Annisa mempercepat langkahnya menuju apartemen, sudah pukul 7 malam Annisa baru bisa pulang. Annisa takut jika Rain sudah sampai terlebih dahulu sedangkan ia belum memasak makan malam.
Annisa masuk ke dalam apartemen dengan membawa dua kantong plastik yang cukup besar, sepulang dari rumah sakit Annisa menyempatkan diri untuk berbelanja. Dan semua sudah Annisa hitung untuk keperluan mereka seminggu kedepan.
Annisa menaruh kantong plastik besar itu di atas meja, Annisa berniat untuk memasak terlebih dahulu agar makan malam sudah siap sebelum Rain datang.
Annisa tidak tau makanan kesukaan Rain, tapi Annisa membeli semua bahan masakan dengan lengkap, mulai sayur,ikan,telur,daging dan lainnya sudah Annisa beli dan ia simpan di kulkas.
Annisa juga membeli buah - buahan, terutama buah mangga yang jumlahnya lebih banyak dari yang lain. Karena Annisa sangat menyukai buah mangga, buah yang juga menjadi favorit nenek Ana.
" Alhamdulilah, sudah selesai " ucap Annisa sembari melihat jam yang ada di dinding yang sudah menunjukkan pukul 8 malam.
Annisa menyiapkan makanan yang sudah ia masak di atas meja makan dan menyusun nya dengan rapi. Setelah itu Annisa pergi ke kamar untuk membersihkan diri sembari menunggu Rain datang.
*****
Sudah pukul 11 malam Rain tak kunjung pulang, Annisa saat ini sedang duduk di sofa sembari menonton televisi. Perut Annisa sudah berbunyi, cacing - cacing dalam perutnya sudah meronta - ronta.
Annisa sengaja belum makan karena ingin menunggu Rain, entah mengapa makan bersama lebih terasa nyaman dan enak dari pada harus makan sendirian.
Seperti halnya yang biasa Annisa lakukan di rumah nya.
Dari jam 11 malam kini sudah beralih ke jam 12 malam, Annisa tidak lagi bisa menahan lapar. Ia beranjak menuju dapur dan makan terlebih dahulu.
" Kata orang kalau sudah lapar makanan yang tidak enak pun akan menjadi enak, tapi kenapa rasanya tetap sama. Makan bersama memang lebih nyaman " batin Annisa sembari mengunyah makanan nya.
Annisa makan sembari melihat sekeliling apartemen, semua fasilitas sangat lengkap, bahan makanan di kulkas juga sudah lengkap, tapi terlihat sepi.
" Dimana kedua orang tua Rain ya, keluarganya yang lain mungkin, kenapa dia betah sekali tinggal sendiri di sini , sepi " terlintas di benak Annisa pertanyaan mengenai orang tua atau keluarga Rain yang belum Annisa ketahui.
" Dimana dia sekarang, tidak mungkin jika bekerja hingga larut malam seperti ini " Annisa berbicara sendiri, makan sembari menunggu Rain.
Annisa menggeleng - gelengkan kepalanya. " Sadara Annisa, sadar.. biarlah, itu bukan urusanmu. Jangan terbawa perasaan, kau hanya perlu bertahan selama setahun dan melakukan pekerjaan mu sebagai istri yang baik selama setahun ini. Bekerja yang keras agar bisa mencicil sedikit demi sedikit hutang mu kepadanya, semakin cepat, semakin cepat pula hubungan ini berakhir " Annisa menyemangati dirinya sendiri.
Selesai makan, Annisa kembali duduk di sofa sembari menonton televisi, mungkin karena efek kenyang dan mengantuk, Annisa pun tertidur.
Tak berselang lama Rain datang, dan ia terkejut melihat Annisa yang tertidur pulas di sofa. Rain hanya melihat Annisa sekilas lalu berlalu ke kamarnya untuk membersihkan diri. Setelah itu Rain kembali keluar untuk mengambil segelas air, Rain kembali melirik ke arah Annisa sejenak namun kembali tidak peduli dan pergi ke dapur.
Saat minum, Rain melihat di atas meja terdapat beberapa piring dan mangkuk yang tertutup rapi. Rain baru ingat jika ia meminta Annisa untuk menyiapkannya makan malam, dan benar Annisa memasak makan malam untuknya.
Rain berjalan ke arah meja dan melihat masakan Annisa. " Apa dia menungguku ? " ucap Rain dan pandangan nya melihat ke arah Annisa yang sedang tidur di sofa.
Rain duduk dan mengambil sendok untuk mencicipi sup daging yang Annisa buat. Rain kembali terbuai dengan kelezatan masakan Annisa, hingga tanpa sadar Rain memakan habis sup daging yang ada di depannya.
Padahal niat Rain hanya ingin mencicipi sup daging buatan Annisa, tapi malah sebaliknya. Rain justru melahap habis sup daging itu. Bukan karena Rain kelaparan, ia sudah makan malam di kantor nya bersama Reyhan.
Cabang perusahaan Rain di luar kota mengalami sedikit masalah, hal itulah yang membuat Rain dan Reyhan harus bekerja lembur.
Rain sebenarnya sangat pantang makan larut malam seperti ini, tapi gara - gara masakan Annisa. Rain lupa diri dan justru makan dengan lahap.
" Anda sudah pulang ? " tanya Annisa saat melihat Rain.
Annisa berdiri di belakang Rain, saat Rain sedang menaruh mangkuk di wastafel. Rain yang terkejut mendengar suara Annisa pun salah tingkah.
" Ada apa ? " tanya Rain, berbalik badan menghadap Annisa.
" Apa anda sudah makan ? apa yang anda lakukan ? " tanya Annisa sembari melirik - lirik ke arah belakang Rain, ingin melihat apa yang sudah Rain lakukan.
" Apa yang kau lihat ? aku ke dapur hanya ingin mengambil segelas air "ucap Rain.
" Oh.. saya sudah masak makan malam untuk anda, jika anda lapar, saya akan memanaskan sup nya dulu " ucap Annisa, berjalan ke arah meja untuk mengambil sup daging yang ia buat.
" Ti..tidak..perlu " ucap Rain berusaha menghalangi Annisa.
" Sup dagingnya..kenapa tidak ada ? aku menaruhnya di sini " batin Annisa saat tidak melihat lagi sup daging yang ada di atas meja.
" Kenapa ? " tanya Rain.
" Sup dagingnya tidak ada, bapak yang makan ya ? " tanya Annisa.
" Ma..ma..kan..oh..tidak, sup itu.. aku membuangnya " ucap Rain berbohong.
" APA !! anda membuangnya ? " tanya Annisa tidak percaya, antara kesal dan marah juga ada. Karena dengan gampangnya Rain membuang sup daging yang ia buat dengan susah payah.
" Kenapa anda membuangnya ? " tanya Annisa lagi.
" itu..itu..karena tadi aku melihat kecoa di dalam nya, lain kali tutup lah yang rapat. Atau tidak masukkan saja ke kulkas kalau belum di makan "
" kecoa ? bagaimana bisa di sini ada kecoa ? " tanya Annisa lagi.
" Ya..aku tidak tau, lain kali lebih teliti lah lagi membersihkan apartemen ini. Jangan sampai ada kecoa lagi yang berkeliaran seperti tadi. Sudahlah, aku lelah " ucap Rain lalu berlalu meninggalkan Annisa dan masuk kedalam kamar.
" Kecoa, bagaimana bisa ? " batin Annisa, Annisa berjalan ke arah wastafel, Annisa mengambil mangkuk yang ada di sana, dan mendekatkan mangkuk itu ke hidung nya.
" Ini bau sup daging, dimana dia membuangnya ? " Annisa membuka bak sampah yang ada di bawah samping kanan nya, tidak ada apapun.
" Jika Rain membuangnya, kenapa tidak ada di bak sampah ini , di wastafel juga tidak ada. Hanya mangkuk kosong "
Annisa melihat ke arah kamar Rain. " Jangan - jangan sudah di buang ke dalam perutnya " ucap Annisa sembari tersenyum.
" Rain..Rain..tinggal bilang saja kalau sudah di makan, apa susahnya. Untung saja ia makan , jika benar di buang aku tidak akan memasak lagi untuknya besok " ucap Annisa.
Bersambung..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
itanungcik
rain jangan sombong,nt bucin baru tau rasa ...
2022-08-24
0
Rie-Rie Ajja
Lucu iih si Rain ini, gengsi'y ktinggian
2022-08-24
0
heni diana
Bner bngt tuh nisa d buang ke perutnya gkgkgk
2022-08-24
0