" Bagaimana Pak ? Sah ? "
" Sah "
" Sah "
jawab salah satu warga yang ikut menjadi saksi dalam pernikahan Rain dan Annisa, Reyhan juga menjadi saksi dalam pernikahan itu.
Kini hanya dalam hitungan menit saja Rain dan Annisa sudah resmi menjadi suami istri. Setelah ijab kabul di ucapkan , satu persatu warga pun pamit pergi. Mereka tidak mempermasalahkan lagi video itu dan tidak lagi mengusir Annisa.
Annisa sejak sedari tadi hanya diam saja, bahkan ia masih saja duduk tanpa bergerak sedikit pun. Ada rasa bahagia dan juga kesedihan yang menyelimuti hati Annisa saat ini. Bahagia karena akhirnya ia tidak jadi di usir oleh warga, sedih karena ia terpaksa menikah dengan seorang lelaki yang tak ia kenal dan tak tau latar belakangnya seperti apa. Bahkan lelaki yang ia nikahi saat ini adalah lelaki yang waktu itu ingin memperko sa nya.
Nenek Ana saja tidak mengetahui akan pernikahan ini, apa yang akan Annisa katakan kepada nenek Ana, terlebih kesehatan nenek belum seutuhnya pulih, Annisa semakin sedih memikirkan hal itu. Belum lagi memikirkan masa depan nya nanti, bagaimana ia menjalani pernikahan ini ? pernikahan yang seharusnya terjadi karena berlandaskan cinta satu sama lain, bukan karena keterpaksaan seperti ini.
" Annisa..Annisa.. !! " panggil Reyhan yang membuat Annisa terbangun dari lamunan nya.
" I..iya Pak " Annisa beranjak dari duduknya, ia melihat sekeliling ruangan, Annisa baru sadar jika ia tidak melihat Rain.
" Kami akan pergi " ucap Reyhan.
" Iya Pak "
" Jangan panggil saya bapak, saya berasa tua kalau Panggil begitu, Panggil saja saya Reyhan " ucap Reyhan yang merasa terlalu tua karena di panggil Pak oleh Annisa.
Annisa hanya tersenyum tipis lalu menganggukkan kepalanya, tak lama orang yang di cari oleh Annisa datang.
" Aku menikahimu hanya karena tidak ingin kau di usir dari rumahmu sendiri, dan anggap saja ini permintaan maaf ku karena ulahku waktu itu " ucap Reyhan dengan nada dingin, wajahnya saja tampak dingin tanpa ekspresi.
Annisa melihat ke arah Rain, " Kata maaf bukan berarti mengembalikan semua nya, mengembalikan semua yang sudah rusak dan juga hancur. Tapi kata maaf yang ikhlas dan tulus akan melampaui semua itu "
Reyhan tersenyum tipis mendengar kata sindiran yang Annisa ucapkan kepada Rain. Menurut Reyhan apa yang di katakan oleh Annisa sudah tepat, seharusnya Rain meminta maaf dengan sungguh - sungguh, bukan justru seperti orang yang menyombongkan diri karena telah membantu Annisa bebas dari tuduhan warga lalu kemudian itu semua di anggap impas dan sebagai permintaan maafnya atas semua yang sudah Annisa alami.
Padahal jika bisa memilih, Annisa juga tidak ingin menikah dengan Rain. Dan jika saja Rain tahu, akibat ulah Rain itu begitu banyak masalah yang kini menimpa Annisa.
Jika Reyhan senyum - senyum sendiri mendengar ucapan Annisa, beda halnya dengan Rain yang hanya diam lalu menatap Annisa dengan dalam. Dan tak lama Rain pergi dari hadapan Annisa.
" Rain..kau mau kemana ? " teriak Reyhan sembari menyusul Rain.
" Kita pergi sekarang Rey " pinta Rain.
" Tapi Rain, kau tidak ingin berpamitan dengan Annisa. Atau mungkin ingin mengatakan sesuatu lagi ? kalian kan sudah menikah "
Rain menghela nafas panjang, sudah kesal dengan sikap Annisa. Sekarang Reyhan pun begitu , semakin membuat dirinya emosi. " Kau tidak mau mendengarkan ku, atau kau mau.. "
" Jangan Rain..baiklah, kita pergi sekarang " Reyhan segera masuk ke dalam mobil dan melajukan mobilnya. Jika sudah berkata seperti itu, artinya Rain sudah sangat marah. Jadi mau tidak mau Reyhan mengikuti apa yang di minta oleh Rain.
Rain meminta Reyhan untuk mengantarnya pulang ke apartemen, begitu sampai Rain langsung merebahkan dirinya di sofa. Rain merasa tubuh dan pikirannya sangat lelah. " Apa yang ku lakukan salah ? lihat betapa sombongnya wanita itu, dia tidak menghargaiku sama sekali, aku sudah mencari nya kemana - mana ,bahkan harus berjalan kaki melewati gang sempit, dan niatku juga ingin meminta maaf kepadanya. Tapi coba lihat , setelah aku membantunya dari kejaran warga, dia bilang aku tidak tulus ? "
Rain mengusap kasar wajahnya, " Apa dia pikir aku juga mau seperti ini ? aku juga tidak mau menikah dengannya, menikah dengan wanita yang tidak sama sekali aku cintai. Padahal bisa saja aku meninggalnya dan masa bodoh dengan yang ia alami. Tapi tidak ku lakukan karena aku kasihan kepadanya. Dan lihat itu, seharusnya dia melihat jerih payahku "
Karena kepala nya terasa pusing dan berat memikirkan semua yang terjadi , Rain beranjak dari sofa lalu menuju ke dalam kamar mandi. Rain berdiri di bawah shower dan membiarkan air turun membasahi tubuhnya. Air yang mulai turun membasahi kepala dan tubuh Rain perlahan membuat sakit di kepala Rain hilang.
****
Annisa hanya bisa menghela nafas panjang saat melihat mobil Rain pergi. " Lihat betapa sombong dan dinginnya lelaki itu " ucap Annisa.
Annisa kembali masuk kedalam Rumah, ia tatap sekeliling rumahnya. Annisa bersyukur ia tidak jadi di usir dari rumah , hanya rumah inilah satu - satunya peninggalan kedua orang tua Annisa dimana begitu banyak juga kenangan yang tersimpan di dalamnya.
" Hanya engkau yang mengetahui yang baik untuk setiap hambanya, aku tidak menyalahkanmu atas semua terjadi denganku saat ini. Aku hanya minta engkau selalu menguatkanku ya Allah, aku yakin semua yang sudah engkau gariskan ini akan menjadi indah untukku suatu saat nanti " doa Annisa.
Setelah menyiapkan beberapa pakaian untuknya dan juga Nenek Ana dan Bu Ratna, Annisa berangkat menuju Rumah sakit.
" Mba Annisa...!! " salah seorang perawat datang menghampiri Annisa.
" Ada apa suster ? " tanya Annisa.
" Nenek anda, denyut nadi nenek anda melemah "
Mendengar hal itu seketika raut wajah Annisa berubah pucat pasi, ia bergegas berlari menuju ruangan Nenek Ana. Di sana sudah ada dokter dan juga perawat yang sedang menangani nenek Ana.
" Nenek..nenek baik - baik saja kan ? Dokter, apa yang terjadi dengan nenek saya ? " tanya Annisa sembari menangis melihat nenek Ana.
" Denyut nadi nenek Ana tiba - tiba melemah, ibu Annisa yang tenang ya "
Kedua mata nenek Ana terbuka, ia tersenyum saat melihat Annisa yang sedang berdiri di depannya.
" Nenek.." ucap Annisa sembari menangis dan menciumi tangan neneknya.
" Jangan menangis Annisa " ucap Nenek Ana.
" Annisa, waktu nenek tidak akan lama lagi. Berjanjilah untuk menjaga dirimu sendiri dan juga Bu Ratna " nenek Ana kembali mengulangi ucapannya waktu itu.
" Jangan berkata seperti itu Nek, Annisa tidak mau nenek pergi "
" Berjanjilah Annisa "
Annisa terus saja menangis. " Annisa berjanji nek, Annisa janji akan menjaga diri Annisa dan juga Bu Ratna ".
Nenek Ana tersenyum, dan tak lama Nenek Ana kembali menutup kedua matanya.
" Nenek..nenek.. " Annisa mengguncang - guncang tubuh nenek Ana.
" Dokter, apa yang terjadi dokter ? nenek saya kenapa dok, kenapa nenek kembali memejamkan kedua matanya " Dokter kembali memeriksa Nenek Ana.
" Maaf Bu Annisa, nenek Ana sudah tiada "
Seketika airmata Annisa kembali pecah, lalu ia memeluk tubuh nenek Ana dengan erat.
Bersambung..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
itanungcik
bikin rein jatuh cinta sama anisa thor
2022-08-10
0
Rie-Rie Ajja
bagaimana nasib Anisa selanjut'y tanpa pekerjaan..??
2022-08-10
0