Nenek Ana dan kedua orangtua nya sejak Annisa berumur 15 tahun.
Sebelum nya Ayah Annisa menemukan Bu Ratna hanyut di pinggir sungai dengan badan yang penuh luka, Ayah Annisa mengira Bu Ratna sudah meninggal , dan setelah di periksa ternyata Bu Ratna masih hidup , dan Ayah Annisa membawa ibu Ratna ke rumah mereka. Mereka merawat Bu Ratna , dan setelah Bu Ratna sadar ternyata Bu Ratna kehilangan ingatan nya.
Bahkan nama dirinya sendiri saja Bu Ratna tidak ingat. Karena tidak ingat, nenek dan juga ibu memberikan nama Ratna. Nama yang sama seperti nama adik ibu yang sudah meninggal.
Ayah dan Ibu Annisa sudah mencoba mencari asal usul Bu Ratna, mereka juga ke kantor polisi untuk bertanya apakah ada seseorang yang kehilangan anggota keluarganya. Tapi ternyata tidak ada satu pun, melihat kondisi Bu Ratna, nenek dan kedua orang tua Annisa sepakat untuk merawat Bu Ratna dan berharap suatu saat nanti ingatan nya kembali.
Namun hingga sekarang ingatan itu tidak kembali, bahkan bertahun - tahun lama nya. Bu Ratna mengalami koma karena beberapa bulan yang lalu Bu Ratna terjatuh di kamar mandi dan kepala nya terbentur. Hal itulah yang membuat Bu Ratna tidak sadarkan diri dan koma hingga sekarang.
Setiap harinya Annisa selalu datang untuk menjenguk dan membawakan pakaian ganti untuk Bu Ratna.
Annisa terus mengajak Bu Ratna berbicara, walaupun tidak ada satu kata pun yang Bu Ratna ucapkan untuknya. Walaupun Bu Ratna tidak sadar, tapi Annisa yakin jika Bu Ratna mendengar apa yang ia katakan. Maka dari itu Annisa tidak pernah lelah untuk mengajak Bu Ratna berbicara dan berharap suatu hari nanti Bu Ratna akan sadar dari koma nya.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
Rie-Rie Ajja
ech judul ada revisi yaa..😊
2022-08-02
0
itanungcik
judul pertama liat kayaknya bukan ini,lw gak salah
2022-08-01
0