Annisa melajukan sepeda motornya menuju Rumah. Nenek Ana yang sedang berada di dapur bergegas keluar setelah mendengar suara sepeda motor yang terdengar di depan rumah nya.
" Assalamu'alaikum..nenek !!! " Annisa berlari kedalam rumah mencari Nenek Ana.
" Waalaikumsalam..Annisa !! " Nenek Ana dan Annisa saling berpelukan, bahkan Annisa memeluk nenek Ana dengan saat erat hingga air mata Annisa tak lagi dapat ia tahan.
" Annisa, kamu kemana saja ? nenek mengkhawatirkan mu, apa kau baik - baik saja ? kau baik - baik saja kan Annisa ? " Nenek Ana melonggarkan pelukan nya lalu mengelus lembut kedua pipi Annisa.
" Maafkan Annisa nek , maafkan Annisa " Annisa menangis lalu kembali memeluk Nenek Ana.
" Kenapa kau menangis Annisa ? Tidak ada yang terjadi denganmu kan ? "
Annisa terus menangis di pelukan nenek Ana , Annisa tidak kuasa menahan air mata nya, mengingat kejadian semalam. Walaupun tidak ada yang terjadi kepada nya, tapi tetap saja Annisa merasa ketakutan. Jika saja Rain tidak pingsan semalam, entah apa yang terjadi dengan Annisa. Bisa saja kesuciannya yang selama ini ia jaga di rampas begitu saja oleh seorang lelaki yang tak pernah Annisa kenal.
" Annisa..cerita sama nenek , kamu kenapa sayang ? semalam kau kemana saja ? Annisa baik - baik saja kan ? "
Annisa menatap dalam wajah Nenek Ana, Annisa di Landa kebingungan, haruskah ia bercerita kepada nenek Ana apa yang ia alami semalam ? tapi mengingat riwayat penyakit jantung yang nenek punya, apakah Annisa sanggup bercerita kepada Nenek Ana ? bagaimana kalau nenek tiba - tiba sakit setelah mendengar penjelasan nya ?
" Annisa..kenapa diam saja ? "
" Annisa.. maafkan Annisa nek, semalam Annisa... "
Dengan perlahan Annisa menceritakan kejadian yang menimpa nya semalam, Annisa tidak ingin menutupi hal ini kepada neneknya.
" Astagfirullahaladzhim..Annisa, jadi semalam kamu tidak pulang karena itu..tapi..Annisa baik - baik saja kan sayang ? tidak ada yang terjadi dengan Annisa ? " Nenek Ana terkejut dan menangis setelah mendengar cerita dari Annisa. Untung saja penyakit jantung Nenek Ana tidak kambuh setelah mendengar cerita nya.
" Alhamdulillah nek, Allah melindungi Annisa. Annisa baik - baik saja nek, tidak ada yang terjadi dengan Annisa nek "
" Syukurlah Annisa, maafkan nenek..maafkan nenek ya Annisa. Nenek tidak bisa menjaga Annisa dengan baik " Nenek Ana kembali memeluk Annisa.
" Sekarang Annisa mandi ya, setelah itu makan. Nenek sudah masak untuk Annisa " Nenek Ana melonggarkan pelukan nya lalu menyeka air mata yang membasahi wajah Annisa, Annisa tersenyum lalu kembali memeluk Nenek Ana dan tak lama setelah itu Annisa beranjak untuk membersihkan dirinya.
****
" Nek, Annisa berangkat kerja ya "
" Tapi Annisa, Annisa yakin ingin bekerja kembali di sana ? "
" Iya nek, ada apa ? "
" Tidak Annisa, hanya saja menurut nenek, lebih baik Annisa tidak usah bekerja di sana lagi "
" Maksud nenek ? "
" Nenek tidak ingin Annisa bekerja di sana lagi, nenek takut nanti nya kejadian ini terulang lagi Annisa . Annisa bisa mencari pekerjaan lain nantinya "
Annisa menghampiri nenek Ana dan menuntun nenek untuk duduk.
" Annisa mengerti nenek khawatir, tapi Annisa akan baik - baik saja nek. Dan Annisa akan menjadikan hal ini menjadi pelajaran untuk Annisa agar lebih berhati - hati. Allah pasti akan selalu melindungi Annisa, nenek jangan khawatir ya "
" Iya Annisa, tapi nenek.. "
" Tidak perlu khawatir nek " Annisa kembali meyakinkan Nenek Ana.
" Baiklah Annisa, tapi Annisa janji harus selalu berhati - hati dan menjaga diri Annisa "
" Iya nenek, kalau begitu Annisa berangkat ya nek. Assalamu'alaikum "
" Waalaikumsalam "
Sesampai di resto, Resty menghampiri Annisa dan langsung membubuhi Annisa dengan berbagai pertanyaan.
" Annisa..kemarin kamu kemana saja ? kenapa tidak ada kabar ? apa kau tau , pelanggan kita menghubungi ku dan memarahi ku karena pizza nya tidak sampai kepadanya, apa kau sudah mengantarnya Annisa ? Untung saja masalah ini tidak sampai ke atasan kita, ayo jelaskan Annisa, kau baik - baik saja kan ? "
Annisa mengajak Resty untuk duduk, lalu Annisa mulai bercerita kepada Resty.
" Apa ?? jadi..sebentar, aku cek lagi nomor kamar nya " Resty beranjak menuju meja kasir dan kembali melihat catatan alamat dan nomor kamar Apartemen yang di berikan oleh pelanggannya.
" Lihat Annisa, nomornya 406 , bukan 405 , oh..astaga..jadi aku menulisnya 405 ? " Resty menutup mulutnya dengan kedua tangannya, karena kesalahan nya hampir saja Annisa celaka.
" Astaga Annisa..maafkan aku.. " Resty meraih kedua tangan Annisa dan meminta maaf, bahkan kedua mata Resty terlihat berkaca - kaca, Resty benar - benar merasa bersalah.
" Tidak apa Resty, lain kali hati - hati dan teliti. Jangan sampai hal ini terulang " dugaan Annisa benar, Resty memang salah memberi tahu nya nomor kamar apartemen itu, ingin marah tapi rasanya juga tidak bisa karena semua juga sudah terjadi. Yang penting sekarang ia baik - baik saja dan tidak ada yang terjadi dengan Annisa.
" Terima kasih Annisa, aku benar - benar minta maaf. Aku janji tidak akan mengulangi hal itu lagi "
" Iya, oh ya apa ada yang perlu aku antar ? "
" Ada, aku lihat dan cek ulang ya alamat nya " Resty beranjak dan meninggalkan Annisa, ia ingin mengecek ulang alamat pelanggan mereka, jangan sampai ia salah untuk kedua kalinya.
*****
Sepulang mengantar pizza, Annisa kembali ke resto. Ada hal berbeda yang Annisa rasakan, resto pizza mereka yang biasanya ramai tampak sepi, dan beberapa karyawan di sana menatap Annisa dengan curiga dan dengan tatapan yang tidak bisa Annisa mengerti.
" Annisa.. ke ruangan saya sekarang !! " Annisa berniat mencari Resty, namun langkahnya terhenti saat melihat atasan nya datang dan meminta nya untuk ke ruangan nya.
" Resty " ucap Annisa setelah melihat Resty yang juga ada di ruangan itu.
" Bisa jelaskan kepada saya apa yang terjadi ? " tanya Pak Risky selaku manager resto.
" Jelaskan apa pak ? saya tidak mengerti ? " jujur Annisa memang tidak mengerti, baru saja datang ia sudah di panggil oleh manager nya dan langsung di minta untuk memberi penjelasan.
" Lihat " Pak Risky memberi ponselnya kepada Annisa dan meminta Annisa untuk melihat nya.
Annisa mengambil ponsel Pak Risky, menatap Resty dan juga Pak Risky bergantian.
" Lihatlah "
Annisa masih tidak mengerti dengan apa yang ada di ponsel pak Risky, Pak Risky meminta nya untuk memutar sebuah video ,tapi video apa ini ? Annisa tidak mengerti. Ia pun menekan tombol play, dan begitu melihat video tersebut, Annisa membulatkan kedua matanya, tidak percaya dengan apa yang ia lihat.
" Tidak..tidak..Pak..ini.. " Kedua mata Annisa berkaca - kaca mencoba menahan bendungan airmata nya.
" Bisa kamu jelaskan Annisa ? ini kamu kan ? " tanya Pak Risky.
Annisa hanya diam, di video itu..ya itu memang dirinya, tapi kenyataannya tidak seperti yang ada di video itu, terlihat sekali ada beberapa adegan video yang di editing, tidak seperti itu aslinya. Tapi bagaimana Annisa menjelaskan semua nya.
" Kenapa Diam Annisa ? Katakan !! itu KAMU KAN ?? " Pak Risky kembali bertanya dengan mengeraskan sedikit suara nya , membuat Annisa dan Resty terkejut. Resty menghampiri Annisa dan memeluk Annisa.
" Itu bukan salah Annisa pak, saya yang salah, saya sudah jelaskan kepada bapak kan " ucap Resty.
" Benar Resty, kamu memang sudah menjelaskan kepada saya , tapi kenyataan nya di video itu memang kamu kan Annisa ? " Pak Risky kembali bertanya.
" Di video itu memang saya Pak, tapi..yang terjadi bukanlah seperti itu Pak, tidak ada yang terjadi antara saya dan lelaki itu "
Pak Risky menghela nafas panjang setelah mendengar Annisa yang mengatakan bahwa memang dirinya lah yang ada di video itu.
" Mulai sekarang , kamu saya pecat !! "
Annisa dan Resty menatap Pak Risky, terkejut mendengar keputusan yang keluar dari mulut Pak Risky.
" Pak..saya mohon jangan pecat saya Pak, itu semua..video itu ada yang merekayasa Pak, tidak seperti yang ada di video itu Pak, saya mohon !! "
" Annisa benar Pak, dan semua ini bukan salah Annisa, saya yang salah Pak "
" Sudah, diam Resty. Apa kamu mau saya pecat juga ? "
Resty terdiam, ia bingung harus bagaimana, ia tidak ingin Annisa di pecat, tapi.. ia juga tidak ingin di pecat, ia adalah tulang punggung keluarga sama halnya dengan Annisa, bagaimana nasib keluarganya jika ia di pecat.
" Saya tidak bisa mempertahankan kamu di sini Annisa, kamu lihat di bawah. Baru beberapa jam saja videomu itu tersebar, resto kita jadi sepi. Jika kau tetap bekerja di sini dan melihat mu, yang ada mereka tidak ingin makan di sini, dan aku terancam bangkrut "
" Tapi pak..tidak bisakah bapak.. "
" Tidak Annisa, ini sudah keputusan saya "
Apalagi yang bisa Annisa perbuat selain menerima keputusan managernya, Annisa pun pergi dari ruangan itu di iringi Resty di belakang nya.
" Annisa, maafkan aku. Semua ini karena salah ku Annisa, aku..aku akan keluar juga dari resto ini Annisa " setelah berpikir panjang, Resty rasa ia juga lebih baik pergi dari resto itu, semua ini salah nya, dan tidak adil jika Annisa yang harus di pecat sedangkan ia tidak.
" Tidak..jangan.. " Annisa menarik lengan Resty.
" Tapi..Annisa.. "
" Aku baik - baik saja, keluargamu membutuhkan mu, kalau kamu berhenti bekerja disini, kamu akan bekerja di mana ? " apa yang dikatakan Annisa benar, mencari pekerjaan di kota sangatlah susah untuk Resty, jika harus mengulang dari awal pasti butuh waktu , sedangkan keluarganya sangat bertumpu kepadanya.
" Maafkan aku Annisa " Resty kembali menangis lalu memeluk Annisa.
" Aku akan baik - baik saja, ini bukan salahmu, jangan menangis lagi atau menyesal untuk hal ini. Kau mengerti ? " Resty hanya menganggukkan kepalanya, ia senang dan bersyukur mempunyai teman sebaik Annisa.
" Aku pergi ya Resty, Assalamu'alaikum "
" Waalaikumsalam "
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
heni diana
Thor mash menant juga kelanjutan cerita zee dan zhio.
2022-08-05
0
Rie-Rie Ajja
iNi lpasti ulah si Rain...kasian Anisa
2022-08-05
0
itanungcik
kayaknya perbuatan rein,jadi nanti rein nawarin pekerjaan sama anisa
2022-08-05
2